Solo Vs Squad

Malam itu sunyi, kota Dahlan tertidur dalam kedamaian yang rapuh, tidak menyadari bahwa di pinggirannya, di sebuah gudang tua, neraka akan dibuka.

Di atap salah satu bangunan yang menghadap ke gudang, Rai duduk bersandar, Disruptor di satu tangan dan belati di tangan lain.

Matanya tidak berkedip, menatap ke arah markas Blazing Rose, Guild cabang Black Lotus yang dipimpin oleh Selena Ignis, seorang wanita yang menikmati penderitaan orang lain layaknya sebuah seni.

Rai meremas pegangan belatinya.

"Aku akan mencabik-cabik kalian."

************************************

Setelah merencanakan strategi selama beberapa hari, akhirnya Rai, Ruben, dan Profesor Lamberto siap menghadapi Blazing Rose.

Mereka tahu bahwa pertarungan ini akan jauh lebih sulit dibandingkan pertempuran sebelumnya, terutama karena Selena Ignis adalah seorang Mage Rank C dengan pengawal kuat.

Namun, kali ini Rai tidak datang dengan tangan kosong.

Dia telah mendapatkan beberapa item dari profesor yang dulunya tidak bisa digunakan karena dia hanya manusia biasa, sekarang dia berbeda

Yang pertama Player Bag, Tas dimensi kecil yang bisa menyimpan lima item.

Yang kedua adalah Blood Act Serum, serum yang disuntikan ke tubuh yang dapat mengcopy skill Player yang diambil darahnya, hanya bisa dicopy sekali pada satu orang, cara penggunannya adalah dengan mengambil darah dari Player, memilih skill yang diinginkan dan menusukan serum ke tubuhnya sendiri, untuk saat ini hanya bisa menggunakan sekali sehari seiring waktu tubuh akan mengalami kekebalan dan bisa menggunakan hingga maksimal 3 kali.

Dan terakhir adalah Eye lens V2 yang telah ditingkatkan setelah meneliti mata Rodick yang memiliki skill Eagle Eye, profesor berhasil menambahkan fitur pembaca gerakan dan melihat dalam asap atau gelap.

Dan ada beberapa alat yang akan disebutkan nanti.

Dengan ini semua Rai sudah siap untuk bertempur.

*********************************

Di dalam gudang, selusin Player Rank E masih berkumpul, berbicara dan tertawa tanpa menyadari bahwa ajal mereka semakin dekat.

Di tengah mereka, tiga orang berbadan besar berdiri dengan percaya diri.

Inferno Trio, tiga Knight Rank D yang dikenal sebagai pelindung Selena.

Dan di atas balkon kayu yang mengawasi seluruh gudang, Selena Ignis berdiri anggun dengan jubah merah darahnya.

"Aku ingin melihat mereka menderita, buatlah mereka merangkak sebelum mati."

Dia menyalakan bola api di tangannya, menciumnya seperti seorang kekasih.

"Tidak ada yang lebih indah dari manusia yang terbakar hidup-hidup."

Dua manusia yang ditangkapnya meronta-ronta karena kesakitan dan tidak kuat menahan panasnya

Selena hanya tersenyum seolah itu hanyalah mainan baginya dan menikmati keindahannya antara nyala api dan teriakan kesakitan membuat seluruh tubuhnya bergairah, dasar wanita sinting.

**********************************

Empat orang anggota Blazing Rose duduk di dekat api unggun, tertawa sambil berbagi minuman keras.

"Kau tahu, aku mendengar Rodick mati seperti anjing," kata salah satu dari mereka.

"Heh! Itu yang terjadi kalau seseorang terlalu percaya diri!" sahut yang lain, meneguk minumannya.

Tiba-tiba

Srrt!

Sebuah bayangan melintas di antara kegelapan.

Salah satu dari mereka mengerutkan dahi, merasa ada sesuatu yang tidak beres.

"Kalian dengar itu?"

Tak ada jawaban.

Dia menoleh ke arah teman-temannya. Namun, yang dia lihat hanyalah tiga tubuh yang sudah terkapar dengan kepala yang berlubang seperti terkena tembakan.

"Apa...?"

Srrt!

Sebuah pisau meluncur dari bayangan, menghujam lehernya.

Dia terbatuk, darah mengucur deras dari tenggorokannya sebelum jatuh berlutut.

