Perjalanan Sang Ketua

Perjalanan Sang Ketua

1. Episode 1

Dia bernama Talitha, Seorang gadis cantik yang tinggal seorang diri di sebuah mansion yang besar dan jauh dari keramaian kota. Setiap hari dia hanya bergelut dengan komputernya sehingga lupa dengan waktu makan dan mandinya. Namun, tiba-tiba ponselnya berbunyi, dia melihat bahwa itu adalah panggilan dari Jack.

"Halo, Jack. Ada apa kau menelpon ku?" tanya Talitha.

"Saya hanya ingin menyampaikan bahwa semua rencana telah berhasil dijalankan dan semuanya berjalan mulus tanpa meninggalkan jejak sedikit pun" ucap Jack.

Mendengar laporan dari Jack sekilas timbul senyum di wajah Talitha. Akhirnya rencana yang dia buat selama tiga bulan tanpa memandang pagi, siang, dan malam berjalan dengan mulus.

Tanpa mengatakan apa-apa, Talitha mematikan obrolannya dengan Jack lalu berlari kecil ke arah toilet karena dia tidak dapat menahan rasa ingin buang air kecilnya.

Setelah selesai dengan ritualnya di dalam toilet Talitha lalu keluar. Akan tetapi, dia tidak sengaja menginjak suatu benda di lantai dan terpeleset di depan toilet sehingga menyebabkan kepalanya terbentur keras ke lantai dan mengakibatkan banyak darah yang keluar dari kepalanya, pandangannya mulai samar-samar dan akhirnya dia kehilangan kesadarannya.

"Apa ini akhir dari hidupku?"

"Sungguh menyedihkan, aku bahkan belum bisa melakukan sesuatu yang benar-benar membuatku bahagia"

Kata-kata terakhir yang Talitha dapat ucapkan sebelum dia benar-benar menutup matanya.

..........

Sementara itu di sebuah kediaman milik Panglima Perang, seorang gadis tertidur lelap dan tidak ada yang tahu apakah gadis itu masih hidup atau telah tiada.

"Nona, mengapa engkau belum bangun juga?" ucap seorang Pelayan yang sedang mengelap tubuh gadis yang sedang tertidur itu.

Tiba-tiba terdengar dari arah luar, suara dobrakan yang begitu keras. Setelah itu, seseorang masuk bersama seorang pelayan dengan langkah yang sangat angkuh sambil menutupi wajahnya menggunakan sebuah kipas yang terbuat dari bulu merak.

"Bagaimana kondisinya? Apa dia masih hidup?" tanya gadis yang baru saja masuk.

Gadis itu adalah Putri kedua Panglima yang bernama Nesha, dia anak dari simpanan Panglima yang sekarang sudah menjadi istri sahnya sekaligus nyonya di kediaman tersebut setelah istri pertamanya meninggal.

Pelayan itu tidak menjawab apa-apa, dia takut jika dia salah menjawab dia akan di berikan hukuman karena gadis yang di hadapinya sekarang memiliki temperamen yang buruk.

"Kita tidak perlu memperdulikan mereka Nona, pasti sebentar lagi dia juga akan mati dan anda akan menjadi satu-satunya Putri di kediaman ini" ucap Pelayan Nesha.

"Benar katamu. Ayo kita pergi dari tempat kotor ini" ucap Nesha lalu pergi dan di ikuti oleh seorang Pelayan dibelakangnya.

..........

Sementara itu di suatu tempat, Talitha sedang berdiri dan menatap ke sekelilingnya yang terlihat kosong dan tidak terlihat siapa pun.

"Dimana ini? Apa mungkin aku sudah berada di surga tapi kenapa semuanya terlihat kosong" ucap Talitha merasa bingung.

"Selamat datang, Talitha"

Tiba-tiba muncul suara yang tidak tahu berasal darimana.

"Siapa kau?" tanya Talitha mencari dimana asal suara itu berasal.

"Tenang lah di sini aku akan membantumu, kau adalah orang yang terpilih jadi aku akan memberimu kesempatan hidup untuk kedua kalinya. Akan tetapi, kehidupan mu yang ini akan berbeda dengan kehidupan mu yang sebelumnya"

"Apa aku boleh menolaknya?" tanya Talitha.

"Tidak karena ini sudah tercatat di dalam buku takdirmu"

"Kalau begitu beritahu aku siapa kau?" tanya Talitha.

"Aku adalah dewa" ucapnya dan perlahan suara itu semakin menjauh lalu akhirnya menghilang.

Talitha jadi kebingungan sendiri, apa baru saja di bertemu dengan dewa? akan tetapi dia tidak percaya dengan hal-hal seperti itu. Di tengah memikirkan hal itu tiba-tiba rohnya seperti ditarik menunju ke suatu tempat.

"Apa yang baru saja terjadi kepadaku?" batin Talitha.

Talitha merasa posisinya berbeda dari sebelumnya, perlahan dia membuka matanya dan melihat sekeliling yang menurutnya belum pernah dia lihat sebelumnya.

"Akhirnya anda bangun Nona" ucap Pelayan yang merawat Talitha.

"Siapa kau? Mengapa kau memanggilku Nona?" tanya Talitha yang masih bingung.

"Apa maksud Nona? Saya Mia, Pelayan yang telah melayani anda selama bertahun-tahun" ucap Pelayan Talitha.

