14 Empat Belas

Mulai saat ini, kita panggil Fatiyah dengan sebutan Zara saja ya. Biar author ga pusing ya. Ciww

.

.

.

.

Catur tidak pernah terbesit sedikitpun untuk dekat dengan cewek manapun. Catur ogah memulai hubungan sejenis pacaran. Apalagi melihat sepak terjang percintaan sahabatnya, Marvin. Ia makin malas berhubungan dengan makhluk bernama cewek. Mereka terlalu merepotkan bagi Catur. Namun, jangan kalian kira Catur ini pecinta batangan alis gay.

Catur masih sangat sangat normal. Dia bisa jamin itu. Menurut Catur akan sangat membosankan membuang buang waktu dengan cewek. Catur lebih senang menatap layar komputer lama lama. Mengasah kemampuannya dalam meretas keamanan digital. Itu lebih seru dan menantang daripada harus mendengar rengekan cewek yang dilabeli pacar.

Hanya saja semua pemikiran Catur itu berubah 180° saat dia tak sengaja melihat Zara yang berjongkok di taman kompleks yang tak jauh dari rumahnya. Saat itu, ia melihat Zara memberi makan kucing liar. Dia berjongkok sambil dikelilingi oleh kucing kucing.

Zara terlihat anteng mengajak ngobrol kucing kucing tersebut. Ia seperti sedang mencurahkan isi hatinya. Jangan tanya bagaimana Catur tahu, ia tahu dari setiap ekspresi Zara yang berubah rubah. Terlihat seperti mamanya yang begitu antusias bercerita kepada ayahnya.

Sejak saat itu, Catur tertarik mengamati semua ekspresi Zara dari balik semak semak taman kompleks rumahnya di sore hari. Ia terus mengamatinya tanpa rasa bosan. Selain di taman kompleks, Catur juga sering mengamati semua perilaku Zara di sekolah.

Nama Zara selalu menjadi topik pembicaraan semua siswa Pelita Bangsa. Ada saja hal yang bisa kulik dari Zara sebagai topik utama. Salah satunya forum online milik sekolah atau lambe turah sekolah. Banyak sekali kumpulan orang orang yang mengidolakan Zara. Mereka menyebut dirinya sebagai Princess Friend alias teman tuan putri.

Catur berjalan di koridor menuju taman belakang tempatnya menyendiri. Ia tak sengaja mencuri dengar percakapan cewek cewek adik tingkatnya yang sedang membicarakan Zara.

"Eh elo udah gabung grup princess friend ga?"

"Apaan itu? Grup gril band baru? Idol korea?"

"Eh, kudet banget sih elo. Itu nama fanbase-nya kak Zara. Dia itu udah sekelas awkarin-nya SMA Pelita Bangsa. Kak Zara itu jadi kiblat fashion cewek cewek disini. Beuuh elo baru sih, jadi ga tahu secantik apa kak Zara itu. Dia hot banget. Terus berbakat. Pinter fisika lagi. Eh dia juga jago nyanyi. Secara dia dulu vokalisnya band Xavier. Sayangnya dia milih keluar dari band itu gara gara Kak Ranu" ucap siswi itu dengan suara memelan di akhir kalimat.

"Kak Ranu itu siapa lagi?" tanya temanya kepo.

"Elo pokoknya jangan dekat dekat dia. Kalau elo sampai berurusan sama Kak Ranu, elo bakal dibully terus kayak Kak Zara. Gue suka kasian sama dia tahu"

"Di apain sih emang sama Kak Ranu? Kak Zara di bully banget ya"

"Aduh, dia sering banget luka luka keluar masuk UKS sama rumah sakit gara gara Kak Ranu ngebully dia. Mikirnya kak Zara kegatelan gitu godain Kak Marvin, tunangannya Kak Ranu. Padahal menurut gue, lebih pantes Kak Catur jadian sama Kak Zara. Kak Marvin payah soalnya. Dia sering bikin kak Zara jadi korban kecemburuannya Kak Ranu"

"Terus, terus, mereka beneran jadian? Kak Catur sama kak Zara?"

Catur yang mendengar pertanyaan siswa itu dari jauh tersenyum senyum sendiri. Dia jadi membayangkan kalau dirinya benar benar jadi pacarnya Zara. Pasti dia akan bahagia bisa memiliki orang yang dia sukai.

