NovelToon NovelToon

Terpaksa Di Nikahi Pria Cebol

Perkenalan Tokoh

Pagi itu Selina berjalan dengan percaya diri yang tinggi, sebutan untuk gadis paling cantik di kampus membuat rata-rata mahasiswa jatuh hati pada Selina ditambah lagi orang tua Selina adalah pengusaha kaya.

"Sel, for you!" ucap seseorang sembari memberikan bunga mawar merah.

"Sorry pagi ini kayaknya gue tiba-tiba alergi bunga" balas Selina dengan acuh.

"Nggak mungkin, setahu gue loe suka banget bunga mawar" balas pemuda itu tetap mencoba membujuk Selina supaya menerima bunga yang ia bawa.

"Gerry, Please jangan ganggu gue" tolak Selina.

"Tapi gue benar-benar cinta sama loe, Sel! Ya terima ya?" bujuk Gerry.

"Sorry lain waktu aja by Gerry" Selina tetap menolak cinta pemuda berkacamata minus itu lalu cepat-cepat pergi.

Ketika Selina melewati tangga, seseorang menghentikan langkah anggun Selina.

"Morning my darling, senang pagi ini bisa bertemu pujaan hati. Taraaa coklat untuk Selina sang masa depan Rangga Wijaya" ucap pemuda itu sembari memberikan sebatang coklat made in Garut.

"Sebatang coklat tidak akan membuat Selina senang' balas Selina.

"Sekarang kan baru permulaan nanti kalau kita sudah menikah aku akan kasih nafkah lahir batin" balas Rangga dengan percaya diri yang tinggi.

"Apa yang bisa diandalkan kalau punya suami lulusan sarjana kesenian? Rangga beras mahal" balasnya Selina.

"Eits jangan salah, sarjana lulusan kesenian bisa melukis nah nanti lukisannya laku ratusan juta" ujar Rangga.

"Kalau nggak ada yang beli? Maaf ya Rangga tolong jangan ganggu gue" balas Selena lalu pergi.

"Dasar gadis sombong, aku doakan semoga kamu dapat suami pria cacat biar tahu rasa" kesal Rangga hingga sumpah sampah terlontar begitu saja dari mulutnya lalu pergi menuju fakultas kesenian.

Sementara di kantor sang Papa, pria setengah baya itu sedang memohon kepada seseorang dengan sangat serius.

"Saya menginginkan pengembalian keuntungan selama 5 tahun terakhir hasil kerjasama antar perusahaan kita 1 sen pun belum anda berikan kepada saya. Padahal anda tahu berapa banyak sokongan Dana yang sudah saya gelontorkan kepada anda" ucap seseorang dengan sorot mata tajam bagaikan elang yang siap-siap akan mencabik-cabik buruannya.

Berbeda dengan orang dihadapannya yang tengah murka, Papa Selina yang bernama Rendra tengah dilanda ketakutan pasalnya selama ini ia dengan sadar menikmati keuntungan kerjasama yang dinilainya ratusan miliar itu sendirian tanpa membagi pada rekan bisnisnya atau bisa disebut investor kelas kakap.

Rendra berkeyakinan jika rekan bisnisnya tidak akan ingat karena pria dihadapan akan lupa dengan perjanjian 5 tahun yang lalu sebab pria itu tak diam di Indonesia melainkan tinggal di Monaco untuk mengurus bisnis Diamond dan perhiasan berharga ratusan dolar lainnya yang sering dipakai kalangan selebritis dunia dan para kaum konglomerat.

"Kenapa Anda diam saudara Rendra Mulya sudjatmiko?" tanya pria itu.

Rendra semakin gemetaran.

"Jawab atu!saya seret anda ke kandang buaya" ancam pria itu.

"Jangan Pak Albert, saya mohon balas" Rendra begitu ketakutan.

"Tunjukkan transparansi semua keuangan sejak 5 tahun terakhir" desak pria yang bernama Albert itu.

