Kayla memarkirkan sepeda motor dia di depan rumah mewah, rumah yang di cat putih gading ini sangat mewah, memiliki halaman yang luas, rumah tingkat dua juga memiliki garasi yang mampu menampung sepuluh mobil tentunya. Walaupun tinggal di rumah super mewah namun Kayla tidak merasakan kenyamanan dalam rumah ini, karena rumah penuh kenangan tentang mamanya harus hilang dan diisi oleh kenangan buruk bagi Kayla.
Kayla harus tinggal bersama orang membuat mamanya meninggal dan itu membuat Kayla sangat tidak ingin berlama berdiam dalam rumah yang dia anggap sekarang neraka.
Kayla masuk ke dalam dan disambut oleh para pembantu perempuan yang sudah membukakan pintu untuk dirinya, Kayla melangkahkan kakinya menuju lantai antasari dimana letak kamar dia.
"Kayla sudah pulang?" sapa perempuan paruh baya yang menatap Kayla yang diam dan tak menjawab ucapan perempuan itu.
Kayla tetap melangkahkan kakinya menuju kamar dia tampa menghiraukan kehadiran perempuan yang bisa dibilang mama tiri dia saat ini.
-----------------------------------------------------------------------
Fani nama perempuan yang saat ini hanya berdiam diri menatap pintu kamar kayla, Fani hanya menatap sendu Kayla yang tidak menghiraukan kehadirannya, dia tahu akan kesalahannya di masa lalu tapi dia mau menebusnya dengan memberikan kasih sayang pada Kayla.
Namun melihat sikap, tatapan dan penolak kan yang diberikan Kayla membuat mama Fani hanya mampu memberikan perhatian dari jauh dan tidak bisa menyentuh secara fisik maupun hati Kayla yang sangat membenci kehadirannya.
"Ma! Mama kenapa?" tanya cewek cantik yang menatap mama Fani bingung karena melihat wajah sedih mamanya.
"Gak sayang, mama gak apa-apa" jawab mama Fani lembut sambil mengusap pelan rambut anak pertamanya. "Syifa sudah pulang" tanya Fani lembut.
"Sudah mama, Syifa sudah baca salam salam tapi gak kedengaran karena mama melamun"
"Maaf sayang, Ganti baju syifa dulu baru kita bicara lagi" perintah mama Fani menatap Syifa yang mengangguk pelan menuju kamar dia yang berada di lantai dua.
Mama Fani hanya menghela nafas panjang menatap Syifa yang menuju kamarnya, dia sangat sedih dan stress menghadapi Kayla yang sangat tidak suka kehadiran dia dan kedua anaknya di rumah ini. Walaupun sudah lima tahun berlalu tapi sikap Kayla tidak pernah berubah bahkan makin kesini dia sudah memperlihatkan ketidak sukaan dia pada mereka.
Walaupun Kayla sering ditegur dan dimarahi sama papanya, malah bumerang bagi Fani membuat Kayla semakin membenci dirinya. Mama Fani merebahkan dirinya pada sofa sambil memijit kepalanya yang pusing.
Tak lama berselang keluar Kayla yang memakai celana jeans sobek, kaus oblong, sepatu ket dan tak lupa jaket pelengkapnya. Kayla menuruni tangga melihat HP dia dan membalas pesan, melihat Kayla mau keluar membuat mama fani berinisiatif berdiri dan mendekati Kayla yang berjalan menunduk yang terlalu fokus pada hpnya.
"Mau kemana Kayla" tanya mama Fani berdiri di depan Kayla masih belum menyadari kehadirannya.
Kayla menatap datar Fani. "Keluar" jawaban singkat Kayla membuat fani makin curiga pada Kayla.
"Keluar mau kemana? Sebentar lagi papa kamu akan pulang" tegur mama Fani melihat Kayla yang menatapnya sinis.
"Papa anda bilang" jawab Kayla sambil tersenyum remeh. "Anda sambut saja sama anak-anak anda?" tambah Kayla tidak peduli.
Mama Fani menatap Kayla sendu dan tatapan memohon. "Jangan seperti ini Kayla, hari ini papa mau pulang dan kita harus menyambutnya bersama" kata mama Fani sedih.
Kayla mendengus pelan. "Menyambut PAPA" kata Kayla menekankan kata papa. "Saya tidak peduli pada dia sejak saya tahu seperti apa suami anda" tuding Kayla sinis buat Fani terdiam mendengar ucapan Kayla yang memang tidak pernah menyebut panggilan papa pada ayah kandungnya sejak insiden tersebut.
"Harusnya anda senang saya gak ikutan karena kehadiran saya akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan otomatis merusak kebahagiaan kalian" remeh Kayla sambil berlalu menuju pintu keluar.
Kayla berhenti tampa membalikkan badannya. "Berhentilah bersikap yang seakan-akan anda jadi korban, saya muak lihat tampang anda yang sungguh membuat saya makin jijik" sinis Kayla melangkah kakinya menuju motor yang tadi dia parkir.
------------------------------------------------------------------------
Kayla memarkirkan motornya dan menuju kafe tempat dia janjian dengan Alvaro, Kayla melihat Alvaro yang duduk di paling sudut menatap HP dia.
