Cintaku karena ibadah

Cintaku karena ibadah

pertemuan

# Yusuf Abraham

Pagi ini di kota A, aku bernama Yusuf Abraham biasa dipanggil Yusuf sedang melaksanakan studi S2 bidang kesehatan jurusan kedokteran.

Biasanya, setiap harinya aku juga bekarja Rumah Sakit Umum di Kota A.

Hari-hari aku menjalaninya dengan padat. Hingga aku sama sekali tak ada kesempatan untuk mencari pendamping

Sudah sering aku disuruh untuk segera menikah, namun apalah daya, aku belum bertemu dengan jodohku.

******************************

“Hai Yusuf, lo kenapa terburu-buru?” tanya Randy sahabatku

“Hari ini gue ada kelas dan setelah itu gue ada kerjaan mendadak di Rumah Sakit.” Jelasku

“Lha bukannya lo harus jaga siang ya?” tanya Rendy

“Dokter yang harus jaga pagi ini tiba-tiba ga bisa datang karena urusan pribadi. Jadi guelah yang gantiin dia sekarang.” Jelasku

“oh begitu rupanya. Ya udah. Good luck ya.” Ucap rendy sambil berlalu ninggalin aku.

“Ish tuh anak ya, main pergi gitu aja. Ckckck...” gumamku sambil melanjutkan langkahku

******************************

“Eh tu liat kak Yusuf. Keren ya. Denger-denger dia sedang meneruskan study S2 nya lho.” Ucap salah satu mahasiswi kedokteran tingkat 2.

“Iya ya.. Beruntung banget perempuan yang jadi istrinya ya.” Ucap mahasiswi satunya lagi.

Aku yang mendengar itu hanya tersenyum kecut. Masalahnya, hidupku itu tak seindah yang mereka pikirkan. Apalagi masalah jodoh.

“Hai yusuf, kita ke kelas bareng yuk.” Ajak cindy orang yang katanya sih suka sama aku.

Tapi sayangnya aku ga suka dia karena terlalu caper.

“Terserah.” Jawabku dingin

Setelah menjawab begitu, akupun langsung mempercepat jalanku. Karena malas banget deh jalan berdampingan ma nih cewek

“suit.. suit.. pagi-pagi udah mesra banget. Udah jadiin aja yusuf. Takut ntar keburu diambil orang lho.” Celetuk salah seorang teman sekelas dan akupun ga menghiraukan ocehan mereka

Tapi sayangnya hal ini tuh malah dianggap serius ma si cindy.

“eh yusuf, lo dengerkan teman-teman dikelas ini. Mereka setuju klo kita jadian lho.” Ucap cindy penuh harap

“Ngarep banget sih lo. Gue ga minat tuh ma lo. Gue udah punya pacar tau.” Ucapku ngasal

“haizz.. Aku tuh tadi ngomong apa sih. Bisa-bisanya ngomong begitu. Trus sekarang mau cari pacar kemana coba?! Hadeuh yusuf.. yusuf, lo dokter tapi masalah begini lo kok oon sih.” Gumamku merutuki diriku sendiri.

Cindy yang mendengar ucapanku pun tiba-tiba sewot dan pergi.

“ish.. sebodo amat kali lo mau marah kaya gimana. Emangnya gue pikirin.” Ucapku lirih

Akhirnya kelas pagi ini pun selesai. Kini tiba saatnya buat gue kerja.

“Semangat..!” ucapku menyemangati diri sendiri

******************************

# Aisyah

Hai.. Aku bernama Aisyah. Hari ini aku ada jadwal pemeriksaan kesehatan rutin. Karena aku sering sekali merasa pusing jika sedang stres.

Seperti pasien pada umumnya, setiap kali datang harus melakukan pendaftaran dan antri dokter. Dan ini pasti membuatku tersiksa.

Setelah prosedur pendaftaran selesai, akupun menuju tempat praktek dokter. Dan itupun harus mengantri lagi. Ya mau diapain lagi. Emang begitulah prosedurnya. Aku hanya bisa duduk dan diam nunggu giliraku di panggil.

******************************

# Yusuf Abraham

Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 30 menit dari kampus ke Rumah Sakit, akhirnya aku sampai juga.

Aku yang sudah sampai di tempat parkiran, akhirnya turun dari mobil dan masuk kedalam ruangan

Dalam perjalanan, aku sepintas melihat seorang perempuan yang sangat anggun dan lembut sedang duduk di bangku pasien. Tapi ya sudahlah. Toh mungkin juga bukan pasienku. Mungkin itulah yang aku pikirkan. Akhirnya akupun masuk ke dalam ruanganku.

Nama satu persatu di panggil masuk.

