💌 MUST GET MARRIED 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
Ke dua sahabat ini, sudah tiba di gedung aula sekolah. Dan memang benar semua sudah berkumpul di sana dan menunggu kedatangan mereka. Albert melambaikan tangannya ketika melihat Hanna duduk di barisan depan. Hanna hanya membalasnya dengan senyuman singkat. Albert berdiri tepat di samping Levi.
"Oke, selamat sore buat teman-teman semua, hari ini saya sengaja mengumpulkan kalian untuk membahas masalah rencana pentas seni kita." ujar Levi melemparkan senyumnya dan memberikan salam pembukaan.
"Kegiatan pentas seni sudah menjadi rutinitas yang dilakukan sekolah kita. Saya sendiri baru kali ini mengikuti acara seperti ini. Karena di Jerman pentas seni tidak ada. Ini bentuk rasa syukurku, saya di percayakan menjadi ketua panitia di acara ini."
"Pasti dude!" sahut Albert dengan antusias.
"Terima kasih," Sekilas Levi menoleh kepada Albert dan kembali melanjutkan kalimatnya. "Acara Pentas seni kita mengambil tema Festival Art Multicultural Our School. Kita akan mengundang band Lava dan DJ flower sebagai bintang tamu. Selain itu, acara ini juga akan dimeriahkan oleh beberapa murid dan juga anggota ekstrakulikuler, yaitu paskibraka, english club, paduan suara, cheerleader, dance serta tari tradisional."
"Apakah undangan sudah diberikan kepada band Lava dan DJ flower?" Tanya salah satu murid yang ikut rapat di sana.
"Rencana undangan akan diserahkan besok. Yang bertanggung jawab untuk memberikan undangan itu adalah Marcel. Bagaimana Marcel kamu bersedia?" Tanya Levi.
"Saya bersedia." Ucapnya dengan tegas.
"Oke, terima kasih Marcel." Ucapnya dengan lugas. "Ada lagi yang mau ditanyakan?" tanya Levi mengedarkan pandangan.
Tiba-tiba Yohanna mengangkat tangannya. Tatapan mereka bertemu. Hanna menundukkan kepalanya.
DEG.... DEG.... DEG....!
Debaran jantung Levi berdetak seakan memberitahukan sosok wanita yang selalu mengganggu pikirannya berada di depannya.
"Silahkan!" Kata Levi dengan suara serak. Tiba-tiba rasa percaya dirinya hilang ketika melihat Hanna tersenyum dan anehnya mampu membuat kakinya lunglai tak bertenaga dan kini jantungnya seakan melompat keluar.
"Bagaimana soal kostum yang akan digunakan teman-teman kita yang akan tampil. Apakah mereka menyiapkan sendiri atau pakaiannya kita pinjam rumah kostum atas nama sekolah?"
Hening, tidak ada jawaban membuat Albert dan teman-teman yang lainnnya mengernyitkan kening. Terlebih Hanna, ia nampak bingung. Apakah pertanyaannya salah atau bagaimana?
Albert menyentuh lengah levi seakan memberi kode. "Dude!" bisik Albert.
Levi tersentak dari lamunannya. Kini ia tidak bisa berpikir jernih. Jantungnya berdebar semakin kencang dan peredaran darah semakin tidak stabil. "Maafkan saya, tiba-tiba konsentrasi saya hilang." Levi tergagap. Saat ini ia terlihat seperti orang bodoh.
"Apa pertanyaannya bisa di ulang?" Jantung di dada Levi terus berdetak tidak karuan kala tatapan mereka kembali bertemu. Perasaan berkecamuk memenuhi dadanya. Levi menghembuskan napasnya. Ia tersenyum untuk menutupi rasa gugupnya.
Hanna kembali mengulangi pertanyaannya. Ia berharap pertanyaannya tidak menjadi bahan tawaan semua orang, karena Levi sendiri sempat terdiam. Apakah karena memikirkan jawaban yang tepat atau pertanyaannya memang tidak di anggap penting. Yohanna tidak tahu. Ia berusaha melarikan pandangannya agar tidak bertemu dengan mata Levi.
Levi melepas napas panjang, ia mengatur debaran debaran yang tercipta dari jantungnya. "Terima kasih atas pertanyaannya. Oke, saya akan jawab. Soal kostum pakaian saya rasa sudah cukup jelas. Pihak sekolah tidak menyiapkan. Mereka menyiapkannya sendiri." Terang Levi.
"Ada lagi?" Tanya Levi mulai tidak nyaman dengan situasi ini. Ia ingin mengakhirinya dengan cepat.
"Oke kalau tidak ada, cukup sampai disini, untuk keterangan lebih lanjut kita bisa bahas di grup WhatsApp kita. Oke, sekian dan terima kasih." Kata Levi menyudahi pertemuan hari ini. Ia langsung berbalik dan tidak ingin melihat Yohanna.
Levi mengembuskan napasnya sekaligus, wajahnya terlihat frustasi ketika melihat Albert mengejar Hanna. Ia masih terdiam mematung, tak disangka getaran yang masih dirasakannya mampu mengoyakkan Levi sebanyak itu. Levi berusaha menenangkan dirinya. Ia tetap kembali berpijak pada tingkat kesadarannya. Setelah cukup tenang, Ia melangkah meninggalkan aula sekolah.
