KEPERGIAN IBU

💌 MUST GET MARRIED 💌

🍀 HAPPY READING 🍀

.

.

Wajah Hanna berkerut saat mengingat detik-detik ibunya mengembuskan napas terakhir.

FLASH BACK ON

Hanna mendapat kabar bahwa ibunya kecelakaan. Jantungnya tidak bisa diam sepanjang jalan. Mobil taksi yang di tumpanginya berhenti jauh karena padatnya antrian mobil. Dengan terburu-buru, Hanna langsung keluar dari taksi. Setelah memberikan uang taksinya. Ia langsung turun dari mobil.

"Nona, kembaliannya???" Teriak supir taksi memanggil Hanna.

Namun Hanna tak perduli, ia hanya terus berlari menuju pintu utama rumah sakit. Jantungnya memukul kencang, sangat kencang. Mata Hanna langsung berkaca-kaca. Napasnya naik turun karena kecepatan berlarinya.

Heeekkkksss.....Heeeekkksss...

Hanna terus berlari, bibirnya gemetar, tak tahan dengan segala gejolak yang timbul di dadanya. Ia mulai menangis, wajahnya mengerucut, mengerut.

"Ibu...."

Aaahhhhhh.....Aaahhhhhhh.... Ringis Hanna semakin terdengar. Ia hanya terus berlari agar sampai di pintu rumah sakit. Hanna mengusap air matanya saat tiba di depan meja resepsionis.

"Pasien bernama Marta dimana suter?" Tanya Hanna dengan cepat.

"Tunggu sebentar ya, saya periksa dulu." kata perawat dengan cepat. Ia langsung melihat daftar pasien. "Pasien baru saja di bawa ke ruang ICU."

"Ha...." wajah Hanna menegang. "Ibu dibawa ke ruang ICU? Apa yang terjadi dengan ibuku?"

"Pasien tiba-tiba kejang."

"Dimana ruangan itu?" potong Hanna dengan cepat. Ia ingin memastikan sendiri kondisi ibunya.

"Sebelah kanan, lurus terus sampai dapat ujung." Jelas perawat yang berjaga.

"Terima kasih suster." Sahut Hanna beranjak meninggalkan lobby rumah sakit. Ia langsung bergegas menuju ruang ICU seperti yang dijelaskan perawat.

Hanna berdiri di depan pintu kamar itu. Ia menahan sekejap tangannya di kenop pintu. Matanya ketika berkaca-kaca. Ia melihat ke arah tangannya dan meremas kenop pintu itu, namun tak kunjung membukanya. Hanna melakukan ritualnya, menarik napas dalam-dalam dan

CEKLEK!

Hanna membuka kenop pintu, hingga membuat daun pintu terdorong ke dalam. Hanna melangkah dengan perlahan. Semaksimal mungkin meminimalisasi suara dari derap langkah kakinya. Mata Hanna langsung berkaca-kaca. Mulutnya terbuka dan gemetar. Hidung dan matanya mulai memerah. Ia menarik napasnya lagi. Mencoba menahan perih yang mulai terasa di hidungnya. Hanna semakin mendekat dan memandang wajah wanita berhati lembut itu dari dekat. Ibunya berbaring lemah dengan perban yang melilit di kepala dan selang infus tertancap di tangannya. Suara dari monitor terdengar jelas di telinganya. Menampilkan grafis detak jantung dan tekanan darah ibunya. Ventilator yang dihubungkan dengan selang melalui hidung, mulut dan tenggorokan untuk membantunya bernapas. Tubuh Hana tiba-tiba tidak bertulang, lemas dan tak berdaya.

"Aaahhhhhh..." Hanna melepas napas panjang. Air matanya dengan cepat tergelincir bebas di pipinya.

"Ibu?" Suara Hanna gemetar.

Renata langsung mendekat dan memeluk Hanna dari samping dan ikut menangis.

"Ibumu akan baik-baik saja."

