Benang Merah Sherina
"Eh, namaku ada Ndak disitu Ren?" Tanya gadis berjilbab kusut itu dengan penasaran
"Bentar Rin, ini aku puyeng banget lihat tulisan kek semut baris gini.." Sahut gadis yang bernama Reni, ia merasa kesal dengan temannya ini. Bukannya diam, ia malah mengganggu konsentrasinya.
"Haduh, lamanya ren, biar aku saja yang lihat kamu mundur gih" Ucapnya dengan tidak sabaran sembari berusaha membelah kerumunan para santri putri.
Akhirnya dengan pasrah Reni membiarkan temannya itu maju dan ia yang mundur. Sungguh, saat ini suasana sedang tegang bercampur panas karena banyaknya kerumunan.
Hijab kusut dan baju ber nametag "Sherina Moonaf A.H" sudah tidak rapi lagi, wajah penuh keringat serta jangan lupakan kaca mata minus yang sedari tadi ia benarkan supaya matanya bisa melihat dengan benar.
"Rin sebenarnya kamu bisa lihat Ndak sih, kok dari tadi cuma merem melek aja. Sini deh, mending aku aja yang cari nama kita" Ucap Reni dengan gemas ketika melihat gadis bernama Sherina itu hanya mengerjapkan matanya berulangkali, karena matanya yang tidak bisa diajak kompromi. Belum lagi suasana begitu riuh membuat Sherina tidak bisa berkonsentrasi.
Akhirnya dengan pasrah Sherina mundur, walaupun sebenarnya dirinya sangat ingin mencari namanya. Karena ini adalah salah satu cara untuk dirinya bisa bebas dari abinya.
"Namaku lolos Rin, Alhamdulillah aku bisa lanjut kuliah dengan gampang Rin...!! Bismillah tinggal satu langkah lagi" Teriak Reni dengan suka cita sembari memeluk Sherina
"Masyaallah ren, Alhamdulillah.." Teriaknya ikut senang
Tak berselang lama raut wajah Sherina berubah menjadi sendu karena namanya belum juga ditemukan "Sepertinya aku harus ikut seleksi berikutnya deh ren, setidaknya aku bisa ambil jalur tes" Ucapnya pasrah dan menunduk
Reni yang tidak tega melihat sahabatnya sedih segera berbalik dan berusaha mencari nama Sherina. Reni tidak tau Sherina akan lolos atau tidak. Sebenarnya Sherina anak yang pintar tapi terkadang kepintaran nya terkalahkan dengan rasa malasnya. Tapi tidak ada yang mustahil bukan, siapa tau ketika ujian Sherina mendapatkan bisikan setan baik waktu mengerjakan ujian dengan benar.
"Udah ren, kita ke kantin aja yuk, haus banget nih dari tadi disini" Ucap nya sembari menarik tangan Reni dari kerumunan, dirinya sudah menyerah.
"Ayuk ren, capek juga dari tadi berdiri disini" ucapnya sekali lagi, tapi tidak digubris oleh Reni yang masih sibuk mengurut nama di papan pengumuman
"Eh.. Eh... Ini nama kamu Lo Rin..!! Kamu lolos tau Rin..!! Alhamdulillah.." teriak Reni dengan girang sembari menghadap ke arah Sherina. Sherina yang tidak percaya langsung saja mengambil alih tempat Reni berdiri dan berusaha melihat langsung.
Mereka berdua berpelukan sembari berteriak kegirangan. Kedua gadis itu melangkahkan kakinya dengan lapang ke arah kantin karena merasa kehausan setelah tadi di jemur dilapangan, belum lagi adegan berhimpitan hanya untuk mencari sebuah nama. Siapa yang tidak senang bisa mendaftar ke perguruan tinggi tanpa tes alias lewat jalur undangan atau raport.
"Akhirnya ren, aku bisa bebas dari Abi. setelah ini aku mau cari kampus yang jauh sekalian ah, biar Abi Ndak bisa mantau" Ucap Sherina dengan senang
"Yakin? aku tau banget bagaimana Abi kamu itu Rin, lagian kamu hidup tinggal enak-enak nya saja malah cari hidup yang susah. Bukannya apa-apa, seharusnya kamu seneng dong, setelah lulus dari sini berangkat ke Kairo. Kurang enak apa coba? Dan jangan lupakan Kairo itu jauh banget sesuai dengan keinginan kamu" Sahut Reni dengan memasukkan cilok panas ke mulutnya
"Tapi bukan Kairo juga lah.." jawab Sherina dengan enteng. Sebenarnya akan lebih bagus jika ia ke Kairo, karena ia bisa bebas dari abinya. Tapi yang menjadi masalah abinya akan terus berharap kepadanya dan Sherina takut jika suatu saat nanti akan mengecewakan abinya karena ia merasa kemampuannya tidak mumpuni
"dan itu kan yang kamu lihat ren, semua orang juga bilang kalau hidup aku ini enak. Padahal Ndak sama sekali. Bayangin, mau apa-apa harus laporan, mau ini harus ada izin, harus ini harus itu. Aku ini capek tau ren, iya kali kalau aku mau jadi ustadzah, tapi masalah nya aku tuh merasa Ndak mampu dan Ndak pantas kalau Abi mengarahkan aku kesana" lanjutnya dengan menggebu
"Terus setelah ini kamu mau lanjut kemana? Mau tetep di Semarang apa mau ambil di solo, atau di Jogja? kalau aku sepertinya mau ambil di Surabaya ah, sekalian pulang"
"Aku ikut kamu ren" Sahut Sherina dengan singkat
"heh, yakin..? Abi kamu pasti ngereog nantinya Rin. Kamu Ndak inget, kamu pernah ke ndalem nya Abi sama umi di Surabaya aja beliau marah-marah. Padahal itu hanya berkunjung dan itu sama aku lo, apalagi nanti kamu mau ikut aku kuliah di Surabaya" Ucap Reni tidak yakin.
