Zara Vs Papa Marvin

Zara terdiam sejenak. Lalu, ia menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. "Apa yang harus saya jelaskan pada anda tuan Gala?" kata Zara yang sudah menguasai dirinya sendiri.

Ia tak lagi merasa takut dan terintimidasi oleh Gala. Hei, jangan lupa Zara di dunianya yang dulu adalah seorang guru. Zara sudah terbiasa bertemu dengan orang tua modelan Gala ini.

"Masih mau mengelak Zara. Semua rencanamu sudah terbongkar oleh orang suruhanku"

Zara menatap retina Gala tanpa rasa takut sedikitpun. Sambil melipat tangannya di depan dadanya, Zara menimpali omongan Gala, Papa Marvin.

"Well, well, well, tuan Gala. Saya baru tahu kalau anda selancang itu. Merampas buku diary milik saya tanpa izin. Mengorek ngorek informasi tentang saya sedemikian rupa. Saya tidak menyangka akan semenarik itu di mata tuan Gala dengan segala kuasanya" kata Zara dengan senyum mengejek.

Gala tertawa terbahak bahak. Dia merasa senang dengan pembelaan Zara. Padahal ia pikir anak Mona ini tipe pengecut dan cengeng. Ternyata dia memang semenarik ini. Tak ada yang berani menatap matanya terang terangan seperti ini, bahkan istrinya sendiri. Hanya satu orang yang mampu mengajaknya duel. Siapa lagi kalau bukan anaknya yang naif itu.

"Zara, Zara, kau memang menarik. Pantas saja Marvin berani mengancamku untuk melepaskan ibumu. Kau pasti sudah mengerti bentuk kesepakatan dalam hubunganku dan ibumu. Marvin ingin saya melepaskan ibumu dari pergundikkan. Kau tahu kenapa?" Gala sengaja menjeda pernyataannya untuk melihat reaksi anak Mona.

Zara melihat gerak gerik papa Marvin yang sudah mulai bersahabat dengannya. Lalu ia mengubah panggilan papa Marvin dari tuan menjadi om Gala. Seperti awal pertemuan mereka berdua.

"Untuk bisa dekat denganku tentunya. Benar tebakanku om Gala?" Zara tersenyum licik. Ia mengambil secangkir teh di depannya. Lalu, meminumnya.

"Tepat sekali! Kau memang pintar Zara. Strategi dan rencanamu dalam menaklukan anakku sudah hampir mencapai target. Saya ingin tahu, sudah sampai mana rencanamu. Kau sudah menuju rencana ke empat?" tanya Gala penasaran.

"Om pasti sudah tahu tanpa saya menjabarkannya. Masih perlu saya jelaskan lebih detail lagi?" tawar Zara polos.

"Tentu. Akan sangat menyenangkan mendengar keberhasilan rencanamu dari mulutmu sendiri, Zara" Gala ikut meminum teh yang dihidangkan dengan cara elegan.

"Sayangnya, saya akan mengecewakan ekpektasi om Gala kali ini" seru Zara dengan nada pura pura menyesal.

Alis Gala menyatu di tengah dahinya. Dia menatap heran pada Zara. "Maksudnya?"

Zara kembali membuka list rencana yang telah ditulis oleh tokoh Zara dalam novel di buku diary-nya.

"Sebenarnya saya malas sekali berbicara panjang lebar begini. Sangat membuang buang waktuku. Tapi, kalau om Gala tertarik dengan penjelasanku. Om bisa membuatku bicara dengan beberapa imbalan. Mungkin itu akan menambah rasa semangat saya untuk menjelaskan rencana saya pada om. Bagaimana om? Tertarik untuk membayar?"

Zara mengajak diskusi papa Marvin. Gadis itu berusaha menarik keuntungan sebanyak banyak-nya di situasi yang menjeratnya saat ini.

"Negosiasi yang bagus Zara. Saya hargai keberanian kamu. Baik, aku setuju dengan usulanmu. Kau boleh meminta imbalan apapun padaku. Apa yang kau inginkan Zara. Kau ingin aku menjauhi ibumu, seperti keinginan Marvin?" ujar Gala menawarkan persetujuan lainnya pada Zara.

"Terdengar menarik. Tapi, saya sudah benar benar tidak menginginkan itu. Persetan dengan hubungan om dengan mamaku! Saya hanya ingin satu permintaan pada om" kata Zara sambil memakan kue kue kering.

"Xixixixi ternyata enak juga kue ini. Kapan kapan gue bisa kali ya minta Marvin bawain kue ini. Pasti ini dibuat khusus oleh koki pastry di rumah ini" gumam Zara pada dirinya sendiri.

"Lalu, apa permintaanmu?"

"Permintaanku hanya satu om. Om harus bisa mengabulkan satu keinginanku, apapun itu. Tapi, permintaan ini akan saya simpan dulu. Nanti, akan saya pakai kalau saya butuh. Di saat itulah saya akan mendatangi Om Gala. Gimana?" Zara menyodorkan tangan kanannya ke arah Gala sebagai bentuk ajakan kerja sama.

"Setuju" Gala menyambut uluran tangan Zara. Mereka berdua sudah sepakat dengan negosiasi tersebut.

Gala masih tetap menatap intens Zara bahkan saat dia menyeruput tehnya. "Baik, karena om sudah menyetujui negosiasi ini. Maka, saya akan memberikan penjelasan tentang rencanaku sesungguhnya"

Zara merobek kertas yang bertuliskan semua rencana tokoh Zara tersebut. Kemudian, menyerahkan pada Gala. Gala mengambil kertas tersebut dengan tatapan bingung. Namun, ia tetap mengikuti permainan Zara.

Zara mengambil korek yang berada di atas meja. Dekat dengan bungkus rokok milik Gala. Gala terus memperhatikan dengan seksama. Apa yang ingin dilakukan oleh anak Mona itu. Zara berdiri sambil membawa korek dan buku diary milik tokoh Zara di atas tempat sampah.

"Setiap rencana saya sudah hampir mendekati selesai. Saya sudah berusaha membuat Marvin terfokus denganku. Saya juga sudah membuat Ranu dibenci satu sekolah. Saya juga sudah membuat Marvin hanya memprioritaskan saya secara sadar atau tidak. Hanya menunggu waktu saja untuk melakukan rencana ke empat. Namun, Sayangnya, saya melakukan manuver om. Saya berubah pikiran" seru Zara dengan tenang menyala korek api dan membakar buku diary itu ke tempat sampah.

"Kenapa?" hanya itu yang keluar dari bibir Gala saat ini. Dia masih tidak mengerti tindakan yang Zara lakukan. Gala terdiam sambil menonton kelanjutan tindakan Zara. Menit demi menit berlalu. Namun, Zara malah bergeming. Anak Mona ini hanya menatap buku diary nya dengan senyum puas.

"Nungguin ya?" tanya Zara polos. Gala pun mengangguk mengiyakan.

Zara tersenyum tipis. "Sayangnya saya tidak ingin membeberkan alasan itu. Oke, om Gala. Kalau begitu, saya permisi. Tugas saya juga sudah selesai disini"

Zara langsung pergi dari hadapan papa Marvin tanpa menunggu respon darinya. Ia berjalan dengan mantap keluar dari kawasan rumah Marvin. Sedangkan, Gala dia kembali terdiam. Lebih tepatnya, tersenyum puas.

"Dia menarik. Ternyata anak ini memang lebih cocok bersama Marvin daripada Ranu. Yang selalu meledak ledak" gumam Gala pada dirinya sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!