"Sayangnya sih enggak. Gue lihat di lambe turah sekolah malah kak Zara katanya jadian sama kak Lengkara. Ga banget! Dia kan berandalan. Terus ya, kata kakak gue yang dulunya satu sekolah sama kak Lengkara, dia itu sering gonta ganti cewek. Bisa dibayangkan kalau kak Zara akan sesakit apa kalau pacaran sama orang begajulan begitu"

"Iiiiii gue merinding!!!!!"

Lagi lagi Catur mendengus sebal karena berita itu. Dia sangat ingin meninju rahang Lengkara saat ini.

.

.

.

.

.

Di taman belakang yang jarang dijamah oleh siswa Pelita Bangsa ini Catur sering menghabiskan waktu istirahatnya disini. Dia sering tidur dia atas pohon mangga yang ada di taman tersebut.

Catur memejamkan matanya setelah memakan pisang yang dibawanya. Selang beberapa menit, terdengar suara kaki melangkah. Suara itu mengusik Catur yang sedang tidur. Dari balik dedaunan, Catur terbangun dan mengawasi pemilik suara langkah kaki itu. Rupanya itu suara langkah Zara yang sedang menghentak hentakkan kakinya.

Zara berjalan mondar mandir wajah merengut. "Sok jual mahal banget jadi cowok. Dipikir gue kecintaan banget sama dia. Gue udah capek capek masak bekel. Eh orangnya malah ga masuk terus bilang buat yang lain aja. Enteng banget mulutnya. Kalau bukan karena menghindari Marvin dan Ranu, ogah gue mengeklaim dia jadi cowok gue. Ngeselin banget! Lama-lama gue jadi antagonis sesungguhnya saja. Tapi gimana caranya?!!!!" keluh Zara pada diri sendiri.

Catur yang memperhatikan Zara dari atas pohon malah senyum senyum sendiri. Baginya setiap ekspresi yang Zara keluarkan sangat menggemaskan. Zara terus berbicara sendiri meluapkan emosinya hingga tak sadar kalau dia menginjak kulit pisang.

Zara jatuh tersungkur ke tanah. Lantas ia bangun dan melirik kanan kiri. Emosinya menguap begitu saja. Tergantikan rasa malu hingga pipinya merona. Zara malu jatuh tersungkur gara gara kulit pisang.

Zara cengengesan sendiri merutuki kebodohannya yang tak melihat keberadaan kulit pisang. "Untung ga ada yang lihat. Kalau ada yang lihat bisa jatuh reputasi gue jadi tokoh Zara yang anggun. Gue kan lagi berperan jadi Zara" gumamnya pada diri sendiri yang membuat Catur mengernyitkan dahinya.

"Tokoh Zara? Berperan jadi Zara Apa maksudnya itu?" ucap Catur dalam hatinya penasaran.

"Lho jatuh ya?" Zara mencari sumber suara. Dia celingak celinguk mencari orang yang mengajaknya berbicara.

"Di atas sini, Zara"

Zara mendongakkan kepalanya ke atas pohon. Zara terkejut menatap salah satu teman Marvin yang menatapnya penasaran.

"Dia salah satu teman Marvin kan ya? Jangan bilang kalau dia sudah dari tadi disini? Aduh gimana kalau dia curiga kalau gue bukan Zara yang sebenarnya" batin Zara menduga duga.

Catur turun dari pohon mangga. Dia berjalan mendekati Zara. "Enggak kok, gue tadi emang lagi duduk di tanah hehehe" elaknya.

"Ooh" jawab Catur sekenanya. Catur memperhatikan wajah Zara yang cantik. Rambut blonde Zara terlihat berantakan dan ada beberapa daun mangga yang tersangkut. Terlihat sangat menggemaskan di mata Catur. Namanya orang cinta ya, mau wajahnya amburadul tetap saja terlihat cantik menawan. Wkwkwkwk

Ditatap seintens itu oleh Catur membuat Zara salah tingkah. "Eh, jangan natap gue kayak gitu doang" ucap Zara dengan pipi memerah malu.

"Kayak gimana emang gue natap elo Zara?" tanya Catur sambil tersenyum penuh arti .

"Kayak om om pedofil. Elo nyeremin banget sumpah"

Catur tertawa hingga lesung pipinya muncul dan matanya ikut tersenyum. Jarang jarang Catur bisa tertawa selepas itu di depan orang lain.

