Masih di perkarangan kampus, Kiano langsung disambut oleh salah satu mahasiswi berpenampilan culun dan memakai kacamata tebal.
“Kiano!” panggil Wanita cupu itu. Kiano berhenti dan menoleh. Wanita cupu itu langsung menyerahkan surat cinta pada Kiano.
Semua orang berkumpul dan mengerumuni mereka. Amel yang tak sengaja melihat malah penasaran, dia langsung mengikuti orang-orang.
Dari jauh Farah melihat Kiano sedang bersama dengan wanita cupu itu, ia langsung menghampiri dan ingin melabrak mereka.
“Hei! Punya otak gak sih? Dia ini pacar gue. Siapapun gak boleh dekat sama dia,” ketus Farah menatap tajam Wanita cupu itu.
“Maaf!” lirih Wanita cupu itu menundukkan kepalanya.
Farah masih belum menerima kata maaf, matanya mengedar keseluruh arah. Dia mengambil minuman dari salah satu tangan orang-orang disana, lalu menyirami wanita cupu itu dengan air.
Semua orang ikut tertawa menyaksikan adegan itu. Amel sangat murka dan ia tak bisa melihat adanya adegan bully di depannya itu. Dia langsung pergi menghampiri mereka.
Amel merampas botol minuman di tangan Farah dan menyiraminya dengan sisa air bekas disirami wanita cupu itu.
“Hei apa-apa ini?” pekik Farah kesal menatap Amel.
“Kamu tidak apa-apa?” tanya Amel menatap wanita cupu itu.
“Gak. Aku gak apa-apa kok,” jawab Wanita cupu menggeleng kepalanya.
“Sayang, lihat apa yang dilakukan wanita gila itu!” keluh Farah merengek. Kiano tak merespon dan hanya melihat sampai mana kejadian itu akan berlangsung.
Amel menatap Farah dengan murka. “Eh, cewek gak ada akhlak! Lo jangan berani-berani menindas orang di depan gue lagi. Karena gue pasti akan membalasnya,” kecam Amel.
“Apa urusannya sama lo? Dia yang salah nyatain cinta sama pacar gue,” ucap Farah meninggikan suaranya.
Amel melirik Kiano sekilas. “Terus kenapa? Itu hak orang. Lagian gak ada yang ngelarang seorang wanita menyukai pacar orang, bahkan untuk mencintai suami orang aja dibolehkan.” Semua orang tersentak kaget saat mendengar ucapan Amel. Mata Kiano membelalak saat mendengar ada orang yang berani beragumen seperti itu.
“Lo ngedukung pelakor. Atau jangan-jangan lo yang pelakor,” ketus Farah tersenyum mengejek.
“Pelakor lebih mahal daripada pebinor. Agama gue menghalalkan pelakor dan mengharamkan pebinor. Jadi kenapa lo yang sewot?” balas Amel tak ingin kalah dengan Farah.
“Berani lo ya!” Farah semakin jengkel.
“Iya gue berani."
Amel jalan mendekat Kiano dan menatapnya dengan serius.
“Lo ngapain deket-deket sama pacar gue?” protes Farah.
“Kiano, maukah lo jadi pacar gue?” ucapan Amel kembali membuat heboh seluruh kampus. Kiano terkejut dan tersenyum kecil.
“Berani juga cewek ini menantang Farah. Sepertinya seru ni.”
“Hei, apa yang lo lakuin!” pekik Farah menarik lengan Amel.
“Kenapa? Lo gak terima kalau gue nembak pacar lo? Atau lo takut dia lebih milih gue dan tinggalin lo?” ketus Amel.
“Hahaha... lo jangan mimpi! Kiano gak mungkin suka wanita bar-bar kayak lo, yang sangar dan penampilan kuno kayak gini. Lo itu bukan seleranya,” ejak Farah menatap sinis. Amel memakai baju muslimah gaul kekinian, tapi di mata Farah, pakai tertutup tetaplah kuno.
“Kita buktikan,” Amel sangat terpancing dengan sikap Farah yang ingin menjatuhkan dirinya.
Amel kembali menatap Kiano. “Gimana, Kiano? Apa lo mau jadi pacar gue?” tanya Amel kembali. Dia berharap Kiano menerima dan jika Kiano menolaknya masih ada jawaban yang akan dilontarkannya.
“Enggak,” jawab Kiano spontan.
“Hahaha... kasihan sekali cewek itu ditolak mentah-mentah,” ejek semua orang terkekeh.
“Hahaha... Kasihan. Makanya udah gue bilang, lo itu gak ada apa-apanya dibandingkan gue,” ucap Farah terkekeh dan sombong.
“Asem kali. Tapi tenang aja. Aku gak bisa kalian kalahkan.”
Amel kesal dengan mereka yang mengejeknya, tapi dia berusaha santai.
“Ya udah bodo amat,” Amel memalingkan wajahnya dan kini menatap wanita cupu itu.
“Ayo kita pergi,”
“Lo mau kemana? Gue belum selesai sama lo,” ucap Kiano menghentikan langkah Amel.
“Ada apa lagi?” Amel menoleh dan menatap Kiano.
“Gue belum nyelesaiin omongan gue, ngapain lo kabur,” ucap Kiano santai.
“Apa lagi? Gue gak serius sama lo. Itu hanya sekedar emosi gue aja,” jelas Amel jujur.