"Apa yang terjadi dengan ibu bi, kenapa ibu bisa sampai seperti ini?" ucap Hanna begitu sedih. Hanna baru saja mengetahui bahwa ibunya kecelakaan. Hanna sedang studi tour dan untuk kembali ia membutuhkan waktu satu hari agar tiba di kota A. Ibunya menggunakan selang-selang dan alat-alat medis untuk menopang hidupnya.

Hanna semakin mendekat ke ranjang dimana ibunya sedang berbaring tak berdaya.

"Ibu... Ibu...hiks...hikss..." Lirih Hanna sambil memegang tangan ibunya dengan hati-hati. Takut akan mengganggu selang infus yang tertancap di tangan ibunya itu. Hanna menatap Marta dengan tatapan nanar. Penuh dengan kekhawatiran.

"Ibu kenapa bisa jadi seperti ini? Bukannya Sebelumnya ibu baik-baik saja. Kenapa begitu tiba-tiba ibu. Lihat Hanna, bangunlah! Hanna sudah ada di sini, aku tidak akan pergi meninggalkan ibu lagi. Aku akan di sini menemani ibu. Tolong bangun ibu, aku tidak kuat melihat ibu seperti ini. Hati Selena hancur ibu. Bukankah ibu menyayangi Hanna. ibu paling tidak suka melihat Hanna menangis, kan? jadi bangunlah!"

Renata ikut menangis di sana. Ia menutup mata singkat karena tak kuasa menahan kesedihan keponakannya. Dia sangat mengerti perasaan Hanna. Dia begitu sayang kepada Marta.

Saat mendengar tangisan putrinya, jari-jari tangan Marta berkedut.

"Ha...ha...anna putriku!" Suara Marta pelan dan parau. Samar-samar hampir tidak terdengar. Namun Hanna bisa mendengarnya. Ia terjengkit dari duduknya.

"Ibu..."

"Marta?" Renata pun terkejut dan langsung bangun dari duduknya, melihat ke arah Marta. Ia memegang pipi Marta dengan lembut. Hanna bahagia saat melihat ibunya sudah sadar.

"Ibu, kau sudah sadar. Lihat aku!" pinta Hanna dengan penuh harapan.

Suara dari monitor terdengar jelas di telinganya, menampilkan grafis detak jantung dan tekanan darah. Maria masih menggunakan oksigen yang menutup mulutnya.

"Ibu." Hanna tak kuasa membendung air matanya.

"Kau datang sayang... mendekatkan...!" Suara terbata-bata dari Maria masih bisa di dengar Hanna walau ada oksigen masih menempel di mulutnya. "Ayahmu...."

"Kenapa dengan ayah ibu?" Hanna mendekatkan telinganya ke arah Marta, agar bisa mendengar ibunya bicara.

"Aaaa....ayahhhhh ...mu...."

Hanna menggeleng. "Kalau ibu tidak kuat, jangan dipaksa ibu...." Air mata Hanna kembali mengkristal penuh di kelopak matanya. Hanya dalam satu kedipan saja, air mata itu akan terjatuh. Ia semakin tidak kuasa menahan kesedihannya, ia melihat jelas bagaimana ibunya berusaha mengatur napasnya yang begitu berat.

Maria menggeleng, ia tidak sanggup bicara.

"Ibu, jangan tinggalkan Hanna." Tangisan Hanna kembali pecah lagi. Ia memeluk ibunya. Hanna benar-benar tidak siap di tinggal orang yang sangat dicintainya. Bahunya bergetar dibalik pelukannya.

Suasana menjadi haru, Renata ikut menangis di sana.

"Ibu harus kuat dan sehat kembali. Bukankah ibu ingin melihat aku menyelesaikan sekolah dengan baik? Aku mohon bertahanlah." Hanna tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Ia kembali memeluk wanita tak berdaya itu.

