Rainy Days In Bali

Rainy Days In Bali

Prolog

Bali, Indonesia

Jason tersenyum sinis pada gadis yang duduk didepannya. Seorang gadis yang tidak tahu malu mengemis cinta padanya dengan berderai air mata.

Baik. Siapa yang tidak terpesona dengan pria bernama Jason Alexander? Wajah tampan perpaduan Indonesia dan Amerika latin dengan tubuh berotot dan tinggi tegap sempurna bak Dewa Hermes dalam mitologi Romawi. Tatapan tajam dari mata peraknya seolah mengintimidasi setiap orang yang berhadapan dengannya.

Kesempurnaan fisik yang Jason miliki, tidak serta merta di imbangi dengan kesempurnaan hati dan karakter miliknya. Laki-laki itu seolah memanfaatkan ketampanan yang ia miliki, hanya untuk mempermainkan wanita-wanita yang dengan sukarela memohon padanya hanya untuk sekedar ia tiduri.

Entah sudah berapa gadis yang sudah menjadi korbannya. Laki-laki itu hanya akan bersikap baik diawal pada wanita yang mendekati nya, namun setelah ia mendapatkan keuntungan dari para wanita pemujanya itu, Jason dengan seenaknya menghempaskan mereka begitu saja.

"Pergilah. Sudah tidak ada urusan lagi diantara kita," tegas Jason.

"Jason..."

Hening, tidak ada lagi jawaban dari Jason. Suasana cafe yang sepi menambah keheningan sore itu. Jason mengangkat secangkir macchiato di depannya dan meminumnya perlahan.

"Cih, berhentilah menangis. Bukankah Kau dengan sukarela melempar kan tubuhmu padaku?"

"Jason, aku mohon!"

"Jangan pernah memohon dan menangis di depanku. Karena aku tidak akan pernah terpengaruh dengan tangisan wanita murahan sepertimu."

"Jason, apa kau jauh-jauh datang ke Bali hanya untuk memutuskan hubungan kita? Jangan seperti ini, aku mohon."

"Bukan seperti itu, aku ada pekerjaan di sini." Ucap Jason datar.

"Kau sudah tau bagaimana karakter ku dari awal, jadi kau tahu konsekuensi yang akan kau dapatkan saat berhubungan dengan ku."

Jason berdiri dari tempat duduknya, berjalan keluar meninggalkan gadis yang masih menangisi keputusan nya itu.

Jason mematung sejenak didepan cafe. Hujan pertama di tahun ini turun dengan lebat. Bau tanah yang menyeruak, menyejukkan indra penciuman Jason untuk menikmatinya. Jason membentang kan jaket kulit miliknya, untuk menutupi tubuh dan berlari kerah mobil yang terpakir tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Jason menghirup nafas dalam dan membuangnya secara perlahan. Sungguh hari yang melelahkan baginya, sudah hampir empat bulan, laki-laki itu bertahan di Bali menyelesaikan pekerjaannya yang entah kapan akan selesai.

Hujan turun semakin lebat. Jason melajukan kendaraan miliknya dengan kecepatan lambat, sebab biasanya saat hujan pertama kali jalan akan lebih licin dari biasanya.

Jason memfokuskan pandangannya pada jalan yang agak berkabut karena derasnya hujan sore itu. Jalanan terlihat sepi, tidak ada satupun warga yang beraktifitas dibawah derasnya hujan, kecuali seorang gadis yang berdiri dipinggir jalan, membiarkan butiran hujan membasahi tubuh mungil miliknya.

Jason menghentikan mobil yang ia kendarai, menatap gadis yang nampak menikmati guyuran hujan. "Apa yang dilakukan gadis bodoh itu?" batinnya.

Seperti ada dorongan kuat dalam dirinya, untuk menghampiri gadis itu. Jason mengambil sebuah payung yang ada di dalam mobilnya dan bergegas menghampiri gadis aneh itu.

"Apa kau baik-baik saja, Nona?" Jason mengarahkan payung miliknya, untuk melindungi tubuh gadis itu dari terpaan hujan.

Gadis itu mengangkat dagunya, dan menatap tajam kearah Jason. "Pergilah! jangan pedulikan aku."

Jason menatap lekat gadis itu. Butiran air mata nampak membanjiri wajah pucat miliknya. Gadis yang nampak cantik walau wajahnya sedang menampakan kesedihan, amarah dan putus asa.

"Kau butuh bantuan, Nona? Kau bisa mati kedinginan jika terus seperti ini."

