Bab 6

Tatapan nyalang yang menusuk di lemparkan oleh Abigail dan Mirota ,sedang kan Mawara Viona hanya menatap datar ,lady dari keluarga Balca itu

" apa lagi yang kau mau , wahai lady Arin Balca" ujar Abigail dengan nada menyindir

Arin mulai menunjuk kan wajah yang kesal " hah, tidak ada ,aku hanya ingin melihat bagai mana ke adaan siputri Baron ini" ujar nya menyindir

" memang nya kenapa kalau Baron " tanya Mirota dengan nada datar

" tentu saja dia lebih rendah kastanya dari kami jadi seharus nya dia menyadari setatus nya dan menunduk di hadapan kami" sahut lady dari keluarga Rizhen ,yaitu Karina Rizhen

" aku berlutut ?,pada orang orang seperti kalian,hahaha,bermimpi ya,setatus ku memang lebih rendah dari kalian ,tapi ke kayaan keluarga ku sanggup untuk membuat seluruh keluarga kalian bertiga tunduk pada ku" jawab Abigail dengan sombong

" asal kau tau saja ya, ayah nya hanya tinggal membawa uang dan menjentik kan jari saja maka status keluarga mu akan berubah dari yang tadi nya Marquess bukan hanya menjadi Baron tapi bisa saja hanya rakyat biasa" ujar Viona dengan sarkas

Ucapan mereka sungguh berhasil membuat sang putri Marquess naik pitam dan bersiap siap untuk menyerang mereka dengan elemen api nya

Namun sebelum kekuatan itu Mawara berhasil menangkisnya dengan perisai api yang dia buat sedang kan Abigail menutupi dirinya dan Viona menggunakan sulur tanaman merambat yang muncul dari tangan nya ,ya Abigail adalah seorang pengendali elemen tanah

Dan Mirota melapisi mereka berempat dengan perisai air agar tidak merasakan panas dari apa milik Mawara

" wah seperti nya kau ingin bermain dengan elemen ya ,tidak takut kalah lady yang wahai lady yang hebat" ujar Mawara dengan nada mengejek

" apa kalian tidak kapok sudah kalah berkali kali" tanya Mirota dengan wajah datar dan tatapan elang nya yang menghunus

" tunggu saja akan ku pastikan kalian menerima balasan nya" ujar Arin kalau pergi dengan kedua teman meninggal kan keempat gadis itu

"percaya gak percaya,meskipun aku suka konflik tapi kalau itu kita aku gak suka" ujar Mirota

" sama aku juga" sahut Viona

" Abigail kenapa kau tidak bilang saja tentang persoalan ayah nya dan paman waktu itu" tanya mawar

" yang mana ?"tanya Abigail balik

" yang paman meminjamkan sejumblah uang kepada Marquess Balca dalam jumlah besar dan sampai sekarang kan masih belum lunas ,kalau dia tau ..." belum lagi Mirota selesai bicara tiba tiba saja ucapan nya sudah di potong oleh Viona

" dia pasti sudah kejang dan pingsan karna malu" ujar Viona sambil melompat lompat seperti anak kecil

" hahahaha,kau benar " sahut ketiga gadis itu sambil tertawa membayang kan lady dari keluarga Balca itu jika tau dan kejang karna mengetahui nya

sepanjang jalan ke arah kamar mereka saling terus tertawa dengan menjadikan lady dari keluarga Balca dan teman teman nya itu sebagai lelucon mereka ,ketika mereka sampai di depan pintu kamar mereka dan hendak membuka pintu tiba tiba saja tangan Viona di tarik oleh seseorang

ketika mereka menoleh orang itu adalah Albara " aku bawa dia " setelah mengatakan itu Viona di bawa pergi oleh Albara dengan sihir teleportasi

" hei ,teman kami mau di bawa kemana" ujar Abigail bertanya kepada putra Duke yang taklain adalah Erland

" tenang lah mereka hanya akan berjalan jalan dan sore nanti akan kembali" sahut Erland

" hah, nanti ketika dia kembali aku akan memukul kakak sialan ku itu" ujar Mawara dengan penuh kesal

Erland hanya tertawa melihat tingkah ketiga gadis itu ,danlali tiba tiba dia mendekat ke arah Abigail

" ekhem,lady Abigail bisa kah anda membantu saya"tanya nya sambil menatap Abigail dengan lekat

" tentu tuan muda ,apa yang anda ingin saya lakukan" tanya Abigail dengan sopan

" bisakah Lady ikut saya ke perpustakaan guru menyuruh saya untuk menyusun ulang beberapa buku" sahut nya

" oh,tentu" setelah menjawab nya mereka pergi dari depan kamar itu dan meninggal kan Mawara dan Mirota ,sedang kan Abigail memberikan isyarat untuk mereka berdua duluan saja ,Karana tidak mungkin dia menolak takut nya di kira lancang

Mawara dan Mirota saling beradu tatap dan lalu masuk dengan mata yang berotasi malas karna melihat kedua teman mereka yang meninggal kan mereka hanya berdua saja

...****************...

