Rean dan Suna Bertemu (Duduk Bersama)

Saat ini Suna dan kedua temannya baru saja tiba di gedung pusat Kompleks Sekolah Tunas Legenda, Suna dan kedua temannya ini memiliki tujuan yang berbeda, karena tujuan kedua temannya Suna datang ke tempat ini adalah untuk mendaftar, sedangkan Suna bertujuan untuk melihat-lihat tempat ujian, karena Suna sudah mendaftar lebih awal dan sudah medapatkan jadwal ujiannya plus nomor bangkunya.

Kini Suna dan kedua temannya berpisah dan mulai melangkahkan kakinya ke tujuan mereka masing-masing, kedua temannya Suna menuju tempat pendaftaran, sedangkan Suna menuju gedung aula utama yang nantinya akan menjadi tempat ujian masuk sekolah di selenggarakan.

Setelah Suna berlalu pergi dari area dekat pintu masuk, suasana di area itu kini berubah menjadi riuh karena ketiga pangeran utama di kota ini datang secara berurutan, yang pertama adalah Rean dan teman-temannya, yang kedua adalah Wama dan Satra, dan yang ketiga adalah Raga dan teman-temannya.

Rombongan pertama dan kedua langsung berlalu pergi ke gedung aula utama, sedangkan rombongan ketiga melangkahkan kakinya ke ruang pendaftaran, rombongan pertama dan kedua sangat beruntung karena mereka tidak di ikuti oleh para penggemar mereka, sedangkan rombongan ketiga harus bisa lebih bersabar lagi karena mereka kini di ikuti oleh para penggemarnya Raga, yang menamakan diri mereka sebagai Ragatation.

Beralih lagi ke tokoh utama kita.

Saat ini Rean dan kawan-kawanya sudah memasuki gedung aula utama, dan mereka mulai mencari-cari nomor bangku mereka, sedangkan Rean sangat beruntung karena nomor bangku miliknya berada di dekat pintu masuk gedung aula utama ini, sehingga dia tidak perlu bersusah payah mencari bangku nomor miliknya lagi, setelah berhasil menemukan nomor bangkunya, Rean memutuskan untuk menunggu teman-temannya di luar gedung aula utama.

Kini Rean sedang duduk di salah satu kursi memanjang yang menghadap pintu masuk/keluar gedung aula utama ini, kedua tatapan matanya kini di arahkan ke layar smartphonenya, akan tetapi sesekali dia akan menatap ke arah pintu masuk/keluar gedung aula utama itu, dan saat tatapan matanya tertuju ke arah pintu masuk/keluar gedung aula utama itu, tiba-tiba pandangan matanya menangkap sosok gadis yang selama ini di rindukannya.

"Gadis itu kok wajahnya mirip Suna" ucap Rean

Rean langsung bangkit dari duduknya dan mulai melangkahkan kakinya mengikuti langkah kaki gadis itu yang ternyata saat ini sedang berjalan menuju perpustakaan umum Tunas Legenda.

Di dalam perpustakaan, Rean terus memperhatikan gadis itu secara diam-diam, bahkan saat ini Rean sengaja duduk di hadapannya gadis itu.

Rean sangat yakin sekali bahwa gadis yang sedang membaca di hadapannya ini adalah Suna teman kecilnya, karena wajah gadis ini mempunyai kemiripan dengan wajah Suna kecilnya, selain itu gadis ini juga mempunyai tahi lalat mati atau lebih tepatnya titik hitam kecil di bagian hidung sebelah atas.

Setelah berpikir beberapa menit, akhirnya Rean memutuskan untuk memanggil gadis di depannya ini dengan sebutan Suna.

"Suna" ucap Rean memanggil gadis di depannya dengan nada suara yang pelan

Dan alangkah terkejutnya Rean saat mendapati gadis di depannya ini mendongakkan kepalanya menatap Rean, saat ini jantungnya Rean sedang dag-dig-dug menanti kalimat atau respon yang akan di berikan oleh gadis di depannnya ini, Rean sangat berharap sekali bahwa gadis yang di depannya ini adalah Suna.