Malam masih sunyi, tidak ada yang tahu bahwa empat orang baru saja mati.

************************

Beberapa menit kemudian

BOOM!

Sebuah Bom Mana meledak di tengah perkemahan, menciptakan gelombang energi dahsyat yang merobek tanah dan melemparkan tubuh-tubuh ke segala arah, Bom ini hanya sanggup melukai Rank E kebawah.

"Kita diserang!" teriak salah satu anggota.

Namun, sebelum mereka bisa bereaksi...

Bang! Bang! Bang!

Rai menembakkan Disruptor dan pistol bergantian dengan presisi mematikan.

Tiga kepala pecah dalam sekejap, membuat darah dan otak mereka terhambur ke tanah.

Salah satu dari mereka, seorang wanita muda dengan armor kulit, mencoba melarikan diri.

Namun, sebelum dia bisa mencapai persembunyian...

Srrt!

Sebuah pisau menancap tepat di belakang lehernya, menembus tenggorokan dan keluar dari mulutnya.

"U-Uhk..."

Darah mengalir deras saat dia jatuh ke tanah, tubuhnya kejang-kejang sebelum akhirnya diam.

Sisa pasukan yang masih hidup panik.

"Mereka datang dari mana!?"

"Aku tidak tahu! Kita tidak bisa melihat musuhnya!"

Mereka mencoba membentuk formasi bertahan.

Namun, Rai sudah bergerak lebih cepat dari mereka.

Dari bayang-bayang, dia menjatuhkan dua Gravity Tag ke tubuh dua orang.

Gravity Tag adalah item seperti emblem apabila ditempelkan ke emblem akan membuat armor dan besi yang dipegangnya menjadi sepuluh kali lipat

Dalam hitungan detik, mereka merasakan tubuh mereka menjadi sepuluh kali lebih berat.

"A-Apa ini!?"

Salah satu dari mereka mencoba mengangkat pedangnya, tetapi tubuhnya terlalu berat untuk digerakkan.

Sret!

Rai muncul dari belakang mereka dan menebas leher mereka tanpa belas kasihan.

Sisa pasukan kini hanya tinggal sepuluh orang.

****************************

Mereka kini sadar bahwa ini bukan sekadar serangan biasa.

"T-Tunggu! Ini tidak masuk akal! Dia hanya satu orang, kan!?"

"Tapi kita tidak bisa melihatnya! Kita bahkan tidak bisa merasakan kehadirannya!"

Keringat dingin membasahi tubuh mereka.

Ini bukan pertempuran, ini pembantaian sepihak.

Salah satu anggota, seorang pria bertubuh kekar, nekat melarikan diri ke reruntuhan bangunan.

Namun, saat dia berlari, langkah kakinya tiba-tiba menyandung sesuatu yang membuat dirinya terjatuh

Di kakinya...

Ada kabel perangkap yang telah dipasang.

Klik.

BOOM!

Sebuah Bom Mana meledak, mengoyak tubuhnya hingga hanya menyisakan potongan daging yang berserakan di tanah.

Pasukan yang tersisa hanya bisa menyaksikan dengan horor.

"K-Kita harus pergi dari sini!"

Mereka mencoba berlari ke berbagai arah.

Namun, setiap kali seseorang mencoba melarikan diri, dia akan berakhir dengan kepala hancur, leher terpotong, atau tubuhnya meledak dalam perangkap.

Dalam waktu kurang dari lima menit, hanya tersisa satu orang yang masih hidup.

Dia gemetar, air mata mengalir dari matanya.

"M-Mohon... jangan..."

Rai berjalan mendekatinya, tanpa ekspresi.

"Tidak ada yang bisa menyelamatkanmu," katanya pelan.

Dan dengan satu gerakan cepat, dia menusukkan pisau ke jantung pria itu.

Tubuhnya kejang sebentar, sebelum akhirnya terjatuh ke tanah, mati bersama yang lainnya.

Dalam waktu sepuluh menit, dua puluh anggota Blazing Rose telah dimusnahkan.

Tidak ada yang tersisa.

Tidak ada yang hidup untuk menceritakan apa yang terjadi.

Darah menggenangi tanah, bercampur dengan abu dan debu.

Bau anyir menusuk hidung, menyatu dengan aroma api yang masih menyala di beberapa tempat.

Di kejauhan, Selena Ignis dan Inferno Trio menyaksikan kejadian itu dengan mata membelalak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!