NovelToon NovelToon

Perjalanan Sang Ketua

1. Episode 1

Dia bernama Talitha, Seorang gadis cantik yang tinggal seorang diri di sebuah mansion yang besar dan jauh dari keramaian kota. Setiap hari dia hanya bergelut dengan komputernya sehingga lupa dengan waktu makan dan mandinya. Namun, tiba-tiba ponselnya berbunyi, dia melihat bahwa itu adalah panggilan dari Jack.

"Halo, Jack. Ada apa kau menelpon ku?" tanya Talitha.

"Saya hanya ingin menyampaikan bahwa semua rencana telah berhasil dijalankan dan semuanya berjalan mulus tanpa meninggalkan jejak sedikit pun" ucap Jack.

Mendengar laporan dari Jack sekilas timbul senyum di wajah Talitha. Akhirnya rencana yang dia buat selama tiga bulan tanpa memandang pagi, siang, dan malam berjalan dengan mulus.

Tanpa mengatakan apa-apa, Talitha mematikan obrolannya dengan Jack lalu berlari kecil ke arah toilet karena dia tidak dapat menahan rasa ingin buang air kecilnya.

Setelah selesai dengan ritualnya di dalam toilet Talitha lalu keluar. Akan tetapi, dia tidak sengaja menginjak suatu benda di lantai dan terpeleset di depan toilet sehingga menyebabkan kepalanya terbentur keras ke lantai dan mengakibatkan banyak darah yang keluar dari kepalanya, pandangannya mulai samar-samar dan akhirnya dia kehilangan kesadarannya.

"Apa ini akhir dari hidupku?"

"Sungguh menyedihkan, aku bahkan belum bisa melakukan sesuatu yang benar-benar membuatku bahagia"

Kata-kata terakhir yang Talitha dapat ucapkan sebelum dia benar-benar menutup matanya.

..........

Sementara itu di sebuah kediaman milik Panglima Perang, seorang gadis tertidur lelap dan tidak ada yang tahu apakah gadis itu masih hidup atau telah tiada.

"Nona, mengapa engkau belum bangun juga?" ucap seorang Pelayan yang sedang mengelap tubuh gadis yang sedang tertidur itu.

Tiba-tiba terdengar dari arah luar, suara dobrakan yang begitu keras. Setelah itu, seseorang masuk bersama seorang pelayan dengan langkah yang sangat angkuh sambil menutupi wajahnya menggunakan sebuah kipas yang terbuat dari bulu merak.

"Bagaimana kondisinya? Apa dia masih hidup?" tanya gadis yang baru saja masuk.

Gadis itu adalah Putri kedua Panglima yang bernama Nesha, dia anak dari simpanan Panglima yang sekarang sudah menjadi istri sahnya sekaligus nyonya di kediaman tersebut setelah istri pertamanya meninggal.

Pelayan itu tidak menjawab apa-apa, dia takut jika dia salah menjawab dia akan di berikan hukuman karena gadis yang di hadapinya sekarang memiliki temperamen yang buruk.

"Kita tidak perlu memperdulikan mereka Nona, pasti sebentar lagi dia juga akan mati dan anda akan menjadi satu-satunya Putri di kediaman ini" ucap Pelayan Nesha.

"Benar katamu. Ayo kita pergi dari tempat kotor ini" ucap Nesha lalu pergi dan di ikuti oleh seorang Pelayan dibelakangnya.

..........

Sementara itu di suatu tempat, Talitha sedang berdiri dan menatap ke sekelilingnya yang terlihat kosong dan tidak terlihat siapa pun.

"Dimana ini? Apa mungkin aku sudah berada di surga tapi kenapa semuanya terlihat kosong" ucap Talitha merasa bingung.

"Selamat datang, Talitha"

Tiba-tiba muncul suara yang tidak tahu berasal darimana.

"Siapa kau?" tanya Talitha mencari dimana asal suara itu berasal.

"Tenang lah di sini aku akan membantumu, kau adalah orang yang terpilih jadi aku akan memberimu kesempatan hidup untuk kedua kalinya. Akan tetapi, kehidupan mu yang ini akan berbeda dengan kehidupan mu yang sebelumnya"

"Apa aku boleh menolaknya?" tanya Talitha.

