Tapi, setelah kenaikan kelas...” cerita Nani tersekat. Nani tidak buru-buru melanjutkan ceritanya. Ia menghabiskan dulu makan dan meneguk minum. Lantas sejenak termenung. Ia merasa ada sesuatu yang berat untuk ia ceritakan pada Angela.
“Ada apa setelah kenaikan kelas?” tanya Angela. Tapi Angela tidak mendesak. Angela paham, mungkin ada sesuatu yang terlalu pribadi untuk diceritakan.
Siang semakin terik. Selesai makan Angela membawa Nani muter-muter ibukota. Seperti Nani bilang ia belum pernah ke sana dan ke situ, tugu ini dan tugu itu. Angela pun dengan sukarela membawa Nani ke sana dan ke situ demi mengorek masa lalu atau informasi apa saja tentang Julius. Kini keduanya mengunjungi kota tua. Seperti yang Nani katakan. Sudah lama ia ingin kembali ke kota tua sejak tiga tahun lalu. Keduanya pun sampai dan berjalan santai di antara pengunjung lain.
Tiba-tiba Nani bersendawa. Sontak Angela kaget.
“Kamu ini jadi cewek malu-maluin aja.”
“Maaf Kak, keceplosan.”
“Eit, jangan panggil aku Kakak. Sepertinya usia kamu lebih tua deh? Ya kan?” tuding Angela membuat Nani sedikit mengulas senyum dan setuju akan hal itu. Ia seusia dengan Julius. Sedangkan Angela, bisa jadi lima tahun lebih muda dari Julius.
“Jangan mentang-mentang punya tubuh kecil seenaknya saja merasa lebih muda,” Angela puas menggerutu lantas tersenyum lucu. Karena walaupun usia Nani lebih tua darinya. Tapi tingkah dan kepolosan Nani seperti ABG dan didukung oleh wajah yang bersih dan tubuh yang mungil.
“Ngomong-ngomong malam ini kamu tidur di mana?” Nani tampak malu menjawab pertanyaan itu.
“Gak mungkinkan kamu pulang ke kotamu udah sore begini? Sendirian lagi.”
“Kemarin aku tidur di hotel dan udah cek out. Gak tau sekarang mau tidur di mana.”
“Tidur di apartemen aku aja yuk. Kebetulan minggu ini aku lagi gak ada kerjaan.” Nani tidak kuasa menolak. Selain memang ia masih betah di ibukota dan pencariannya belum menemukan titik terang dan juga ia ingin tahu seperti apa Julius yang sekarang lewat Angela. Masa lalu ingin tahu dia di masa sekarang dan masa sekarang ingin tahu si dia di masa lalu.
Nani mengangguk saja dan Angela tampak senang. Memang baginya seorang Nani ini adalah orang asing. Tapi bagi Julius, jelas ini kejutan tersendiri. Angela jadi membayangkan, bagaimana mimik wajah Julius ketika ia berhasil mempertemukan Julius dengan cinta pertamanya ini. Angela jadi merasa lucu sendiri. Angela yakin, perempuan ini cinta pertama Julius.
Nani pun punya penilaian sendiri. Kalau Angela sudah putus dengan Julius, ngapain ia repot-repot ngorek informasi Julius darinya. Nani yakin itu kenyataanya. Angela belum putus dengan Julius.
Nani meminta Angela mengambil foto dirinya dengan Pengamen anonim yang berpakaian seperti patung. Angela menurut saja. Pose Nani lucu-lucu. Kesepian hati Angela terobati. Setelah bosan. Angela pun membawa Nani pulang.
Keduanya pun berlalu dan menuju lantai 3 dalam gedung apartemen mewah di kawasan bergengsi. Walau Nani seorang sarjana, tapi ia terlahir dari keluarga sederhana dan begitu masuk ke dalam apartemen Angela, ia merasa asing dengan perabotan Angela yang serba lux dan wah.
“Mau mandi? Mandi lah dulu. Tuh pintunya di pojok sana.”
“Ia, makasih. Tapi, kamu tinggal sama siapa di sini.”
“Sendirian aja,” jawab Angela. Tiba-tiba Nani jadi berpikir apa yang sangat mungkin pernah terjadi di tempat ini, antara Julius dan Angela. Apartemen yang luas, lebih mirip rumah mewah bertingkat.
***
Pagi itu, Nani menyambut pagi dengan riang. Seperti kebiasaan setiap naik kelas, ibunya selalu memberikan seragam yang baru, tas baru dan sebagainya. Apalagi kalau dia mendapat nilai yang baik. Nani selalu merasa kecil. Seperti anak SD yang dimanja. Padahal sekarang ia sudah kelas tiga SMA. “Sudah waktunya untuk punya gebetan, hehe.” pikir Nani sambil senyam-senyum sendiri. Dengan semangat dan senyuman Nani memasuki gerbang sekolah. Seperti semut-semut yang berkerumun, bersalaman, berjalan dan berbaris.
Tapi, Nani merasa ada yang kurang.
Sampai waktu istirahat tiba, Nani putuskan untuk mencari kekurangannya itu. Dicarinya satu persatu teman-teman karibnya. Semua mengaku tidak tahu. Yang terakhir dia hampiri adalah Firman. Tapi Firman tampak sok sibuk dan menjauh. Nani tidak punya pilihan lain selain mencegat Firman. Firman satu kampung dengan Julius, tidak mungkin Firman bilang tidak tahu. Sepulang jam sekolah Nani langsung mengejar Firman dan menghujani Firman dengan pertanyaan.