"Maaf, kamu siapa ya?" ucap gadis itu dengan nada suara yang pelan

"Aku Rean" jawab Rean pelan

"Rean?" ucap gadis itu sambil mengingat-ngingat

"Mm, Kalau boleh tahu nama lengkap kamu siapa?" ucap Suna lagi

"Zoritxarrean Azura" ucap Rean dengan senyuman bahagia karena saat ini Rean yakin sekali bahwa gadis di depannya ini adalah Suna

Gadis di depannya Rean juga ikut tersenyum setelah mendengar nama lengkapnya Rean, ingin sekali gadis itu memeluk sosok laki-laki di depannya ini, akan tetapi hal itu tidak bisa di lakukan karena saat ini mereka sedang berada di perpustakaan.

"Re, ayo kita keluar" ucap gadis itu yang ternyata adalah Suna teman kecilnya Rean

Rean menganggukkan kepalanya, lalu mulai bangkit dari tempat duduknya saat ini, dan mulai mengikuti langkah Suna berjalan ke arah salah satu rak buku di perpustakaan itu untuk meletakkan kembali buku bacaanya di salah satu rak buku tersebut.

Sebenarnya Suna ingin sekali meminjam buku yang sedang di bacanya saat ini, akan tetapi buku-buku di perpustakaan ini tidak bisa di pinjam di bawa kerumah, buku-buku disini hanya boleh di baca di dalam ruangan perpustakaan ini saja.

Kini Rean dan Suna sudah berada di luar ruangan perpustakaan, akan tetapi Suna sudah tidak mempunyai keberanian lagi untuk memeluk tubuhnya Rean, dan akhirnya Suna hanya bisa tersenyum ke arah Rean sambil bertanya hal-hal yang ingin dia ketahui tentang Rean selama ini.

"Re, sela- " ucapan Suna terpotong karena tiba-tiba smartphonenya Rean bergetar-getar yang menandakan ada sebuah panggilan masuk

"Sebentar ya" ucap Rean kepada Suna

Setelah itu Rean langsung mengambil smartphonenya dari dalam saku celananya dan langsung mengangkat panggilan telepon di layar smartphonenya.

"Halo" ucap Rean

"Iya halo" ucap temannya Rean yang bernama Dirga dari seberang telepon

"Re, lu lagi dimana sih?, kok kita cariin dari tadi nggak ketemu-ketemu" ucap Dirga lagi

"Gue lagi di perpus nih" jawab Rean

"Pantesan nggak ketemu" ucap Dirga

"Kalian kalo mau cabut, duluan aja, gak usah nungguin gue" ucap Rean

"Oke, kalau gitu kita cabut duluan ya Re" ucap Dirga

"Iya" ucap Rean

Setelah itu sambungan telepon di matikan oleh Rean, dan kini perhatian Rean kembali beralih kepada Suna lagi.

"Maaf ya Na" ucap Rean meminta maaf kepada Suna karena ucapannya Suna tadi terpotong oleh panggilan telepon.

"Iya, nggak apa-apa kok" ucap Suna

"Oh, iya bagaimana kalau kita ngobrolnya di cafe aja, kalau tidak salah di sekitaran sini ada cafe khusus untuk para pelajar" ucap Rean mengajak Suna untuk pindah tempat

"Iya, ayo" ucap Suna

Setelah berjalan selama sepuluh menitan, kini Rean dan Suna sudah sampai di sebuah cafe yang letaknya persis di sebelah area gedung pusat Kompleks Sekolah Tunas Legenda.

Rean dan Suna memilih tempat duduk yang letaknya dekat dengan jendela kaca di cafe tersebut, setelah itu mereka memesan dua gelas jus mangga dan beberapa snack untuk menemani obrolan mereka di cafe ini.

Sambil menunggu pesanan mereka datang, Suna kembali bertanya kepada Rean tentang keadaan Rean selama ini.

"Re, bagaimana kabar kamu selama ini?" tanya Suna

"Kabarku baik, kalau kamu? " ucap Rean

"Kabarku juga baik" jawab Suna

"Oh iya, dulu kamu kenapa kok tiba-tiba pindah sekolah ke luar kota?" tanya Suna

"Aku juga tidak tahu alasan pastinya apa, Mamaku tidak pernah memberitahuku tentang alasan kepindahan kami" jawab Rean

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!