di sisi lain ,lebih tepat nya di Padang bunga berwarna oranye dan putih yang indah ,tiba tiba muncul dua sejoli yang berpegangan tangan

" hah, kita di mana " tanya Viona kepada pria di sebelah nya

Pria itu tidak menjawab tapi hanya menyuruh Viona duduk dan lalu dia menidurkan kepala nya di pangkuan Viona

Viona hampir saja berdiri karna kaget dengan sikap yang ditunjukkan oleh orang yang menjadi pujaan hatinya selama ini sekaligus orang yang selalu mengatainya orang yang menyebalkan merepotkan dan mengesalkan

" a--apa yang anda lakukan tuan muda Mirion" tanya Viona dengan gugup

" kenapa kau memanggil ku begitu padahal biasa nya kau memanggil ku kakak" sahut Mirion dengan datar sambil masih merebahkan kepalanya di pangkuan Viona

" karna mungkin anda akan terganggu" sahut Viona

" panggil aku kakak aku tidak suka dengan panggilan tuan itu ,keluar dari mulut mu" ujar Albara

" tapi.."

" tidak ada tapi, nikmati saja suasana di sini , jangan berisik aku ingin tidur karna nanti akan sangat sibuk" ujar Albara tanpa ingin di bantah

Setelah nya suana menjadi sunyi hanya suara kicauan burung yang di bawa oleh angin dan aroma bunga lah yang mengisi ke sunyia itu

Perlahan lahan mata Viona terasa berat ,rasa kantuk menyerang nya ,akhirnya pertahanan nya roboh ,dia tertidur dalam posi duduk dengan sebelah tanya nya masih berada di kepala Albara

Albara yang menyadari elusa di kepala nya terhenti pun membalik badan nya danelihat Viona yang sudah tertidur , dia pun mengubah posisi nya duduk dan lalu merebahkan tubuh Viona di atas bunga dengan tangan nya sebagai bantal

Tak lupa dia melepas kan jas nya lalu menutup tubuh Viona dengan jas itu tak lama dia pun ikut tertidur ,dalam suasana yang menyenangkan kan di temani dengan aroma bunga yang harum kedua insan itu tifaut dalam hangat nya pelukan ,tanpa ada nya setatus yang pasti di antara mereka

...****************...

Sementar itu Abigail sedang sibuk dengan tumpukan buku yang harus di susun ke atas rak ,untung nya di bisa menggunakan sulur tanaman jadi dia tidak perlu repot-repot menaiki tangga tak buku

" maaf ya karna sudah merepotkan mu " ujar Erland

" tidak apa tuan muda , Saya lumayan suka mengatur buku buku" sahut Abigail sambil menyusun buku buku sesuai dengan pelajaran nya

Tiba tiba saja salah satu sulur nya terasa di sentuh oleh seseorang dan itu membuat seluruh sulur nya lemas dan terjatuh

" ah, maaf kau tak sengaja menyentuh nya " ujar salah seorang siswi dengan surai putih yang panjang

" iya , tidak apa apa aku hanya tersentak" sahut Abigail

" eem,maaf apa kau bisa ambil ka. Buku yang di atas itu " tanya gadis itu

" yang mana"

" tentang hewan spirit" sahut gadis itu

Abigail mulai memanjangkan sulur tanaman nya dan lalu mengambil buku yang di butuh kan gadis itu

" terimakasih"

" sama sama ,senang bisa membantu anda Lady " sahut Abigail

"kenapa ketika sulur tanaman mu di kau langsung lemas begitu" tanya Erland sambil menyortir buku sesuai pelajaran nya

" karna aku kaget" sahut Abigail

" oh,kalau aku sentuh apa kau akan marah" tanya lagi

" tentu saya akan marah ,jika anda melakukan nya dengan sengaja ,karna itu agak kurang sopan bukan menyentuh seseorang sembarangan dengan sengaja" sahut Abigail tanpa melihat ke arah pria itu

" oh, apa kau akan hadir di pesta yang akan di selenggarakan oleh ibuku nantinya" tanya Erland

" tentu saya akan hadir untuk mengucap kan terimakasih kepada Duchess secara langsung Karana sudah memberikan gaun yang indah kepada saya" sahut Abigail sambil menghadap ke arah pria ,dan secara langsung mata mereka saling bertemu

Manik emas citi khas dari keluarga Duke itu bertatapan dengan manik bersinar ber warna gelap bak langit malam berbintang

" indah"racau pria itu

" ee,maaf apa yang anda katakan" tanya Abigail karna tidak bisa mendengar ucapan Erland dengan jelas

"aku bilang mata mu itu indah" sahut Erland sambil menatap lekat mata Abigail

Sang empuh yang di tatap pun langsung memalingkan wajah nya karna malu " ee,sepertinya sudah selesai saya permisi dulu "

setelah Abigail keluar dari perpustakaan itu sambil berlari ketika di ujung lorong dia berhenti untuk mengatur nafas

Namun tiba tiba mulut nya di bekal oleh seseorang dan di bawa ke sebuah ruangan di dekat kotidor itu

" Lepaskan aku"

★Bersambung★

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!