Terpaksa Di Nikahi Pria Cebol
Pagi itu Selina berjalan dengan percaya diri yang tinggi, sebutan untuk gadis paling cantik di kampus membuat rata-rata mahasiswa jatuh hati pada Selina ditambah lagi orang tua Selina adalah pengusaha kaya.
"Sel, for you!" ucap seseorang sembari memberikan bunga mawar merah.
"Sorry pagi ini kayaknya gue tiba-tiba alergi bunga" balas Selina dengan acuh.
"Nggak mungkin, setahu gue loe suka banget bunga mawar" balas pemuda itu tetap mencoba membujuk Selina supaya menerima bunga yang ia bawa.
"Gerry, Please jangan ganggu gue" tolak Selina.
"Tapi gue benar-benar cinta sama loe, Sel! Ya terima ya?" bujuk Gerry.
"Sorry lain waktu aja by Gerry" Selina tetap menolak cinta pemuda berkacamata minus itu lalu cepat-cepat pergi.
Ketika Selina melewati tangga, seseorang menghentikan langkah anggun Selina.
"Morning my darling, senang pagi ini bisa bertemu pujaan hati. Taraaa coklat untuk Selina sang masa depan Rangga Wijaya" ucap pemuda itu sembari memberikan sebatang coklat made in Garut.
"Sebatang coklat tidak akan membuat Selina senang' balas Selina.
"Sekarang kan baru permulaan nanti kalau kita sudah menikah aku akan kasih nafkah lahir batin" balas Rangga dengan percaya diri yang tinggi.
"Apa yang bisa diandalkan kalau punya suami lulusan sarjana kesenian? Rangga beras mahal" balasnya Selina.
"Eits jangan salah, sarjana lulusan kesenian bisa melukis nah nanti lukisannya laku ratusan juta" ujar Rangga.
"Kalau nggak ada yang beli? Maaf ya Rangga tolong jangan ganggu gue" balas Selena lalu pergi.
"Dasar gadis sombong, aku doakan semoga kamu dapat suami pria cacat biar tahu rasa" kesal Rangga hingga sumpah sampah terlontar begitu saja dari mulutnya lalu pergi menuju fakultas kesenian.
Sementara di kantor sang Papa, pria setengah baya itu sedang memohon kepada seseorang dengan sangat serius.
"Saya menginginkan pengembalian keuntungan selama 5 tahun terakhir hasil kerjasama antar perusahaan kita 1 sen pun belum anda berikan kepada saya. Padahal anda tahu berapa banyak sokongan Dana yang sudah saya gelontorkan kepada anda" ucap seseorang dengan sorot mata tajam bagaikan elang yang siap-siap akan mencabik-cabik buruannya.
Berbeda dengan orang dihadapannya yang tengah murka, Papa Selina yang bernama Rendra tengah dilanda ketakutan pasalnya selama ini ia dengan sadar menikmati keuntungan kerjasama yang dinilainya ratusan miliar itu sendirian tanpa membagi pada rekan bisnisnya atau bisa disebut investor kelas kakap.
Rendra berkeyakinan jika rekan bisnisnya tidak akan ingat karena pria dihadapan akan lupa dengan perjanjian 5 tahun yang lalu sebab pria itu tak diam di Indonesia melainkan tinggal di Monaco untuk mengurus bisnis Diamond dan perhiasan berharga ratusan dolar lainnya yang sering dipakai kalangan selebritis dunia dan para kaum konglomerat.
"Kenapa Anda diam saudara Rendra Mulya sudjatmiko?" tanya pria itu.
Rendra semakin gemetaran.
"Jawab atu!saya seret anda ke kandang buaya" ancam pria itu.
"Jangan Pak Albert, saya mohon balas" Rendra begitu ketakutan.
"Tunjukkan transparansi semua keuangan sejak 5 tahun terakhir" desak pria yang bernama Albert itu.
"Siwon sepertinya waktunya kita memberi makan buaya peliharaan kita, daging pria berjasa abu-abu ini sepertinya akan membuat Pablo dan poni buaya kita akan kenyang" ucap Albert sembari melirik ke arah Rendra yang sudah berkeringat sebesar biji jagung dengan selingan kejam ala mafia.
"Wah Baiklah saya akan memberikan datanya kepada anda tapi saya mohon jangan masukkan saya ke kandang buaya" ucap Rendra memohon.
Rendra pun memanggil bendaharanya.
