Pamer & Kesal

Mobil sport berwarna gray kini berhenti disebuah restoran yang terkenal dengan suasana romantis. Kiano buru-buru turun dari mobil, lalu membukakan pintu untuk Amel.

“Seharusnya lo gak usah repot-repot bukain pintu untuk gue,” protes Amel sambil turun dari mobil.

“Sebenarnya gue juga ogah banget buka pintu untuk lo. Tapi lo lihat ke belakang! Farah masih ngikutin kita,” bisik Kiano. Amel dengan segera melirik Farah sekilas.

“Pacar lo bucin banget sih,” komentar Amel merasa geli dengan sikap Farah yang selalu mengikuti Kiano kemanapun ia pergi.

“Udah jangan dihiraukan lagi. Sekarang kita masuk!” Kiano menarik lengan Amel.

“Bisa gak jangan ditarik-tarik tangan gue,” protes Amel kesal dengan sikap Kiano yang suka main tarik-tarik tangan.

“Ok, gue lepasin.” Kiano melepaskan tangan Amel, lalu mengangkat kedua tangannya.

“Gitu dong.” Amel tersenyum sekilas.

Kiano dan Amel masuk ke dalam restoran, lalu duduk di meja yang kosong. Kiano terlihat sangat perhatian, dia menarik kursi dan mempersilakan Amel duduk. Bagi orang yang tidak paham dengan misi mereka, mungkin akan mengira mereka pasangan kekasih yang sangat romantis.

Farah masuk ke dalam restoran, dia mencari posisi duduk mereka. Setelah menemukannya dia langsung menghampiri mereka dan duduk di tengah-tengah mereka.

“Sayang!” sapa Farah dengan nada centilnya.

Kiano tak menghiraukannya, dia dan Amel langsung memesan makanan.

“Amel, sepertinya gue harus lebih banyak mengetahui makanan kesukaan lo deh. Biar nanti ketika kita kencan, gue bisa menyiapkan sesuatu yang spesial untuk lo,” ujar Kiano berakting layaknya seorang aktor.

“Tentu. Oh ya, ngomong-ngomong lo tipe cowok yang romantis juga ya,” ujar Amel ikut larut dalam skenario yang ada.

“Sayang!” panggil Farah menarik lengan Kiano.

“Lo ngapin sih disini? Gangguin orang pacaran aja,” ketus Kiano menatap kesal. Amel terkekeh melihat Farah dimarahi Kiano.

“Sayang, kok gitu sih? Sayang, gak ingat kalau kita itu sudah dijodohkan dari kecil,” ucap Farah menatapnya serius.

“Udah deh ya. Jangan ngomong masalah gak penting. Gue gak suka,” ketus Kiano semakin kesal.

Pelayan datang dengan membawa makanan yang mereka pesan, membuat Kiano dan Farah menghentikan adu argumen mereka.

Amel mengambil makanannya, tanpa berbasa-basi ia langsung menyantapnya.

“Gimana Mel makanan disini? Enak gak?” tanya Kiano menatap Amel.

“Hmm ... Enak,” ucap Amel menganggukkan kepala.

Kiano memotong bistiknya dan hendak menyuapi Amel. “Coba deh ini,” ucap Kiano. Farah memegang tangan Kiano dan mengarahkan garpu ke mulutnya.

“Eumm ... enak banget, Sayang,” ucap Farah tersenyum kecil sambil makan.

Kiano melambai tangannya, memanggil pelayan.

“Mas, saya pesan yang baru,” ucap Kiano menyerahkan makanannya ke pelayan.

“Makanan ini kenapa, Mas?” tanya Pelayan bingung.

“Bukan kenapa-kenapa, hanya saja saya mau makanan yang baru. Mas tenang saja, saya minta yang baru bukan karena kesalahan kalian,” jawab Kiano santai.

“Baiklah kalau begitu. Tunggu sebentar, Mas.” Pelayan mengambil makanan Kiano dan beranjak pergi.

“Sayang, kamu kok gitu banget sih sama aku?” tanya Farah melas.

Kiano malah cuek dan kini menatap wajah Amel.

“Lo mau?” tawar Amel.