Maria menggeleng lemah, ia tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Tangannya tiba-tiba terjatuh dari tubuh Hanna. Hanna panik, ia histeris menangis.

"Jangan ibu. Aku mohon!" Jerit Hanna semakin histeris.

"Panggil dokter, bi" seru Hanna kepada bibinya.

Tapi Renata tidak bergerak. Ia masih terdiam seperti orang bodoh di sana. Hanna langsung menekan nurse call yang ada di ruangan.

"ibu, aku mohon..." Isak Hanna memegang tangan ibunya. Namun Maria semakin tidak berdaya.

Tanpa menunggu lama dokter langsung datang dan melakukan tindakan untuk menangani Maria. Dengan cepat dokter langsung melakukan pacu jantung.

"Hanna..." Renata menangkap tubuh Hanna yang hampir terjatuh. Hanna langsung menumpahkan tangisannya di pelukan Renata.

Dokter dengan cepat mempersiapkan Alat pacu jantung defibrilator, menempelkan lead ke dada Maria, kabel pacu serta sensor yang akan merekam irama jantung Maria sudah terpasang. Dokter memberikan aliran listrik ke jantung Maria. Mereka kembali menempel ke dada dan melakukannya berulang kali sampai tubuh Maria tersentak ke atas. Untuk memberikan impuls listrik yang dikirim ke otot jantung Maria untuk mengembalikan irama jantung agar kembali normal, namun yang mereka lihat detak jantung Maria tidak ada perubahan. Patient monitor sudah menunjukkan grafis lurus.

Tubuh Hanna lemas dan tidak berdaya. Ketika Dokter menyatakan bahwa pasien sudah meninggal. Hanna langsung menjerit histeris dan mendekati tubuh ibunya. Tangisan kesedihan terdengar di dalam ruangan kamar.

"Aaaah...ibu jahat. Ibu meninggalkan aku sendirian." Jerit Hanna meraung dan menggoncang tubuh ibunya yang terdiam tidak bernyawa lagi.

Renata ikut menjatuhkan air matanya, ia memeluk Hanna dari samping. Hanna terisak menahan segala kesedihannya dan tiba-tiba Hanna terjatuh dan tidak sadarkan diri.

.

.

BERSAMBUNG.....

^_^

Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini novel ke sebelas aku 😍

Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.