Tampa pikir panjang Kayla menuju meja Alvaro dan duduk didepan Alvaro yang menatapnya jengkel.
"Kenapa lagi dia" kata Kayla dalam hati melihat mood jelek Alvaro saat ini.
Kayla merasa tidak merasa bersalah karena telat datang pada jam yang sudah dijanjikan.
"Kamu telat kayla, gak merasa bersalah lagi" cerutu Alvaro sebal. "Jamuran aku tungguin kamu, gak lihat aku jadi bahan bisikkan dan tatapan lapar dari cewek-cewek genit lagi" sungut Alvaro marah.
"Aku telat sepuluh menit, kamu aja yang datang kecepatan" gumam Kayla malas lihat tingkah kekanak-kanakan Alvaro.
"Sorry, tadi macet menyebabkan aku telat Alvaro" alasan Kayla tapi dibalas tatapan tajam pada Kayla.
"Jangan banyak alasan" maki Alvaro dalam hati lihat wajah datar andalan Kayla gak tidak ada ekspresi itu.
"Dari pada kamu marah- marah gak jelas membuat waktu kita terbuang percuma, lebih baik kita pergi sekarang? Kasihan papa kamu tunggu lama" kata Kayla melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan jam empat sore, satu jam lagi pesawat papa Alvaro take off. Kasihan jika menunggu lama sebab anaknya lagi ngambek karena dia hanya telat sepuluh menit.
"Ya! Kamu sih kelamaan dandannya sehingga kita telat jemput papaku" balas Alvaro jengkel memanggil pelayan dan membayar minumannya.
"*D**andan? Sejak kapan Kayla Adescia bisa dandan" pikir Kayla heran perkataan Alvaro menuding nya dandan untuk kesini. "Makin gak waras nih anak" gumam Kayla mengikuti Alvaro dari belakang*.
----------------------------------------------------------------------
Alvaro memarkirkan mobilnya dalam bagasi rumahnya, dan lihat satpam rumah mereka dan beberapa pembantu ikut membawa koper dan beberapa paper bag yang ada dalam jok belakang mobil Alvaro.
Alvaro yakin itu pasti oleh-oleh buat mereka. "Pa, gimana lancar urusan di sana" tanya Alvaro menatap wajah letih papanya yang berjalan disampingnya.
papa merangkul bahu Alvaro lalu tersenyum pelan. "Lancar Alvaro, masalah kemarin sudah diberesin jadi gak ada problem lagi" ujar papa membuat Alvaro mendesah lega mendengar jawaban papanya.
"Kenapa kamu gak ajak Kayla kesini? Tadi Kayla menjemput papa juga" tanya papa menghempaskan tubuhnya ke sofa menghilangkan capek perjalanan panjang.
"Kayla nya yang gak mau ikut pa, papa tahu jika sikap Kayla yang anti yang namanya berkunjung" kata Alvaro pelan dan menatap papanya yang hanya mengangguk pelan.
"Teman kamu yang satu itu sangat misterius sekali? Sungguh anti sosial dan papa rasa ada yang dia sembunyikan? "
"Iya pa, Alvaro juga merasakan hal tersebut? Sulit menembus dinding pertahanan Kayla itu. Di panjat juga takut jatuh pa, bahkan pakai bom takut nanti Alvaro ditangkap polisi lagi" celetuk Alvaro membuat papanya tertawa pelan mendengar perkataan ngelantur Alvaro yang memang susah diajak bicara serius.
"Iya tapi walaupun begitu sekeras apapun hati akan luluh dengan ketulusan Al" kata papa sambil menatap Alvaro yang mengangguk mengerti. "Untuk saat ini Kayla memang tidak bisa membagi masalahnya tapi suatu saat dia akan mengatakan pada kamu!" saran papa pada Alvaro mencari tahu lebih dalam kehidupan Kayla.
"Iya pa, suatu saat dia pasti akan cerita pada Alvaro tentang masalahnya" ujar Alvaro sambil tersenyum tipis. "Tapi suatu saat itu kapan? Berapa waktu untuk suatu saat itu pa. Bahkan sudah empat tahun berteman belum ada perubahan sikap Kayla, jadi menurut papa suatu saat itu kapan?" curhat Alvaro sebal karena sesuatu yang tak pasti buat dia makin kesal saja.
"Hahaha! Anak papa sudah jadi korban iklan?!" gurau papa membuat Alvaro mengendus malas lalu beranjak menuju kamarnya buat papanya makin ketawa lihat tingkah Alvaro yang masih kekanak-kanakan tersebut.
Ada sesuatu yang harus disimpan rapat sehingga orang tidak tahu karena itu akan menyakitkan jika semua terbongkar dan kamu gak bisa memilih jawaban atas semua tudingan yang akan ditujukan pada kamu...
Maka hal yang terbaik adalah diam dan simpan lah rahasia itu sampai waktu yang akan membongkar semuanya karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi bukan...
Maka tetaplah diam dan bersikap baiklah
.
.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
indah lastari
mampir di cerita ku juga yuk kak,
2020-04-06
6
trisya
typo fina fani sampe keder baca nya. dan ** setiap kalimat di akhir itu bikin pusing apa artinya?
2020-03-12
4
Olive Rajwaa
ehm itu maksudnya 'garasi' kali yak lain 'bagasi'
2020-02-11
1