“Benar juga. Perempuan itu bukanlah pasienku.” Gumamku dalam hati

Namun tiba-tiba seorang suster masuk dan bilang klo masih ada satu orang lagi yang harus diperiksa.

Lalu akupun menyuruhnya masuk. Dan ternyata dialah yang aku lihat tadi di luar.

“Pagi dok.” Sapanya lembut sambil tersenyum

“Pagi. Ya bisa anda ceritakan apa yang anda keluhkan.” Ucapku

“Ini dok, aku sering merasakan pusing jika setiap kali aku merasa stres dan tertekan.” Jelasnya

“Coba kita cek tensi dulu ya.” Ucapku

Lalu diapun menyodorkan lengan tangannya dan akupun memulai memeriksa tensinya

“Tensinya 110/80. Normal ya.” Ucapku

“Jadi ini pusing saya kira-kira kenapa ya dok? Masalahnya saya sering seperti ini.” Ucapnya bingung

“Pusing itu punya banyak penyebabnya. Diantaranya adalah pusing karena darah tinggi, stres, kurang istirahat, kolesterol, salah makan, maag ato bisa juga karena terlalu tegang. Jadi menurut saya, pusing yang anda hadapi ini lebih cenderung ke kurang istirahat dan tegang.” Jelasku

“Oh begitu ya dok. Apa ini tidak apa-apa jika saya sering begini?” tanyanya

“ya wlopun terbilang tidak apa-apa tapikan tetap harus diobati dan dijaga jangan sampai mengulang.” Ucapku

“Iya juga sih dok.” Ucapnya

“Ya udah, ini saya kasih resep. Anda bisa menebusnya di apotik.” Ucapku

“Baik dok. Terimakasih.” Ucapnya sambil tersenyum dan akupun tersenyum

“ya ampun.. lembut dan teduh sekali aku melihatnya.” Gumamku dalam hati

“Aisyah.. 22 tahun. Nomor telpon +628xx-xxxx-xxxx, aku safe dulu lah.” Gumamku lagi

Setelah memastikan tidak ada lagi yang ingin periksa, aku pun bersiap-siap akan pulang. Dalam perjalanan pulang, aku melihat Aisyah sedang duduk menunduk. Entah apa yang sedang dia pikirkan.

‘tin.. tin.. tin..’ klakson mobil kubunyikan

Diapun langsung melihat kearahku dan tersenyum

“what.. dia kelihatan pucat sekali.” Gumamku dalam hati

“Naiklah.” Pintaku

“Tidak usah dok, saya lebih baik naik angkot saja.” Ucapnya sopan

Setelah mendengar jawabannya, akupun turun.

“Tidak apa-apa naiklah. Aku mohon. Masalahnya aku lihat wajahmu pucat sekali.” Ucapku

“Naik ya.” Pintaku lagi dan diapun mengangguk

Setelah dia setuju, akupun memapahnya masuk kedalam mobil. Dan setelah itu aku.

“Kamu tidak apa-apa?” tanyaku

“tidak apa-apa hanya pusing.” Jawabnya

“Udah minum obat yang tadi saya resepin?” tanyaku

“belum.” Jawabnya singkat

“kenapa?” tanyaku lagi

“Karena aku belum makan dari tadi pagi.” Jawabnya

Seketika mobil ku hentikan.

“Apa? Kamu belum makan dari tadi pagi? Kenapa?” tanyaku sedikit emosi

“karena aku tadi tidak sempat sarapan. Aku tadi harus mengurus adik-adikku dulu sebelum berangkat sekolah, dan aku juga harus antri panjang dirumah sakit tadi. Jadi aku ga sempat makan.” Jelasnya

“emang orang tua kamu kemana?” tanyaku

“orang tuaku bercerai dan mereka meninggalkan kami.” Jelasnya

“ya ampun. Malang banget nasibnya.” Gumamku dalam hati

“Trus kamu punya adik berapa?” tanyaku lagi

“aku punya 2 adik. Yang satu SD dan yang satunya lagi SMP.” Jawabnya

“Ya udah. Klo begitu kita makan dulu. Setelah itu minum obat.” Pintaku

“Ga bisa dok. Aku harus segera balik kerja. Ijinku Cuma sampe setengah hari aja. Klo aku ga masuk, gajiku bakalan dipotong nanti. Trus besok aku dan adik-adikku mau makan apa?” ucapnya

“ya ampun nih perempuan. Tegar banget ngadepin hidupnya.” Gumamku dalam hati.

“oh begitu, ya udah. Ini ada roti dan air minum. Kamu makan terus minum obatnya.” Ucapku dan diapun mengangguk

Setelah beberapa saat diapun meminum obatnya.