"Tidak karena ini sudah tercatat di dalam buku takdirmu"

"Kalau begitu beritahu aku siapa kau?" tanya Talitha.

"Aku adalah dewa" ucapnya dan perlahan suara itu semakin menjauh lalu akhirnya menghilang.

Talitha jadi kebingungan sendiri, apa baru saja di bertemu dengan dewa? akan tetapi dia tidak percaya dengan hal-hal seperti itu. Di tengah memikirkan hal itu tiba-tiba rohnya seperti ditarik menunju ke suatu tempat.

"Apa yang baru saja terjadi kepadaku?" batin Talitha.

Talitha merasa posisinya berbeda dari sebelumnya, perlahan dia membuka matanya dan melihat sekeliling yang menurutnya belum pernah dia lihat sebelumnya.

"Akhirnya anda bangun Nona" ucap Pelayan yang merawat Talitha.

"Siapa kau? Mengapa kau memanggilku Nona?" tanya Talitha yang masih bingung.

"Apa maksud Nona? Saya Mia, Pelayan yang telah melayani anda selama bertahun-tahun" ucap Pelayan Talitha.

"Apa-apaan semua ini? Sepertinya ini ada hubungannya dengan dewa yang baru saja ku temui" batin Talitha.

"Apa kau bisa mengambilkan ku sebuah cermin?" ucap Talitha.

"Baik Nona, Saya akan segera mengambilkan cermin untuk Anda" ucap Mia.

Beberapa saat kemudian Mia membawa sebuah cermin kecil kehadapan Talitha dan betapa terkejutnya dia saat melihat wajahnya yang bersih, putih dan mulus bagaikan batu giok.

"Muka siapa ini? Bagaimana bisa aku memiliki wajah secantik ini bahkan jauh lebih cantik dan mulus dari wajahku yang sebelumnya" batin Talitha sambil meraba wajahnya.

"Siapa namaku? Beritahu asal usulku lebih jelas" ucap Talitha.

"Bagaimana ini? kenapa Nona tiba-tiba melupakan segalanya bahkan namanya sendiri dia tidak ingat, sungguh Nonaku yang malang" batin Mia.

"Hamba hanya seorang pelayan rendahan Nona, hamba tidak berhak menyebut nama Anda" ucap Mia.

"Tidak apa-apa, katakan saja" ucap Talitha.

"Nama Anda adalah Talitha, Anda Putri pertama dari Panglima Perang dan Istri pertama Panglima yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi, tidak ada yang peduli pada anda semenjak kematian ibu anda dan_" ucap Mia terhenti.

"Dan? Dan apa? Bicaralah yang jelas dan jangan berbicara setengah-setengah kau membuatku penasaran" ucap Talitha menatap tajam Mia membuat nyali Mia menciut.

"Dan karena saat itu juga Anda kehilangan kasih sayang dari Panglima dan membuat banyak orang merendahkan Anda bahkan Pelayan juga berperilaku buruk kepada Anda" ucap Mia.

"Sepertinya pemilik asli tubuh ini di perlakukan dengan buruk" batin Talitha.

"Baiklah kalau begitu Aku ingin membersihkan tubuhku terlebih dahulu seluruh badanku terasa sangat lengket, bisakah kau menyiapkan air mandi ku Mia" ucap Talitha lalu bangun dari tempat tidurnya.

"N_nona apakah ini sungguhan?" Tanya Mia menepuk-nepuk kedua pipinya.

"Ada apa dengan mu?" Tanya Talitha.

"Anda akhirnya bisa berjalan Nona, hamba sangat bahagia" ucap Mia mengusap air matanya karena terharu.

"Memangnya sebelumnya ada apa dengan kaki ku?" tanya Talitha.

"Semenjak kecil Anda terlahir dengan kaki yang lumpuh Nona, sudah beberapa orang tabib yang datang dan memeriksa kaki anda tetapi tidak ada hasil sama sekali" ucap Mia.

"Kalau begitu jangan katakan pada orang lain bahwa aku sudah bisa kembali berjalan" ucap Talitha.

"Baik Nona!" ucap Mia dengan penuh semangat.

"Biasanya apa yang Aku gunakan jika ingin keluar dari kamarku?" tanya Talitha.

"Anda memiliki kursi beroda Nona, ada seseorang yang pernah mengirimkannya ke kediaman Anda" ucap Mia.

