Maya tahu setiap wanita tidak akan ada yang menolak jika di tawari dengan makanan atau minuman kesukaan, termasuk Arinda yang akan luluh jika di beri minuman kesukaannya.
"hmm...iya deh, gue maapin, tapi pizzanya lo yang beliin ya. Soalnya gue hari ini mo pergi ke bank, kalo minuman biar gue yang beli" kata Arinda yang ingat tempat biasa mereka membeli pizza berlawanan arah dari bank yang akan di tujunya.
" oke deh cantik, sekalian akika nitip juice avocado ye " kata Maya sambil merogoh saku belakang celananya untuk mengambil uang.
"nggak usah may, pake duit gue aja. Itung itung beramal pada fakir miskin" ledek Arinda dengan tawa manisnya.
"iiiih....dasar ni pere sastra, untung aja Akika laki setengah jadi, kalo akika cowok tulen .. Hmm (gemas pada Arinda) udah abis tu bibir Akika cipokin" canda Maya pada Arinda yang tertawa mendengarnya. Arinda lalu melihat jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi,
" gue jalan sekarang may, takut ntar antriannya panjang"
" lo pergi pake apa rin?" tanya Maya yang melihat Arinda melenggang pergi.
" pake ojek online aja. biar cepat nyampenya " kata Arinda yang mengeluarkan ponselnya yang ada di dalam tas punggung yang selalu di pakainya bekerja.
" ya udah akika balik kesana dulu ya say, ntar tu hawa ngambek pula" ujar Maya yang pergi setelah mendapatkan lambaian tangan dari Arinda. Setelah memesan ojek online di ponselnya, Arinda melangkahkan kakinya menuju ke trotoar untuk menunggu ojek yang di pesannya.
Hari telah menunjukkan pukul setengah 11 siang, selesai meeting dengan beberapa Eksekutif perusahaan Daniel kembali ke ruangannya untuk memeriksa laporan dan file berkas yang telah ada di atas meja kerjanya. Daniel langsung meraih pena yang berada di atas meja dan mulai memeriksa file berkas itu dengan seksama.
Tok....tok...tok...
terdengar ketukan dari pintu ruangannya,
" masuk....” perintah Daniel.
Segera Setelah mendapat izin, Ansel melongok kan kepala dari balik pintu untuk mengintip bosnya.
“ maaf tuan muda...ada....” belum sempat Ansel memberitahu maksudnya, dua orang pria tampan langsung menerobos masuk keruang kerja Daniel.
" yo...tuan muda....sibuk sekali sepertinya” salam salah seorang dari mereka. Daniel yang semula fokus dengan dokumen di mejanya, menatap datar langsung ke arah sumber suara yang sangat di kenalnya. Masih dengan wajah dinginnya, daniel menyambut ke dua teman-temannya yang datang berkunjung.
“ hi bro” sapa Sean (28 tahun) sahabat Daniel yang berprofesi sebagai Dokter pribadi keluarga Arsenio menggantikan ayahnya yang juga dokter pribadi keluarga Arsenio. Memiliki pesona dan wajah yang tampan serta badan yang atletis,
“ sorry kami datang kemari gangguin lo bro. “ kata Arvin (29tahun) sembari tersenyum tipis ke arah Daniel yang masih menatap dingin mereka. Arvin sendiri sama seperti Daniel seorang CEO yang lebih mengembangkan perusahaannya sendiri di bidang kuliner.
“ ada apa kalian datang kemari di jam sibuk, apa kalian semua tidak ada kerjaan?” tanya Daniel dingin yang pandangannya kembali ke file di atas mejanya. Ansel mempersilahkan ke dua sahabat tuan mudanya untuk duduk disofa yang ada di ruangan Daniel.
“ kami datang kemari mau mengajak lo dan Ansel makan siang, sekalian kita membahas proyek kerjasama kita bagaimana?” jelas Arvin.
Tangan Daniel yang masih memegang pena emas miliknya, mata elangnya beralih menatap kedua sahabatnya yang duduk di sofa ruangan kerja Daniel sambil berpikir.
“ tidak bisa hari ini, nyokap nyuruh gue makan siang di rumah” mata Daniel kembali menatap file berkas di mejanya.
“waaah kebetulan sekali,”tukas Sean yang melihat ponselnya berdering memperlihatkan nama tante Aileen yang menghubunginya. sean memperlihatkan ponselnya kepada teman-temannya dan langsung mengangkat telepon dari Aileen.
"halo tante" sapa sean dengan senyum ramahnya.
"….........."
"bisa tante, kebetulan hari ini kami ada di kantor Daniel sekarang"
"............"