“Bagaimana? Sudah jauh lebih baik?” tanyaku

“sudah dok. Terimakasih.” Jawabnya

“Nah, sekarang aku antar kamu ke tempat kerja dan kamu tunjukkin jalannya.” Ucapku

“iya.” Jawabnya

“Di sini?” tanyaku

“Iya dok. Aku turun ya. Makasih udah mengantarku ke tempat kerja” ucapnya

“Iya sama-sama. O ya, pulang jam berapa?” tanyaku yang entah mengapa aku ingin sekali tau.

“jam 5 sore dok.” Jawabnya

“Oh ya udah. Hati-hati kerjanya.” Ucapku

“Dokter juga hati-hati kerjanya.” Ucapnya sambil tersenyum

Setelah mendengar ucapannya itu, aku putuskan sore ini akan datang menjemputnya.

******************************

Akhirnya tibalah pukul 5 sore. Aku sudah hampir setengah jam menunggunya di luar, namun yang ditunggu tak juga kelihatan.

“gila.. bisa gila lama-lama aku disini. Hadeuh..” gumamku lirih sambil mengacak-ngacak rambut

“Tunggu.. Tunggu sebentar.. Itu dia.” Ucapku spontan

‘tin.. tin.. tin..” akupun membunyikan klakson

“Dokter? Dokter ngapain disini?” tanyanya heran

“saya kesini mau jemput kamu. Masuklah.” Pintaku

Setelah mendengarkan apa yang aku ucapkan. Diapun masuk kedalam mobil.

“Dok, ada apa?” tanyanya heran

“Gak ada apa-apa.” Jawabku

“Gimana pusingnya? Masih sakit?” tanyaku

“Udah ga sih. Cuma tadi sempat keringat dingin aja.” Jawabnya

“Kamu keringat dingin itu karena kamu kurang makannya.”jelasku

“Bisa jadi.” Ucapnya

“kok bisa jadi sih. Ya udah pasti begitu lah.” Ucapku sewot

“Iya.. Iya.. Pak dokter.” Ucapnya sambil tersenyum

“Ya udah, kita makan dulu klo begitu. Setelah itu, kamu minum obatnya.” Ucapku

“Ga dok. Aku ga mau makan di luar. Aku mau makan dirumah aja sama ke dua adikku.” Ucapnya

“ya udah kita makan dirumah, tapi sebelum itu kita beli makanannya dulu ya.” Ucapku

“ga usah dok. Aku tadi sebelum kerumah sakit, aku masak dulu. Mubazir klo ga dimakan.” Ucapnya

“oh begitu. Baiklah. Kita langsung pulang. Kamu tunjukin jalannya ya.” Ucapku.

“Iya dok.” Jawabnya singkat

Setelah beberapa saat, akhirnya tiba juga dirumahnya.

“Maaf dok, rumah saya jelek, kecil, dan berantakan.” Ucapnya

“iya gak apa-apa.” Jawabku

“silahkan masuk dok. Dokter mau minum apa?” tanyanya

“gak usah repot-repot. Air putih saja.” Jawabku

“oh ya udah klo begitu. Saya ambilkan dulu.” Ucapnya

******************************

# Aisyah

“Mba.. Mba udah pulang. Mba sama siapa?” tanya Nuri adik ke tigaku

“Mba tadi dianter sama dokter yang meriksa mba.” Jawabku

“Kok bisa mba?” tanyanya lagi

“Ya bisalah. Nih buktinya.” Ucapku

“oh ya, mana masmu?” tanyaku

“Mas Adit tadi katanya pulang telat. Ada kelas yambahan katanya.” Jelas Nuri

“Oh.” Jawabku singkat.

“Ayo kita keluar. Mba kenalin kamu sama Dokter Yusuf.” Ucapku dan Nuripun mengangguk

“Dok, ini airnya. Silahkan diminum.” Ucapku

“iya terimakasih.” Jawabnya

“oh ya Dok, ini kenalin adik saya yang nomer tiga. Namanya Nuri.” Ucapku

“Nuri.” Ucap Nuri

“Yusuf.” Ucapnya

“Oh ya mba, aku mau ke kamar dulu. Besok masalahnya ada ujian.” Ucap adikku Nuri

“Oh ya udah. Tapi kamu emang udah makan?” tanyaku

“Udah mba. Barusan aja.” Jawabnya

“Oh ya udah klo begitu. Udah.. Sana belajar.” Ucapku

Dokter yusuf yang dari tadi memperhatikan kamipun tersenyum.