"Siapa orang itu?" tanya Talitha.

"Hamba juga tidak tahu Nona" ucap Mia.

"Lupakan, bawakan saja kemari" ucap Talitha.

Setelah itu Mia lalu mengambil kursi beroda tersebut dan membawanya ke hadapan Talitha.

"Sepertinya tidak terlalu buruk" ucapnya.

Setelah itu Talitha duduk diatas kursi itu dan Mia membantunya dengan mendorong kursi tersebut.

"Mia apa kegiatan yang biasanya aku lakukan?" tanya Talitha.

"Selama ini Anda hanya berada di dalam kamar dengan di temani alat menyulam Anda Nona" ucap Mia.

"Hanya itu?" tanya Talitha.

"Benar Nona, sebenarnya anda di larang keluar dari kamar karena akan menjadi bahan cerita orang-orang dan membuat reputasi panglima tercoreng karena memiliki anak yang cacat" ucap Mia.

"Apa ada hal lain belum aku ketahui?" tanya Talitha.

"Sebentar lagi semua orang akan dipanggil ke istana untuk merayakan ulang tahun Ratu Nona" ucap Mia.

"Kenapa kau malah berbicara acara ulang tahun orang lain denganku, itu sama sekali bukan urusanku" ucap Talitha.

"Maaf Nona. Akan tetapi, hamba harus mengatakan hal ini karena saat itu mungkin putra mahkota akan mengumumkan pembatalan pernikahan Anda dengannya" ucap Mia.

"Hanya itu?" Tanya Talitha dengan raut wajah bodo amat.

"Apa anda tidak bersedih?" tanya Mia.

"Untuk apa" ucap Talitha.

"Bukannya anda sangat menyukai Putra Mahkota?" tanya Mia.

"Tidak, bukan aku yang menyukainya tetapi orang lain yang sudah lama tiada" ucap Talitha.

Mia yang mendengar perkataan Talitha menjadi bingung.

...***...

Jika kalian suka pada ceritanya jangan lupa di like, komen, dan vote.

2. Episode 2

Beberapa saat kemudian Talitha sampai di sebuh kamar mandi yang menurutnya sangat aneh dan sangat berbeda dengan kamar mandi yang dulu.

"Silahkan masuk nona, saya akan membantu membersihkan diri anda" ucap Mia.

"Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri. Oh iya tolong siapkan pakaian ganti dan makanan untukku" ucap Talitha.

"Baik, nona. hamba permisi dulu" ucap Mia lalu keluar dari sana.

"Ada-ada saja dunia ini, selain nama yang sama dengan namaku yang dulu entah apa lagi yang akan sama setelah ini" ucap Talitha dan kemudian merendamkan tubuhnya di air.

Setelah beberapa saat berendam Talitha keluar dan membersihkan dirinya. Lalu Mia datang dengan membawa pakaian untuknya.

"Pakaian apa ini? kenapa sangat jelek dan bagaimana cara menggunakannya apa tidak ada baju kaos dan celana pendek yang bisa aku gunakan?" tanya Talitha.

"Maaf Nona, hanya itu pakaian yang anda miliki, semua pakaian anda telah di ambil oleh putri kedua dan dia memberikan pakaian bekasnya untuk anda" ucap Mia merasa bersalah kepada nona nya.

"Sepertinya aku masuk ke dunia yang dipenuhi dengan drama" batin Talitha sambil memutar bola matanya.

"Baiklah, kalau begitu bantu aku memakai pakaian jelek itu" ucap Talitha.

"Tunggu saja orang yang berani mengambil sesuatu yang menjadi milikku akan aku hajar kau nanti" batin Talitha lalu memasang sekilas senyum devil diwajahnya.

Setelah Mia selesai membantu Talitha memasangkan pakaiannya, Talitha kembali duduk di kursi beroda nya dan Mia yang membantu untuk mendorongnya.

"Mia apa ada orang yang pernah melihat ku dengan bertatap muka secara langsung?" tanya Talitha.

"Tidak ada Nona, jika anda di izinkan keluar dari kamar anda, anda selalu memakai cadar dan itu membuat orang-orang menyimpulkan bahwa anda orang yang memiliki wajah_" ucap Mia terpotong.

"Buruk rupa?" sambung Talitha.

"B-benar nona" ucap Mia.