"Siwon sepertinya waktunya kita memberi makan buaya peliharaan kita, daging pria berjasa abu-abu ini sepertinya akan membuat Pablo dan poni buaya kita akan kenyang" ucap Albert sembari melirik ke arah Rendra yang sudah berkeringat sebesar biji jagung dengan selingan kejam ala mafia.

"Wah Baiklah saya akan memberikan datanya kepada anda tapi saya mohon jangan masukkan saya ke kandang buaya" ucap Rendra memohon.

 Rendra pun memanggil bendaharanya.

Bendahara yang bernama Nola itu menjelaskan secara detail jumlah pendapatan dari pertama bekerja sama sampai 5 tahun kemarin.

"170 miliar keuntungannya Tuan, itu masih laba kotor belum termasuk pengeluaran tahunan senilai 7 miliar jika dalam 5 tahun ini berarti uang yang terpakai senilai 30 miliar jika keuntungan itu dibagi 2 maka masing-masing mendapat 6 7,2 miliar sudah termasuk laba bersih" ujar Nola menerangkan.

"Berikan 67,2 miliar itu sekarang!" perintah Albert.

Nola kembali mengecek keuangan perusahaan dan seketika wajah Nola pucat Pasi.

"Kas keuntungan perusahaan hanya ada senilai 10,2 miliar" ungkap Nola.

Brak!!!

Tangan kecil Albert seketika menggebrak meja karena kesal kepada pria di hadapannya di karenakan sudah bermain curang dan kotor.

"Maafkan saya pak Albert, kita bicarakan ini secara kekeluargaan" Rendra mencoba memberi solusi.

"Big no!! Anda bukan keluarga saya. Siapapun yang sudah membuat sesuatu kecurangan maka berhak untuk diadili, bukan begitu saudara Rendra Mulia sudjatmiko?" tanya Albert.

"Tolong jangan Pak saya mohon" Rendra tetap memohon.

"Nola berapa nilai perusahaan kecil ini?" tanya Albert pada Nola.

"Kas perusahaan ini sebesar 20 miliar, Tuan" jawab Nola.

"Untuk mengganti kerugian maka detik ini saya akan mengakuisisi perusahaan anda" ucap Albert membuat Rendra seketika merasa lemas.

"Jangan Pak Albert, saya mohon perusahaan ini satu-satunya yang bisa memberi makan anak saya" Rendra memohon.

"Jika begitu kenapa anda melakukan kecurangan? Seharusnya anda berpikir lebih jauh! Anda pikir selama ini saya berdiam di luar negeri tidak memantau anda, cepat tanda tangani surat pemindahan kekuasaan sekarang!" Albert berkata dengan tegas.

Akhirnya Rendra menandatangani berkas pemindahan kekuasaan atas perusahaan dan dalam beberapa menit sudah tertulis pemilik baru yang sah.

"Ini belum berakhir, anda baru membayar 36,2 miliar dan sisanya semua aset berharga anda akan saya ambil termasuk mobil dan rumah" ungkap Albert.

"Jangan Pak, jangan jangan kalau semua yang saya miliki anda ambil saya dan anak saya bagaimana? Tolong Pak, saya mohon saya akan mencicilnya" Rendra memelas.

"Enaugh!!! Pergi dari hadapan saya sekarang penipu" bentak Albert.

Kedua orang berbadan besar itu langsung menyeret tubuh Rendra dengan keras.

"Anda jahat, dasar manusia cacat" ucap Rendra dengan suara lantang saking kesalnya dan hal itu membuat Albert seketika murka.

Seketika Rendra menyadari kekeliruannya ia langsung menutup mulutnya kemudian ia merutuki kelancangan mulutnya.

"Berhenti Siwon" perintah Albert kepada salah satu Bodyguard.

Siwon dan Jungkook pun berhenti.

"Bagaimana Tuan?" tanya Siwon.

"Bawa orang lancang Ini ke hadapanku" perintah Albert dengan tegas.

Keduanya lalu menyeret tubuh ringkih Rendra.

"Maafkan kelancanganmu saya, Pak" Rendra memohon.

