Isi Surat Wasiat

Alena menatap sedih makam mantan Ibu mertuanya,Ia tak kuasa menahan air matanya yang terus ingin keluar,Ia teringat dengan masa dimana mereka menghabiskan banyak kegiatan saat Alena libur bekerja.

Alena mengusap pusara milik Ibu mertuanya seperti hal nya yang Ia lakukan saat Ibu mertuanya masih hidup,Ibu mertuanya selalu ingin dipijit dibagian-bagian kaki dan tangannya.

"Ibu...,Maafin Alena yang tak bisa menemani Ibu disaat-saat terakhir,semoga Ibu tenang dialam sana,Alena titip salam buat kedua orang tua Alena ya Bu,semoga kalian semua bisa berkumpul ditempat yang paling indah dialam sana,Aamiin".

Alena bergegas pulang,namun ternyata Bagas dari kejauhan telah menunggunya.

"Ayo kita cari tempat yang aman,aku perlu tau isi surat yang Ibuku berikan",ajak Bagas yang membuat Alena mengekori Bagas untuk masuk kesebuah mobil.

Didalam mobil itu,Bagas memberikan surat yang dari tadi Ia simpan dalam saku celananya,Bagas memaksa Alena untuk membukanya saat ini juga,namun Alena menolaknya.

"Mas Bagas....,bahkan Ibumu baru dimakamkan,kenapa harus buru-buru membaca surat ini?apa nggak sebaiknya nanti tunggu dirumah dan Bi Siti menjadi saksinya",ucap Alena dengan pelan,Ia tidak mau membangunkan macam tidur dalam tubuh mantan suaminya.

Namun Bagas tetap memaksa Alena untuk membukanya dan Alena juga terus menolaknya untuk membukanya saat ini,sampai Bagas yang awalnya sabar jadi emosi karena penolakan Alena.

Bagas menepikan mobilnya dan merebut paksa surat yang ada ditangan Alena,Bagas membukanya secara kasar dan Alena mulai kesal dengan tingkah Bagas yang tak sabaran.

"Bagas!!,bisa nggak sih kita sampai rumah dulu,aku juga nggak bakalan mau ngambil apapun dari peninggalan Ibumu jika itu yang kamu kawatirkan,aku hanya mau kita membukanya dirumah dan Bi Siti menyaksikan kita membaca surat ini,Ibu juga pasti nggak suka dialam sana melihat caramu yang seperti ini,memang kamu akan kemana sampai harus buru-buru seperti ini?tidakkah kamu berpikir bahwa mengapa Ibu nyuruh kita membaca bersama,pasti ada nasehat yang Ibu tuliskan untuk kita,tapi kalau caramu seperti ini aku lebih baik pergi".

Bagas tetap pada pendiriannya dan Alena membuka safety belt nya."Silahkan kamu buka dan baca sendiri surat yang Ibumu tulis,toh kita sudah tidak ada hubungan apapun lagi,jadi aku tak berhak tau apapun apa yang mau kamu lakukan",ucap Alena yang akhirnya memilih keluar dari mobil yang Bagas kendarai.

Alena berjalan secara perlahan dan memberhentikan taxi kosong yang sedang melaju.

Sedangkan Bagas membuka surat dari Ibunya dengan jantung berdetak dengan kencang.

"Untuk anakku tersayang Bagaskara,Ibu minta maaf karena membesarkan kamu seorang diri tanpa figur Ayah yang menyebabkan kamu memiliki sifat keras kepala,tapi yang perlu kamu tau bahwa Ibu menyanyangimu,tapi semua rasa sayang dan cinta yang Ibu beri kepadamu kau balas Ibu dengan kekecewaan ,Ibu kecewa sama kamu Nak,mengapa kamu harus menikah diam-diam diluar sana?kamu bukan hanya menghianati istrimu Alena,tapi kamu menyakiti Ibu,Ibu ikut merasakan bagaimana rasa sakit hati,kecewa,sedih yang Alena rasakan,Selama ini Ibu bersyukur memiliki menantu seperti Alena,dia wanita yang menjaga dirinya sendiri dengan baik,bahkan selama kamu tinggalkan Alena hanya kerja dan mengurusi Ibu,tapi Ibu tak pernah melihatnya bersedih karena berjauhan dari kamu,dia selalu ceria dan selalu berdo'a kamu disana baik-baik saja dan bekerja dengan lancar,tapi semua itu berubah saat kamu mengatakan telah menikah lagi,dunia istrimu hancur Bagas, begitupula Ibu,Ibu merasa sangat bersalah karena membiarkan kamu bekerja jauh dan membiarkan Alena merawat Ibu,andai Ibu tidak sakit mungkin kalian rumah tangganya akan tetap utuh,maka dari itu Ibu tuliskan surat ini untuk bahan renungan kamu Bagas,sekarang kamu hidup sendirian tanpa Ibu,berbuatlah baik Bagas,berhenti menyakiti wanita,karena kamu juga lahir dari seorang wanita".

