Beberapa saat kemudian Talitha sampai di sebuh kamar mandi yang menurutnya sangat aneh dan sangat berbeda dengan kamar mandi yang dulu.
"Silahkan masuk nona, saya akan membantu membersihkan diri anda" ucap Mia.
"Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri. Oh iya tolong siapkan pakaian ganti dan makanan untukku" ucap Talitha.
"Baik, nona. hamba permisi dulu" ucap Mia lalu keluar dari sana.
"Ada-ada saja dunia ini, selain nama yang sama dengan namaku yang dulu entah apa lagi yang akan sama setelah ini" ucap Talitha dan kemudian merendamkan tubuhnya di air.
Setelah beberapa saat berendam Talitha keluar dan membersihkan dirinya. Lalu Mia datang dengan membawa pakaian untuknya.
"Pakaian apa ini? kenapa sangat jelek dan bagaimana cara menggunakannya apa tidak ada baju kaos dan celana pendek yang bisa aku gunakan?" tanya Talitha.
"Maaf Nona, hanya itu pakaian yang anda miliki, semua pakaian anda telah di ambil oleh putri kedua dan dia memberikan pakaian bekasnya untuk anda" ucap Mia merasa bersalah kepada nona nya.
"Sepertinya aku masuk ke dunia yang dipenuhi dengan drama" batin Talitha sambil memutar bola matanya.
"Baiklah, kalau begitu bantu aku memakai pakaian jelek itu" ucap Talitha.
"Tunggu saja orang yang berani mengambil sesuatu yang menjadi milikku akan aku hajar kau nanti" batin Talitha lalu memasang sekilas senyum devil diwajahnya.
Setelah Mia selesai membantu Talitha memasangkan pakaiannya, Talitha kembali duduk di kursi beroda nya dan Mia yang membantu untuk mendorongnya.
"Mia apa ada orang yang pernah melihat ku dengan bertatap muka secara langsung?" tanya Talitha.
"Tidak ada Nona, jika anda di izinkan keluar dari kamar anda, anda selalu memakai cadar dan itu membuat orang-orang menyimpulkan bahwa anda orang yang memiliki wajah_" ucap Mia terpotong.
"Buruk rupa?" sambung Talitha.
"B-benar nona" ucap Mia.
"Baiklah kalau begitu ambilkan aku cadar yang biasa aku gunakan" ucap Talitha.
"Untuk apa nona, bukannya anda sama sekali berbeda dari rumor-rumor itu?" Tanya Mia.
"Kita akan membuat sebuah kejutan Mia" ucap Talitha.
"Apa maksud anda, nona?" Tanya Mia.
"Kau akan tau jika waktunya sudah tiba" ucap Talitha.
Sementara disebuah ruang utama dikediaman panglima.
"Ayah, aku tidak mau kakak pertama ikut ke istana" ucap Nesha.
"Benar suamiku, kita tidak perlu mengajaknya ke istana nanti dia akan membuat keluarga kita malu dihadapan keluarga kerajaan" ucap selir panglima tak lain ibu dari Nesha.
"Aku tidak bisa melarangnya pergi ke istana karena dia adalah tunangan dari putra mahkota, jadi dia harus datang juga" ucap panglima.
"Ayah apakah aku tidak bisa menggantikan posisi kakak? Aku juga mencintai Putra mahkota ayah" ucap Nesha.
"Aku tahu yang kau cintai buka putra mahkota Nesha, tetapi posisi yang akan kau dapat jika kau bisa bersanding dengannya" ucap orang yang baru saja datang yang tidak lain adalah putra pertama dari selir panglima sekaligus kakak dari Nesha yang bernama Danilo.
"Putraku, akhirnya kau mau datang juga untuk menemui ayah mu ini" ucap panglima berdiri dan memeluk putranya.
"Apa-apaan perkataanmu tadi, kak. Kenapa kau malah menuduh aku dengan perkataan yang seperti itu" ucap Nesha.
"Bukankah benar yang kukatakan? kau ingin merebut posisi Talitha karena kau ingin menjadi Ratu dimasa depan" ucap Danilo
"Ibu lihatlah kakak, dia malah membela wanita itu dan bukan aku yang adik kandungnya sendiri" ucap Nesha.
"Danilo! Kau seharusnya membela adikmu sendiri dan bukan gadis lain" ucap Ibu selir.
"Kalian semua sama saja, kalau begitu aku permisi. Aku ingin menemui Talitha" ucap Danilo.
"Kakak, aku mau ikut" ucap Nesha.
"Kau tidak perlu ikut karena kau hanya akan membuat kekacauan di sana" ucap Danilo tetapi Nesha tetap mengekor di belakangnya.