"Baiklah kalau begitu ambilkan aku cadar yang biasa aku gunakan" ucap Talitha.

"Untuk apa nona, bukannya anda sama sekali berbeda dari rumor-rumor itu?" Tanya Mia.

"Kita akan membuat sebuah kejutan Mia" ucap Talitha.

"Apa maksud anda, nona?" Tanya Mia.

"Kau akan tau jika waktunya sudah tiba" ucap Talitha.

Sementara disebuah ruang utama dikediaman panglima.

"Ayah, aku tidak mau kakak pertama ikut ke istana" ucap Nesha.

"Benar suamiku, kita tidak perlu mengajaknya ke istana nanti dia akan membuat keluarga kita malu dihadapan keluarga kerajaan" ucap selir panglima tak lain ibu dari Nesha.

"Aku tidak bisa melarangnya pergi ke istana karena dia adalah tunangan dari putra mahkota, jadi dia harus datang juga" ucap panglima.

"Ayah apakah aku tidak bisa menggantikan posisi kakak? Aku juga mencintai Putra mahkota ayah" ucap Nesha.

"Aku tahu yang kau cintai buka putra mahkota Nesha, tetapi posisi yang akan kau dapat jika kau bisa bersanding dengannya" ucap orang yang baru saja datang yang tidak lain adalah putra pertama dari selir panglima sekaligus kakak dari Nesha yang bernama Danilo.

"Putraku, akhirnya kau mau datang juga untuk menemui ayah mu ini" ucap panglima berdiri dan memeluk putranya.

"Apa-apaan perkataanmu tadi, kak. Kenapa kau malah menuduh aku dengan perkataan yang seperti itu" ucap Nesha.

"Bukankah benar yang kukatakan? kau ingin merebut posisi Talitha karena kau ingin menjadi Ratu dimasa depan" ucap Danilo

"Ibu lihatlah kakak, dia malah membela wanita itu dan bukan aku yang adik kandungnya sendiri" ucap Nesha.

"Danilo! Kau seharusnya membela adikmu sendiri dan bukan gadis lain" ucap Ibu selir.

"Kalian semua sama saja, kalau begitu aku permisi. Aku ingin menemui Talitha" ucap Danilo.

"Kakak, aku mau ikut" ucap Nesha.

"Kau tidak perlu ikut karena kau hanya akan membuat kekacauan di sana" ucap Danilo tetapi Nesha tetap mengekor di belakangnya.

Dikediaman Talitha dia sedang duduk dan merencanakan semua yang akan dia lakukan

"Hm apa jadinya jika aku hanya duduk dan tiduran disini, aku sungguh merindukan komputer ku dan misi-misi baru dari klienku" ucap Talitha.

"Mia" panggilnya.

"Ada apa, Nona?" tanya Mia.

"Apa kau tahu dimana toko yang menjual benda tajam?" tanya Talitha.

"Iya, Nona. Letaknya ada di ujung pasar tetapi tempat itu sangat berbahaya, kenapa anda menanyakan hal itu?" tanya Mia.

"Tidak apa, pergilah lanjutkan tugas mu" ucap Talitha

"Kau sangat tega nona mengusirku, padahal kau baru saja memanggil ku" batin Mia.

Setelah Mia keluar dia kembali masuk.

"Nona" panggilnya.

"Ada apa bukannya aku menyuruhmu keluar" ucap Talitha.

"Di depan ada tuan muda dan nona muda" ucap Mia.

"Siapa itu?"Tanya Talitha.

"Tuan muda dan Nona muda adalah anak dari dari selir panglima sekaligus adik anda" ucap Mia.

"Oh adik tiri ku" batin Talitha.

"Katakan saja aku tidak ingin menemui siapa pun" ucap Talitha.

"Baik, Nona." ucap Mia.

Setelah itu Mia keluar dan menyampaikan perkataan Talitha.

"Maaf tuan muda dan nona muda, nona ku sedang tidak ingin menemui siapa pun" ucap Mia.

"Cih sombong sekali dia, pergi kau biarkan aku masuk dan memberinya pelajaran" ucap Nesha.

Nesha lalu masuk dengan mendobrak keras pintu dan untung sesuai dengan perkiraan Talitha, dia telah siap didalam dengan memakai cadarnya dan duduk di kursi beroda nya memandang daerah luar jendela kamarnya.

