New Era

Mode Diary

"Jadi. Kenapa kamu memutuskan untuk mengikuti ku?" Tanyaku kepada May.

"Sudah kubilang.. aku cuma memastikan kalau kamu tidak berbohong." Jawab dia.

"Ayo lah. Aku tidak sebodoh itu. Apa tujuanmu yang sesungguhnya?"

"Haah..." Dia Mendesah panjang, sambil menggeleng gelengkan kepalanya. "Sudah hampir satu Minggu terkurung di perpustakaan, makanan dan minuman sudah mulai menipis. Dan... Aku bosan!!! Hehehe.. mumpung ada kesempatan, ya ga boleh di lewatkan, kan?"

"Kamu ga takut dengan ku?" Aku memperhatikan dia dari ujung kaki hingga ujung rambutnya.

Dia berusia sekitar dua puluh tahun. Tingginya sekitar seratus enam puluh lima centimeter. Berambut ngeblow yang lucu berwarna biru tua. Dan Bermata biru muda. Bibirnya selalu tersenyum. Kulitnya sawo matang. Dan, jempol deh pokoknya. -3-/

"Kenapa aku harus takut? Aku tidak merasakan ada aura jahat yang keluar dari dalam tubuhmu. Kecuali saat kamu marah tadi sih."

"Haah... Ok, lah... Terserah kamu. Pokoknya, kalau merasakan ada bahaya mendekat, kamu harus segera pergi. Jangan gegabah, dan jangan bilang 'lagi ngeh tes ilmu.' mengerti?"

"Baik..."

Nex

Aku dan May memeriksa bagian luar balaikota, dan bagian luar kuil Gabrielle. Dengan bantuan mata malaikat Gabriell, seperti halnya aku menemukan perpustakaan itu. Aku berhasil menemukan jalan menuju kuil bawah tanah.

Daerah itu sama sekali tidak ada penjaganya. Sangat menguntungkan bagi kami.

"May. Kamu tunggu di sini sebentar. Aku mau memeriksa ke dalam dulu. Nanti, kalau aku sudah memanggilmu, kamu masuklah." Aku memperingatkan dia sambil melewati tembok penghalang. Ketika melewati tembok itu, aku berada di sebuah tempat yang sangat gelap gulita, aku harus memakai mata Gabby untuk bisa melihat di dalam ruangan itu.

May, belum aku panggil, dia mau nyelonong dan masuk mengikuti aku. Dan..

"Aaaggghhhh!!!!"

'Gedebuk, gluduk gluduk. Brak!!! Blum!!' Dia terjun ke bawah tangga di tempat super gelap itu.

"Guoblok!!! Sudah ku bilang jangan bergerak seenaknya!!" Aku memerahi May.

"Aduuhhh!!! Sakit!! Huee..." Dia nangis di bawah sana.

"Sudah jangan berisik!!! Siapa tau ada seseorang di sini!!" Aku tetap memarahi dia walaupun dia, sepertinya sedang terluka di bawah sana. "Flip."

Dan Flip pun muncul dalam bentuk liliput nya, dan cahaya dari sayapnya yang berpendar membuat ruangan itu semakin terlihat lebih jelas.

"Dia bodoh sekali, ya. Nyahahahaha?" Kata Flip sambil tertawa terbahak bahak.

"Sudah, kamu juga jangan berisik juga." Kataku ke Flip. "Ayo, kita periksa tempat ini."

Mata May masih sembab karena menangis tadi. Tapi, dia bisa Heall sendiri dan lukanya sudah sembuh, walaupun menyisakan bekas luka di sekujur tubuhnya sih.

"Lain kali, dengarkan kata kata orang." Aku masih sebal dengan kecerobohan May. Aku Masih belum puas memarahi dia. "Kalau tidak bisa, mending kamu tidak usah ikut aku."

"Maaf... Aku akan hati hati." Kata May sambil beranjak berdiri. "Pixy!! Lucunya!!" Dia akhirnya menyadari kehadiran Flip. "Hebat. Padahal, selama ini aku meyakini kalau Pixy itu sudah punah. Bahkan cuma sekedar dongeng sebelum tidur saja."

"Maaf ya, kalau aku masih ada." Kata Flip. "Dan maaf ya, selam ini aku hanya hidup di dunia dongeng."

"Cantik sekali." May tidak mendengarkan gerutunya Flip. Dia mengulurkan tangannya ke arah Flip. "Rambut kamu panjang, hijau, dan mata kamu sehijau rambut kamu. Dan, kulit kamu. Sangat cerah dan bening. Aku iri." May, melihat kulitnya yang sedikit gelap.

"Tapi, menurutku, kamu cantik kok. Ga kalah sama si cebol ini." Kataku sambil menunjuk ke arah Flip.

"Heh!! Apa maksudmu dengan cebol tadi?"