" baiklah tante, kami akan ke sana sekarang" sean mengakhiri panggilan telepon dari Aileen.
”ada apa nyokap gue, menghubungi lo?" tanya Daniel yang masih fokus pada pekerjaannya perihal ibunya yang menghubungi sean.
Ansel berdiri di samping meja Daniel mengambil file file yang sudah di periksa dan di tanda tangani oleh Daniel.
"nyokap lo ngundang gue, arvin dan ansel makan siang di rumah lo, gimana Vin?"
" gue setuju, adik lo Davira di rumahkan Dan?" tanya arvin yang bermaksud menggoda daniel. Arvin memang senang menganggu Daniel yang bersikap dingin.
" kenapa kamu tanya Davira ada di rumah ato tidak?" mata Daniel menatap tajam dan menusuk ke arah Arvin.
"hehehe nyantai bro....gue becanda" ujar Arvin yang berniat untuk menggoda Danie, dia langsung terlihat ciut saat mendapat tatapan tajam dari Daniel.
"jadi gimana, berangkat bersama ato gue dan arvin berangkat duluan ke rumah lo?” tanya Sean yang mengalihkan pembicaraan, matanya menatap Daniel yang masih sangat sibuk dengan pekerjaannya.
"kalian duluan saja ke mansion, Aku dan Ansel akan menyusul" Daniel kembali menatap file berkas yang terbuka di atas mejanya.
"kalau begitu kami duluan ke mansion" Arvin dan Sean beranjak pergi meninggalkan ruang kerja sahabatnya.
Daniel kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda, dia begitu fokus dengan berkas laporan hingga dia tidak sadar dengan Ansel yang masuk ke ruangan.
"Tuan Muda?!" panggil Ansel yang kini berdiri di depan meja kerja Daniel.
Pemilik mata elang itu mengalihkan tatapannya ke arah Ansel, raut wajahnya terlihat tidak senang karena terganggu dengan sapaan dari Ansel.
"Maaf tuan muda, sudah saatnya makan siang" ujar Ansel mengingatkan Daniel pada jadwalnya.
Daniel menatap jam bertahtakan berlian di pergelangan tangan, lalu meletakkan laporan yang sudah di periksanya di atas meja. Ansel membantu merapikan file yang sudah di periksa Daniel, matanya tidak sengaja melihat ke arah layar ponsel milik tuan muda yang menyala sedari tadi.
"tuan muda, nyonya Aileen menghubungi anda" Ansel menyerahkan ponsel Daniel yang tergeletak di atas meja. karena ponsel dalam ke adaan silent, Daniel sama sekali tidak sadar jika ibunya telah menghubungi sedari tadi.
Tertera 10 panggilan tidak terjawab di layar smartphone keluaran terbaru miliknya. Kembali ponsel milik Daniel menyala dengan layar ponsel menampilkan nama Mommy di sana. Segera ibu jari Daniel menggeser icon tombol hijau untuk mengangkat telepon dari ibundanya,
" halo mom!" ujar Daniel datar.
" halo Dan sayang, kamu akan pulang makan siang bukan?"
" iya mom, aku baru akan berangkat pulang ke mansion sekarang"
"oh iya, Dan. tolong kamu mampir sebentar ya ke toko kue favorit oma. Tadi oma telepon jika dia sangat teringin memakan kue favoritnya, jadi mommy minta kamu belikan cheese cake ke sukaan oma"
" kenapa tidak menyuruh Davira atau maid yang lain mom?"
" Di sini sedang sibuk, jadi .... tolongin mommy mu yang imut dan cantik ini ya sayangku" rayu Aileen membuat Daniel memutar matanya jengah, wajahnya terlihat dingin saat mendengar kata rayuan dari ibu kandungnya.
" baiklah mom, aku akan mampir ke toko kue itu" Daniel mengakhiri panggilan dari ibunya begitu saja.
************
terus dukung Author
dengan cara like, vote dan tipnya.....😊😊😊
jangan lupa juga kasih rate nya ya....😊😊😊
( Π_Π )
makasih..... tetap semangat 🤗🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 318 Episodes
Comments
Nay
q lagi cari novel yang kaya gini tapi nama tokohnya ziko dan zira tapi gak nemu" si,tolong dong Yang tau /Sob/
2025-01-10
0
Rita Amelia
Akhirnya ketemuu nih novell duluu pernahh bacaa terusss ganti akun udh lamaa nyari akhirnyaa ketemuuu yeyy sukaa bangett sama nih novelll
2024-11-26
0
MeMey Nurse
gue baca buat yg ke3 kalinya👍
2024-05-21
1