Lusi merasa hari ini begitu indah. Bahkan dia menari-nari di jalan sepanjang pulang kerja ke asrama.
"Tuan Muda West mencintaiku!!" serunya dalam hati lalu tersenyum lebar. Seakan ujung bibirnya tidak memiliki batas untuk melengkung di wajahnya.
Wajah Tuan Muda West saat membopongnya ke dalam perusahaan sungguh tampan sekali.
Dalam dua puluh dua tahun hidupnya, baru kali ini Lusi percaya kalau cerita dongeng tentang pangeran baik hati itu nyata. Sangat nyata sampai dia bisa menyentuh pangeran itu.
"Pangeran?"
Benar. Tuan Muda West mirip sekali dengan pangeran dalam cerita dongeng. Gagah, tampan, kaya dan baik hati. Sungguh ciri-ciri pangeran dalam dongeng yang sempurna.
Bagaimana kalau suatu saat, Tuan Muda West menyatakan cinta pada Lusi. Apa yang akan dia lakukan?
"Aaaahhhh sungguh menyenangkan!!!" serunya tidak berhenti membayangkan sesuatu yang sangat menyenangkan hati.
"Apa terjadi sesuatu yang baik hari ini?" tanya seseorang menghentikan kesenangan Lusi. Membuatnya kembali bersiap untuk menyerang dengan kekuatan penuh. Setelah menyadari kalau seseorang yang mengganggu khayalannya adalah Ari, Lusi melonggarkan kesigapannya.
"Oh. Tentu saja!! Hari ini terjadi banyak sekali hal baik!!" jawab Lusi dengan wajah berseri-seri.
"Apa berkaitan dengan kenaikan jabatan mendadak mu?"
Ternyata Ari mengetahui hal itu. Dari mana? Apa Priya yang mengatakannya?
"Hemmm, lebih kurang seperti itu. Tapi ... Ada yang lebih baik daripada itu"
"Apa itu?"
"Kau tidak perlu tahu"
Lusi masih berjalan dengan riang ketika tiba-tiba dia merasakan sesuatu. Seketika dia berhenti berjalan.
Ini ...
Wajahnya berubah menjadi serius dan kakinya merapat. Menahan sesuatu yang sedang terjadi di pangkal pahanya.
"Kenapa?" tanya Ari yang menyadari Lusi tidak lagi berjalan bersama.
"Tidak. Lebih baik kau duluan saja" ucap Lusi tidak ingin berada di sekitar siapapun ketika sedang merasakan fase ini. Tapi Ari tidak mendengarkannya, semakin mendekat dan membuat Lusi panik.
Daripada dia harus menghadapi hal ini di depan Ari, sebaiknya Lusi ...
Lariiiii...
Lusi berlari kencang, meninggalkan Ari yang terpaku disana.
Dengan kekuatan seperti kilat, akhirnya Lusi sampai di kamar asramanya. Dia mengunci pintu dan segera berbaring di atas ranjangnya.
Disaat ada sentuhan sesuatu yang lembut, panas dan keras di tepi lubang bagian vitalnya. Lusi terpaksa harus meremas selimut yang menutupi ranjangnya.
"Aaahhh" desahnya tak bisa menahan rasa geli namun nikmat yang sedang terjadi.
Ketika rasanya ada yang masuk ke dalam dirinya, desahan Lusi bertambah keras.
"Aahhh, tidak. Jangannn!!!" katanya memohon agar apa yang terjadi cepat berhenti. Tapi permohonannya tidak mempengaruhi apapun. Karena rasa nikmat itu terus terjadi sampai akhirnya tangan dan kaki Lusi memegang.
"Aaaargghh"
Lusi mendesah panjang ketika puncak itu datang. Tangan dan kakinya kembali melemah. Tapi ternyata rasa itu kembali lagi. Kali ini lebih cepat dari sebelumnya. Pinggang Lusi terangkat dan ...
"Aarghhhh!!!" teriak Lusi kembali mendapatkan pelepasan yang nikmat.
Setelah itu tidak ada yang terjadi. Sepertinya semua telah usai. Lusi bangkit dan merasakan ada cairan yang keluar di bagian pangkal pahanya.
"Kenapa ini terjadi lagi??" ratapnya kesal karena belum bisa menemukan penyebab kejadian yang terus berulang ini.
Kalau seperti ini terus menerus, Lusi akan kesulitan mendapatkan kekasih. Karena tidak mungkin kekasihnya nanti mengerti apa yang Lusi alami.
Tunggu!! Bagaimana kalau Tuan Muda West mengetahui apa yang terjadi padanya? Apakah cinta Tuan Muda West padanya akan menghilang begitu saja?
Padahal sulit sekali menemukan pria dengan spesifikasi sebaik Tuan Muda West yang menyukainya.
Bagaimana caranya menghilangkan semua ini? Bagaimana?
Lusi sedang mencari-cari cara mengatasi apa yang dialaminya ketika Tuan Muda West tiba di ruangan.