Brugh!!!

Plak!!!

Brakkk!!

Tanpa kata-kata bogem mentah mendarat di wajah dan perut Rendra sampai sampai babak belur.

"Seret dia, aku tak sudi melihat wajah tidak tahu malunya dan pastikan lusa dia sudah tak menempati rumahnya" perintah Albert.

Sesampainya di rumah, Rendra masuk dengan langkah gontai. Ia tidak menyangka tindakannya membuat dirinya rugi sendiri.

"Pa sudah pulang?" tiba-tiba Selina di depan Rendra, Rendra hanya mengangguk.

"Loh wajah Papa?" Selina melihat wajah Rendra babak belur.

"Papa dipukuli rekan bisnis Papa, Selin" ungkap Rendra lesu sembari mendudukkan bokongnya di atas sofa.

"Apa, Papa dipukuli? Siapa bajingan yang sudah berani membuat Papa begini? awas aja akan aku hajar balik" tanya Selina dengan geram.

Pertemuan Pertama Yang Tidak Disengaja

"Sudah Selin, ini juga Papa yang salah kok. Papa korupsi uang keuntungan kerjasama dan harus kamu tahu sebentar lagi mobil rumah dan semua barang berharga yang kita miliki akan diambil" ungkap Rendra.

"Apa? Tidak mau Pa, tidak mau. Aku nggak mau hidup miskin Pa, aku nggak bisa" tolak Selina sembari terisak.

"Ya mau bagaimana lagi Selin, itu kenyataannya kita akan menjadi gembel. Maafkan Papa" ujar Rendra.

"Nggak mau, pokoknya Papa lakuin sesuatu Pa atau kita kabur ke luar negeri sekarang bahwa semua uang Papa yang tersisa" usul Selina.

"Gak segampang itu Selin, orang itu bukan orang sembarangan kita sembunyi dimanapun dia pasti menemukan kita" balas Rendra.

"Lagian Papa kenapa harus korupsi sih bikin runyam tahu nggak. Aku nggak mau ya Pa harus jadi gembel" ucap Selina kesal.

"Pakai nanya lagi, itu kamu bisa jalan-jalan ke luar negeri sampai ke Antartika, keliling Eropa, trip ke hutan Amazon, beli tas mewah itu kan pakai uang itu jadi kamu lah penyebab Papa korupsi" balas Rendra.

"Kok aku sih yang disalahin? Ya mana tahu itu uang orang lain pokoknya aku nggak mau tahu Papa harus lakuin sesuatu supaya kita nggak jadi gembel" ucap Selena lalu pergi dari hadapan Rendra.

"Mau ke mana kamu Selin?" tanya Rendra berteriak memanggil Sang Putri.

"Ke tempat Gym ngecengin cowok ganteng berbadan kekar enggak kayak Papa buncit kayak cabe ijo, ah pusing deh" balas Selina dengan kesal.

"Asal kamu tahu ya Selin cowok di gym itu kebanyakan homo dan jangan salah walaupun buncit begini banyak kali seusia kamu yang yang mau sama Papa" timpal Rendra.

"Halah paling mau uangnya aja" balas Selina lalu benar-benar pergi dari hadapan Rendra.

"Dasar anak itu!" ucap Rendra sembari menggelengkan kepala, Ia lalu mengusap pipinya yang masih memar akibat pukulan yang Albert layangkan.

"Tulang pipiku rasanya remuk begini, gila banget kecil-kecil pukulannya sakit banget gak beda jauh sama tukang tinju" ucap Rendra.

Malam harinya di kediaman Albert pria itu dikejutkan dengan kedatangan kedua orang tuanya, hati Albert pun bertambah muram.

"Malam Son" sapa seorang wanita dengan pakaian yang sarat akan kemewahan.

"Malam Mi" Balas Albert.

"Malam Pi" sapa Albert kepada sang Papi, pria paruh baya yang sudah beruban itu hanya acuh lalu duduk di atas sofa.

"Bulan ini sepupumu Erikson akan menikah" ucap sang Papi yang bernama Hans itu.