Dikediaman Talitha dia sedang duduk dan merencanakan semua yang akan dia lakukan
"Hm apa jadinya jika aku hanya duduk dan tiduran disini, aku sungguh merindukan komputer ku dan misi-misi baru dari klienku" ucap Talitha.
"Mia" panggilnya.
"Ada apa, Nona?" tanya Mia.
"Apa kau tahu dimana toko yang menjual benda tajam?" tanya Talitha.
"Iya, Nona. Letaknya ada di ujung pasar tetapi tempat itu sangat berbahaya, kenapa anda menanyakan hal itu?" tanya Mia.
"Tidak apa, pergilah lanjutkan tugas mu" ucap Talitha
"Kau sangat tega nona mengusirku, padahal kau baru saja memanggil ku" batin Mia.
Setelah Mia keluar dia kembali masuk.
"Nona" panggilnya.
"Ada apa bukannya aku menyuruhmu keluar" ucap Talitha.
"Di depan ada tuan muda dan nona muda" ucap Mia.
"Siapa itu?"Tanya Talitha.
"Tuan muda dan Nona muda adalah anak dari dari selir panglima sekaligus adik anda" ucap Mia.
"Oh adik tiri ku" batin Talitha.
"Katakan saja aku tidak ingin menemui siapa pun" ucap Talitha.
"Baik, Nona." ucap Mia.
Setelah itu Mia keluar dan menyampaikan perkataan Talitha.
"Maaf tuan muda dan nona muda, nona ku sedang tidak ingin menemui siapa pun" ucap Mia.
"Cih sombong sekali dia, pergi kau biarkan aku masuk dan memberinya pelajaran" ucap Nesha.
Nesha lalu masuk dengan mendobrak keras pintu dan untung sesuai dengan perkiraan Talitha, dia telah siap didalam dengan memakai cadarnya dan duduk di kursi beroda nya memandang daerah luar jendela kamarnya.
"Apa ini sikap putri dari seorang panglima?" tanya Talitha tanpa berbalik.
"Cih jangan sok banget jadi orang, lihat kau sendiri memangnya kau punya sopan santun" ucap Nesha.
"Untuk apa menanyakan hal itu, kan sudah jelas kau lihat dengan matamu sendiri sedangkan kau hm mungkin lebih mirip dengan sikap rentenir di pasar" ucap taleetha.
"Beraninya kau menghinaku" ucap Nesha tak terima dan mendorong kursi roda Talitha hingga dia tersungkur ke lantai.
"Memangnya kenapa? oh ya bukannya kau juga hanya anak dari selingkuhan ayahku yang sekarang menjadi nyonya di keluarga ini setelah mengambil posisi ibuku?" Tanya Talitha.
"K-kau! tunggu saja aku akan mengadukan semua perkataan mu kepada ayah" ucap Nesha.
"Silahkan, hanya itu yang bisa kau lakukan? sayang sekali kau masih anak ingusan yang ingin bermain-main denganku" ucap Talitha datar dan menatap tajam Nesha.
Melihat tatapan tajam dari Talitha, membuat nyali Nesha menciut seakan tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena tatapan itu bagaikan ingin mencabik-cabik tubuhnya
"Silahkan keluar dari kamarku jika sudah tidak mempunyai urusan lagi" ucap Talitha tersenyum mengejek.
Nesha lalu keluar dari kamar Talitha, Nesha berlari keluar dan melewati Danilo dan Mia yang menunggunya diluar.
"Ada apa lagi dengan anak itu" ucap Daylon.
"Permisi tuan muda saya ingin melihat nona saya "ucap Mia lalu bergegas ke dalam.
Sementara diluar tersisa Danilo seorang diri, dia terpaksa tidak jadi menemui Talitha dan menyusul Nesha.
Sementara didalam kamar Talitha
"Nona apa anda baik-baik saja?" tanya Mia.
"Memangnya ada apa denganku?" tanya ya Taleetha.
"Apa nona Nesha melukai anda?" Tanya Mia dan Taleetha hanya menggelengkan kepala.
"Syukurlah" ucap Mia.
"Kau pergilah dulu, aku ingin tidur" ucap Talitha
Setelah itu Mia pergi dari kamar Talitha.
"Hahaha ternyata anak ingusan itu ingin bermain-main denganku, tunggu saja ini hanya permulaan bagi mu" ucap Talita ambil tertawa.
...***...
Jika kalian suka pada ceritanya jangan lupa di like, komen, dan vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Ibuk'e Denia
aq mampir thor di ceritamu
2023-07-15
1