“Adikmu yang satu lagi mana?” tanyanya

“tadi katanya ada kelas tambahan. Jadi pulangnya agak telat.” Jawabku yang kemudian Adit datang

“Mba, mba udah pulang? Ini siapa mba?” tanyanya kepo

“oh ini kenalin. Ini adalah Dokter yang tadi meriksa mba. Namanya Dokter Yusuf. Dan ini adalah adik saya yang nomor dua, adit.” Ucapku memperkenalkan mereka berdua

Setelah mereka aku perkenalkan, merekapun bersalaman.

“Dit, kamu udah makan?” tanyaku

“Udah mba. Tadi Adit sebelum pulang, ditraktir sama temen. Katanya dia ulang tahun.” Jawabnya

“Oh ya udah klo begitu.” Ucapku

“ya udah mba, aku masuk dulu. Mau mandi. Mari Dok.” Ucap Adit sambil sedikit membungkuk dan Dokter Yusufpun membalasnya

“Rupanya yang ingin di ajak makan. Ga taunya udah pada makan duluan.” Ledek Dokter Yusuf

“Iya nih. Ya udah. Dokter aja ya yang nemenin aku makan. Sekalian ngerasain masakanku. Giman?” ucapku

“klo diperbolehkan.” Ucapnya

“Ya tentu saja boleh lah Dok.” Ucapku

Lalu kami pun langsung menujubke meja makan. Dan kami makan berdua

“Gimana Dok, masakan saya?” tanyaku

“Lumayan.” Jawabnya singkat

“Maaf. Aku tadi Cuma bisanya masak ini aja.” Ucapku

“Tidak apa-apa.” Ucapnya

Setelah beberapa saat, kamipun selesai makan. Dan Dokter Yusufpun meminta ijin untuk pulang. Tentunya sebelum Dokter Yusuf pulang, dia menyempatkan diri untuk mengingatkanku agar tidak lupa minum obat dan istirahat yang cukup.

******************************

# Yusuf

Begitu sampai dirumah, akupun segera mandi dan istirahat. Namun, ntah mengapa, bayangan wajah Aisyah selalu ku ingat.

“Aisyah.. Oh Aisyah.. Ternyata ada juga ya perempuan seperti kamu di dunia ini?!” gumamku

“Kamu udah mandiri, cantik, lembut, tegar, bisa masak pula. Betapa beruntungnya laki-laki yang bisa mempersuntingmu sebagai istri.” Gumamku lagi

******************************

Waktu sudah menujukkan pukul 2 pagi. Aku masih saja belum bisa tidur.

“Apa yang harus aku lakukan jika seperti ini?” gumamku

Akupun bergulung-gulung dikasur hingga akhirnya akupun tertidur.

******************************

Pagi ini, aku ga ada kelas juga libur dari kerja di Rumah Sakit. Tapi tiba-tiba saja telponku berbunyi

“Hallo Ran, ada apa?” tanyaku tanpa basa basi

“Ya ela lo suf. To the point banget sih lo.” Ucap Randy

“ya iyalah. Masa’ mau basa basi ntar jadi busuk lho.” Jawabku

“Ada apa?” tanyaku lagi

“Suf, lo tau kan si Cindy?” tanya Randy

“Iya gue tau. Ada apa emang?” ucap ku

“Tadi waktu gue ke kampus, gue denger kabar katanya dia mau bunuh diri klo dia ga bisa dapetin lo.” Ucap Randy

“sebodo amat Ran. Emang gue pikirin.” Jawabku

“Gila lo Suf. Anak orang hampitmr mati gara-gara di tolak cintanya ma lo. Dan lo nya malah nyantai kaya’ gini.” Ucap Randy

“Lha iya nyantailah. Emang salah gue gitu. Kan dia yang milih jalan itu. Gue mah ga mau ya ngancurin kebahagiaan gue demi perempuan kaya’ gitu.” Jelasku

“Yusuf.. Yusuf.. Lo tuh ya emang sesuatu banget deh” ucap Randy

“Ya beginilah gue. Lagipula gue udah punya calon. Gue ga mau ada orang yang ngancurin kebahagiaan gue.” Ucapku

“Ya udah.. Ya udah.. Trus gimana klo orang tua Cindy minta lo buat ngelamar putrinya lantaran takut putrinya bunuh diri?

.

.

.

.

.

Bersambung..

Jangan lupa comen dan likenya ya🙏

Terpopuler

Comments

mampir Thor

2022-12-21

1

MimiPeri💃

MimiPeri💃

Misi kaka, izin prmo y:)

Yuk baca ceritaku "Terpaksa menikahi dokter dingin."
Penasaran? Yuk mampir, kali aja bisa menjadi novel favoritmu❤

2020-07-25

5

Wirdah K 🌹

Wirdah K 🌹

saya suka novel seperti ini tidak perlu episode yang panjang... Salam kenal dari
"Eyza & Sarah" Kakak😊

2020-07-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!