Bendahara yang bernama Nola itu menjelaskan secara detail jumlah pendapatan dari pertama bekerja sama sampai 5 tahun kemarin.
"170 miliar keuntungannya Tuan, itu masih laba kotor belum termasuk pengeluaran tahunan senilai 7 miliar jika dalam 5 tahun ini berarti uang yang terpakai senilai 30 miliar jika keuntungan itu dibagi 2 maka masing-masing mendapat 6 7,2 miliar sudah termasuk laba bersih" ujar Nola menerangkan.
"Berikan 67,2 miliar itu sekarang!" perintah Albert.
Nola kembali mengecek keuangan perusahaan dan seketika wajah Nola pucat Pasi.
"Kas keuntungan perusahaan hanya ada senilai 10,2 miliar" ungkap Nola.
Brak!!!
Tangan kecil Albert seketika menggebrak meja karena kesal kepada pria di hadapannya di karenakan sudah bermain curang dan kotor.
"Maafkan saya pak Albert, kita bicarakan ini secara kekeluargaan" Rendra mencoba memberi solusi.
"Big no!! Anda bukan keluarga saya. Siapapun yang sudah membuat sesuatu kecurangan maka berhak untuk diadili, bukan begitu saudara Rendra Mulia sudjatmiko?" tanya Albert.
"Tolong jangan Pak saya mohon" Rendra tetap memohon.
"Nola berapa nilai perusahaan kecil ini?" tanya Albert pada Nola.
"Kas perusahaan ini sebesar 20 miliar, Tuan" jawab Nola.
"Untuk mengganti kerugian maka detik ini saya akan mengakuisisi perusahaan anda" ucap Albert membuat Rendra seketika merasa lemas.
"Jangan Pak Albert, saya mohon perusahaan ini satu-satunya yang bisa memberi makan anak saya" Rendra memohon.
"Jika begitu kenapa anda melakukan kecurangan? Seharusnya anda berpikir lebih jauh! Anda pikir selama ini saya berdiam di luar negeri tidak memantau anda, cepat tanda tangani surat pemindahan kekuasaan sekarang!" Albert berkata dengan tegas.
Akhirnya Rendra menandatangani berkas pemindahan kekuasaan atas perusahaan dan dalam beberapa menit sudah tertulis pemilik baru yang sah.
"Ini belum berakhir, anda baru membayar 36,2 miliar dan sisanya semua aset berharga anda akan saya ambil termasuk mobil dan rumah" ungkap Albert.
"Jangan Pak, jangan jangan kalau semua yang saya miliki anda ambil saya dan anak saya bagaimana? Tolong Pak, saya mohon saya akan mencicilnya" Rendra memelas.
"Enaugh!!! Pergi dari hadapan saya sekarang penipu" bentak Albert.
Kedua orang berbadan besar itu langsung menyeret tubuh Rendra dengan keras.
"Anda jahat, dasar manusia cacat" ucap Rendra dengan suara lantang saking kesalnya dan hal itu membuat Albert seketika murka.
Seketika Rendra menyadari kekeliruannya ia langsung menutup mulutnya kemudian ia merutuki kelancangan mulutnya.
"Berhenti Siwon" perintah Albert kepada salah satu Bodyguard.
Siwon dan Jungkook pun berhenti.
"Bagaimana Tuan?" tanya Siwon.
"Bawa orang lancang Ini ke hadapanku" perintah Albert dengan tegas.
Keduanya lalu menyeret tubuh ringkih Rendra.
"Maafkan kelancanganmu saya, Pak" Rendra memohon.
Brugh!!!
Plak!!!
Brakkk!!
Tanpa kata-kata bogem mentah mendarat di wajah dan perut Rendra sampai sampai babak belur.
"Seret dia, aku tak sudi melihat wajah tidak tahu malunya dan pastikan lusa dia sudah tak menempati rumahnya" perintah Albert.
Sesampainya di rumah, Rendra masuk dengan langkah gontai. Ia tidak menyangka tindakannya membuat dirinya rugi sendiri.
"Pa sudah pulang?" tiba-tiba Selina di depan Rendra, Rendra hanya mengangguk.
"Loh wajah Papa?" Selina melihat wajah Rendra babak belur.
"Papa dipukuli rekan bisnis Papa, Selin" ungkap Rendra lesu sembari mendudukkan bokongnya di atas sofa.
"Apa, Papa dipukuli? Siapa bajingan yang sudah berani membuat Papa begini? awas aja akan aku hajar balik" tanya Selina dengan geram.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments