"Kent, Yun datang." Ujar Yohan sambil menatap kearah pintu kamar Kent yang terbuka, membuat pria yang tengah duduk dengan lengan diperban dan digantung dilehernya itu menoleh kearah pintu.
"Yun..."
Ucapan Kent tertelan kembali, saat ia melihat seseorang yang dibawa Yun. Tentu saja Kent mengenalnya, tak jauh berbeda dengan Yohan, pria itu juga kaget melihat orang itu.
"Kenapa kamu bawa dia, Yun?" Tanya Yohan, pria itu tahu, Yun pasti memiliki alasan yang baik untuk membawa pria itu ke mereka.
"Kenalkan dia Kak Dega, Kak." Ujar Yun, tersenyum. "Dia yang membantuku mencari orang yang memukuli Kak Kent, lalu..."
"Kau benar-benar mencari mereka?" Tanya Kent, kaget. Tubuhnya gemetaran, membuat Yun menghampirinya.
"Kak Kent kenapa?" Tanya Yun, tangannya meraih tangan Kent.
"Kenapa kau bawa dia, Yun? Dia yang memukuliku, Yun, dia yang membuatku ada disini." Ujar Kent, Yun terdiam.
"Aku sudah tau, siapa yang memukuli Kakak. Dia bukan Kak Dega, tapi..."
"Kau tak tau bagaimana cara aku melindungimu, Yun!! Dia jahat, Yun, kau tak seharusnya berhubungan dengan mereka." Ujar Kent, kesal. "Kau ini polos sekali, mereka memanfaatkanmu."
"Kent, gw rasa, loe salah paham." Ujar Dega, membuat Kent menoleh kearahnya. "Kayaknya loe udah tau dari awal kalau Jay yang melakukannya, dia ngancam loe?"
"Loe yang lakuin itu, br*ngs*k!! Gak usah bawa-bawa nama orang lain, loe sama genk loe itu yang lakuin ini semua!!"
"Kak, Kak Dega bantu aku. Sekarang kita bakal bicara sama Kak Jay, siang ini."
"Kau bodoh, Yun!! Bagaimana kalau mereka cuman menjebakmu, hah? Kau tau sendiri malam itu kau seperti apa? Apa kau lupa?"
"Kak Dega, Kak Josh, Kak Yuta, bantuin aku. Mereka adalah orang baik, aku akan tetap pada rencana itu."
"Kau tak perlu membantuku, kau hanya perlu bersamaku." Ujar Kent, memohon. "Yun, aku menyukaimu. Mungkin ini terlalu cepat, tapi aku rasa, aku sangat menyukaimu."
Yun terdiam, Yohan dan Dega menghela nafas.
"Kumohon, Yun, jangan pergi bersama mereka!!" Ujar Kent, Yun menatap Dega.
"Yaudah, loe gak perlu ikut sama gw, Yun." Ujar Dega, tersenyum. "Gw bisa ngurus mereka sendiri, gw juga akan mengadakan rapat dengan ketua genk lainnya agar gak ada yang ganggu kalian." Ujarnya, mengalah. "Kent, lain kali loe harus mikirin semua tindakan loe. Kayak yang loe omongin, jangan pernah berurusan dengan kami. Karna mungkin bukan cuman loe yang bisa jadi korban, tapi orang-orang disekitar loe juga."
"Kak,..."
Kent menahan lengan Yun, membuat Yun menatapnya kembali.
"Tenang saja, Yun, gw bakal jaga janji gw sama loe." Ujar Dega, lalu ia berbalik pergi.
"Jangan pernah berurusan dengan mereka lagi, Yun, aku tak menyukainya." Ujar Kent sambil menatap pintu, lebih tepatnya Dega yang telah menghilang dibaliknya dengan sinis.
Yun menghela nafas pelan, ia harap semuanya bisa berakhir dengan baik.

Dega menatap Jay yang tengah duduk dihadapannya, Josh juga menatap pria berlesung pipi itu tajam. Mereka sudang berada di markas Satan Bikers, genk motor yang diketuai oleh Jay. Hanya mereka berdua yang diizinkan masuk, sedangkan yang lain hanya diperbolehkan menunggu diluar.
"Ada apa kalian kemari? Menyerahkan diri?" Tanya Jay, seringainya mengingatkan Dega pada Yun yang terlihat ketakutan malam itu.
"Loe pikir loe hebat, ya?" Ujar Josh, memulai pembicaraan. "Mengeroyok anak orang, itu bukan loe banget, Jay." Tambahnya, sinis.
"Ah, masalah itu." Ujar Jay sambil menggaruk keningnya, senyuman masih terpatri dibibirnya. "Lalu, apa masalah kalian? Kalian tentu tau, apa yang gw pengen. Kalo gw pengen sesuatu, gw harus dapetin itu."
"Loe terobsesi pada Yun rupanya, tapi Yun telah memilih Dega." Ujar Josh, sinis. "Menyerahlah, maka akan gw anggap semua ini tak terjadi."
"Sayangnya gw gak pengen nyerah gitu aja, Josh. Dan buat loe, Ga, taruhan gw yang waktu itu masih berlaku." Ujar Jay, membuat Dega menatapnya tajam.
"Nggak, gw gak bisa membuat taruhan kayak gitu." Jawab Dega, tegas.
"Jadi gw harus rebut dia dari loe, itu gak masalah sebenarnya." Ujar Jay sambil meminum minumannya, senyumannya membuat kedua pria dihadapannya ingin tau apa yang direncanakannya. "Tapi gw lebih suka loe nyerahin dia secara cuma-cuma atau dengan hal yang gw tawarin kemarin, seenggaknya itu gak halangin gw buat milikin dia selamanya."
