Bab 17

Pagi ini sangat cerah tapi udara bisa di katakan agak dingin karna ini adalah musim gugur ,pagi ini keluar Viktorian sedang berkumpul di meja makan untuk sarapan sambil sesekali sedikit mengeluarkan candaan

Tetapi ada keanehan yang di rasakan oleh ibunya Abigail karna putri nya yang biasanya cukup cerewet itu tiba tiba saja menjadi diam

" Abigail ,kau baik baik saja" tanya sang ibu

Abigail yang sedang melamun pun tersentak dari lamunan nya ," i--iya Bu ,aku baik baik saja" sahut Abigail sedikit terba

" kenapa kau diam saja " kali ini sang ayah lah yang bertanya

" oh ,tidak ada apa apa kok ayah,aku hanya ingin diam saja tadi ,eem ,aku permisi dulu ,aku ingin keluar bermain ya" setelah mengatakan itu tanpa mendengar jawapan dari orang tua nya ,Abigail langsung berjalan keluar deninggal kan ruang makan

San ketika sudah berada di halaman mansion dia memanggil spirit nya ,dan lalu pergi entah kemana

Setelah 10 menit dia hanya terbang bersama spirit nya tanpa arah ,akhirnya dia memutuskan untuk turun di pinggir danau tempat biasa dia bermain dengan teman teman nya ,dia duduk,di tepi danau itu dan kembali melamun untuk ke sekian kali nya

' sebenar nya semalam itu apa,aku sampai tidak bisa tidur karna memikirkan ucapan nya,apa yang membuat nya tertarik,apakah dia gila' Monolok Abigail dengan tidak jelas didalam pikiran nya

Tak lama setelah dia sampai di sana tiba tiba terdengar tiga pasang derap langkah kaki yang berjalan ingin menghampirinya ,tapi Abigail tak menyadarinya ,sampai ada sebuah tangan yang memegang bahu nya

Karna santuhan itu seketika semua lamunan Abigail buyar , " ah ,kalian ternyata" ujar Abigail merasa lega

" kau ini kenapa ,bibi mengirim surat lewat merpati tadi dan mengatakan kalau kau seperti orang bingung" ujar Viona dengan khawatir sambil memegangi wajah Abigail

" aku baik baik saja" sahut Abigail

" kau tidak baik baik saja ,apa yang terjadi ketika pulang semalam ,sampai ada katung hitam Dimata mu " ujar Mirota dengan wajah menelisik

" ya Abigail,ceritakan kami siap mendengar nya ,jangan menyembunyikan sesuatu seperti itu" timpal Mawara

akhirnya setelah di desak dia menceritakan semua hal yang terjadi ,dari orang misterius yang memberi braus ,sampai pengakuan Erland

" memang itu hanya hal yang biasa ,tapi kenapa dia melakukan itu ,apa yang membuat nya tertarik,padahal setatus ku rendah" ujar Abigail dengan wajah memelas

" kan apa ,benarkan putra Duke pastip ruangan menyukaimu" ujar Viona penuh antusias

" jangan bercanda ,mana mungkin" sahut Abigail mengelak

" tapi benar kata Viona ,dia mendirikan yang bilang tertarik padamu " ujar Mirota membenarkan ucapan Viona

" ya ,tertarik belum tentu artinya menyukai ,bisa saja dia tertarik dengan kekuatan yang kumiliki " sahut Abigail kembali mengelak

" tidak mungkin dia tertarik dengan kekuatan mu saja ,jika dia tertarik dengan kekuatan dia pasti sudah menyelidiki kita semua ,dan lagi tidak ada orang yang tertarik dengan kekuatan ,laluemberikan mu hadiah ,kecuali dia memang menyukai mu" ujar Mawara

" dan lagi kau tau gak kalau hadiah yang di berikan oleh putra Duke itu adalah permata yang sangat mahal ,yang memiliki kekuatan untuk melindungi sangpemilik nya dari sihir yang akan menyerang nya " ujar Mirota menjelaskan