"Apa-apaan semua ini? Sepertinya ini ada hubungannya dengan dewa yang baru saja ku temui" batin Talitha.

"Apa kau bisa mengambilkan ku sebuah cermin?" ucap Talitha.

"Baik Nona, Saya akan segera mengambilkan cermin untuk Anda" ucap Mia.

Beberapa saat kemudian Mia membawa sebuah cermin kecil kehadapan Talitha dan betapa terkejutnya dia saat melihat wajahnya yang bersih, putih dan mulus bagaikan batu giok.

"Muka siapa ini? Bagaimana bisa aku memiliki wajah secantik ini bahkan jauh lebih cantik dan mulus dari wajahku yang sebelumnya" batin Talitha sambil meraba wajahnya.

"Siapa namaku? Beritahu asal usulku lebih jelas" ucap Talitha.

"Bagaimana ini? kenapa Nona tiba-tiba melupakan segalanya bahkan namanya sendiri dia tidak ingat, sungguh Nonaku yang malang" batin Mia.

"Hamba hanya seorang pelayan rendahan Nona, hamba tidak berhak menyebut nama Anda" ucap Mia.

"Tidak apa-apa, katakan saja" ucap Talitha.

"Nama Anda adalah Talitha, Anda Putri pertama dari Panglima Perang dan Istri pertama Panglima yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi, tidak ada yang peduli pada anda semenjak kematian ibu anda dan_" ucap Mia terhenti.

"Dan? Dan apa? Bicaralah yang jelas dan jangan berbicara setengah-setengah kau membuatku penasaran" ucap Talitha menatap tajam Mia membuat nyali Mia menciut.

"Dan karena saat itu juga Anda kehilangan kasih sayang dari Panglima dan membuat banyak orang merendahkan Anda bahkan Pelayan juga berperilaku buruk kepada Anda" ucap Mia.

"Sepertinya pemilik asli tubuh ini di perlakukan dengan buruk" batin Talitha.

"Baiklah kalau begitu Aku ingin membersihkan tubuhku terlebih dahulu seluruh badanku terasa sangat lengket, bisakah kau menyiapkan air mandi ku Mia" ucap Talitha lalu bangun dari tempat tidurnya.

"N_nona apakah ini sungguhan?" Tanya Mia menepuk-nepuk kedua pipinya.

"Ada apa dengan mu?" Tanya Talitha.

"Anda akhirnya bisa berjalan Nona, hamba sangat bahagia" ucap Mia mengusap air matanya karena terharu.

"Memangnya sebelumnya ada apa dengan kaki ku?" tanya Talitha.

"Semenjak kecil Anda terlahir dengan kaki yang lumpuh Nona, sudah beberapa orang tabib yang datang dan memeriksa kaki anda tetapi tidak ada hasil sama sekali" ucap Mia.

"Kalau begitu jangan katakan pada orang lain bahwa aku sudah bisa kembali berjalan" ucap Talitha.

"Baik Nona!" ucap Mia dengan penuh semangat.

"Biasanya apa yang Aku gunakan jika ingin keluar dari kamarku?" tanya Talitha.

"Anda memiliki kursi beroda Nona, ada seseorang yang pernah mengirimkannya ke kediaman Anda" ucap Mia.

"Siapa orang itu?" tanya Talitha.

"Hamba juga tidak tahu Nona" ucap Mia.

"Lupakan, bawakan saja kemari" ucap Talitha.

Setelah itu Mia lalu mengambil kursi beroda tersebut dan membawanya ke hadapan Talitha.

"Sepertinya tidak terlalu buruk" ucapnya.

Setelah itu Talitha duduk diatas kursi itu dan Mia membantunya dengan mendorong kursi tersebut.

"Mia apa kegiatan yang biasanya aku lakukan?" tanya Talitha.

"Selama ini Anda hanya berada di dalam kamar dengan di temani alat menyulam Anda Nona" ucap Mia.

"Hanya itu?" tanya Talitha.

"Benar Nona, sebenarnya anda di larang keluar dari kamar karena akan menjadi bahan cerita orang-orang dan membuat reputasi panglima tercoreng karena memiliki anak yang cacat" ucap Mia.

"Apa ada hal lain belum aku ketahui?" tanya Talitha.

"Sebentar lagi semua orang akan dipanggil ke istana untuk merayakan ulang tahun Ratu Nona" ucap Mia.

"Kenapa kau malah berbicara acara ulang tahun orang lain denganku, itu sama sekali bukan urusanku" ucap Talitha.

"Maaf Nona. Akan tetapi, hamba harus mengatakan hal ini karena saat itu mungkin putra mahkota akan mengumumkan pembatalan pernikahan Anda dengannya" ucap Mia.

"Hanya itu?" Tanya Talitha dengan raut wajah bodo amat.

"Apa anda tidak bersedih?" tanya Mia.

"Untuk apa" ucap Talitha.

"Bukannya anda sangat menyukai Putra Mahkota?" tanya Mia.

"Tidak, bukan aku yang menyukainya tetapi orang lain yang sudah lama tiada" ucap Talitha.

Mia yang mendengar perkataan Talitha menjadi bingung.

...***...

Jika kalian suka pada ceritanya jangan lupa di like, komen, dan vote.

Terpopuler

Comments

IndraAsya

IndraAsya

👣👣👣

2024-06-04

0

Murni Dewita

Murni Dewita

mampir

2024-02-22

0

Ny Haris

Ny Haris

kurang gereget

2021-06-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!