"Lantas apa hubungannya denganku?" tanya Albert.

"Willy sudah dua kali melihat anaknya menikah dia tampak bahagia. Lalu Luvita juga tengah bahagia menanti kelahiran cucu pertamanya" ucap Hans menyebutkan nama Kedua saudara kandungnya.

"Aku tidak mengerti" ujar Albert.

"Itu artinya Papimu ingin melihatmu menikah dan punya anak, Son" sang Mami yang bernama Karina menjelaskan.

"Aku tidak akan menikah selamanya" putus Albert.

"Apa?? Bunuh saja aku, Albert kalau kau tidak akan menikah. Hans van dework harus punya penerus" ucap Hans dengan tegas.

"Lantas gadis Mana yang mau menikah dengan pria sepertiku? Aku tak sempurna tidak seperti manusia pada umumnya, gadis mana yang mau dinikahi pria kerdil seperti ini??" tanya Albert dengan nada emosi bercampur putus asa.

Albert adalah pria kecil atau bisa disebut cebol tingginya hanya 1 meter wajahnya tampan dan bisnisnya sudah berkembang pesat.

Karina langsung memeluk sang putra. Hati seorang ibu mana yang tidak terluka mendengar putra satu-satunya seakan menjauh dari gelora percintaan hanya karena keadaannya yang tidak sempurna.

"Sayang jangan berkecil hati kamu itu sempurna di mata kami" ucap Karina sembari memeluk Albert

"Jangan minder Son, kau kaya dan kami orang tuamu adalah pengusaha hebat. Kau bisa membeli gadis manapun di dunia ini dan mereka akan dengan sukarela membuka pahanya lebar-lebar untuk menyenangkan mu" papar Hans.

"Bisa saja seperti itu dan mereka akan pergi membawa uangku sesudah aku dilayani. Big no Pi, aku tak rela uang hasil kerja kerasku dinikmati gadis-gadis seperti itu" tolak Albert.

Mendengar penolakan Albert untuk yang kesekian kali membuat kedua orang tuanya pasrah mereka tidak mau Albert tertekan.

"Ya sudah, Son kami pamit pulang dulu kabari kami kalau kau sudah punya gadis idaman" ucap Hans yang diangguki oleh Albert.

Sepulang kedua orang tuanya, Albert yang merasa jenuh keluar rumah untuk jalan-jalan ke taman kota. Ia kali ini hanya sendiri tanpa didampingi oleh kedua bodyguard-nya yaitu Siwon dan Jungkook.

Albert menepikan mobilnya yang sudah dimodif itu di tempat parkir di area taman lalu ia turun tak lupa Ia memakai masker karena ia tidak mau menjadi perhatian orang.

"Udaranya sangat dingin" ucap Albert sembari mengusap-ngusap kedua telapak tangannya.

Albert terus berjalan kaki kecilnya terus melangkah tanpa sadar ia menendang akar pohon hingga ia tersungkur.

"Ah sakit" pekiknya.

"Adek ya ampun, kamu jatuh? Tunggu kakak bantu ya?" tiba-tiba ada seseorang mendekati Albert dan mengira jika orang yang jauh jatuh di hadapannya adalah anak kecil.

Kaki Albert masih terasa sakit sepertinya terkilir.

"Sakit kakinya?" tanya gadis itu.

Albert hanya mengangguk lalu memandang wajah gadis itu.

"Cantik" ucap Albert dalam hatinya.

"Ayo Kakak bantu berdiri" ucap gadis itu.

"Anak kecil jangan keluyuran, sayang nanti kalau ada penculik gimana coba? Sini kakak lihat kakinya" ucap Gadis itu lagi.

Sang gadis angkat kaki pendek Albert dan ia naikkan ke atas kedua pahanya.

"Bolehkah Kakak lihat pergelangan kaki kamu?" tanya Gadis itu yang langsung dianggap oleh Albert.

"Nama kamu siapa?" Tanya Albert.