"Loe mimpi, Jay!!" Ujar Dega, sinis. "Dia milik gw, gak akan mungkin gw serahin dia gitu aja, apalagi sama loe." Ujarnya, Josh menatap Dega, ucapan pria itu terdengar serius untuknya.
"Ok, loe menang kali ini." Ujar Jay, tersenyum. "Jadi cuman itu yang pengen loe omongin?"
"Gak cuman itu..." Ujar Josh, menyela. "Jangan pernah gangguin orang-orang disekitar Yun, terutama Kent, beritahu juga yang lain. Kami bakal cari tempat baru, kalau kalian mau."
Jay menatap Josh sambil mengerutkan keningnya, ia terkekeh pelan. "Sejak kapan loe peduli sama hal-hal remeh kayak gini, Josh?"
"Dan sejak kapan loe mau ngurusin hal-hal yang bisa loe serahin ke anak buah loe?" Ujar Josh, membuat Jay tertohok.
"Ok, apa boleh buat." Ujar Jay sambil mengendikkan bahunya, acuh.
"Kami serius, Jay. Loe..."
"Lepaskan aku!!"
Pekikan seorang gadis membuat Josh dan Dega menoleh, keduanya kaget saat melihat Yun berada disana dengan diseret oleh anak buah Jay.
"Kau lama sekali, Babe?" Sapa Jay, membuat Dega menatapnya tak terima.
"Lepasin dia, Jay!!" Teriak Dega, marah.
"Santai, Ga, dia gak bakal gw sakitin, gw suka dia." Ujar Jay, tangannya mengisyaratkan pada mereka untuk membawa gadis itu padanya.
"Kak Dega, apa yang terjadi?" Tanya Yun sambil berusaha melepaskan diri, membuat Dega bisa melihat tangan Yun memerah karna cengkraman kuat dari mereka. "Lepaskan!!"
Bruk!!
Yun terjatuh begitu saja dihadapan Jay, membuat Dega refleks bergerak, tapi Josh menahannya. Yun menatap Jay yang tatapannya tak berubah, gadis itu tengah mengendalikan rasa takutnya.
"Apa yang kau inginkan? Kenapa kau melakukan ini padaku? Lihat apa yang mereka lakukan, mereka memukuli Kak Yohan dan Kak Jemmy dihadapan Kak Kent, kau gila, psikopat, kau benar-benar membuatku muak padamu!!" Teriak Yun, Dega dan Josh bertatapan, tak menyangka Yun akan seberani itu memaki Jay.
"Apa kau sudah puas memakiku, Manis?" Tanya Jay, Yun terisak, tangisannya tak terbendung. "Aku membuatmu menangis, lihat, Dega dan Josh sudah bersiap akan membunuhku!!"
Yun menatap Dega dan Josh yang menatapnya, ia sudah tak mempercayai mereka lagi. "Apa yang kalian lakukan disini? Katanya kalian akan melindungi kami, tapi kenapa mereka berhasil membuat teman-temanku menderita lagi?" Teriaknya, lagi.
Dega akan bicara, tapi Josh masih mencoba menahannya. Josh ingin tau apa yang direncanakan Jay dengan membawa Yun kehadapan mereka, tentu ia tak bisa meremehkan pria itu begitu saja.
"Apa yang kau rencanakan, Jay?" Tanya Josh, penasaran. "Kenapa kau membawa Yun kemari?"
"Tentu saja untuk memilikinya, Josh." Ujar Jay, sinis. "Begini, gw nawarin satu hal lagi sama loe, Ga." Ujarnya sambil beranjak dari tempat duduknya, ia menarik Yun untuk berdiri berhadapan dengan kedua pria itu. "Gw pengen milikin dia, tapi nggak dengan cara pengecut kayak gitu." Ujarnya, ia menarik dagu Yun yang tak bisa diam sedari tadi. "Gw pengen nantangin loe duel, yang menang bisa dapetin si manis ini." Ujarnya, lagi.
"Kau gila, psikopat, aku tak mau hidup bersamamu!!" Ujar Yun, rahangnya sakit karna genggaman Jay mengerat.
"Kau tak bisa mengatakan hal seperti itu lagi, kalau aku sudah memilikimu." Ujar Jay, membuat Yun lagi-lagi meneteskan air matanya. "Gimana, Ga? Loe setuju?"
Dega menatap Yun, sebenernya ia tak tega melihatnya seperti itu. Harusnya Yun tak terlibat dengan mereka, perkataan Kent seketika terngiang dibenaknya. Yun menggelengkan kepalanya, matanya memohon agar Dega lebih memilih menepati janjinya.
"Ayolah, Ga, kita tak punya banyak waktu." Ujar Jay, ia menyerahkan Yun pada anak buahnya. "Sebagai gantinya, kalo gw kalah, gw gak akan ganggu kehidupan loe dan cewek loe ini, termasuk teman-temannya."
Dega menatap Josh, seolah meminta izin. Josh mengangguk pelan, Dega menghela nafas.
"Jangan, Kak, ingat perjanjian kita semalam!!" Ujar Yun, air matanya tak terbendung lagi. "Mereka bisa membunuh Kakak, aku gak bisa melihat orang lain terkapar karna diriku lagi."
"Maaf, Yun, cuman ini cara yang gw bisa buat lindungin loe. Jangan marah, aku melanggar janji untukmu juga." Ujar Dega, pelan. "Gw setuju, tapi loe harus benar-benar nepatin janji loe."
"Bagus!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments