Alvaro menatap luar jendela sambil menunggu seseorang yang sudah berjanji pada Alvaro untuk bertemu di kafe ini. Namun sampai saat ini orang itu belum muncul keberadaannya membuat Alvaro jengkel karena saat ini dia susah bangun dari ranjang yang sangat nyaman jika hari weekend ini. namun karena ada urusan yang harus diselesaikan dengan orang ini, Alvin harus berpisah dengan ranjang dan bantal kesayangan dia itu.
Alvaro menghela nafas panjang menatap pintu masuk kafe tapi belum ada tanda tanda kehadiran orang itu. "Jika janjian dengan cewek inilah akibatnya, banyak molornya" desah alvin malas.
Saat ini Alvaro malas jika berurusan dengan cewek, selain banyak alasan dan banyak bawa perasaan juga membuat Alvaro makin serba salah, salah kata aja nanti bawa perasaan dan baperan juga.
"Maaf menunggu lama" kata seorang cewek kaus dan rok pendek yang senada dengan sepatu boots rendah menunjangnya. Alvaro hanya meringis pelan melihat penampilan cewek satu ini dandan begitu memukau hanya bicara masalah sekolah saja.
"Emang kita mau kencan apa?" pikir Alvaro malas melihat penampilan cewek yang duduk santai didepannya.
"Gak lama nunggu kok Syifa" jawab Alvaro mencoba santai padahal sangat lama dia menunggu sehingga minuman yang dia pesan hampir habis.
Ya! Syifa cewek yang janjian dengan Alvaro saat ini karena mereka satu kelompok mengerjakan tugas yang diberikan ibu guru masalah masyarakat.
"Jadi gimana kita berangkat sekarang" tawar Alvaro pelan, malas lama-lama juga.
"Iyaa, aku sudah mengamati ibu ini, kayaknya cocok jadi narasumber kita" kata Syifa menyerahkan lembaran dan foto orang yang akan diwawancara tersebut.
Alvaro mengangguk setuju melihat biografi ibu tersebut. "Oke, kita wawancara ibu ini dan kamu bawa kamerakan?" tanya Alvaro menyerahkan lembaran pada Syifa kembali.
"Ada, video kan perlu sebagai bukti kita memang wawancara ibu itu" jawab Syifa pelan menatap alvaro yang mengangguk paham.
alvaro menatap Syifa sejenak. "Habis kita wawancara, kita buat laporannya langsung biar selesai hari ini" ujar Alvaro membuat Syifa bingung.
"Tapi aku gak bawa laptop ke sini?" tanya Syifa karena dia merasa hari ini hanya mewawancara saja karena laporan ini hanya dikumpulkan empat hari lagi.
"Kita buat di rumahku aja atau di rumah kamu saja, tapi berhubung rumah aku cukup jauh dari lokasi sini? Bagaimana di rumah kamu saja? " solusi Alvaro membuat Syifa berpikir.
"Baiklah, habis itu ke rumah aku saja nanti" putus Syifa sehingga mengangguk puas.
"Sesekali ke rumah kamu kan gak apa-apa biar bisa kenalan sama calon mertua" goda Alvaro membuat Syifa tersenyum malu dan menundukkan kepala agar Alvaro tidak melihat wajah memerah Syifa.
"Kamu bisa saja" kata Syifa tersenyum tipis namun bisa dilihat Alvaro jika Syifa ini tersipu malu atas godaan yang dilontarkan Alvaro.
"Hari ini aku jadi tamu! Siapa tahu besok jadi calon mantu kan? Masa depan kan gak bisa ditebak" gurau Alvaro buat Syifa mengendus geli dengar kata Alvaro.
Alvaro segala tingkah playboy nya membuat cewek dihadapannya malu-malu dan tersenyum tipis mendengar kata rayuan Alvaro yang dikatakan dengan tatapan serius padahal hanya kebohongan didalamnya.
"Kita berangkat sekarang saja, ngomong terus kapan selesainya" kata Syifa alihkan pembicaraan, jika seperti ini terus maka Syifa tidak mampu menyembunyikan wajahnya.
