ngelamar

“Ya gak gimana-gimana lah Ran. Ikutin alurnya aja. Tapi yang pasti, sekarang gue mau ngelamar perempuan.” Ucapku mantab

“Perempuan? Siapa? Gue kenal ga?” tanya Randy

“Ga. Lo ga kenal. Gue aja baru kenalnya kemarin.” Ucapku

“Gila lo suf. Baru kenal udah mau ngelamar aja.” Ucap Randy

“Ga apa-apa kan Ran. Namanya juga udah merasa cocok.” Jawabku

“Ya udahlah.. Terserah lo aja dah.” Ucap Randy

Setelah mengucapkan itu, telponpun ditutup oleh Randy.

“Kebiasaan ni orang satu ya. Ga ketemu, ga di telpon, pasti aja seenaknya sendiri kaya’ gini.” Gumamku

“Ya udahlah.. Eh ya, hari ini kan hari libur. Pasti Aisyah ada dirumah. Kesana ah.” Ucapku sambil bangkit dari tempat tidur

Setelah beberapa saat, aku pun selesai merapikan diri dan langsung berangkat menuju rumah Aisyah

‘tok.. tok.. tok..’ akupun mengetuk pintu rumahnya

“Ya sebentar..” ucap seseorang dari dalam.

“Eh pak Dokter. Silakan masuk.” Ucap Nuri

“Iya makasih.” Ucapku dan langsung duduk

“Dokter mau minum apa?” tanya Nuri

“Ga usah repot-repot. O ya, mba Aisyahnya ada dirumah?” tanyaku

“oh mba Aisyah nya masih tidur. Masalahnya semalam dia ga bisa tidur karena kepalanya sakit lagi.” Jelas Nuri

“Apa? Sakit kepala lagi?” tanyaku khawatir dan Nuripun mengangguk

“Dek, bisa antarkan saya ke kamarnya mba aisyah?” pintaku

“oh.. Ya udah ikut saya.” Ucap Nuri dan akupun langsung mengikutinya

Setelah aku masuk ke kamarnya, akupun ngelihat dia lemas sekali dan pucat.

“Aisyah.. Aisyah..” ucapku mencoba membangunkannya

“Hmm..” ucapnya lirih. Berusaha membuka matanya

“Kamu pusing lagi Aisyah?” tanyaku dan Aisyah pun hanya mengangguk

“Apa sekarang masih pusing?” tanyaku dan dia menggeleng

“Apa kamu mual?” tanyaku lagi dan dia juga menggeleng lagi.

“Ya udah. Dek Nuri, bisa bantu saya carikan bubur ayam?” tanyaku

“Baik Dok.”Jawabnya

“Ini uangnya. Kamu dan Adit udah pada sarapan?” tanyaku lagi dan dia hanya menggeleng

“Ya udah beli 3 sekalian ya.” Suruhku dan diapun mengangguk

Setelah beberapa saat, Nuripun datang dan memberikan satu bungkus untuk Aisyah.

“Aisyah, kamu makan dulu ya, setelah itu kamu minum obat.” Ucapku dan dia mangangguk

Namun ketika dia akan menyendok makanannya, sendoknya tiba-tiba jatuh dan tangannya gemetaran. Aku yang melihat kodisi lemasnya pun akhirnya menyuapinya

Setelah menghabiskan hampir separuh, akhirnya dia menyudahinya lalu meminum obatnya. Sementara bubur ayam sisanya aku makan.

“Dok, kok makanan sisa saya dokter makan?” tanyanya lirih

“Ga apa-apa.” Jawabku singkat

“Tapikan Dok..” ucapannya terputus ketika kepalanya terasa pusing lagi

“Kamu pusing lagi?” tanyaku khawatir

“Iya sedikit.” Jawabnya

“Ya udah, jangan terlalu banyak ngomong dulu. Lebih baik kamu tidur lagi.” Pintaku dan diapun mengangguk

Aku yang memang sedang senggang, akhirnya menemaninya.

“Dok, dokter kenapa masih disini?” tanyanya saat terbangun

“gak apa-apa. Kamu masih pusing?” tanyaku memastikan

“Udah gak dok. Udah mendingan.” Jawabnya

“Oh baguslah. Kamu sering begini Aisyah?” tanyaku

“Iya. Tapi disaat-saat tertentu aja.” Jawabnya

“Maksudnya?” tanyaku bingung

“Iya Cuma disaat saya sedang banyak pikiran dan kurang istirahat aja.” Jelasnya

“Nah, klo begitu mulai sekarang kamu ga usah cape’-cape’ kerja lagi ya.” Ucapku

“Tapi dok, klo saya ga kerja, nanti biaya sekolah dan biaya sehari-hari gimana?” tanyanya bingung

“Aisyah, dengarkan saya, mulai sekarang semua biaya kamu dan dan adik-adikmu biar aku yang nanggung.” Jelasku

“Tapi Dok, saya ga ngerti maksud Dokter.” Ucapnya bingung

“Begini, sebenarnya tadi tujuan saya kesini itu untuk melamar kamu. Apakah kamu bersedia menikah dengan saya?” tanyaku