"Selamat datang Tuan Muda" sapa Lusi lalu menangkap pandangan Tuan Muda West mengarah tepat ke bagian bawah tubuhnya. Segera saja dia ikut melihat ke bagian bawah tubuhnya, memeriksa apakah ada yang salah disana. Tapi tidak ada.
"Kau ... Apakah ada yang terjadi semalam?" tanya Tuan Muda West.
Kemarin malam? Lusi berpikir sejenak lalu menjawab
"Tidak ada Tuan Muda"
Tuan Muda West tetap melihat ke bagian bawah tubuh Lusi ketika pertanyaan kedua diajukan.
"Kau tidak merasakan ada yang aneh semalam?"
Aneh? Sebenarnya, apa maksud Tuan Muda West? Apa yang sebenarnya ditanyakan oleh pria ini? Kalau keanehan, Lusi memang merasakannya semalam. Tapi dia tidak mungkin mengatakan hal itu, terutama pada Tuan Muda West.
Atau ... Ini bentuk perhatian Tuan Muda West padanya? Mungkin Tuan Muda West begitu takut terjadi sesuatu padanya. Kalau begitu, Lusi tidak boleh membuat pria itu khawatir.
"Tidak Tuan Muda. Tidak ada kejadian aneh yang terjadi kemarin malam" jawabnya jelas. Namun, wajah Tuan Muda West tampak ... Kecewa dengan jawaban Lusi.
Kenapa Tuan Muda West terlihat kecewa? Apa yang seharusnya terjadi pada Lusi semalam?
"Baiklah" kata Tuan Muda West lalu masuk ke dalam ruangan.
"Memangnya apa yang terjadi semalam?" tanya asisten cerewet yang selalu berada di belakang Tuan Muda West.
"Tidak ada. Saya tidak mengalami apapun semalam" ucap Lusi berbohong.
Tapi apa yang bisa dia lakukan. Tidak mungkin Lusi menceritakan apa yang sebenarnya terjadi semalam pada siapapun. Karena itu akan terasa sangat memalukan. Dan pasti reaksi yang mendengar ceritanya akan sama dengan adik kurang ajarnya. Menganggap Lusi terlalu banyak menonton film tak baik dari negeri sakura.
"Tapi sepertinya Tuan Muda tahu kalau Nona North mengalami sesuatu semalam"
Panggilan baru asisten cerewet itu padanya masih terdengar asing. Tapi Lusi merasa dihargai jadi dia berusaha menyesuaikan diri dengan cepat.
"Benar, tidak ada yang terjadi" jawab Lusi menegaskan.
"Benar tidak ada yang terjadi? Tapi Tuan Muda West tampak sangat khawatir. Anda tidak boleh menyembunyikan apapun pada Tuan Muda West. Karena hal itu akan menyiksa Tuan Muda. Karena terlalu mengkhawatirkan Anda"
Oh ya Tuhan. Berapa beruntungnya Lusi bisa dikhawatirkan begitu berat oleh seorang Tuan Muda West. Apakah ini kenyataan? Tampak terlalu palsu untuk terjadi. Tapi ini benar-benar terjadi. Lusi dapat memastikan kalau Tuan Muda West memang sedang menyukainya.
Tapi ... Apakah dia akan menceritakan yang sebenarnya terjadi semalam pada Tuan Muda West Tidak. Tidak boleh.
Dia tidak akan pernah menceritakan hal ini pada siapapun. Tidak akan pernah.
"Tidak ada Tuan Asisten. Benar-benar tidak ada yang terjadi semalam" jawabnya lagi membuat asisten cerewet itu menyerah dan kembali bekerja seperti biasanya.
Lalu seperti menerima kejutan tak menyenangkan. Lusi mengalami gejala hal itu ketika dirinya sedang bekerja.
Badannya segera kaku dan kakinya berhimpitan kuat.
"Ini masih siang" katanya kesal.
Baru saja dia ingin pergi ke toilet untuk menyendiri, telepon di meja berdering.
"Masuk ke ruanganku!" perintah Tuan Muda West.
Lusi bingung. Dia ingin pergi ke toilet untuk menyembunyikan hal ini. Tapi tidak mungkin menolak perintah Tuan Muda West.
Terpaksa Lusi masuk ke dalam ruangan Tuan Muda West ketika apa yang dirasakannya semalam kembali lagi.
"Hempph" desahnya yang lolos padahal Lusi sudah menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa itu.
Baru saja Lusi ingin memeriksa reaksi Tuan Muda West untuk desahannya yang mungkin terdengar mengganggu. Lusi menemukan sebuah senyum di wajah Tuan Muda West.
"Kenapa?" pikirnya tak mengerti kenapa pria di depannya mengulas senyum besar ketika mendengar desahan Lusi. Padahal menurut Lusi itu menyalahi aturan.
Apa yang sebenarnya dirasakan oleh pria itu padanya. Apa benar senyum itu menandakan Tuan Muda West menyukainya? Lusi merasa terhormat menerima cinta sebesar ini, sampai lupa pada rasa geli penuh nikmat yang terjadi padanya sekarang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments