2

Byur

"Udah gue bilang. Berhenti deket deket sama tunangan gue, Zara!"

Fatiyah berusaha mengerjapkan matanya setelah terkena siraman es teh oleh perempuan asing di depannya. Tangan Fatiyah menghapus sisa sisa air yang ada di wajahnya.

"Gue, siapa tadi namanya yang elo panggil?" ucap Fatiyah memastikan. "Zara!!!!" teriak Ranu kesal.

"Wait, wait mbak! Calm oke. Gue bukan Zara! Terus apa apaan elo tiba tiba nyiram gue? elo siapa ha?! Lo siapa gue tanya. Siapa elo yang dateng dateng nyiram gue yang lagi tidur. Ga tahu etika banget jadi orang. Minta maaf ga elo sama gue. Cepet!" semprot Fatiyah dengan nada kesal.

Ranu menghentak hentakkan kakinya saking kesalnya dengan Zara yang tiba tiba ga nyambung. "Halah! Ga usah pura-pura amnesia ya Zaranjing! Gue ga bakalan ketipu. Jelas jelas elo tadi pagi gue lihat elo boncengan sama tunangan gue! Masih mau ngelak!" seru Ranu tak terima. "Cuih! Sampai matipun, gue ga bakalan sudi minta maaf sama pelakor kayak elo!"

Fatiyah berjalan menghampiri Ranu hingga jarak mereka tinggal sejengkal. Fatiyah merasa tak terima dengan tuduhan Ranu.. Dia makin tersulut emosinya dan membentak Ranu. "Heh BANGSAT! Gue bukan pelakor!Gue udah bilang ke elo kalau gue bukan Zara. Gue ga kenal elo. Apalagi tunangan elo. Gue dari tadi tidur disini. Elo tiba tiba nyiram gue pake es teh. Gila ya Lo! Gue Fatiyah! Bukan Zara!"

Jari telunjuk Fatiyah menunjuk-nunjuk ke dada Ranu. Bonus dengan hujan lokal yang menyiprat ke wajah Ranu dari mulut Fatiyah. Saking emosinya setiap kata yang keluar, hujan lokal mengikutinya. Jadi, sukses wajah Ranu terciprat ludah Fatiyah.

"Iiiiiuuuuuuh Zara! Ludah elo kena muka gue!!!!" jerit Ranu tak terima. Ranu sontak langsung menjambak rambut indah Fatiyah yang tergerai.

Fatiyah memekik kesakitan karena menerima serangan tiba tiba dari Ranu. Entah mengapa, air mata Fatiyah sudah luruh membasahi pipinya tanpa disadari. Fatiyah berusaha melepaskan diri. Namun, tenaganya kalah kuat dengan tenaga singa milik Ranu. Fatiyah hanya bisa memukul mukul tangan Ranu sambil merintih kesakitan. "Arghhh!. Sakit! Lepasin gue! Lepasin gue. Aduh!" ucap Fatiyah disela sela tangisannya yang sudah sesenggukan.

"RANU CUKUP!" Teriak suara laki laki yang Fatiyah tidak kenalin. Laki laki itu langsung membantu membebaskan dirinya dari tarikan maut Mak lampir yang kesetanan.

"MARVIN!!!" hardik Ranu tak terima. Ranu berniat kembali ingin menerjang tubuh Zara. Dia masih ingin melampiaskan emosinya dengan mencakar wajah sok polos itu. Tapi, kedua lengannya sudah dipegang oleh teman teman Marvin, Catur dan Detra. Keduanya sama sama menahan lengan atas Ranu hingga Ranu terangkat dari lantai.

Fatiyah tercengang syok mendengar teriakan perempuan yang menyerangnya itu. "Elo gapapa kan Zara? Ada yang sakit?"tanya Marvin khawatir. Apalagi terlihat kondisi Fatiyah yang acak acakan dengan air mata yang masih mengalir di pipinya.

"Ma-Marvin? Ra-RRaanu?" tanya Fatiyah terbata bata.

Marvin makin tak tega melihat keadaan Zara yang terbata bata saking ketakutannya. Ia menangkupkan pipi Fatiyah dengan kedua tangannya. "Iya, ini gue. Lo gapapa kan. Lo diapain aja sama Ranu?" Marvin masih setia menatap mata indah Zara. Ia seperti terhipnotis seketika. Ditambah air mata yang menetes di pipi Zara membuat perempuan itu lebih seksi.

"Lepasin gue! Lepasin gue Catur! Detra! Gue masih ada urusan sama sundal itu!" Ranu berusaha memberontak dari cekalan kedua sahabat Marvin.

"Calm down baby! Tenang, oke. Kita cuma ingin lebih dekat sama elo, ya kan Tra" canda Catur.

"Apa apaan itu! Marvin! Jauhin tangan elo dari barang najis itu! Lo itu harusnya belain gue. Gue yang sakit hati disini bukan dia. Lepasin gue!!!!!!!"

Marvin tersentak. Marvin menjauhkan tangannya dari pipi Zara. "Lepasin Ranu!" titah Marvin pada mereka.