“Tapi gue anggap serius dan gue mau jadi pacar lo,” balas Kiano spontan membuat semua orang tercengan.
“Sayang!” pekik Farah kesal.
Amel semakin menjadi-jadi karena ia bisa mengalahkan wanita sombong itu.
“Lo lihat, kan? Dia tidak menyukai wanita sombong seperti lo ini,” balas Amel mengejek Farah.
“Sayang, cepat putusin dia! Lo hanya boleh sama gue, gak boleh sama dia,” rengek Farah memohon sambil merangkul lengan Kiano.
“Sorry! Gue gak bisa.” Kiano melepas paksa tangan Farah.
Amel tersenyum bahagia atas kemenangannya. Dia kembali menghampiri wanita cupu itu.
“Maaf ya atas ketidak sopanan aku ingin ikut campur masalahmu,” ucap Amel lembut.
“Gak apa-apa. Makasih ya,” ucap Wanita cupu itu tersenyum bahagia.
“Sama-sama. Siapa namamu?”
“Kiara.”
“Aku Amel.”
“Yuk, aku antar kamu pulang!”
“Makasih. Tapi sopir aku udah datang,” tolak Kiara lembut.
“Oh ya, kamu mau jadi temanku?” tanya Kiara penuh harap.
“Tentu. Mana ponselmu biar aku masukin kontakku.” Kiara menyerahkan ponselnya, dengan segera Amel mengambil dan memasukkan nomor ponselnya.
“Makasih ya. Aku pamit dulu.”
“Sama-sama. Hati-hati di jalan.” Kiara menganggukkan kepala dan beranjak pergi.
Kiano menghampiri Amel. “Yuk ikut gue!” ucap Kiano tak mendengar persetujuan Amel, justru langsung menarik lengannya.
“Hei, lepasin! Gue mau lo bawa kemana?” cerocos Amel.
“Sebagai pacar gue, lo harus temani gue makan siang,” jawab Kiano santai.
“Kiano gue ikut!” Farah mengejar mereka.
Demi membuat Farah jengkel, Amel tak menolak ajakan Kiano.
Sampai di depan parkiran mobil, Kiano membukakan pintu mobil untuk Amel, dengan senyuman palsu yang ia buat demi memperlihatkan pada Farah, dia langsung masuk dan duduk dengan nyaman di dalam mobil Kiano.
Kiano paham dengan gelagat Amel, malahan dia tambah senang dan langsung masuk ke dalam mobilnya.
“Gak bisa dibiarin, gue harus mengejar mereka.” Farah masuk ke dalam mobilnya lalu menjalankan mobilnya mengikuti mereka.
Kiano tersenyum bahagia saat melihat mobil Farah berada di belakang mobilnya.
“Kenapa lo cengar-cengir gitu?” tanya Amel penasaran.
“Coba lo lihat ke belakang! Siapa yang ikutin kita?”
Amel menoleh ke belakang. “Memangnya siapa?” tanya Amel kembali menatap Kiano.
“Haish.. dodol-dodol. Itu mobil Farah.”
“Oh,” jawab Amel singkat.
“Ayo kita putus!” imbuh Amel serius.
“Gak–gue gak mau,” jawab Kiano spontan.
Amel memiringkan duduknya dan menatap Kiano dengan serius. “Dengar ya! Ucapan gue tadi itu gak serius, gue Cuma bikin jengkel Farah. Itu doang. Lagian ngapain memegang status palsu kayak gini.”
“Karena lo udah mulai duluan, maka gue gak akan berhenti ditengah jalan. Hubungan ini tetap akan berlanjut,” ucap Kiano serius.
“Udah deh, lo gak usah ngerjain gue dengan cara kayak gini. Gue mau kita putus,” tegas Amel.
“Lo cerewet banget sih! Gue butuh lo untuk melawan Farah,” sahut Kiano jujur.
“Masa bodoh. Gue gak mau ikut masalah kalian berdua,” balas Amel menggeleng-geleng kepalanya.
“Sebenarnya gue juga gak mau lo ikut masalah gue, tapi lo sendiri yang menawarkan diri lo. Jadi mau gak mau lo harus selesaikan semua ini sampai tuntas,” sambung Kiano kembali.
“Gak gue gak mau,” tolak Amel menggeleng kepalanya.
“Terserah mau lo mau atau gak. Yang pasti semua orang tau lo itu pacar gue,” jawab Kiano santai.
“Masa bodoh.”
“Ingat lo harus memerankan peran yang bagus di depan Farah. Oh ya satu lagi, lo jangan usik kehidupan pribadi gue,” ucap Kiano egois.
“Gak mau. Jangankan usik kehidupan pribadi lo, untuk jadi pacar pura-pura lo aja gue ogah banget,” ketus Amel.
“Terserah lo, ngapain juga lo nembak gue di depan anak-anak,” sahut Kiano santai.
“Lo!” Amel kesal dan hendak memukul wajah Kiano, tapi ia hentikan dan tak ingin berurusan lebih panjang lagi dengan lelaki di sampingnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
fuggy imut
bener yg mn amel kembaran kiano..apa si cupu kiara itu ya???
2021-07-10
0
Nuraini
kiano Kiara anak raka am melisa
2021-06-14
0
dini melati
serruu
2021-05-28
0