Bagas menghela nafas sebentar,Ia membuka lembaran dibelakangnya yang masih ada tulisan Ibunya,kali ini tulisan itu untuk Alena.

"Untuk menantuku tersayang Alena....,Ibu mengucapkan banyak-banyak terimakasih atas baktimu pada Ibu,Ibu sangat menyanyangimu Nak...,Ibu seperti punya anak perempuan yang begitu menyanyangi Ibu,Tapi Ibu merasa malu saat Bagas menyakitimu,Ibu merasa sedih saat tau Bagas mengkhianatimu,Ibu juga merasa bersalah karena telah menyebabkan kalian dalam dalam jurang rumah tangga,Sekarang Ibu serahkan semuanya sama kamu Nak,kamu Ibu ijinkan berpisah dari Bagas jika itu membuat kamu bahagia,kejarlah kebahagiaan kamu Nak....".

Dan lembar berikutnya ada tulisan pembagian harta yang Ibunya Bagas tulis.

"Untuk Bagas Ibu berikan Rumah itu kepadamu,sedangkan untuk menantuku Alena..,Ibu berikan perhiasan-perhiasan yang Ibu punya untukmu,tempatnya ada dilemari dan didalam laci,Ibu tau itu tak seberapa,tapi Ibu ikhlas memberikan itu kepadamu".

Setelah itu tidak ada lagi tulisan yang Ibunya berikan,Bagas melempar kertas itu kesembarangan arah.

"Aku harus segera pulang kerumah untuk mengambil sertifikat rumah dan perhiasan milik Ibu,Alena tidak berhak mendapatkan apapun karena akulah anak Ibu satu-satunya",gumam Bagas dengan tersenyum bangga.

Bagas segera melajukan mobilnya dengan kencang menuju rumahnya,Ia sudah tidak sabar menggunakan uang yang Ibunya tinggalkan untuk bersenang-senang,Bahkan Ia lupa beberapa jam lalu Ia menangisi Ibunya yang meninggal dunia.

Didalam rumah itu ada Ibu Siti yang sedang menunggu Bagas.

Bagas yang datang langsung menuju lemari dikamar Ibunya untuk mencari perhiasan yang Ibunya tuliskan,bahkan sapaan Bi Siti Bagas abaikan.

"Pak Bagas cari apa?Maaf Pak kalau saya lancang,Saya ingin meminta gaji saya bulan ini untuk pulang kekampung,sekalian saya mau minta uang juga untuk membayar mobil saat mengantarkan Ibu Bapak keRumah Sakit,karena tetangga sudah menanyakan hal itu tadi",ucap Bi Siti dengan suara pelan.

Namun Bagas terus mencari perhiasan yang tak kunjung ditemukan.Bagas mencari lemari lainnya yang mendapat tatapan bingung dari Bi siti.

"Pak Bagas cari apa?mungkin Bibi bisa bantu",tanya Bi siti yang justru mendapat tatapan tajam dari Bagas.

"Bi Siti!Saya mencari perhiasan milik Ibu saya,Apa Bibi tau?atau jangan-jangan Bibi yang sudah mengambilnya ya?",ucap Bagas menuduh itu Siti dengan entengnya.

Bi siti yang tidak terima membantah dengan keras."Kalau Bapak mencurigai Bibi,bagaimana bisa Bibi masih disini,Bibi bisa saja kabur kalau memang niatnya mencuri,Bibi nggak tau apapun Pak".

Bagas akhirnya mencari dikamar yang Alena tempatin,Bagas dapat melihat kamar itu sangat rapi dan wangi Alena masih menguar indra penciumannya.

Bagas membuka lemari secara perlahan dan mencari laci yang Ibunya maksud,ternyata saat Bagas menemukannya,Ia terkejut dengan banyaknya perhiasan yang Ibunya miliki.

"Wahhhhh....,ini banyak banget,beruntung Alena tidak tau,jadi aku bisa miliki semuanya sendiri",gumam Bagas dengan tertawa bahagia.

Bagas segera keluar dan memberikan sebuah kalung kepada Bi Siti sebagai ganti membayar gaji yang belum dibayarkan.

Bi Siti akhirnya berpamitan dan meninggalkan begitu saja saat Bagas yang sibuk dengan tas dan kopernya.

Terpopuler

Comments

Mundri Astuti

Mundri Astuti

anak durhaka......kena penyakit kelamin baru tau rasa

2025-04-12

1

Uthie

Uthie

dasar anak durjana 😡😡

2025-04-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!