"Sudah Selin, ini juga Papa yang salah kok. Papa korupsi uang keuntungan kerjasama dan harus kamu tahu sebentar lagi mobil rumah dan semua barang berharga yang kita miliki akan diambil" ungkap Rendra.
"Apa? Tidak mau Pa, tidak mau. Aku nggak mau hidup miskin Pa, aku nggak bisa" tolak Selina sembari terisak.
"Ya mau bagaimana lagi Selin, itu kenyataannya kita akan menjadi gembel. Maafkan Papa" ujar Rendra.
"Nggak mau, pokoknya Papa lakuin sesuatu Pa atau kita kabur ke luar negeri sekarang bahwa semua uang Papa yang tersisa" usul Selina.
"Gak segampang itu Selin, orang itu bukan orang sembarangan kita sembunyi dimanapun dia pasti menemukan kita" balas Rendra.
"Lagian Papa kenapa harus korupsi sih bikin runyam tahu nggak. Aku nggak mau ya Pa harus jadi gembel" ucap Selina kesal.
"Pakai nanya lagi, itu kamu bisa jalan-jalan ke luar negeri sampai ke Antartika, keliling Eropa, trip ke hutan Amazon, beli tas mewah itu kan pakai uang itu jadi kamu lah penyebab Papa korupsi" balas Rendra.
"Kok aku sih yang disalahin? Ya mana tahu itu uang orang lain pokoknya aku nggak mau tahu Papa harus lakuin sesuatu supaya kita nggak jadi gembel" ucap Selena lalu pergi dari hadapan Rendra.
"Mau ke mana kamu Selin?" tanya Rendra berteriak memanggil Sang Putri.
"Ke tempat Gym ngecengin cowok ganteng berbadan kekar enggak kayak Papa buncit kayak cabe ijo, ah pusing deh" balas Selina dengan kesal.
"Asal kamu tahu ya Selin cowok di gym itu kebanyakan homo dan jangan salah walaupun buncit begini banyak kali seusia kamu yang yang mau sama Papa" timpal Rendra.
"Halah paling mau uangnya aja" balas Selina lalu benar-benar pergi dari hadapan Rendra.
"Dasar anak itu!" ucap Rendra sembari menggelengkan kepala, Ia lalu mengusap pipinya yang masih memar akibat pukulan yang Albert layangkan.
"Tulang pipiku rasanya remuk begini, gila banget kecil-kecil pukulannya sakit banget gak beda jauh sama tukang tinju" ucap Rendra.
Malam harinya di kediaman Albert pria itu dikejutkan dengan kedatangan kedua orang tuanya, hati Albert pun bertambah muram.
"Malam Son" sapa seorang wanita dengan pakaian yang sarat akan kemewahan.
"Malam Mi" Balas Albert.
"Malam Pi" sapa Albert kepada sang Papi, pria paruh baya yang sudah beruban itu hanya acuh lalu duduk di atas sofa.
"Bulan ini sepupumu Erikson akan menikah" ucap sang Papi yang bernama Hans itu.
"Lantas apa hubungannya denganku?" tanya Albert.
"Willy sudah dua kali melihat anaknya menikah dia tampak bahagia. Lalu Luvita juga tengah bahagia menanti kelahiran cucu pertamanya" ucap Hans menyebutkan nama Kedua saudara kandungnya.
"Aku tidak mengerti" ujar Albert.
"Itu artinya Papimu ingin melihatmu menikah dan punya anak, Son" sang Mami yang bernama Karina menjelaskan.
"Aku tidak akan menikah selamanya" putus Albert.
"Apa?? Bunuh saja aku, Albert kalau kau tidak akan menikah. Hans van dework harus punya penerus" ucap Hans dengan tegas.
"Lantas gadis Mana yang mau menikah dengan pria sepertiku? Aku tak sempurna tidak seperti manusia pada umumnya, gadis mana yang mau dinikahi pria kerdil seperti ini??" tanya Albert dengan nada emosi bercampur putus asa.
Albert adalah pria kecil atau bisa disebut cebol tingginya hanya 1 meter wajahnya tampan dan bisnisnya sudah berkembang pesat.
Karina langsung memeluk sang putra. Hati seorang ibu mana yang tidak terluka mendengar putra satu-satunya seakan menjauh dari gelora percintaan hanya karena keadaannya yang tidak sempurna.