"Apa pedulimu? Siapa kau? Jangan ikut campur dalam urusanku, bahkan keluargaku saja tidak mempedulikan ku lagi."

Jason terdiam sesaat, sekilas dia memahami apa yang sedang dialami gadis yang berdiri didepannya ini. Seorang gadis yang sedang depresi.

"Pakailah ini jaket ini, kau akan lebih baik." Jason melepaskan jaket miliknya, dan memakaikan pada gadis itu.

"Lebih baik? Aku bahkan ingin mati!"

Jason terkejut dengan ucapan gadis itu. Tubuhnya tersentak, seolah tak percaya atas apa yang telah ia dengar. "Apa yang terjadi pada gadis kecil ini, kenapa sampai dia ingin mati." Gumamnya dalam hati.

Jason melangkah lebih dekat menghampiri gadis itu dan meraih tubuh mungil miliknya dalam pelukan nya.

"Dasar bodoh! Kau pikir mereka akan sedih dengan kematian mu? Jika kau membenci mereka, bukan seperti ini caranya. Kematian bukanlah sebuah penyelesaian. Buatlah mereka menyesal telah mengabaikan mu, jangan malah menyerah dan ingin mengakhiri hidup."

Gadis itu menangis dalam pelukan Jason, seolah masih ada seseorang di dunia ini yang mengkhawatirkan dirinya.

"Bolehkah aku ikut denganmu?"

Jason mengerutkan dahinya tajam dan melepaskan pelukannya pada gadis mungil itu.

"Apa maksudmu?"

"Kau bisa membawaku, menyiksaku, bahkan menjual organ tubuhku."

Jason terperangah mendengar ucapan gadis tidak masuk akal ini. Seolah dirinya mengutuk tindakan nya sendiri, yang ikut campur dalam masalah yang dialami gadis yang tak ia kenal ini. Lagi pula ini bukanlah kebiasaan Jason, mempedulikan seorang gadis, apalagi seorang gadis yang tak ia kenal dan sedang depresi dipinggir jalan.

Namun, untuk meninggalkan gadis ini seorang diri dengan keadaan seperti ini juga tak mungkin. Naluri kemanusiaan nya bekerja dengan baik, sehingga seolah tak memberikan nya pilihan selain menolong gadis yang sedang kehilangan harapan untuk hidup.

Jason menarik nafas dalam dan menghembuskan nya secara kasar. Seolah meyakinkan diri atas keputusan yang akan ia ambil.

"Baiklah, masuklah ke mobilku." Jason melemparkan payung yang ia pegang ke sembarang arah, dan mengangkat tubuh gadis yang ada didepannya itu memasuki mobil miliknya.

"Hei, apa yang kau lakukan! cepat turunkan aku!"

"Jangan banyak bicara! Bukankah kau sekarang tawanan ku?"

Gadis itu diam mendengarkan perkataan Jason. Tidak ada lagi kata-kata yang ia ucapkan, sampai mobil yang dikendarai Jason mulai bergerak meninggalkan tempat itu.

Jason sesekali melirik kearah gadis yang sedang duduk disamping nya. Gadis itu hanya diam, sembari air mata yang terus keluar dari kedua sudut mata indahnya.

"Siapa namamu?" tanya Jason memecah keheningan.

"Itu tidak penting!" gadis itu menoleh sebentar kearah Jason, dan mengalihkan pandangannya lagi keluar jendela mobil milik Jason.

"Kau yang memintaku untuk membawamu. Jadi aku harus mengetahui nama orang yang akan tinggal dirumah ku." Jason menepikan mobil miliknya dan mengarahkan pandangannya pada gadis yang masih menatap keluar jendela dengan tatapan kosongnya.

"Jesika, kau bisa memanggilku Jesika."

*

*

*

Visual Cast

Jason Alexander

Jesika Kim

Brian Kim

Mark Andrews

Kristal Kim

Steven Lee

Hei, selamat datang di karya baruku. Mohon bantuan like, Vote sama komennya Yach. Jangan lupa juga tekan tombol favorit.

Untuk lebih detail dengan karya ku lainya, kalian bisa follow Ig aku @idae_movic.

Terima kasih

Terpopuler

Comments

ssinz7

ssinz7

hai Thor lama tak jumpa

2021-01-08

0

L🌿

L🌿

Aku mampir Thor...
Tentu bawa like+5 🌟

2020-11-24

1

emilia baru

emilia baru

kayanyabseruu

2020-11-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!