Rumah Utama Gu

Setibanya di kediamannya, Xu Xian mendapat kabar sang ayah memintanya datang. "Kenapa hari ini aku begitu sial." Gerutu Xu Xian. Buyar sudah niatannya untuk berleha-lehe. Energinya menipis karena bertemu pria merepotkan.

"Bantu aku bersiap."

"Baik, Nona."

Tak butuh waktu lama Xu Xian sudah berganti pakaian. Ia bergegas menuju ke rumah utama yang berada cukup jauh dari kediaman miliknya.

Selama di dalam kereta, Xu Xian menerka apa gerangan yang membuat Tuan Gu memanggilnya. Menurut ingatan dari pemilik tubuh, biasanya Xu Xian dipanggil jika melakukan kesalahan atau hanya sekedar untuk dihina.

"Sebentar lagi biar aku yang membuat kalian sujud padaku." Gumam Xu Xian.

"Nona." Panggil Song yang kali ini menemaninya.

"Hm"

"Saya harap Nona tak melakukan drama picisan. Saya mohon jangan biarkan mereka menindas Nona ah tidak leader  atau saya turun tangan." Kata Song sungguh-sungguh.

Xu Xian mendecih. Dirinya sempat terpikir akan main-main, ternyata Song sudah menebaknya. "Hm."

"Janji ?"

"Ck ! Iya ! Takkan kubiarkan mereka bersikap semerdeka mereka. Puas, Song ?!"

"Hm."

"Kita telah sampai di rumah utama Gu, Nona pertama." Seru salah satu pengawalnya.

"Hm."

Song keluar dari tandu lebih dulu, ia membukakan tirai yang menutupi pintu lalu tangannya terulur untuk membantu sang Nona.

"Terimakasih." Ucap Xu Xian sesaat menerima bantuan Song.

"Ini sudah tugas hamba, Nona." Jawab Song dengan menundukkan kepalanya.

"Hm."

Netra Xu Xian memandang ke pintu masuk yang menjulang tinggi di hadapannya. Tak ada sambutan khusus yang ada hanya seorang pelayan ditugaskan untuk memandunya.

Lagi, ingatan asli Xu Xian mengusiknya. Perlakuan yang didapatnya jauh berbeda dengan saudara-saudaranya.

Mengabaikan rasa sedih yang menyergap, Xu Xian memasuki kediaman tersebut dengan dagu terangkat dan langkah kaki penuh percaya diri. Bisik-bisik hinaan mereka tak digubrisnya. Xu Xian memilih menghitung berapa kali mereka menghina, maka sebanyak itulah jumlah siksaan yang akan mereka terima.

"Salam, Ayah." Sapa Xu Xian sedikit membungkukkan badan.

"Kau datang juga, Xian." Sambut Tuan Gu datar. "Bagaimana kabarmu, putri pertamaku ?" Tanya Tuan Gu basa-basi.

"Tentu saja saya baik dan bahagia." Jawab Xu Xian riang. "Ada apa Kepala keluarga mengundang saya."

Tuan Gu tertegun. Sikap putri sulungnya berbeda dari yang diingatnya. Dia tak lagi menundukkan wajah, Xu Xian tak terbata dalam berbicara. Apa yang telah dilewatkannya ?

"Tuan." Tegur Ji Yu dengan menyentuh lengan Tuan Gu.

"Ya."

"Xu Xian menanyakan kenapa Tuan memanggilnya."

"Serigala tua itu menjijikkan." Ujar Xu Xian dalam hati.

"Baiklah. Xu Xian, kau telah memasuki usia pantas menikah, bukan?"

"..."

"Aku bermaksud menikahkanmu dengan Tuan Shen."

Xu Xian langsung mengabsen nama hewan. Pria tua ini cari perkara.

"Saya menolak." Xu Xian berkata tegas. Tak ada niat basa-basi. Enak saja gadis muda sepertinya harus menikahi lelaki tua macam Tuan Shen. No !!!!

"KAU !" Tuan Gu naik pitam. Untuk pertama kalinya Xu Xian membantahnya. "Aku tak meminta persetujuanmu, aku hanya memberitahumu. Kau tak punya hak menolak." Seru Tuan Gu.

"Kalau begitu anda saja yang menikah dengannya. Aku tak sudi !!"

Hilang sudah citra putri anggun yang hendak Xu Xian pertahankan.

"Gu Xu Xian. Bersikap hormatlah pada Ayahmu ! Dimana etikamu hah !" Ji Yu buka suara.

"Kalau Nyonya selir mau biar Xi Wei yang jadi mempelai Tuan Shen." Mulut slebor Xu Xian tak berhenti menebar racunnya. "Ini hidupku. Akulah yang menentukannya." Sambungnya.

"Xu Xian ! Jaga batasanmu !" Teriak Tuan Gu.

"Bahkan jika anda membuang saya, saya tak sudi melakukannya."

Gigi Tuan Gu saling bergemeletuk. "Pengawal !!! Kurung Gu Xu Xian di paviliun barat." Perintah Tuan Gu menggelegar.

"Kau akan tinggal disini. Sampai upacara pernikahan." Putus Tuan Gu sepihak.

"Bangkotan kurangajar." Xu Xian hanya mengumpat dalam hati.

"Jangan sentuh !" Sentak Xu Xian membuat pelayan pria tersebut takut.  Dia sudah mendengar kelakuan nona pertama yang kejam di kediaman sang Nona.

"M-mari saya antar, Nona."

"Aku takkan menjadi anak baik, Ayah." Seru Xu Xian sebelum keluar tanpa memberi hormat pada Tuan Gu.

"Dasar anak tak tahu diri."