Dan menggerutu lah dia sepanjang perjalanan kami di lorong bawah tanah itu.

Nex

Lorong itu di bangun dengan batu batu cadas, dan terlihat sangat tua. Jauh lebih tua daripada bangunan Sad Town yang ada di atasnya.

Lampu lampu minyak berjejer setiap lima meter, tapi, mereka mati, tidak ada yang menyala satupun. Dan Flip lah satu satunya sumber cahaya saat ini.

Sekitar lima puluh meter dari anak tangga tadi. Terdengar suara...

'Cklik!' pelan tapi pasti.

Aku dan Flip memperhatikan sekeliling. Dan ku dapati May menatapku dengan penuh penyesalan. "Aku... Menginjak sesuatu." Katanya pelan.

"Sial. Past jebakan." Kata Flip.

"Tapi, tidak ada tanda tanda benda bergerak satupun." Sahutku. "May," dia menatapku. "Jangan singkirkan kakimu dari tombol yang kamu injak."

"Maaf... Aku sudah menyingkirkan kakiku dari tadi." Jawabnya sambil menatapku penuh penyesalan yang semakin dalam.

Tentu saja aku semakin melototi dia.

Tapi, sepertinya tidak ada apa apa. Tidak ada sesuatu yang terjadi apapun. Jadi, kami melanjutkan perjalanan kami.

"Perhatikan langkah kaki mu." Aku memperingatkan May. "Jangan ceroboh...."

'Cklik!' Suara itu terdengar lagi.

"Sepertinya, aku menginjak sesuatu lagi." Kata May.

"Buodoh!!! Aku Ngomong saja belum selesai, sudah kejadian lagi!!" Teriakku.

"Hee.. Maaf. Maaf.." rengek May.

"Jangan angkat kak .."

"Sudah aku angkat."

Astaga naga bonar menjadi lima. Ni anak merepotkan sekali sih.

Tapi, seperti yang sebelumnya. Tidak ada tanda tanda apapun seperti jebakan yang aktif, atau apalah namanya.

Kami melanjutkan perjalanan kami.

'Ceklik!!!'

"Brengsek!!! Elu sengaja menginjak sesuatu kah?" Teriakku ke May.

"Engga kok, engga... Aku ga menginjak apapun..." Jawabnya sambil geleng-geleng cepat.

"Lalu, suara apa itu tadi?" Tanya Flip.

"Tanganku yang sedari tadi memegangi dinding supaya aku tidak terjatuh, telah menyentuh sesuatu dan tanpa sadar aku menekannya." Jawab May sambil menatap penuh penyesalan.

"Sama aja bodoh!!" Teriak Flip. "Lihat, Keyz saja sampai diam begitu. Dia pasti sangat marah!!"

Dan mereka berdua langsung menatap wajahku.

Tentu saja, aku sudah memasang wajah angker sedari tadi. Wajah kedua betina itu langsung memucat pasi.

May langsung sujud meminta maaf kepadaku.

Aku tidak memperdulikan dia. Karena, telingaku menangkap suara aneh dari suatu tempat yang entah di mana.

Aku tidak yakin asalnya dari arah mana, karena suara itu sangat pelan, dan menggema di dinding kuil bawah tanah itu.

"Bersiaplah. Ada sesuatu yang datang." Kataku sambil mengeluarkan kedua pedang Glasial ku.

Nex

Mode Gelud.

Derap langkah kaki itu semakin lama semakin mendekat, Keyz dan May bersiap dengan senjatanya masing-masing. Flip, sudah merapalkan sebuah mantra penguat fisik.

Lalu, dari arah ujung lorong kuil bawah tanah yang gelap itu, muncul segerombolan orang. Mereka berjalan menuju ke arah Keyz dan yang lain dengan cara sempoyongan.

"Flip, sepertinya mereka orang-orang yang terluka." Kata Keyz. "Siapkan sihir penyembuhan."

"Baik." Jawab Flip.

"Aku? Aku harus melakukan apa?" Tanya May.

"Kamu, diam saja. Nanti malah bikin repot." Jawab Keyz.

Dan May pun langsung memanyunkan bibirnya. "Hump!" Lalu membuang muka.

"Haaaa...." Suara Geraman terdengar dari gerombolan orang itu. Lambat laun, mereka semakin terlihat, mereka memasuki daerah yang terkena Sinaran cahaya dari sayap Flip. "Haaaa...."

Ada yang aneh dengan mereka!! Mereka seolah terluka parah!! Bahkan ada pula yang usus di perutnya keluar!!! Ada juga yang wajahnya tinggal separuh!!! Mereka....

"Glek!!" Keyz menelan ludah. "Kayaknya ada yang aneh deh dengan mereka."

"Mereka bukan orang orang yang terluka!!!" Teriak Flip. "Mereka zombie!!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!