🔹🔹🔹🔹🔹
Dengan napas yang terengah-engah. Nara turun dari motor. Emosi yang membuncah di dadanya membuat matanya mengkristal penuh dan kini berubah menjadi tangisan seperti anak kecil. Ia berlari sambil menyeka air matanya, hatinya sakit. Ia tidak terima saat Levi terang-terangan menolak cintanya.
BRAKKKK!!!!
Nara membuka pintu rumah dengan kasar. Ia Menangis dan langsung berteriak memanggil ibunya. Dengan penuh emosi, amarah dan kegelisahan semua terkumpul menjadi satu.
"Ibu!!!" panggil Nara setengah berteriak.
Renata tengah berada dibawah kungkungan pria tanpa sehelai benang, kaget dan langsung mendorong tubuh pria itu agar lepas. Renata hampir terjatuh, kala ia mengambil pakaian dan buru buru mengenakannya.
"Sekarang kau bersembunyi. Sebelum Nara masuk ke kamar ini." Ucap Renata ketakutan. Putrinya tidak boleh tahu, kalau ini menjadi rutinitasnya saat Nara dan Hanna berangkat sekolah.
"Kenapa lagi dengan dia itu? " kata pria itu berdecak. Ia sepertinya sudah paham dengan sifat Nara.
"Jangan banyak tanya, sekarang kau bersembunyi atau besok-besok kau tidak ku izinkan masuk."
Pria itu memilih pasrah dan bersembunyi sesuai yang diperintahkan Renata. Renata merapikan rambutnya lalu mendekati pria itu. "Nanti kita bisa menghabiskan malam panjang kita sayang, untuk saat ini kumpulkan tenagamu ya." kata Renata mencium bibir pria itu.
Renata langsung keluar dari kamarnya. Ia menarik napas ketika pintu kamarnya dibanting kuat oleh Nara. Renata sampai menutup matanya. Benar dugaannya, ini pasti karena Yohanna lagi. Renata menggeleng dan melangkah menuju kamar Nara. Terdengar tangisan Nara, dari dalam kamar.
Renata membuka kenop pintu dan mendorong daun pintu hingga terbuka ke dalam. Posisi Nara sedang tengkurap, ia membenamkan wajahnya di bantal, ia menangis diantara bantal itu.
"Apa yang terjadi Nara? Pulang sekolah kok kamu nangis?" Renata mendekat dan duduk di pinggir tempat tidur.
Mendengar namanya di panggil, Nara langsung duduk dan memeluk ibunya.
"Ibu...."
"Ada apa sayang?" tanya Renata dengan nada lembut.
"Aku ditolak laki-laki....hiks...hiks..."Nara sudah sesenggukan, terlihat jelas kesedihan putrinya. Nara tidak sanggup melanjutkan kata-katanya.
"Siapa yang berani menolakmu?"
"Lelaki yang pernah aku ceritakan bu. Aku yakin dia menolakku karena Hanna." Adu Nara menangis sesenggukan.
"Maksudmu dia menyukai Hanna?"
"Aku yakin itu bu, dia sering memperhatikan Hanna diam-diam."
Renata tersenyum lembut, ia memeluk Nara dengan sayang. "Tapi dia bukan berarti mencintai Hanna sayang. Jika dia menyukai Hanna. Aku pastikan Hanna menolaknya. Hanna tidak bisa menerima cinta lelaki yang kau sukai. Jika itu terjadi aku akan melakukan sesuatu." Kata Renata.
"Bagaimana ibu bisa yakin kalau dia tidak menyukai Hanna. Aku bisa tahu. Ahhhh.....aku tidak terima di tolak bu." Ucap Nara histeris dan kembali menangis.
"Apa dia mengatakan menyukai Hanna?" Wajah Renata berkerut.
"Dia tidak mengatakan apa-apa. Tapi hatiku sakit saat aku di tolak. Apakah aku tidak cantik bu. Kenapa semua lelaki tidak ada yang melihatku? Semua mata hanya memperhatikan wanita brengsek itu." isak Nara.
"Tenang sayang, Ibu sudah menyusun rencana."
Nara terdiam, Ia mengusap air mata yang sedari tadi membasahi pipinya. ia menatap wajah ibunya dengan lekat. "Rencana apa bu?" wajah Nara nampak berbinar.
Renata menaikkan alisnya, senyumnya tersungging, menunjukkan ide jahat sedang beraksi dalam pikirannya. Renata langsung berbisik ke telinga Nara.
"Serahkan semua kepada ibu sayang, jangan takut. Aku pastikan semua lelaki tidak akan menyukai Hanna." Kata Renata tersenyum. ia merasa lega melihat raut wajah Nara berbinar.
Nara mengernyitkan keningnya. "Apa mereka akan percaya bu?" Tanya Nara mengerucutkan bibirnya, ia mulai meragukan perkataan wanita yang duduk dihadapannya itu.
"Ibu yakin sayang, kita lihat saja." Kata Renata tersenyum jahat.
BERSAMBUNG
^_^
Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini novel ke sebelas aku 😍
Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.
^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Cheryl Emery
rasa mau ketawa, pede pula dia menyatakan cinta sama Levi.
ditolak kan lho
2025-03-17
0
🎄Claudya🎄
Apa ya kira kira rencana mereka
kok aku takut ya
2025-03-17
0
🌠Yona Yona🌠
cie cie....Levi Uda mulai suka nie
Mantap Thor 😘
2025-03-17
0