“Tidak mungkin kamu tidak tau apa-apa.
Sekarang Julius di kelas mana?
Apa dia pindah sekolah??
Ke sekolah mana??? Gara-gara apa, kok gak bilang-bilang!
Mau sampai kapan kamu bungkam? Firman!!!”
***
Awan-awan bergulung dan memudar. Matahari bersinar begitu terik. Hari belum lah terlalu petang ketika Nani menapaki jalanan becek. Sendiri.
“Semua tidak ada yang menduga,” Firman pun angkat bicara.
Nani mulai mencium bau bumbu-bumbu giling, bau anyir, bau busuk. Nani terus melangkah dengan hati semakin tidak percaya dan berharap Firman berbohong. Nani masih mengenakan seragam sekolah. Sambil terus masuk ke dalam pasar tradisional seperti yang tertera dalam alamat yang Firman berikan. Nani menatapi satu persatu para pekerja yang ada. Nani terkesiap, tidak semua pekerja orang dewasa. Bahkan ada yang tubuhnya lebih kecil dari dirinya. Nani memang bukan baru kali ini masuk ke dalam pasar tradisional. Tapi Nani baru sadar. Betapa tidak beruntungnya mereka yang masih kecil harus rela bekerja demi menyambung hidup.
“Tapi inilah kenyataannya, Julius sekarang bekerja. Orangtuanya bangkrut.” Ucap Firman saat tersudut oleh Hujaman pertanyaan-pertanyaan Nani itu.
Nani terus melangkah, Nani terus menatapi satu persatu orang-orang pasar itu. Akhirnya, sosok yang dicari ketemu. Dia yang Nani cari terlihat lusuh dengan wajah tertekuk belepotan oleh terigu, sedang membungkusi terigu. Nani tak kuasa menyapa. Ia bingung sendiri. Akhirnya ia putuskan untuk pergi secepat mungkin. Sebelum Julius sadar ada yang memperhatikan.
***
“Sejak saat itu, saya lost kontak dengannya,” Nani menutup cerita lalu menarik selimut. Di sampingnya Angela tampak menyimak dengan saksama. Angela baru tahu, kalo Julius pernah bekerja seperti itu. Padahal setahu Angela, Julius hanya tidak lulus kuliah.
Lampu-lampu di lantai-lantai Apartemen itu mulai padam satu persatu. Menandai malam yang mulai larut. Angela yang seperti susah terpejam kembali mengajak Nani bicara.
“Apa kamu sempat menciumnya?”
“Ah, kok pertanyaan ke situ-situ sih,” protes Nani sambil mendelik tak enak hati.
“Eh, kenapa emang? Malu yah?? Kalo malu berarti udah pernah ya kan? Maaf, cuma nanya. Aku malah tidak sempat.” Angela terus menggoda.
“Tidak sempat apa?” Nani jadi balik bertanya.
“Tidak sempat lama-lama. Selalu sebentar ciumannya.”
“Ih! Apaan sih??”
“Hahaha.”
“Udah ah udah!”
Sampai di situ keduanya tertawa di tengah kesunyian malam.
“Ini misal yah, ibarat quiz. Aku, kamu, dan wanita itu. Ada di hadapan Julius. Kira-kira Julius pilih mana?” ucap Angela.
“Berapa kali harus aku jelasin. Kami Cuma teman. Jadi pilihannya cuman dua. Kamu atau perempuan itu,” protes Nani.
“Aku jadi penasaran banget, cewek macam apa sih yang Julius kejar?” ucap Angela.
“Kalo misalnya Julius. Maaf ya, ini misal. Misalkan Julius lebih memilih perempuan itu, gimana?” tanya Nani dengan nada penuh kehati-hatian takut lawan bicara tersinggung. Sejenak Angela tercenung.
“Mm, begini. Aku pegang kedua tangannya,” ucap Angela sambil memperagakannya memegang tangan Nani terus aku cubit sampai mati tuh cewek.” Angela beneran mencubit Nani dan menggelitik Nani.
“Aw, geli tau! Udah Angel, udah!!!” teriak Nani kegelian. Keduanya pun cekikikan. Selesai puas bercanda keduanya saling berbalik dan tersenyum. Puas tersenyum, keduanya termenung. Tiba-tiba Angela berucap tanya.
“Saya hanya ingin tahu. Seberapa pantas dia memiliki Julius.” Nani mengerti betul perasaan di balik ucapan itu.
“Tapi bukan kah cewek itu udah mati? Lalu apa yang Julius kejar?" ucap Angela kemudian. Ia seolah mendapat pencerahan, pikirannya terbuka tiba-tiba.
“Cewek yang mana lagi yang Rudolf maksud???”
“Hm. Entahlah,” jawab Nani lantas memejamkan mata. Nani lelah dan sedang malas menduga-duga. Tapi Angela jadi berpikir.
“Ada sesuatu yang janggal?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
ariasa sinta
69
2021-12-21
1
🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ.Zeelyn^.^
mampir
2021-07-29
1
Ipah Cakep
Membingungkan
2021-05-14
3