"Selina, panggil saja kak Selin ya sayang" jawab Gadis itu yang langsung dianggap oleh Albert.

"Dia mengira aku anak kecil tapi seru juga" ucap Albert dalam hatinya.

"Dek kayaknya kaki kamu terkilir lihat sampai memar begini" ujar Selina.

Namun ada satu hal yang membuat Selina heran pada sosok yang dianggap anak kecil kala melihat kaki Albert banyak ditumbuhi bulu.

"Anjay kaki bocah zaman sekarang kok banyak bulunya? Berarti pusatnya juga sudah berfungsi... hihihi...Kok gue jadi jorok begini pikirannya, bisa jadi ini anak kebanyakan makan es boba" ucap Selina dengan bibir yang mesem-mesem.

Selina pun merogoh sesuatu di dalam saku sweater rajut miliknya sesuatu itu adalah Salonpas yang ia beli sewaktu akan nge-gym.

"Terimakasih" ucap Albert kala Selina menempelkan salonpas pada pergelangan kakinya.

"Sama-sama adik sayang!! Oh ya kenapa kamu nggak buka maskernya?" tanya Selina.

"Lagi kurang enak badan" jawab Albert dengan suara seimut mungkin agar Selina yakin dan percaya bahwa sosok di hadapannya adalah seorang bocah kecil.

"Oh begitu ya?? Terus Mama, Papa kamu ke mana?" tanya Selina.

"Aku sedang jalan-jalan malam sama sopirku" jawab Albert.

"Ya sudah di mana mobilnya? Kamu harus segera pulang" pinta Selina.

"Kamu sendiri nggak pulang?" tanya Albert.

"Nggak, kakak lagi kesal sama Papa Kakak. Ayo Kakak antar ke mobil, sini kakak gendong" ajak Selina.

Albert pun naik ke punggung Selina....

Curhatan Albert

"Berat juga nih Bocah" ucap Selina dalam hatinya.

"Mau es krim?" tanya selina.

"Boleh" jawab Albert.

"Bang es krimnya satu" ujar Selina pada penjual es krim.

"Tunggu sebentar ya, Kak" balasnya.

Tak lama satu corong berisi es krim coklat diantar oleh penjual.

"Suka?" tanya Selina.

"Suka, terimakasih" jawab Albert.

"Itu mobilku" tunjuk Albert.

"Bagus juga mobilnya" ucap Selina dalam hati.

"Sopir kamu ke mana?" tanya Selina.

"Mungkin dia sedang ke belakang" jawab Albert.

Selena pun membuka mobil milik Albert lalu menurunkan tubuh pendek pria yang sudah berumur 29 tahun itu.

"Kamu nggak apa-apa kakak tinggal? Itu kebetulan mobil kakak, kakak juga mau pulang" tanya Selina.

"Tak apa-apa aku kan pemberani" jawab Albert.

Selina lalu berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Albert.

"Bocil jangan nakal ya? Jangan suka keluyuran malam. Kota Jakarta kurang ramah untuk anak seumuran kamu" Selina memberi pesan yang langsung diangguki oleh Albert.

"Ya sudah Kakak pulang ya?" ucap Selina sembari mengelus lembut kepala Albert karena Gema Selina tiba-tiba mencium pipi kanan dan kiri Albert membuat pria kerdil itu terkejut.

"Gemes deh kamu, sayangnya nggak dibuka maskernya! Dadah sayang, Kakak pulang ya" ucap Selina lalu berdiri dan hendak menjauh berjalan ke arah mobilnya namun Albert memanggil Selena kembali.

"Kak Selina" panggil Albert.

Selina kembali menghampiri Albert.

"Iya!!" balas Selina.

"Boleh minta peluk?" tanya Albert.

"Tentu saja" balas Selina.

"Hug me!" pinta Albert sembari merentangkan kedua tangannya.

Selena pun berjongkok lalu memeluk Albert dengan erat.

"Hangat sekali tubuhnya, aku merasa nyaman" ucap Albert dalam hatinya.

Akhirnya mereka berpisah.