" nah dengar itu, kalau bukan menyukaimu ,lalu apa lagi alasan nya" timpal Viona

" hah, iya iya ,untuk sementara kita asumsi kan itu saja dulu " sahut Abigail lalu kembali diam

" hais ,banding diam begini bagai mana kalau kita memancing ikan saja lalu memakan ikan bakar " ujar Mirota menyaran kan

" ayo ,aku juga lapar dari tadi aku belum makan " sahut Viona

Mendengar itu mata Abigail langsung mendelik " kau belum makan dari tadi , kau ini bagai mana kalau sakit" ujar Abigail dengan kesal sambil berjalan ke arah hutan

" Abigail mau kemana" tanya Mirota

" ayo ambil buah " ajak Abigail kepada Mirota

Tanpa pikir panjang Mirota langsung mengekori Abigail

" wah ,banyak banyak ya Ambil buah nya monyet monyet kami" ujar Viona dan Mawara kompak

" terserah " jerit Abigail dan Mirota kompak

...****************...

Matahari mulai tenggelam , keempat gadis itu sudah kembali kekediaman masing masing ,ketika sampai di mansion baru lah wajah ibu Abigail terlihat lega ,karna gadis nya itu sudah tidak terlihat linglung

ibunya langsung menghampiri Abigail " bagai mana bermain nya apa kah menyenangkan " tanya ibu Abigail sambil mengelus kepala putrinya yang sedikit lebih tinggi dari nya

" ya ibu ,sangat menyenangkan" sahut Abigail sambil tersenyum manis

" kalau begitu cepat lah bersihkan tubuhbmu , sebentar lagi makan malam" ujar ibunya

Abigail mengangguki nya dan lalu berjalan menuju kamar nya untuk membersihkan diri ,setelah membersihkan tubuh dan berpakaian Abigail berjalan ke arah ruang makan ,ketika sampai hal pertama yang dia lih tatapan dari seluruh orang di dalam ruang Ngan itu

" ada apa ,kenapa menatap ku" tanya Abigail dengan wajah bingung

" ah, tidak ada ,ayo duduk lah nak ,mari kita makan" sahut ayah nya dengan lembut

setelah mendengar itu barulah Abigail duduk dan mulai makan ,sepanjang waktu makan malam mereka tidak ada satupun yang bicara hanya suara denting sendok dan garpu yang berbenturan dengan piring lah yang terdengar

Ketika selesai ayah Abigail mulai membuka pembicaraan yang membuat Abigail sedikit tercengang

" Abigail bagai mana jika kau belajar untuk menjadi pewaris keluarga ,seperti Nathan di sela sela liburan mu dari aka demi "

Mata Abigail terbelalak " hah, kenapa ayah ingin aku belajar menjadi pewaris keluarga " tanya Abigail bingung

"tidak hanya saja ayah merasa kau juga harus belajar tentang bisnis keluarga,karna kau kan anak pertama ,dan mungkin saja kau ingin membangun bisnis mu sendiri jadi setidak nya kau harus belajar bukan " ujar ayah nya

" hhm, ayah benar juga ,lalu bagai mana dengan Nathali apa kah dia juga akan belajar bisnis juga dengan kami" tanya Abigail lagi

" tentu ,ketiga anak ayah harus dapat membangun bisnis nya " jawab ayah nya dengan wajah senang ,karna kedengar ran putri nya itu menyetujui usulan ayah

" baik lah karna putri ibu sudah setuju maka mulai besok dan seminggu kedepan kau dan Nathali akan mulai belajar menjadi pewaris bersama dengan Nathan" ujar ibu nya dengan suara yang tegas cenderung lembut

" dan ingat ayah melakukan ini bukan untuk kalian bersaing nanti ya di masadepan ,tapi untuk mempersiapkan kalian kalau kalau ada hal yang tidak di inginkan terjadi" ujar ayah nya menjelaskan

" mengerti ayah,ibu" sahut ketiga anak mereka

Lalu setelah nya mereka semua pergi dari ruang makan untuk kembali ke kamar mereka masing masing dan tidur

★Bersambung★

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!