“Boleh. Tapi disuapin,” jawab Kiano manja.

Amel mengangguk kepala seraya mengambil makanannya lalu menyuapi ke Kiano.

“Eumm... enak banget. Apalagi lo yang nyuapin,” ujar Kiano tersenyum.

“Gue suapi lo dengan penuh cinta,” balas Amel.

“Kalian ini apa-apaan sih?” Farah semakin jengkel dibuatnya.

“Kalau gak suka, pergi aja. Jangan jadi obat nyamuk disini,” sindir Amel sambil makan.

“Lo ngusir gue?” tanya Farah menatap penuh emosi.

“Yang dikatakan Amel itu bener. Sebaiknya lo pergi dari sini!” tegas Kiano.

Farah dengan kesalnya langsung bangun dan beranjak pergi.

“Hahaha...” Amel terkekeh.

“Lo seneng banget kayaknya lihat Farah kesal begitu,” ucap Kiano bersandar di kursi sambil melipatkan tangannya di dada dan menatap Amel dengan serius.

“Gak juga. Tapi terkadang orang sombong itu harus digituin sesekali,” sahut Amel cengengesan.

Kiano melihat ada sisa makanan di pinggir bibir Amel, dia langsung meraih tisu dan menghapusnya.

Amel terkejut dan membelalak saat kedua mata mereka menatap dengan jarak yang dekat.

Deg... Deg...

Suara jantung keduanya berdetak berirama.

“Cantik sekali,” gumam batin Kiano dengan spontan mendekatkan bibirnya pada bibir Amel.

Amel tersentak kaget dan mendorong wajah Kiano dengan tangannya.

“Sorry! Hampir kelepasan gue,” ucap Kiano sedikit gugup.

“Hmm... Lo keseringan nyium cewek makanya gak bisa lihat cewek cantik kayak gue,” ucap Amel narsis.

“Haish... PD banget lo. Pacar-pacar gue itu lebih cantik dan seksi daripada lo. Lo mah gak ada apa-apanya dibandingkan pacar gue,” balas Kiano.

“Terus ngapain lo mau cium gue kalau gue gak selevel sama pacar lo, hah?” tanya Amel menatap Kiano dengan serius.

“Eu ... Itu ... Gue cuma kelepasan doang,” jawab Kiano gugup.

“Buaya jantan lo,” ucap Amel spontan.

“Lo ngomong apa tadi?” tanya Kiano menatapnya tajam.

“Buaya jantan,” jawab Amel santai.

“Lo!”

“Permisi, Mas. Ini makanan pesanan, Mas,” ucap Pelayan meletakkan makanan di atas meja.

“Makasih.”

“Sama-sama,” jawab Pelayan beranjak pergi.

Kiano kini mulai menyantap makananya, sedangkan Amel sudah selesai makan.

“Gue cabut dulu,” pamit Amel mengambil tas dan beranjak bangun.

“Lo mau kemana?” tanya Kiano menatap Amel serius.

“Balik ke kampus, ambil mobil,” jawab Amel santai.

“Duduk dulu temani gue makan. Nanti gue antar lo ke kampus lagi,” ujar Kiano menarik tangan Amel hingga Amel terduduk kembali di atas kursinya.

“Ok. Tapi lo makan yang cepat. Gue gak bisa nunggu lama.”

“Hmm...” Kiano kembali menikmati makanannya.

Setelah menunggu sekian lama, kini Kiano selesai juga makannya. Amel dari sudah ngoceh-ngoceh minta Kiano cepat makan, tapi tak dihiraukannya.

“Sudah selesai kan makannya?” tanya Amel dengan lirikan sinis.

Kiano mengangguk kepala seraya mengelap bibirnya dengan tisu.

“Lo bayar! Gue tunggu di mobil,” titah Amel beranjak bangun.

Sesaat kemudian, Kiano menghampiri Amel. “Yuk!” Kiano membuka pintu mobil.

Dari jauh terlihat sepasang kekasih yang seumuran Kiano datang menghampirinya.

“Kiano!” teriak pemuda itu.