“Dok, saya ga salah dengarkan Dok?” tanyanya masih ga percaya

“100% ga. Kamu ga salah denger.” Ucapku

“Tapi kenapa Dok?” tanyanya

“Ya ga kenapa-kenapa. Saya cuma merasa cocok sama kamu.” Jawabku

“Tapi apa ga baiknya jika Dokter berfikir dua kali. Masalhnya Dokter lihat sendiri kondisi dan keadaan saya saat ini. Saya ga mau Dokter menyesal nantinya.” Ucapnya

“Aku ga akan menyesal. Karena cinta yang aku rasakan saat ini adalah cinta karena ibadah. Aku ga mengejar Dunia. Aku hanya mengejar akhirat.” Jawabku

“Dokter..” ucapnya

“Bagaimana? Apakah kamu mau menerima lamaranku ini?” tanyaku lagi

Diapun berfikir sejenak. Karena aku tau, lamaranku ini sangat mengejutkannya

“Aku mau tanya sekali lagi. Apa Dokter benar-benar yakin dengan perkataan Dokter ini? Apakah Dokter juga tidak akan menyesal nantinya.” Ucapnya khawatir sekaigus memastikannya juga

“Aisyah, aku benar-benar yakin dengan apa yang aku katakan ini. Dan aku juga tidak akan menyesalinya.” Jelasku dengan wajah serius

“Baiklah Dok, jika itu keinginan Dokter. Aku akan menerima lamaran Dokter.”Jawabnya

“Terima kasih Aisyah. Hari ini aku akan pulang untuk memberitahukan hal ini pada orang tuaku. Setelah itu, aku akan mengurus semuanya. Kamu istirahat dan jaga diri kamu selama aku ga ada didekat kamu. Gimana?” ucapku

“Baiklah Dok.” Jawabnya

“Tapi sebelum Dokter pergi, saya mau Dokter juga memberitahukan hal ini pada kedua adik saya.” Pintanya

“Baiklah.” Jawabku

Setelah menjawab itu, Aisyahpun memanggil kedua adiknya

“ada apa mba?” tanya keduanya

“Dek, Dokter ini melamar mba untuk jadi istrinya. Apakah kalian mau menerima Dokter ini menjadi kakak ipar kalian?” ucapnya lembut

“Wah setuju banget. Iya ga mas Adit? Dengan begini, ketika mba kesakitan lagi, udah ada Dokter yang akan merawat mba.” Jawab Nuri polos dan kami bertigapun tersenyum

“Ya udah sekarang saya pulang dulu untuk mengurus semuanya. Kalian tolong jagain mba kalian ya selama saya ga ada.” Ucapku sambil berpamitan

Dalam perjalanan pulang kerumah, hatiku sangat berbunga-bunga karena ternyata Aisya yang aku cintai menerima lamaranku.

******************************

Sesampainya dirumah, aku duduk termenung. Karena aku bingung sekali cara memberitahukan kabar ini pada kedua orang tuaku.

Tapi walo apapun yang terjadi, aku harus tetap bersama Aisyah. Baik direstui atau tidak.

“Baiklah.. Akan ku coba menelpon Ayah dan Ibu.” Gumamku dalam hati

‘tut.. tut.. tut..’ suara nada sambung telpon

“Hallo..” ucapku

“Hallo sayang. Gimana kabarnya kamu disana?” tanya ibu

“Baik bu. Ayah ada ga bu?” tanyaku

“Kamu ingin bicara dengan ayahmu?” tanya ibu

“Ga bu. Aku sebenarnya ingin bicara dengan kalian berdua.” Ucapku

“o ya udah klo begitu. Ibu akan memanggil ayahmu dulu.” Ucap ibu

“Iya bu.” Jawabku

“Ayah.. Ayah.. Yusuf telpon nih. Katanya ingin bicara sama kita berdua.” Teriak ibu memanggil ayah yang terdengar di telpon

“Iya.. Iya.. Aku ke sana.” Jawab ayah

“Nih ayah kita loadspeaker aja ya. Masalahnya yusuf ingin bicara dengan kita berdua.” Ucap ibu

“Oh ya udah klo begitu.” Jawab Ayah

“Hallo nak. Gimana kabar kamu disana?” tanya Ayah

“Aku baik-baik saja ayah.” Jawabku

“Lalu bagaimana dengan kerja dan kuliahmu? Apakah semuanya lancar?” tanya ayah

“Iya Ayah. Semuanya lancar.” Jawabku

“lalu apa ada hal penting yang mau kamu sampaikan pada kami, nak?” tanya ibu

“Iya bu. Ini masalah menikah.” Ucapku

“Apa? Kamu sudah menemukan wanita yang kamu cintai sayang?” tanya bunda terkejut

.

.

.

.

Bersambung...

Author minta maaf karena pada episode 1, tulisannya terlalu kebanyakan...🙏

Jangan lupa comen dan like ya...🙏

Terpopuler

Comments

gercep

2022-12-21

1

Rubby Naura

Rubby Naura

💚💚💚

2022-05-24

0

Rubby Naura

Rubby Naura

💚💚💚

2022-05-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!