Setalah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, Sherina dan Safiq sampai dirumah megah nan mewah bergaya arab itu.
"Assalamualaikum.." Ucap mereka berdua
"Waalaikumsalam salam anak Umi yang masyaallah cantik" jawab Umi Salma
"Umi kangen banget sama dedek, gimana kabarnya?" Tanya Umi Salma dengan antusias
"Mami nih, Sherin Ndak ketemu mami cuma tiga bulan yang lalu Lo. Mami berlebihan kayak Abi tau" Sahut Sherina dengan kesal tapi tak ayal ia menerima ciuman dan pelukan dari Umi Salma
"Kamu tu dek alay banget, mami mami panggil umi. Sejak kapan umi jadi mami, kakak geli Lo denger nya" Sahut Safiq sembari membawakan barang adiknya. Begitulah Sherina yang dengan seenaknya sendiri memanggil umi Salma mami. Tapi itulah sikap konyol sherina yang apa adanya
"Ndak papa lah kak, terserah adik mau manggil apa. Tapi umi lebih seneng dipanggil umi aja Lo dek. Kalau di panggil mami rasanya Ndak cocok karena terlalu bule" jelas Umi Salma sembari terkekeh pelan
"Iya iya umi nya mami Salma" Goda Sherin dengan terkekeh
"ngomong apa itu anak, di pondok kan biar gennah kok malah Ndak gennah" gumam Safiq sembari menggelengkan kepalanya ketika mendengar ucapan absurd dari Sherina
"umi mau siapin makan dulu, kamu bersih-bersih dulu habis itu makan ya.." Ucap umi Salma dengan lembut
"Siap mi" jawab Sherina dengan meletakkan tangannya di kening sebagai tanda hormat
Jangan sebut gadis ini Sherina jika ia menuruti perintah uminya. Ucapan siap bagi Sherina adalah siap-siap tidak di kerjakan.
Tak ayal Sherina malah merebahkan tubuhnya di sofa empuk rumahnya. Sherina memandang langit ruang keluarga yang begitu penuh dengan ukiran. Sama seperti pikiran Sherina yang saat ini begitu rumit. Sherina bingung akan melanjutkan hidupnya seperti apa. Rasanya hidup Sherina sangat flet dan tidak menyenangkan. Ia merasa bahwa masa bersenang-senang dan seru-seruan nya telah usai saat masa Aliyah nya usai.
Sama seperti kata Reni dan Syena, kalau saat ini adalah fase dimana penentuan untuk masa depannya nanti. Tapi bagi Sherina, semua ketentuannya sudah diatur oleh abinya, lalu apa yang bisa Sherina perbuat.
"Anak gadis jangan ngelamun di sofa Rin. Ayo cepet bersih-bersih ganti baju habis itu makan" Suara bass itu membuat Sherina terkejut dan tersadar dari lamunannya
"Eh Abi.." ucap Sherina sembari mengusap tengkuknya dan bangun dari rebahan nya
"Abi kok tumben di rumah sih" Celetuk Sherina tidak bisa mengontrol nada bicaranya
"Lah suka-suka Abi dong, kenapa? Kayaknya kamu Ndak suka kalau ada Abi di rumah" Sahut Abi Manaf dengan menghampiri putrinya
"Maaf bi, maksud Sherina kok tumben Abi di rumah. Biasanya jam segini Abi kan sibuk di gudang atau kalau Ndak di toko" Ralat Sherina dengan cepat
"Habis makan siang Abi berangkat ke gudang" Jawab Abi Manaf sembari duduk di sofa tunggal
"Oh gitu, Ya sudah Sherin mau ke kamar dulu ya bi" Ucap Sherina dengan beranjak pergi
"Mau kemana..? Abi mau bicara sebentar"
Sherina berhenti dan menghela nafas kasar
"Aduh Abi ini mau buat gebrakan apalagi" gumam Sherina dalam hati
"Iya bi, Abi mau bicara apa? Boleh Ndak kalau Sherina mandi dulu sebentar. Habis ini sekalian makan siang aja Lo Bi. Kasihan umi nanti nunggu lama" Sherina berusaha kabur dari pertanyaan abinya
"oke kalau begitu" Jawab Manaf singkat
Sherina dengan cepat ngacir ke kamarnya.