"Ya baiklah! Bicara sama kamu buat aku lupa waktu saja, maaf ya!" ujar Alvaro pelan sambil memanggil pelayan dan membayar minumannya. Syifa dan Alvaro meninggalkan kafe menuju lokasi yang diberikan syifa.
------------------------------------------------------------------------
Kayla asyik makan cemilan sambil baca novel yang baru dia beli, karena suntuk dalam kamar terus Kayla memutuskan duduk ditaman yang ada macam bunga dan pohon mangga belakang rumahnya, Kayla duduk di ayunan gantung yang ada di depan teras belakang rumahnya yang langsung disuguhi hamparan macam bunga cantik.
Di taman belakang rumah ini yang menjadi tempat favorit Kayla di rumah utama ini karena taman ini dibuat dan dirancang oleh mama Kayla sendiri, bahkan macam bunga dan pohon mangga mamanya sendiri. Sehingga dari dulu Kayla memperingati keluarga baru papanya untuk tidak mengusik taman ini karena hanya taman ini yang tinggal kenangan indah antara Kayla dan mamanya saat bersama.
Ancaman Kayla membuat mereka tidak pernah mengubah taman ini walaupun dekorasi rumah utama ini sudah banyak dirubah sesuai keinginan nyonya rumah ini, hanya tinggal kamar Kayla dan taman ini yang masih tidak tersentuh oleh mama fani.
Walaupun Kayla tidak suka tinggal di rumah ini tapi jika merasa kangen dan rindu sama mamanya maka kayla datang ke taman ini, dan mengenang semua kenangan indah bersama mamanya, walaupun Kayla banyak kenangan pahit dia dapatkan dalam rumah ini membuat kayla merasa kesedihan mendalam jika menatap rumah ini dan melihat papanya menimbulkan rasa kebencian mendalam terhadap papa dan mama Fani yang tega menyakiti mamanya.
Bukan perkara mudah melupakan dan memafaatkan semua perbuatan papanya, apalagi yang luka yang ditorehkan sangat dalam sehingga susah untuk disembuhkan. Jika luka sembuh namun bekasnya masih terlihat, bahkan luka Kayla tidak pernah sembuh karena harus satu atap dengan penyebab mamanya meninggal.
Karena itu Kayla memutuskan tinggal di apartemen dari pada rumah utama yang membuatnya makin sakit dan menambah rasa kebencian dia terhadap keluarga ini.
"Alvaro kamu ngapain disana?" tegur seseorang membuat Kayla tegang karena mendengar nama Alvaro.
"Alvaro kenapa kamu di sini" gumam Kayla panik, membuat dia resah karena takut Alvaro mengenalinya walaupun dia membelakangi Alvaro tetapi bisa jadi Alvaro mengenalinya. "Sial" maki Kayla was-was jika alvaro menghampiri nya.
"Oh Syifa,,, Aku hanya lihat-lihat rumah kamu doang dan akhirnya aku nyasar ke sini" tutur Alvaro sangat dekat dibelakangnya, Kayla bisa tahu jika Alvaro hanya berjarak sepuluh langkah dari ayunan gantung Kayla duduki saat ini.
"Ki kita keruang tengah saja buatnya so soalnya la laptopnya di sini" gugup Syifa sehingga perkataan Syifa jadi terbata-bata.
"Sial, jika menjawab seperti ini bisa menimbulkan kecurigaan Alvaro" panik Kayla mendengar alasan yang diberikan Syifa pada Alvaro.
"Kata kamu kita dihalaman belakang saja buat laporannya? Kenapa berubah pikiran? " kata Alvaro heran, bisa didengar oleh Kayla nada bingung dan curiga Alvaro sikap Syifa yang sedikit panik ini.
"Iya, tapi mama aku sudah letakkan minuman dan beberapa cemilan di sana Alvaro, jadi kita buat di sana saja" jawab Syifa cari alasan yang masuk akal
"baiklah, apa dia saudara kamu" tanya Alvaro membuat kayla makin merinding merasa Alvaro menanyakan diri kayla yang masih membelakanginya.
"Di dia! " jawab gugup Syifa terkesan panik dan tak bisa menjawab apa! Takut salah menjawab menjadi bumerang baik dia maupun kayla
"Syifa kamu dimana sayang" panggil mama Fani membuat Syifa menoleh dalam rumah dan menyelamatkan Syifa dan Kayla.