Dulu Sherina pernah ikut Reni pulang kerumahnya di Surabaya. Sherina mengira jika abinya tidak akan mendapatkan laporan dari pondoknya jadi ia ikut liburan ke rumah Reni sekaligus berkunjung ke pondoknya Reni di Surabaya. Alhasil Sherina di marahi habis-habisan oleh abinya. "Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan kamu..? kamu ini putrinya Abi satu-satunya" Sherina mengingat betul ucapan abinya itu dan menurut Sherina itu berlebihan karena dirinya masih punya kaka laki-laki
"Iya sih..." Jawabnya dengan pasrah sembari mengaduk es teh yang ia pesan
Rina dan Reni bisa dikatakan sebagai si kembar tidak terpisahkan. Kemana pun mereka selalu bersama. Eh, tapi bukan kembar dua tapi kembar tiga. Ada satu lagi teman perempuan mereka tapi saat ini entah kemana dia, karena mereka hanya berdua saja.
Terkadang Sherina merasa iri kepada Reni ataupun teman nya yang lain. Mereka diberikan keleluasaan oleh kedua orangtua mereka. Padahal orangtua Reni juga mempunyai pondok sendiri di Surabaya. Tetapi kata Reni orangtuanya mengirimnya mondok ke Semarang supaya lebih mandiri saja. Tidak seperti Sherina, pondok yang ia tempati saat ini jaraknya hanya satu jam an dari rumah nya.
Sherina Moonaf Alhabsy putri kedua dari keluarga Habsy dan termasuk keluarga konglomerat di Semarang. Abi Sherina, Manaf Alhabsy adalah keturunan Arab Pakistan yang memiliki usaha di bidang perdagangan tekstil dan sudah merambah ke usaha kayu ukir dan Mabel yang bernilai fantastis.
Sherina gadis enerjik dan periang itu terkadang merasa bahwa kehidupan nya sangat di kekang oleh abinya. Pada kenyataannya Manaf hanya mengarahkan Sherina ke hal yang baik. Manaf ingin Sherina belajar agama dan bisa lanjut sekolah di Kairo. Tapi yang menjadi masalah adalah Sherina tidak mau dan tidak siap jika harus menjadi yang seperti abinya pinta.
Sherina lahir di kota Semarang dan mondok di salah satu pondok internasional di Semarang. Tidak pernah sekalipun Sherina beranjak ke kota lain.
"Helo guys, assalamualaikum..". Teriakan melengking gadis berbaju bebas itu membuat Sherina dan Reni kaget
"Waalaikumsalam, eh ada Ipeh dateng. Mana oleh-oleh dari Jogja?" Tanya Sherina dengan mengulurkan tangannya
"Eh rin, jangan panggil Ipah ipeh geli banget tau. Nama ku Syena ya..! Nama bagus-bagus dipanggil Ipeh(Syarifah). Ndak inget situ juga Ipeh. Nanti kalau aku panggil kamu ipeh ngamuk Ndak terima" sahut gadis itu dengan melengking, Sherina yang mendengar Omelan teman nya ini tertawa terbahak bahak
"Please jangan bertengkar, kalian berdua sama ya. Jadi terserah kalian lah mau manggil bagimana. Tapi kalau aku lebih enak panggil nama aja. Ya kali nanti kalian panggil aku Ning Nang gung. Sumpah itu nggak lucu" omel Reni menengahi
Sherina dan Syena tertawa terbahak-bahak. "Kok tau kalau kita mau manggil begitu" Sahut Sherina
"Please jangan mulai lagi" Jawab Reni memutar bola matanya malas.
"Eh btw kamu kok cepet syen, aku kira kamu balik nanti waktu acara perpisahan aja" Tanya Sherina
"Kan aku pulang cuma mau ambil berkas aja Rin, kebetulan semua berkas aku ada di Jogja. Kamu tau sendiri kan mamah sama abi lebih sering di Jogja. Jadi ya gitu, hampir semua pindah kesana" Jelas Syena sembari menyeruput es teh Reni tanpa permisi. Reni yang melihat hal itu hanya melengos saja
"ini ada makanan dari mbak ipar aku, kalian harus coba" Syena mengeluarkan makanan dari Tote bag nya
"masyaallah terimakasih"
"uh Terimakasih syen, salam buat mbak ipar kamu ya" ucap mereka bersama
"Gampang kalau itu mah, sekali-kali kalian harus ikut ke Jogja. Mbak ku itu pinter banget masak dan dia baik banget" Jawab Syena dengan tersenyum
"Siap lah, nanti bisa ketemu sama habib Haidar yang tampan" Sahut Reni bercanda
"Jangan aneh-aneh, bang idar sudah ada yang punya. Kalau mau sama Abang aku yang bontot Ndak papa" Ucap Syena
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
apa si Sherina ini yah calon yang akan dijodohkan sama Zaki yah,,,
2025-04-16
1