"Apa ini sikap putri dari seorang panglima?" tanya Talitha tanpa berbalik.

"Cih jangan sok banget jadi orang, lihat kau sendiri memangnya kau punya sopan santun" ucap Nesha.

"Untuk apa menanyakan hal itu, kan sudah jelas kau lihat dengan matamu sendiri sedangkan kau hm mungkin lebih mirip dengan sikap rentenir di pasar" ucap taleetha.

"Beraninya kau menghinaku" ucap Nesha tak terima dan mendorong kursi roda Talitha hingga dia tersungkur ke lantai.

"Memangnya kenapa? oh ya bukannya kau juga hanya anak dari selingkuhan ayahku yang sekarang menjadi nyonya di keluarga ini setelah mengambil posisi ibuku?" Tanya Talitha.

"K-kau! tunggu saja aku akan mengadukan semua perkataan mu kepada ayah" ucap Nesha.

"Silahkan, hanya itu yang bisa kau lakukan? sayang sekali kau masih anak ingusan yang ingin bermain-main denganku" ucap Talitha datar dan menatap tajam Nesha.

Melihat tatapan tajam dari Talitha, membuat nyali Nesha menciut seakan tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena tatapan itu bagaikan ingin mencabik-cabik tubuhnya

"Silahkan keluar dari kamarku jika sudah tidak mempunyai urusan lagi" ucap Talitha tersenyum mengejek.

Nesha lalu keluar dari kamar Talitha, Nesha berlari keluar dan melewati Danilo dan Mia yang menunggunya diluar.

"Ada apa lagi dengan anak itu" ucap Daylon.

"Permisi tuan muda saya ingin melihat nona saya "ucap Mia lalu bergegas ke dalam.

Sementara diluar tersisa Danilo seorang diri, dia terpaksa tidak jadi menemui Talitha dan menyusul Nesha.

Sementara didalam kamar Talitha

"Nona apa anda baik-baik saja?" tanya Mia.

"Memangnya ada apa denganku?" tanya ya Taleetha.

"Apa nona Nesha melukai anda?" Tanya Mia dan Taleetha hanya menggelengkan kepala.

"Syukurlah" ucap Mia.

"Kau pergilah dulu, aku ingin tidur" ucap Talitha

Setelah itu Mia pergi dari kamar Talitha.

"Hahaha ternyata anak ingusan itu ingin bermain-main denganku, tunggu saja ini hanya permulaan bagi mu" ucap Talita ambil tertawa.

...***...

Jika kalian suka pada ceritanya jangan lupa di like, komen, dan vote.

3. Episode 3

Sementara saat Panglima dan Selirnya baru saja keluar dari ruang utama, Nesha datang dan mengadukan hal yang tidak-tidak kepada ayah dan ibunya.

"Kenapa kau kembali, Nesha? bukannya kau pergi menemui Kakak mu?" Tanya panglima.

"Hiks, ayah saat aku kesana kak Talitha sama sekali tidak menghargai ku sebagai Adiknya, dia bahkan menghina Ayah dan Ibu lalu mengatakan bahwa aku hanya anak selingkuhan mu saja" ucap Nesha.

"Keterlaluan sekali anak itu ternyata dia hanya berpura-pura baik di hadapanku" ucap Panglima marah setelah mendengar pengakuan dari Nesha.

Sedangkan Ibu Nesha hanya diam dan tersenyum puas, dia tahu bahwa anaknya itu merencanakan sesuatu agar membuat Talitha dimarahi dan dihukum oleh suaminya.

"PENGAWAL!" Teriak Panglima.

"Ada apa tuan?" Tanya Pengawal.

"Bawa Putri Pertama ke hadapanku sekarang juga!" Ucap Panglima.

"Baik Tuan" Ucap Sang Pengawal lalu pergi ke kediaman Talitha.

..........

Beberapa saat kemudian Talitha datang dengan memakai kursi roda dan di dorong oleh Mia bersama pengawal yang tadi di perintahkan oleh panglima.

"Ada apa Anda memanggil saya?" Ucap Talitha dengan nada dingin.

"Dasar anak cacat bikin malu keluarga saja kamu bahkan omongan mu seperti anak tidak terdidik, apa benar yang dikatakan oleh Nesha bahwa kau telah menghina Ibumu sendiri?" tanya Panglima.

