Nona Muda Dan Tiga Pelayannya
"Misi selesai." Ucap seorang gadis bermata biru menatap dingin kobaran api didepannya. Lidah api terus menjulur membakar tiap inci apa yang dilewatinya. Suara rintihan yang kian menghilang seiring aroma daging terpanggang menusuk indra penciuman. Gadis bersurai hitam panjang membalikkan badan. Di raut wajahnya tak ada gurat rasa bersalah. "Mereka menuai apa yang ditabur." Gumamnya seraya melangkahkan kaki.
"Seperti yang diharapkan dari Qian Ni. Cepat dan tepat." Celetuk salah satu bawahan gadis bernama Qian Ni.
Ucapan Song disetujui oleh An dan Lu. Dalam kurun waktu tiga jam diubahnya rumah besar nan kokoh tersebut menjadi pemakaman masal. Target mereka kali ini si penjual obat-obatan terlarang yang telah diintai selama tiga bulan. Misi kali ini cukup memakan waktu lama karena tingkat waspada sang bandar tinggi.
"Kita kembali ke markas." Ujar Qian Ni tanpa menoleh.
"Siap !"
Keempat gadis berparas rupawan kian jauh dari kobaran api tersebut. Tanpa menyadari sebuah perangkap telah disiapkan untuk mereka.
Kendaraan yang mereka gunakan telah disabotase.
Hingga kecelakaan tersebut terjadi. Kendaraan roda empat tersebut menabrak pembatas jalan hingga terbalik.
Song masih bisa bergerak. Qian Ni lah yang mengalami luka paling parah. "Keluar! Selamatkan diri kalian !" Perintah Qian Ni dengan tubuh terjepit. Darah segar mengalir di kepala gadis tersebut. Wajah datar meringis menahan rasa sakitnya.
"Kami akan membantumu." Jawab An. Sedang Song berusaha mengeluarkan Lu.
Qian Ni mendesis seraya berkata, "Pergi !!!!"
"Berbanggalah kamu, Leader. Punya rekan seloyal kami."
Sang pemimpin lupa bahwa ketiga rekannya ini keras kepala. Mereka tetap berusaha menolong Qian Ni disisa kekuatan yang dimiliki. Namun takdir berkata lain percikan api mematik ledakan mobil tersebut. Keempat gadis tersebut tak sempat menyelamatkan diri.
Mereka merasakan apa yang dirasakan oleh korban terakhir tadi.
.
.
Xu Xian meratapi garis tangannya. Kenapa ia begitu bodoh menerima kasih sayang palsu itu hingga mengantarkannya pada kematian. Harusnya Xu Xian menaruh curiga. Sesal itu tiada arti. Nyatanya sampai akhir pun tak ada yang peduli dengannya. Xu Xian adalah anak pertama keluarga Gu, Nona pertama di rumah itu. Namun semua haknya tak dapat didapat. Xu Xian terasingkan di kediaman miliknya. Jauh dari sang Ayah, Tuan Gu.
"Aku tak lagi mengharapkan kasih sayangmu, Ayah. Aku membencimu ! Aku.... jika kesempatan itu ada.... aku hanya ingin mereka menerima pembalasan dendamku."
Xu Xian pun menutup mata dalam gelapnya hutan.
.
.
.
Jemari itu mulai bergerak. Mata indah itu menampakkan keindahannya. Namun rasa pening mendera.
"Aduh.. duh.. Kepalaku..." Ringis seorang gadis muda seraya bangun. Tangannya menyentuh pelipis. "Dimana ini ?" Gumamnya terasa asing dengan apa yang dilihatnya.
Seingatnya ia terjebak di kecelakaan besar. Lalu, mobil itu meledak dan membakar tubuhnya. Ya, itulah yang terjadi lalu kenapa ia sekarang disini ? Dimana ini ?
"Ah, Leader akhirnya bangun." Seru An girang. "Song. Lu. Lihat ! Leader kesayangan kalian sudah bangun. Sia-sia kalian cari kayu buat persiapan bakar mayat Nona muda."
Kepala Qian Ni berdenyut. Suara cempreng yang sangat dikenalinya mengganggu sekali. "An ! Dimana kita ?"
"Kita loh transmigrasi ke zaman old." jawab An
"Hah ?
"Hebat, kan ?! Kayak novel yang pernah kubaca."
"Hah ?"
"Kamu jadi bodoh ya ? Padahal yang kejepit itu kakimu, bukan kepalamu." Celetuk Song.
"Tolong, bully dia nanti saja. Lebih baik jelaskan situasi kita sekarang. Ajak gila dia nanti." Sahut Lu jengah.
"Baiklah." Nurut Song dan An.
"Anggap aku percaya ucapan An. Sekarang jelaskan secara rinci semuanya." Perintah Qian Ni.
"Kamu telah tak sadarkan diri selama seminggu. Selama itu juga kami sudah mencari tahu semua." ujar Song.
"Kita di daratan Y yang dikuasai oleh pemilik marga Gui."
"Sosok Qian Ni terjebak dalam tubuh Nona pertama keluarga Gu, Gu Xu Xian namanya."
"Hah ?"
"Ya, mulai sekarang anda Gu Xu Xian bukan lagi Qian Ni."
Tunggu sebentar... Qian Ni merasa pusing mendengar ocehan mereka. Namun, kilas balik ingatan si pemilik tubuh mendadak hadir.
"Kamu baik-baik saja ?" An menyentuh kening Qian Ni.
"Ya."
"Ayo.. kita balaskan rasa sakit pemilik tubuh ini."
Dan.. kisah mereka berempat pun dimulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Eva Santi Lubis
Hai thor Penguasa hatiku Wo Ai ni Hadir Lagi nih
2020-12-27
0
Widihun02
semangat kak
2020-11-05
2
Bukan pembaca gelap
Wkwkw santai banget mereka transmigrasinya😂 Qian ni ampe ha he ha he doang🤣
.
.
Like like terus😍
.
.
Semangat terus💪💖
2020-10-07
3