"Dari tadi kek Vin, gue udah capek nahan kekuatan bison ini. Elo masih sempet sempetnya malah main tatap tatapan sama Zara" keluh Detra.

Ranu terdiam sejenak di tempat. Matanya memandang Fatiyah penuh amarah. Sedangkan Fatiyah masih termenung sambil bergumam tak jelas di belakang punggung Marvin. Fatiyah masih berusaha mencerna semua hal yang baru saja terjadi.

Fatiyah kebingungan dengan segala kejadian yang datang mendadak pada dirinya. Seingatnya, dia sedang tertidur pulas setelah merobek dan membakar cerpen yang membuat dirinya kesal. Fatiyah tidak mengerti kenapa tiba tiba ada yang menyiramnya dengan es teh. Fatiyah kira itu kelakuan usil kakaknya. Tapi, saat dirinya membuka matanya lebar lebar. Dia malah dibentak bentak oleh perempuan asing di tempat yang Fatiyah lihat mirip seperti kantin sekolah.

Fatiyah yang kepalang emosi tentu tidak membiarkan dirinya dibentak bentak oleh bocah ingusan. Hei, dia 23 years old, oke! Dia anak bahkan sudah lulus kuliah. Tidak mungkin dia menerima dirinya diinjak injak oleh bocah bau kencur. Apa apaan dia menuduh dirinya merebut tunangannya. Helo!!!! Fatiyah ini ga suka berondong ya. Terus ini bocah pinyik bilang kalau dirinya tadi pagi dibonceng sama tunangannya.

Gila! Benar benar gila! Pikir Fatiyah. Kapan dirinya dibonceng oleh tunangannya. Padahal dari tadi dia sedang tidur. Fiks! Ini cewek kebanyakan makan kecubung!

Sudah salah! Ngeyel! Ga ada itikad baik buat minta maaf terus nuduh nuduh sembarangan. "Dia manggil gue Zara? Cowok itu tadi manggil cewek sinting ini Ranu? Terus cewek sinting itu manggil nama cowok di depan gue, Marvin? Please jangan bilang gue masuk ke dalam cerpen yang gue bakar! Ga! Ga mungkin gue jadi Zara! Ga!!!!!!" batin Fatiyah yang masih denial.

"ZARA!!!!" teriak Ranu memanggil Fatiyah yang masih termenung seorang diri. Fatiyah masih belum sadar kalau dirinya terbangun di raga Zara. Tokoh antagonis yang paling dibencinya.

Fatiyah tersentak kembali dari lamunannya. "Gue, gue, ga ada maksud apa apa Ranu! Gue ga ada rebut rebut tunangan elo!" ucap Fatiyah yang berusaha menenangkan Ranu dari balik punggung Marvin.

"Oh, sudah selesai drama amnesianya? Lo udah sadar kalau gue ini Ranu. Tunangannya Marvin! Kalau elo udah tahu itu. Ngapain masih disitu. Ga usah sembunyi sembunyi di balik punggung tunangan gue! Yang boleh lakuin itu cuma gue ZARA!!" ujar Ranu menarik tubuh Fatiyah dengan kasar. Ranu mendorong tubuh Fatiyah ke lantai dengan keras.

Jeritan kesakitan-pun keluar dari mulut Fatiyah. "Anjir! Tenaganya udah mirip gorila!" pekik Fatiyah dalam hatinya.

Refleks Marvin bergegas menghampiri Fatiyah. Ia membantu Fatiyah berdiri dari posisinya. Tak lupa dia membantu membersihkan debu debu di lutut Fatiyah. Mata Marvin terpejam erat. Dia menghembuskan napas lelah saat melihat kulit lutut Fatiyah mengelupas dan mengeluarkan darah.

"CUKUP RAN! CUKUP SUDAH!" titah Marvin mutlak. Marvin menyampirkan tangan Fatiyah ke belakang lehernya supaya ia bia memapah Fatiyah.

"Vin, tapi, tapi, dia_"rengek Ranu tak terima. Dia masih ingin memakai Zara yang sok lugu itu. "Sudah Ran. Jangan bikin gue tambah malu. Lo sadar itu ga sih? Lo udah nyelakain orang. Lihat lutut Zara sampai luka. Cuma gara gara cemburuan elo yang ga jelas itu" sentak Marvin. Pria itu sudah muak dengan tingkah posesif dan cemburuan Ranu.

"Vin, gue cuma mau dia ga deket deket sama elo lagi itu doang!" sangkal Ranu dengan suara yang mulai serak menahan tangis.

Air mata Fatiyah makin mengalir membasahi pipinya. Di tambah lututnya terluka. "Aduh kenapa gue jadi cengeng banget sih kayak anak kecil. Padahal biasanya gue jatoh dikit gapapa. Ini lagi air mata gue kenapa terus terusan keluar" batin Fatiyah.

Fatiyah menunduk menatap lantai sambil berusaha menghalau air matanya yang terus terusan keluar. Dari ekor matanya, Marvin melihat semua tindakan Fatiyah. Hal itu makin membuat suasana hati Marvin tak nyaman. Ia merasa sudut hatinya terketuk untuk menggantikan tangan Fatiyah untuk mengusap tangannya.