Suara yang familiar, Kiano langsung menoleh. “Bro!” ucap Kiano tersenyum menyapanya ala anak gaul.

“Lo ngapain kesini?” tanya Samuel.

“Biasa, makan siang,” jawab Kiano santai.

“Hmm... sepertinya ganti selera ini,” ucap Maria melirik Amel.

Samuel baru sadar dengan sosok wanita hijab di sebelah Kiano. “Bro, siapa di samping lo itu? Pacar lo?” tanya Samuel penasaran.

“Bukan. Gue bukan pacar dia,” jawab Amel spontan.

Kiano melirik Amel sekilas. “Kalian ngapain kesini?” tanya Kiano berdalih.

“Kami mau makan siang,” jawab Samuel merangkul pinggang Maria dari samping. Amel hanya melihatnya saja tanpa berkomentar. Jujur saja, Amel kurang suka dengan tindakan mereka.

“Ayo kita makan bareng!” ajak Maria.

“Duluan aja, kami udah makan kok,” sahut Kiano.

“Ok. Kalau gitu kami duluan, ya.”

“Iya.” Kiano mengangguk kepala. Samuel dan Maria beranjak pergi meninggalkan Kiano dan Amel.

“Ya udah, yuk kita pergi!” ucap Kiano membuyarkan lamunan Amel.

“Hah! Ok,” jawab Amel tersentak kaget.

“Lo kenapa?” tanya Kiano penasaran.

“Gak ada kok.” Amel menggeleng kepala dan beranjak masuk ke dalam mobil.

“Aneh,” gumam Kiano beranjak masuk.

Terpopuler

Comments

rasya radya oneo

rasya radya oneo

kok langsung cium sih

2021-05-27

1

Sofhia Aina

Sofhia Aina

Ceritanya kok buat pusing nie 😇😇😇😇

2021-05-26

1

🍾⃝ɴͩɪᷞɴͧᴅᷠʏͣᴀ ᴘuᴛʀɪ

🍾⃝ɴͩɪᷞɴͧᴅᷠʏͣᴀ ᴘuᴛʀɪ

jujur AQ bingung deh...knp yg PD komen PD gmgin Raka Melisa...