Disaat Tuan Gu geram, Ji Yu justru senang. Sikap memberontak Xu Xian akan membuatnya semakin jauh dari sang ayah, perhatian Tuan Gu hanya akan tercurah untuk anak-anaknya.

"Tuan, bagaimana jika Xu Xian kabur ? Bukankah lebih baik tambah penjaga disana." Saran Ji Yu.

"Kau benar. Akan kuperketat keamanan."

Xu Xian dan An tiba di bangunan yang dimaksud. Ekspresi aneh tergambar di wajah sang Nona.

"An."

"Ya, Nona."

"Apa ini kandang **** ?" Tanya Xu Xian saat melihat keadaan tempat pengurungannya. Halaman tandus, bangunan tua dan bau menyengat. "Perintahkan mereka membereskan semua ini !"

"Siap, Nona." An bergegas memberi komando pada pelayan yang sengaja dibawa dari kediaman sang nona.

Xu Xian mengusir orang Tuan Gu, lalu ia melirik ke sekelilingnya. Manik indahnya melihat sebuah pohon rindang tak jauh dari sana.

Tanpa mengatakan apapun Xu Xian berjalan ke arah pohon tersebut. Melompat lincah ke dahan, tangannya terulur untuk mengambil buah yang tak jauh dari jangkauannya.

Xu Xian menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Matanya memandang jauh ke sana.

□ • □ •■

Malam hari di kediaman Gu.

Tuan Gu tengah santap makan malam dengan selirnya, Ji Yu, Xi Wei dan An To.

"Apa kau sudah menyiapkan diri untuk perlombaan yang keluarga kerajaan adakan, Xi Wei." Tanya Tuan Gu pada putri kesayangannya.

"Tentu, Ayah. Saya takkan mengecewakan Ayah dengan mencoret nama baik keluarga kita." Jawab Xi Wei memamerkan senyum manisnya.

Tuan Gu mengangguk puas. "Kau memang dapat Ayah andalkan, Xi Wei." Puji Tuan Gu. Xi Wei tersenyum malu mendengar pujian tersebut.

"Ibu harap kau bisa masuk ke keluarga Gui, anakku." Tambah Ji Yu.

"Ibu."

"Bukannya kau menyukai salah satu pangeran Gui." Sambung sang ibu bermaksud menggoda.

"Benarkah ?" Tuan Gu tertarik mendengarnya. Di otaknya terbesit rencana untuk memanfaatkan koneksinya agar putri kesayangan bisa dekat dengan pujaan hatinya.

"Siapa ? Pangeran Gui Xuan atau Gui Xian atau Gui Luan ?" Cecar Tuan Gu.

"Ayah." Wajah Xi Wei memerah.

An To menyantap makanan dengan tenang, tak tertarik pembahasan seperti ini.

"Jangan paksa anakmu, Tuanku. Nanti dia pasti bilang kok."

"Baiklah."

"Lalu, bagaimana denganmu, An To ?" Tuan Gu beralih pada putranya.

"Sibuk seperti biasanya." Jawab An To.

"Pertahankan kemampuanmu, Gu An To." Pungkas Tuan Gu. Anak laki-lakinya ini menjadi salah satu orang kepercayaan putra keluarga Gui. "Dan bantu adikmu jika saatnya tiba."

"Hm."

"Apa Xu Xian tidak diundang makan ?" An To melontarkan pertanyaan yang sedaritadi mengusiknya.

"Dia sedang menjalani masa hukumannya."

"Dimana dia ?"

"Di paviliun Anggrek." Dusta Tuan Gu. "Jangan temui Xu Xian sampai tiba hari pernikahannya."

"Apa pelayan sudah kirimkan makanan padanya." An To memang peduli dengan adik seayahnya itu, menurutnya Xu Xian lebih baik ketimbang adik kandungnya. An To tidak pernah suka cara berpikir di keluarganya.

"Sudah. Sekarang habiskan makanmu." Kali ini Ji Yu angkat bicara.

Selesai santap malam Tuan Gu dan Selir resmi Ji Yu tengah berbincang.

"Kudengar Xu Xian merombak habis tempat itu, apa Tuan tak masalah ?" Ji Yu membuka pembicaraan.

"Tidak. Biarkan Xu Xian seenaknya toh dia akan keluar dari keluarga Gu." Jawab Tuan Gu. "Tenanglah, anak itu takkan macam-macam. Dia hanya menggertak saja."

Ji Yu hanya membalas dengan senyuman. Sejak kedatangan Xu Xian, Ji Yu terus merasakan gelisah. Ji Yu mengkhawatirkan sesuatu yang buruk akan datang. Ia harus membuat rencana cadangan, apapun yang terjadi Xu Xian harus keluar dari keluarga Gu.

"Lupakan Xu Xian. Kau hanya perlu memastikan Xi Wei tak mempermalukan kita." Ujar Tuan Gu.

"Tentu saja, Tuanku. Aku sudah memanggil guru terbaik untuk membantunya." Ji Yu bahkan merogoh uang simpanannya sendiri agar anaknya tampil sempurna.

"Ya. Aku akan mengirim koin tambahan untuk itu."

Ji Yu tersenyum lebar sembari mengucapkan beribu terimakasih.

Sementara itu,

"Hatchiii... Ya Tuhan, siapa yang sedang membicarakanku."

"Hatchiii...."

Bersambung

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan tekan tanda ♡ dan komentarnya. :)

Terpopuler

Comments

Umieyy Haziq

Umieyy Haziq

txtxxxt





7 7 7 7yy

2021-03-01

0

wilias

wilias

lanjut kak.

salam CINTA LOKASI dari Wilias ☺️

2020-09-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!