"Sayang jangan berkecil hati kamu itu sempurna di mata kami" ucap Karina sembari memeluk Albert
"Jangan minder Son, kau kaya dan kami orang tuamu adalah pengusaha hebat. Kau bisa membeli gadis manapun di dunia ini dan mereka akan dengan sukarela membuka pahanya lebar-lebar untuk menyenangkan mu" papar Hans.
"Bisa saja seperti itu dan mereka akan pergi membawa uangku sesudah aku dilayani. Big no Pi, aku tak rela uang hasil kerja kerasku dinikmati gadis-gadis seperti itu" tolak Albert.
Mendengar penolakan Albert untuk yang kesekian kali membuat kedua orang tuanya pasrah mereka tidak mau Albert tertekan.
"Ya sudah, Son kami pamit pulang dulu kabari kami kalau kau sudah punya gadis idaman" ucap Hans yang diangguki oleh Albert.
Sepulang kedua orang tuanya, Albert yang merasa jenuh keluar rumah untuk jalan-jalan ke taman kota. Ia kali ini hanya sendiri tanpa didampingi oleh kedua bodyguard-nya yaitu Siwon dan Jungkook.
Albert menepikan mobilnya yang sudah dimodif itu di tempat parkir di area taman lalu ia turun tak lupa Ia memakai masker karena ia tidak mau menjadi perhatian orang.
"Udaranya sangat dingin" ucap Albert sembari mengusap-ngusap kedua telapak tangannya.
Albert terus berjalan kaki kecilnya terus melangkah tanpa sadar ia menendang akar pohon hingga ia tersungkur.
"Ah sakit" pekiknya.
"Adek ya ampun, kamu jatuh? Tunggu kakak bantu ya?" tiba-tiba ada seseorang mendekati Albert dan mengira jika orang yang jauh jatuh di hadapannya adalah anak kecil.
Kaki Albert masih terasa sakit sepertinya terkilir.
"Sakit kakinya?" tanya gadis itu.
Albert hanya mengangguk lalu memandang wajah gadis itu.
"Cantik" ucap Albert dalam hatinya.
"Ayo Kakak bantu berdiri" ucap gadis itu.
"Anak kecil jangan keluyuran, sayang nanti kalau ada penculik gimana coba? Sini kakak lihat kakinya" ucap Gadis itu lagi.
Sang gadis angkat kaki pendek Albert dan ia naikkan ke atas kedua pahanya.
"Bolehkah Kakak lihat pergelangan kaki kamu?" tanya Gadis itu yang langsung dianggap oleh Albert.
"Nama kamu siapa?" Tanya Albert.
"Selina, panggil saja kak Selin ya sayang" jawab Gadis itu yang langsung dianggap oleh Albert.
"Dia mengira aku anak kecil tapi seru juga" ucap Albert dalam hatinya.
"Dek kayaknya kaki kamu terkilir lihat sampai memar begini" ujar Selina.
Namun ada satu hal yang membuat Selina heran pada sosok yang dianggap anak kecil kala melihat kaki Albert banyak ditumbuhi bulu.
"Anjay kaki bocah zaman sekarang kok banyak bulunya? Berarti pusatnya juga sudah berfungsi... hihihi...Kok gue jadi jorok begini pikirannya, bisa jadi ini anak kebanyakan makan es boba" ucap Selina dengan bibir yang mesem-mesem.
Selina pun merogoh sesuatu di dalam saku sweater rajut miliknya sesuatu itu adalah Salonpas yang ia beli sewaktu akan nge-gym.
"Terimakasih" ucap Albert kala Selina menempelkan salonpas pada pergelangan kakinya.
"Sama-sama adik sayang!! Oh ya kenapa kamu nggak buka maskernya?" tanya Selina.
"Lagi kurang enak badan" jawab Albert dengan suara seimut mungkin agar Selina yakin dan percaya bahwa sosok di hadapannya adalah seorang bocah kecil.
"Oh begitu ya?? Terus Mama, Papa kamu ke mana?" tanya Selina.
"Aku sedang jalan-jalan malam sama sopirku" jawab Albert.
"Ya sudah di mana mobilnya? Kamu harus segera pulang" pinta Selina.
"Kamu sendiri nggak pulang?" tanya Albert.
"Nggak, kakak lagi kesal sama Papa Kakak. Ayo Kakak antar ke mobil, sini kakak gendong" ajak Selina.
Albert pun naik ke punggung Selina....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Laila Isabella
hati2 selin..jgn kau fikir itu ank kecil..udh bisa bikin anak kecil juga dia tuh..🤣🤣
2025-03-20
0