Ketika Selina sudah masuk ke dalam mobil ponselnya berdering di sana tertulis nama papa bear alias Rendra.

"Halo Pa" sapa Selina.

"Celine di mana kamu? Jangan bikin Papa khawatir" tanya Rendra dengan nada membentak.

"Nggak mau ngapain pulang kalau kita akan miskin? Aku sebal sama Papa pokoknya aku nggak mau pulang sebelum Papa lakuin sesuatu" tolak Selina.

"Iya Papa akan lakukan sesuatu supaya kita tidak jadi miskin tapi kamu pulang ya?" pinta Rendra.

"Iya aku pulang" Balas Selina.

Sementara Albert masuk juga ke dalam mobilnya.

"Dia menciumku dan aku juga dipeluknya! Selina, ya namanya Selina cantik dan baik kelihatannya. Oh jantungku kenapa berdebar gaduh seperti ini?" ucap Albert sembari memegangi dadanya.

Ini hal yang Albert alami pertama kali dalam hidupnya disentuh oleh seorang gadis dengan tulus namun di kehidupan yang lain Albert juga cukup liar walaupun badannya kecil namun keperkasaannya tidak usah diragukan lagi. Wanita malam kelas kakap sudah berhasil dirinya bertaklukan karena selalu puas dengan cara Albert bercinta namun mereka akan pergi sesudah Albert membayarnya.

Malam itu Albert kembali lagi ke rumahnya sementara Selina juga sudah sampai di rumahnya.

Cklekkkk!!!!!

Pintu rumahnya ia buka, terlihat semua lampu sudah padam.

"Hehehe.. pasti Pasti Papa sudah tidur" ucap Selina.

Iya lalu berjalan mengendap-ngendap namun ketika dirinya akan menaiki tangga tiba-tiba hal yang tak terduga terjadi.

Pyarrrrrr!!!!!

Tiba-tiba lampu ruang tamu menyala memperlihatkan Rendra berdiri sembari bersedekap dada.

"Eh ada Papa" ucap Selina memasang wajah sedikit tak berdosa sedikitpun.

"Darimana kamu jam segini baru pulang?" Gertak Rendra.

"Macet Pa" Selina memberi alasan namun tetap saja Rendra merasa tidak percaya.

"Kamu dugem??" tanya Rendra.

"Dugem apaan sih Pa? Teman aja gak nggak punya mau dugem gimana?" Selena malah menjadi kesal.

"Makanya cari temen dong jangan sendiri aja truk aja gandengan masa kamu enggak" balas Rendra.

Selina hanya melengos saja, lalu masuk ke dalam kamarnya.

Pagi harinya Selina benar-benar tidak menunggu Rendra sama sekali. Perasaan bercampur takut karena Rendra bilang lusa mereka harus mengosongkan rumahnya. Selina yang dari kecil tidak pernah merasakan hidup susah merasa amatlah berat hati untuk meninggalkan semua kemewahan termasuk rumah yang penuh kenangan itu.

Rendra yang menunggunya menjadi kesal sendiri karena sang putri enggan untuk keluar kamar.

"Rupanya anak itu masih ngambek" gumam Rendra dalam hatinya.

Rendra langsung naik ke atas ke kamar Selina untuk mengajak sang putri berbicara dari hati ke hati.

"Celine ini Papa" ucap Rendra di balik pintu kamar Selina.

Tak ada kawaban hanya hening yang terdengar.

"Celine Papa masuk, ya?" ucap Rendra.

Rendra pun langsung membuka pintu kamar Selina dan benar saja sang putri masih saja bergelung dalam selimutnya.

"Hei bangun nggak baik anak perawan jam segini masih tidur" ucap Rendra sembari membukakan selimut yang dipakai oleh Selena.

Terlihat wajah Selena cemberut dan langsung memalingkan wajahnya.

"Sudah dong Selin jangan cemberut terus nggak baik tahu" bujuk Rendra.

"Pokoknya Papa harus ngelakuin sesuatu supaya kita nggak jadi keluar dari rumah ini" pinta Selina dengan tegas.