"Ibuku? Siapa? Dia?" Tanya Talitha sambil menunjuk selir panglima.

"Jaga sikap mu Talitha!" Ucap Panglima dengan meninggikan suaranya.

Sementara Nesha dan ibunya tersenyum puas saat melihat Talitha di marahi oleh ayahnya.

"Kenapa? memang benar bukan yang ku katakan dia bukan ibuku dia hanya selingkuhanmu yang kau ambil dari rumah pelacuran dan kau bawa ke rumah ini" Ucap Talitha dengan nada menantang.

Sebuah tangan lalu melayang ke arah wajah Talitha hingga wajah cantik, mulus, nan putih miliknya kini memerah.

"Kau sudah keterlaluan Talitha! Bahkan kau berani membuka masa kelam Ibumu sendiri" Ucap Panglima.

"Ku tegaskan sekali lagi dia bukan Ibuku dan mulai sekarang aku Talitha putri pertama dikediaman ini memutuskan hubungan ku dengan mu dan seluruh keluarga mu Tuan Panglima!" Ucap Talitha dengan lantang dan dengan nada yang dingin.

"Ayo kita pergi dari sini Mia" Ucap Talitha.

Setelah itu Mia dan Talitha pergi dari Sana.

Panglima hanya diam dan tak sanggup berkata-kata dia tak menyangka putrinya sendiri yang akan memutuskan hubungan ayah-anak antara mereka. sedangkan, Nesha dan ibunya sangat-sangat bahagia didalam hati.

Saat sampai di kamarnya, Talitha menyuruh Mia menyiapkan seluruh bajunya dan bersiap pergi dari kediaman panglima Yang sekarang dia tempati.

"Akhirnya rencana awalku berhasil, Kita lihat saja siapa Yang akan tersenyum pertama dan siapa yang akan tersenyum terakhir" Batin Talitha tersenyum puas.

"Nona semua barang telah saya siapkan, tapi kita mau pindah keman, nona?" Tanya Mia.

"Jika kau tidak mau ikut bersamaku tinggallah di kediaman ini, Mia" Ucap talitha.

"Tidak Nona, saya akan ikut kemana pun anda pergi" ucap Mia.

"Mia apa aku pernah diberi uang selama tinggal dikediaman ini?" Tanya Talitha.

"Semua uang anda dipegang oleh nyonya, Nona. Tapi setiap dia memberi anda uang hanya separuh dari semestinya" Ucap Mia.

"Dasar pelacur serakah" batin Talitha.

" Dimana uang itu berada?" Tanya Talitha.

"Anda menyimpannya di dalam kotak dibawah kasur anda, Nona." Ucap Mia.

Talitha lalu mengangkat kasurnya dan benar apa yang dikatakan oleh Mia tapi dia heran didekat kotak itu ada sebuah bungkusan kecil.

"Mia apa ini?" Tanya Taleetha heran dan membuka bungkusan tersebut.

"Oh itu barang peninggalan ibu anda, Nona" Ucap Mia.

"Apa kau pernah melihat isinya?" Tanya Talitha dan Mia menggelengkan kepala.

"Aku penasaran dengan isinya" ucap taleetha lalu mengambil isi dari bungkusan tersebut.

Dan benda yang pertama dia lihat adalah sebuah anting yang tinggal sebelah dan sepucuk surat.

Isi surat:

Talitha, putri ibu tersayang, saat kau membuka surat ini ibu harap kau membacanya dengan baik-baik. Sebenarnya kau bukan anak kandung ibu sayang, dulu seorang wanita menitipkan mu pada ibu. Mungkin kau penasaran dengan keluarga kandung mu maka dari itu pergi dan carilah mereka, anting yang ada didalam kotak itu mungkin bisa menjadi petunjuk untukmu.

Setelah talitha membaca isi surat itu dia lalu menaruh kembali surat tersebut kedalam bungkusan memakai anting itu di telinga kirinya.

"Anting ini tidak terlalu buruk juga tapi sayangnya hanya ada sebelah" Ucap Talitha.

"Kita sudah memiliki cukup uang untuk menyewa sebuah tempat tinggal diluar sana" Ucap Talitha.