Walaupun Sherina sudah mengulur waktu untuk tidak berbicara dengan abinya, tapi mau bagaimana pun ia harus tetap menghadapi abinya itu
Semua keluarga berkumpul di meja makan, begitulah keluarga kecil mereka yang harmonis.
Manaf adalah keturunan dari Al-Habsy seorang guru besar pengasuh pondok di Pakistan dan masih keturunan dari para habib besar di sana. Tapi pondok mereka sudah banyak di bangun di banyak daerah di Indonesia
Manaf sedikit berbeda dengan saudara-saudara nya yang melanjutkan dakwah dari abinya. Manaf lebih memilih menjadi pengusaha, tapi jangan salah usaha manaf sukses luar biasa.
Bukan Manaf tidak mau seperti kakak-kakaknya. Tapi dirinya merasa tidak mampu dalam bidang itu. Dari dulu memang dirinya lebih senang berwirausaha. Itulah kenapa dirinya lebih memilih Semarang sebagai tujuan hidupnya. Selain bisnis, Manaf ingin mengasingkan diri dari keluarga besarnya yang tinggal di Jakarta.
Tidak banyak yang tau jika Manaf adalah seorang Al-Habsy. Maka dari itu ia ingin agar anaknya bisa berkecimpung di jalur agama. Tapi harapannya musnah ketika Safiq lebih pandai berbisnis seperti dirinya.
Setelah itu lahirlah sang putri Sherina, tekad Manaf kembali lagi. Ia akan mendidik dan membentuk Sherina sesuai dengan apa yang ia harapkan.
Tapi Manaf tidak tau jika keputusannya selama ini membuat Sherina tertekan.
"Abi akan mendaftarkan kamu ke Kairo Rin. Jadi secepatnya kamu urus keperluan kamu di pondok" ucap Manaf tanpa basa-basi
Seketika semua terkejut, begitu pula dengan Sherina. Sherina menghentikan makannya, nasi biryani kesukaannya tiba-tiba menjadi hambar.
"Abi yakin? umi Ndak bisa jauh dari Sherin bi" Ucap umi Salma dengan cemas sembari menoleh kearah putrinya
"Yakin mi, sesuai keputusan awal Abi" Jawab Abi manaf dengan tenang
Safiq yang merasa tidak berkepentingan hanya diam mendengarkan
"Tapi Abi harus tanya ke Sherin dulu bi. Jangan memutuskan sendiri" umi Salma berusaha membela putrinya. umi Salma tau jika putrinya tidak setuju untuk berangkat ke Kairo
"Ndak bisa mi, Abi tau apa yang terbaik untuk Sherina"
"Tapikan bi_"
"Bagaimana jika kita dengarkan pendapat dari Sherin dulu" Sahut Safiq melerai perdebatan orangtuanya
Semua mata memandang kearah Sherina, sedangkan yang menjadi pusat perhatian malah asik dengan lamunannya
"Dek, hei kok ngelamun?" tanya Safiq sembari menyenggol lengan adiknya
"ha..? Ada apa kak?" Tanya Sherina dengan memandang kakaknya
"Itu Lo Abi mau kamu berangkat ke Kairo. Kamu itu mau apa Ndak" Ulang Safiq dengan gemas
Sherina tau apa yang di ucapkan abinya. Tapi ia masih memutar otak nya untuk membuat alasan yang tepat
"Sherina_" Ucapan Sherina terhenti karena ponselnya bergetar
"Haduh sebentar ya bi, ada telepon penting" Ucap Sherina ketika melihat ponselnya bergetar dan tertera nama Reni dilayar ponselnya
"Iya kamu angkat dulu siapa tau penting dek" Ucap umi Salma
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
kira" gimana jawaban Sherina tuk menolaknya yah,,,
2025-04-16
0