"Iya, iya Papa bakal lakuin sesuatu kok tapi kamu bangun dulu dong kita sarapan di bawah" ajak Rendra.

Mendengar bujukan dari sang Papa akhirnya Selina mau untuk bangun dan turun ke bawah untuk sarapan pagi.

"Aku gak mau keluar dari rumah ini, Papa harus lakuin sesuatu" Selina tak tanti-hentinya meminta Rendra untuk melakukan sesuatu agar mereka berdua tidak jadi keluar dari rumah itu.

"Iya bawel ah makan dulu jangan ngomong terus" balas Rendra.

Selena pun akhirnya mau sarapan ...

Siang itu hati Rendra sudah bulat ia akan menemui Albert di kantor yang dulu adalah miliknya dan sekarang sudah diduduki oleh Albert. Rendra akan meminta keringanan dan memohon supaya Albert tidak menarik rumahnya.

"Pokoknya aku harus bisa bujuk pria kecil itu" ucap Rendra dengan tekad yang bulat.

Ia pun bergegas berangkat menuju kantor yang selama beberapa belas tahun menjadi tempat ia mencari uang yang sudah bukan miliknya.

Setibanya di kantor Rendra merasa rindu dengan suasana tempat itu. Kantor itu adalah tempat di mana Rendra berjuang dari nol bersama mendiang istrinya, Amira. Rendra membangun inci demi inci sehingga perusahaan itu menjadi perusahaan yang besar. Terlalu banyak kenangan di perusahaan itu namun Rendra tahu diri kesalahan dirinya sulit untuk dimaafkan.

Sudah untung Albert tidak memasukannya ke kandang buaya miliknya.

"Pasti Pak Albert ada di ruanganku" ucap Rendra.

Ia segera bergegas menuju ruang ruang pribadi pemilik perusahaan namun ketika dirinya ingin memasuki ruangan itu ia mendengar obrolan Albert beserta kedua bodyguard-nya yang terdengar lumayan menarik bagi Hendra.

Di dalam ruangan itu Albert sedang duduk termenung di hadapannya ada dua Bodyguard yaitu Siwon dan Jungkook.

"Tuan sedang memikirkan apa?" tanya Siwon.

"Kedua orang tuaku menginginkan aku menikah tapi siapa gadis yang ingin aku nikahi? Tak ada yang menginginkan pria sepertiku" ucap Albert.

"Tuan jangan sedih, di dunia ini perempuan sangatlah banyak. Saya yakin diantara orang-orang itu ada yang tulus mencintai anda, Tuan" ucap Jungkook.

"Kau tak usah menghiburku Jungkook, aku tidak akan merasa percaya diri dengan hal semacam itu, gadis-gadis di luar sana hanya ingin uangku saja" balas Albert.

"Tapi dengan materi yang anda miliki gadis mana yang tidak ingin bersanding dengan Millionaire seperti anda?" ucap Siwon.

"Ya memang banyak gadis-gadis di dunia ini yang sangat cantik tetapi masih banyak pemikiran para gadis yang tidak terbuka dengan kondisi seseorang yang sepertiku ini. Aku bisa mudah mendapatkan gadis manapun namun mereka tidak ingin diriku melainkan hanya ingin uangku saja, kalau dengan seperti itu apa bedanya mereka dengan seorang pelacur" ujar Albert.

"Begini saja Tuan, apa kita lakukan sayembara saja atau kita culik beberapa gadis yang dari kampung dan kita janjikan kehidupan yang mewah.Saya rasa gadis-gadis dari kampung tidak terlalu banyak menuntut" usul Jungkook.

"Dasar gila, kau ingin aku menjadi kriminal atau penjahat Kelamin, hah?" balas Albert dengan marah kepada bodyguard-nya.

Mendengar itu Siwon langsung memerah wajahnya menahan tawa dengan usulan Jungkook dan akan menjadikan seseorang seorang Albert menjadi kriminal yang menculik para gadis di kampung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!