Setelah membereskan semuanya Talitha keluar dengan kursi beroda nya dan didorong oleh Mia, mereka keluar dan melewati semua orang yang berada di sana.

"Jika kau sudah memutuskan untuk pergi dari kediaman ini, jangan pernah lagi kau menginjakkan kakimu di kediaman ini dimasa depan, bahkan jika kau kembali untuk memohon kepadaku aku tidak akan pernah mengizinkanmu untuk kembali, dasar anak tidak tahu diri!" Ucap panglima hingga didengar oleh semua orang yang berada di sana.

"Aku tidak akan kembali tuan, jadi anda tenang saja. Suatu hari nanti kita akan lihat siapa yang akan memohon kepada siapa" Ucap Talitha.

"Tunggu saja permainan akan segera dimulai setelah aku keluar dari kediaman ini, jika saat itu tiba kalian tidak akan hidup dengan nyaman lagi seperti saat ini" Batin Talitha.

Setelah mereka keluar dari kediaman panglima, terlihat di luar kediaman sangat ramai, banyak orang-orang yang berlalu-lalang.

"Apa anda tidak ingin melepas kursi beroda ini, Nona. Kita kan sudah pergi dari kediaman panglima" Ucap Mia.

"Jangan sekarang, aku curiga jika mereka menyuruh seseorang memata-matai" Ucap Talitha dengan nada dinginnya.

"Oh ya kenapa semua orang terlihat sangat terburu-buru?" Tanya Talitha.

"Apakah anda lupa? Besok kan adalah hari untuk merayakan ulang tahun Ratu, apa anda ingin ke istana juga?" Tanya Mia.

"Aku akan pergi untuk melakukan pembatalan pernikahan dengan Putra Mahkota" Ucap Talitha.

"Kita harus segera mencari tempat tinggal, disini terlalu ramai, aku tidak terlalu menyukainya" Lanjutnya.

Beberapa saat kemudian setelah mencari-cari tempat menginap untuk mereka, mereka sudah menemukan tempat tinggal yang cocok dengan mereka, setelah itu Talitha pergi membeli kain untuk membuat bajunya sendiri.

"Nona, kenapa anda tidak langsung saja membeli baju?" Tanya Mia.

"Aku ingin membuat baju sesuai dengan model yang ku inginkan karena aku tidak terbiasa memakai baju seperti ini" Ucap Talitha.

"Ada apa sebenarnya dengan nona Talitha? Semenjak dia bangun dari tidurnya dia menjadi sangat berubah, dia yang dulunya pendiam dan lembut sekarang terlihat agak kasar dan dingin" Batin Mia.

Mereka lalu pergi ketempat perancangan baju dan Talitha menunjukan beberapa model baju untuk dibuat, awalnya mereka agak sulit untuk mengikuti kemauan Talitha akan tetapi akhirnya mereka menyetujuinya dengan paksaan dari Talitha.

"Aku akan mengambil baju-bajuku malam ini, jadi kalian harus segera menyelesaikannya" Ucap Talitha dingin.

"Baik Nona" ucap pemilik tempat perancangan baju.

Talitha dan Mia lalu bergegas kembali ke rumah yang mereka sewa itu, tetapi saat ingin kembali mereka dihalangi oleh empat pria berbadan besar di jalanan.

"Sepertinya aku tidak pernah melihat mu di daerah ini, Nona. Kau harus membayar jika ingin melewati jalan ini" Ucap salah satu pria berbadan besar.

"Tolong jangan menghalangi jalan kami, Tuan" ucap Mia.

"Kalau begitu serahkan barang kalian, maka kami akan membiarkan kalian lewat" Ucap pria itu lagi.

Tidak ada orang yang berani membantu mereka karena mereka tahu siapa keempat pria besar itu bahkan mereka tak segan-segan membunuh orang.

"Apa kalian tidak malu? pekerjaan kalian hanya meminta-minta pada orang-orang, apa bedanya kalian dengan pengemis di jalanan" Ucap Talitha dengan nada meremehkan mereka.

"Dasar gadis lumpuh! Seret gadis itu ke sini" Ucap pria itu dengan emosi.

Kemudian salah satu diantara mereka maju dan ingin menarik lengan Talitha akan tetapi saat dia ingin menyentuh gadis itu_

Jika kalian suka pada ceritanya jangan lupa di like, komen dan vote ya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!