2021-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog!
2 Pertengkaran
3 Jadian
4 Pamer & Kesal
5 Kiano dan Sebuah Novel
6 Taruhan
7 Kaget dengan Status Sosial
8 Kecemburuan seorang wanita
9 Kecemburuan seorang wanita 2
10 Benih Cinta
11 Dibalik Senyuman Raka
12 Ketegasan Kiano
13 Pelarian Kiano
14 Kejujuran Kiano
15 Kekalahan Kiano
16 Masa lalu Raka
17 Dinner
18 Kebahagian
19 Candaan
20 Kembalinya Melisa
21 Keputusan
22 Terbongkar
23 Kecelakaan dan Rahasia (1)
24 Kecelakaan dan Rahasia (2)
25 Kehangatan yang tertunda
26 Terbongkar
27 Waspada
28 Usaha Raka
29 Pertengkaran
30 Marah
31 Rencana Mera
32 Kecelakaan
33 Ketemu Siska
34 Kembali ke rumah sakit
35 Mengutarakan isi hati
36 Keputusan Mendadak
37 Kembali kampus
38 Kebersamaan 5 sekawan
39 Terciduk
40 Kebersamaan
41 Gagal
42 Pertemuan kedua kalinya
43 Gadis Hijab
44 Makan siang bertiga
45 Makan Malam Keluarga
46 Godaan Zigas
47 Kesal
48 Getaran Asmara
49 Tanda-tanda
50 Wanita pertama mendampingi Zigas
51 Terciduk warga
52 Keputusan Tersulit
53 Sah
54 Antara Lisan dan Hati
55 Kencan
56 Kecemburuan Seorang Wanita
57 Cemburu dalam diam
58 Kecemburuan yang terpendam
59 Kecemburuan yang terpendam 2
60 Godaan Kecil
61 Jangan sekarang!
62 Kepergok
63 Getaran Cinta (1)
64 Getaran Cinta (2)
65 Dinner romantis
66 Kejutan
67 Kemesraan
68 Hampir
69 Romantis
70 Pertengkaran Kecil
71 Merancang Jumlah Anak
72 Zigas Nakal
73 Selalu Ada Dia
74 Sembunyi-sembunyi
75 Terciduk Para Gadis
76 Hampir Ketahuan
77 Bahasa Kalbu
78 Menikmati Waktu di Luar
79 Lampu Hijau
80 Ada hati yang terluka
81 Dipergoki
82 Antara Bahagia dan Kecewa
83 Luka karenamu
84 Kemarahan yang mendalam
85 Kelembutan Melisa
86 Tobatnya Sang Playboy
87 Taktik Rico
88 Terbongkar
89 Setuju
90 Kerinduan
91 Melepas Rasa Rindu
92 Antara Mera dan Rico
93 Lupa waktu
94 Pesta Yang Melelahkan
95 Malu Malu Tapi Mau
96 Ending
97 Pengumuman
98 Pengumuman CDT2
99 Pengumuman Novel Baru Terbit Di NT/MT
100 Rico & Mera
101 Novel Kiano
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Prolog!
2
Pertengkaran
3
Jadian
4
Pamer & Kesal
5
Kiano dan Sebuah Novel
6
Taruhan
7
Kaget dengan Status Sosial
8
Kecemburuan seorang wanita
9
Kecemburuan seorang wanita 2
10
Benih Cinta
11
Dibalik Senyuman Raka
12
Ketegasan Kiano
13
Pelarian Kiano
14
Kejujuran Kiano
15
Kekalahan Kiano
16
Masa lalu Raka
17
Dinner
18
Kebahagian
19
Candaan
20
Kembalinya Melisa
21
Keputusan
22
Terbongkar
23
Kecelakaan dan Rahasia (1)
24
Kecelakaan dan Rahasia (2)
25
Kehangatan yang tertunda
26
Terbongkar
27
Waspada
28
Usaha Raka
29
Pertengkaran
30
Marah
31
Rencana Mera
32
Kecelakaan
33
Ketemu Siska
34
Kembali ke rumah sakit
35
Mengutarakan isi hati
36
Keputusan Mendadak
37
Kembali kampus
38
Kebersamaan 5 sekawan
39
Terciduk
40
Kebersamaan
41
Gagal
42
Pertemuan kedua kalinya
43
Gadis Hijab
44
Makan siang bertiga
45
Makan Malam Keluarga
46
Godaan Zigas
47
Kesal
48
Getaran Asmara
49
Tanda-tanda
50
Wanita pertama mendampingi Zigas
51
Terciduk warga
52
Keputusan Tersulit
53
Sah
54
Antara Lisan dan Hati
55
Kencan
56
Kecemburuan Seorang Wanita
57
Cemburu dalam diam
58
Kecemburuan yang terpendam
59
Kecemburuan yang terpendam 2
60
Godaan Kecil
61
Jangan sekarang!
62
Kepergok
63
Getaran Cinta (1)
64
Getaran Cinta (2)
65
Dinner romantis
66
Kejutan
67
Kemesraan
68
Hampir
69
Romantis
70
Pertengkaran Kecil
71
Merancang Jumlah Anak
72
Zigas Nakal
73
Selalu Ada Dia
74
Sembunyi-sembunyi
75
Terciduk Para Gadis
76
Hampir Ketahuan
77
Bahasa Kalbu
78
Menikmati Waktu di Luar
79
Lampu Hijau
80
Ada hati yang terluka
81
Dipergoki
82
Antara Bahagia dan Kecewa
83
Luka karenamu
84
Kemarahan yang mendalam
85
Kelembutan Melisa
86
Tobatnya Sang Playboy
87
Taktik Rico
88
Terbongkar
89
Setuju
90
Kerinduan
91
Melepas Rasa Rindu
92
Antara Mera dan Rico
93
Lupa waktu
94
Pesta Yang Melelahkan
95
Malu Malu Tapi Mau
96
Ending
97
Pengumuman
98
Pengumuman CDT2
99
Pengumuman Novel Baru Terbit Di NT/MT
100
Rico & Mera
101
Novel Kiano

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!