"Harus dengan cara anarkis seperti ini? Ranu, gue bener bener udah ngerasa ga kenal elo lagi. Ranu yang gue kenal ga bakalan ngelakuin kekerasan sama orang. Elo berubah Ran. Gue peringatkan untuk terakhir kalinya ya. Jangan libatkan orang lain ke dalam cemburu buta elo itu. Gue sama Zara ga ada apa apa. Gue tadi pagi cuma bantu dia aja, as the friend Ran. Gue ga selingkuh. Cukup untuk hari ini Ran. Gue ga mau denger atau lihat elo lagi kayak gini!" seru Marvin telak.

Marvin membantu memapah tubuh Zara ke UKS meninggalkan Ranu yang masih terdiam di kantin bersama dengan Catur dan Detra.

Terpopuler

Comments

bea ofialda

bea ofialda

Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️

2025-03-15

1

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 2
3 Draft
4 Empat
5 Lima
6 6 Enam
7 7 Tujuh
8 8 Delapan
9 Sembilan
10 10 Sepuluh
11 11 Sebelas
12 12 Dua belas
13 13 Tiga Belas
14 14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 17 Tujuh Belas
18 Zara Vs Papa Marvin
19 19 Spesial Lebaran
20 20 Zara Menjebak Ranu
21 21 Zara Menghindar
22 22 Lengkara Menyesal
23 23 Kita Putus!
24 24 Hisbi vs Lengkara
25 25 Mama dan Marvin
26 26 Lohan Tidak Sengaja
27 27 Rencana Fiks
28 Olahraga dan Basket
29 29 Masih Berlanjut
30 Saatnya Keluar Dari Karakter Zara
31 31 Susahnya Me-Time
32 Hisbi Berlayar
33 Revisi POV Ranu
34 34 Menuju Ulang Tahun Marvin
35 POV Zara di Ultah Marvin
36 Masih Di Ultah Marvin
37 Zara di Culik Pengawal Marvin (Lohan dan kejutannya)
38 Aku bisa jelasin...
39 Dunia Cerpen Ini Hanyalah Universe yang Lain
40 Boom!
41 Nyaris...
42 Tik Tok
43 Marvin Berpura Pura
44 Papa Marvin Datang
45 Gala dan Hasilnya
46 Sebelum Ulang Tahun Marvin Gala bertemu Mohidin (Papa Ranu)
47 Marvin Beraksi
48 Mereka Hampir Bertemu
49 Keluarga Mohidin
50 Gone!
51 Terakhir Sekolah
52 Pamit
53 Mohidin Vs Every Body
54 Zara Vs Zara
55 Identitas Mulai Terkuak
56 Sebelum Berita Viral Keluarga Carten
57 Zara Perlahan Terikat Takdir
58 Darah Bercerita, Zaraaaa
59 Ranu Kena Teror Sosok Misterius
60 Live Klarifikasi
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Satu
2
2
3
Draft
4
Empat
5
Lima
6
6 Enam
7
7 Tujuh
8
8 Delapan
9
Sembilan
10
10 Sepuluh
11
11 Sebelas
12
12 Dua belas
13
13 Tiga Belas
14
14 Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
17 Tujuh Belas
18
Zara Vs Papa Marvin
19
19 Spesial Lebaran
20
20 Zara Menjebak Ranu
21
21 Zara Menghindar
22
22 Lengkara Menyesal
23
23 Kita Putus!
24
24 Hisbi vs Lengkara
25
25 Mama dan Marvin
26
26 Lohan Tidak Sengaja
27
27 Rencana Fiks
28
Olahraga dan Basket
29
29 Masih Berlanjut
30
Saatnya Keluar Dari Karakter Zara
31
31 Susahnya Me-Time
32
Hisbi Berlayar
33
Revisi POV Ranu
34
34 Menuju Ulang Tahun Marvin
35
POV Zara di Ultah Marvin
36
Masih Di Ultah Marvin
37
Zara di Culik Pengawal Marvin (Lohan dan kejutannya)
38
Aku bisa jelasin...
39
Dunia Cerpen Ini Hanyalah Universe yang Lain
40
Boom!
41
Nyaris...
42
Tik Tok
43
Marvin Berpura Pura
44
Papa Marvin Datang
45
Gala dan Hasilnya
46
Sebelum Ulang Tahun Marvin Gala bertemu Mohidin (Papa Ranu)
47
Marvin Beraksi
48
Mereka Hampir Bertemu
49
Keluarga Mohidin
50
Gone!
51
Terakhir Sekolah
52
Pamit
53
Mohidin Vs Every Body
54
Zara Vs Zara
55
Identitas Mulai Terkuak
56
Sebelum Berita Viral Keluarga Carten
57
Zara Perlahan Terikat Takdir
58
Darah Bercerita, Zaraaaa
59
Ranu Kena Teror Sosok Misterius
60
Live Klarifikasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!