"Elo lucu" kata Catur setelah tawanya mereda.

"Dih, emang gue pelawak. Ada ada aja elo. Eh, elo kan temennya Marvin kan. Tumben ga bareng Marvin biasanya bertiga terus"

"Lagi pengen sendirian aja"

"Udah makan belum? Nih, gue bawa bekel dua. Kalau elo mau. Makan aja. Makan bareng gitu" Zara mengeluarkan dua kotak bekal dari tas bekalnya.

"Oke" Catur mengambil bekal yang ditawarkan Zara.

"Nasi uduk?" Catur menatap Zara bolak balik antara bekal dan cewek di depannya. "Lo ga suka ya? Itu masakan gue sih. Kebetulan lagi pengen makan nasi uduk jadi bikin. Kalau ga suka, jangan dimakan. Gapapa kok. Gue selow sih orangnya"

"Suka kok suka. Cuma heran aja. Ternyata elo juga suka nasi uduk ya" kata Catur. Lalu mulai memakan nasinya.

"Enak ga?" Zara menatap Catur penuh harap. Catur menganggukkan kepalanya.

"Syukur deh kalau elo suka. Ga kayak Lengkara milih milih. Picky eater keknya dia. Malas banget gue bawain dia bekal lagi. Besok besok gue stop deh bikinin dia bekal" keluh Zara di akhir omongannya.

"Lo ga takut sama dia Zara? Lengkara itu PK lho" tanya Catur penasaran.

"PK apaan dah? Pemimpin kelompok?" Catur tersedak setelah mendengar omongan Zara yang nyeleneh.

"Aduh, minum minum ini" Zara terlihat panik. Ia menyodorkan botol minuman bekasnya pada Catur.

Catur buru buru meminum air yang disodorkan Zara. "Eh, lupa. Sorry itu air minumnya bekas gue. Padahal gue bawa air gelas. Sorry gue panik tadi"

"Ah iya gapapa kok. Santai kok gue orangnya. Gapapa minum air bekas elo di botol yang sama"~ gapapa kan artinya gue bisa ciuman sama elo secara tidak langsung. Sambung Catur dalam hatinya.

"Maksud gue, PK itu penjahat kelamin. Zara, mending elo jauh jauh deh dari Lengkara. Dia orang yang ga bener"

"Ha? Yang bener elo Catur! Dia__" pekik Zara tertahan. Zara terkejut menerima informasi tersebut. Padahal di dalam cerpen hanya digambarkan sebagai sosok Lengkara salah satu pemeran antagonis yang menjadi batu loncatan. Lengkara disini hanya diposisikan sebagai antagonis tambahan sebagai bumbu bumbu tambahan konflik antara Zara dan Ranu.

Sepupu Ranu ini yang akan membantu Ranu menjebak Zara di hari perayaan perpisahan sekolah karena aduan Ranu. Lengkara akan membantu Ranu menjebak Zara di malam perpisahan nanti yang akan terjadi dua bulan lagi. Tapiiii, itupun nantinya akan digagalkan oleh seseorang yang menjadi pengagum Zara. Makanya, Zara tidak terlalu takut.

Tak pernah terlintas di benak Zara kalau Lengkara orang seperti itu. Dalam cerpen memang tidak dijelaskan secara rinci bagaimana karakter Lengkara. Jika, benar yang diomongkan oleh Catur. Zara harus segera menjauh dari Lengkara. Dia harus merubah rencananya untuk mendekati Lengkara.

Lengkara bisa saja bersekongkol untuk menjebaknya dirinya. Apalagi satu Minggu yang lalu, Ranu tiba tiba mengajak dirinya untuk menjadi temannya. Benar benar mencurigakan. "Jangan jangan alur ceritanya berubah. Rencana Lengkara dan Ranu malah dipercepat. Ranu tidak ingin menjebak Lengkara tidur dengan Zara di malam perpisahan. Tapi, dia ingin Zara tidur dengan suka rela dengan Lengkara karena dia pacarnya sekarang. Dengan begitu, image baik dalam diri Zara bisa dicoreng oleh Ranu" pikir Zara.

"Kalau elo butuh tameng buat menghindari Marvin dan Ranu, gue siap kok Zara jadi orangnya"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!