"kita masuk Alvaro, mama aku cariin kan" kata Syifa cepat sambil menarik lengan Alvaro yang pasrah dibawa masuk oleh Syifa, Kayla dapat mendengar langkah kaki menjauh dari sini.
Kayla menghela nafas lega karena saat ini rahasianya aman, susah jika harus ada satu atap dengan Syifa yang juga satu sekolah dengan Kayla. Alasannya simpel karena mereka merahasiakan jika mereka satu keluarga.
Kayla mengambil inisiatif cepat untuk dari taman belakang dan menuju tangga samping menuju lantai dua tampa harus melewati ruang tengah.
"Bisa gawat Alvaro melihatnya di sini" pikir Kayla langsung mengambil langkah cepat menuju tangga samping menghindari situasi rumit nantinya jika berpapasan dengan syifa.
Kayla mengambil HPnya memberi pesan pada Syifa untuk mengalihkan perhatian Alvaro saat dia mau masuk kamar dia, karena dia tidak bisa ambil resiko.
Kayla mengupat pelan menyadari jika pintu masuk lantai dua terkunci membuat Kayla tidak bisa masuk saat ini, Kayla memutar otaknya untuk mencari solusi saat ini. Kayla menatap tukang kebun di rumahnya lagi membersihkan tanaman liar, Kayla mencari sesuatu yang bisa dilempar membuat bapak itu menyadari kehadirannya.
Tidak mungkin kayla teriak sehingga terdengar oleh Alvaro dari dalam bukan, Kayla melihat ada batu hiasan didalam pot bunga.
Kayla mengambil beberapa dan melemparkan mengenai bapak itu sehinga bapak itu menoleh kebelakang menyadari keberadaan Kayla. Kayla melambaikan tangannya memberi isyarat untuk menghampirinya.
"Pak bisa bilang sama bibi untuk buka pintu lantai dua! Aku mau lewat sana" kata Kayla pelan. "Jangan bicara keras-keras di dalam kalo bisa berbisik dan rahasiakan jika Kayla ada disini dari tamu Syifa, mengerti" perintah Kayla membuat bapak itu mengangguk mengerti dan melangkah masuk ke dalam melaksanakan perintah Kayla.
Tidak lama suara seseorang membuka pintu dari dalam, Kayla melihat bibi membukakan pintu dan membungkuk pelan mempersilahkan kayla masuk.
"Syifa dan temannya di mana" tanya Kayla pada bibi yang mengikutinya dari belakang, Kayla mengintip dari dinding melihat situasi.
"Mereka lagi diruang tengah nona Kayla" jawab bibi sambil melihat Kayla menatap interaksi Syifa dengan Alvaro yang fokus mengetik sesuatu dalam laptop Syifa.
Merasa Alvaro terfokus pada laptopnya memudahkan Kayla masuk dalam kamarnya dan mengunci kamarnya, agar tidak ada yang bisa masuk dan menimbulkan kekacauan nanti. Situasi itu saja membuat Kayla pusing dan kalang kabut menghadapi Alvaro yang tiba-tiba datang ke rumah utamanya.
"Aku harus buat perjanjian dengan Syifa jika membawa teman jika aku ada di sini" kata Kayla menghempaskan tubuhnya pada ranjang. Kayla menghela nafas panjang dan menatap jam rumahnya menunjukkan jam 14.15 WIB, Kayla merasa mereka butuh waktu lama menyelesaikan laporan mereka.
.
.
.
Bersambung......
Jangan lupa vote dan komentarnya ya☺☺☺☺☺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Disini nih kayaknya kesilapan Alvaro,Dia hanya bercanda tp Syifa langsung baperan deh,,?
2022-11-17
0
Qaisaa Nazarudin
Pasti Alvaro gak tau kalo Syifabitu anaknTiri papanya Kayla kan,,Ntar kaget dia saat tau,,
2022-11-17
0
Qaisaa Nazarudin
Syifa suka sama Alvaro Tapi Alvaro suka sama Kayla,,,
2022-11-17
0