^_^

Terpopuler

Comments

Prayer✨

Prayer✨

belum lagi ibunya bilang ayah Hanna, mamanya Uda keburu ninggal 🥺

2025-03-04

0

Sofhia Magdalena

Sofhia Magdalena

Uhhhhhh ..... kasihan banget Hanna 😭😭😭😭😭😭😭😭

2025-03-04

1

Cheryl Emery

Cheryl Emery

tetap semangat author cantik
keren

2025-03-05

0

lihat semua
Episodes
1 JALAN HIDUP JOHANNA
2 KEPERGIAN IBU
3 KESEDIHAN HANNA
4 PERUBAHAN BIBI RENATA
5 BERTEMU LELAKI ANGKUH
6 KEKESALAN HANNA
7 KEMBALINYA LEVI
8 SAHABAT LEVI
9 KAU MENGENALKU?
10 MURID BARU
11 PERSIAPAN PENTAS SENI
12 NARA DI TOLAK
13 APAKAH INI CINTA?
14 ACARA PENTAS SENI
15 HANNA SAKIT
16 TERUS MEMIKIRKANMU
17 KAU CANTIK SEKALI HANNA
18 NARA SANGAT KESAL
19 MENGHAPUS KEMARAHANMU
20 MENENANGKAN HATI
21 FOTO WALLPAPER DI PONSEL
22 UJIAN KELULUSAN
23 HANNA TETAP DI HATINYA
24 KONSEP DEKORASI
25 ACARA PERPISAHAN
26 KESEPAKATAN
27 MENUNGGU HANNA
28 SESEORANG YANG BAIK
29 HARI LIBUR HANNA
30 HANNA GUGUP
31 APA YANG TERJADI?
32 INGATAN ITU
33 MEMINTA PENJELASAN
34 MENUNGGU KABAR
35 BERITA KEPINDAHAN
36 SEMANGAT UNTUK HANNA
37 AWAL BARU UNTUK HANNA
38 HANYA TIGA BULAN SAJA
39 JUMPA PERS
40 MENGURUS PERPINDAHANMU
41 KELEMAHAN LEVI
42 INGIN MENYERAH
43 RASA BERSALAH
44 WANITA BODOH
45 SARAPAN UNTUK LEVI
46 KONTRAK HABIS
47 ULANG TAHUN SAMANTHA
48 KEJADIAN TERULANG LAGI
49 MENIKMATI HIDUP
50 MENEMUI HANNA
51 BERTANGGUNG JAWAB
52 CERITA TENTANG CINTA
53 TANGISAN SAMANTHA
54 PELUKAN YANG MENENANGKAN
55 KEMANA LEVI?
56 MENGAMBIL TINDAKAN
57 SUDAH BISA PULANG
58 CINTA YANG BESAR
59 AKHIR PEKAN
60 AKHIR PEKAN PART 2
61 SUASANA ROMANTIS
62 WAKTU TERASA BERHENTI
63 MENGORBANKAN PERASAAN
64 SURAT PERPINDAHAN LAGI?
65 TAKDIR MEMPERMAINKANNYA
66 KEJADIAN LIMA TAHUN YANG LALU
67 SALING MENCINTA
68 TIDAK AKAN PERGI
69 SENYUM MENGGODA
70 SEMUA DILUAR DUGAAN
71 TERLALU SAKIT
72 LEVI TIDAK ADA KABAR
73 KEDIAMAN GEORGE
74 MASA LALU
75 TAK BERUBAH
76 KEBENARAN TERUNGKAP
77 BEBAN TERASA HILANG
Episodes

Updated 77 Episodes

1
JALAN HIDUP JOHANNA
2
KEPERGIAN IBU
3
KESEDIHAN HANNA
4
PERUBAHAN BIBI RENATA
5
BERTEMU LELAKI ANGKUH
6
KEKESALAN HANNA
7
KEMBALINYA LEVI
8
SAHABAT LEVI
9
KAU MENGENALKU?
10
MURID BARU
11
PERSIAPAN PENTAS SENI
12
NARA DI TOLAK
13
APAKAH INI CINTA?
14
ACARA PENTAS SENI
15
HANNA SAKIT
16
TERUS MEMIKIRKANMU
17
KAU CANTIK SEKALI HANNA
18
NARA SANGAT KESAL
19
MENGHAPUS KEMARAHANMU
20
MENENANGKAN HATI
21
FOTO WALLPAPER DI PONSEL
22
UJIAN KELULUSAN
23
HANNA TETAP DI HATINYA
24
KONSEP DEKORASI
25
ACARA PERPISAHAN
26
KESEPAKATAN
27
MENUNGGU HANNA
28
SESEORANG YANG BAIK
29
HARI LIBUR HANNA
30
HANNA GUGUP
31
APA YANG TERJADI?
32
INGATAN ITU
33
MEMINTA PENJELASAN
34
MENUNGGU KABAR
35
BERITA KEPINDAHAN
36
SEMANGAT UNTUK HANNA
37
AWAL BARU UNTUK HANNA
38
HANYA TIGA BULAN SAJA
39
JUMPA PERS
40
MENGURUS PERPINDAHANMU
41
KELEMAHAN LEVI
42
INGIN MENYERAH
43
RASA BERSALAH
44
WANITA BODOH
45
SARAPAN UNTUK LEVI
46
KONTRAK HABIS
47
ULANG TAHUN SAMANTHA
48
KEJADIAN TERULANG LAGI
49
MENIKMATI HIDUP
50
MENEMUI HANNA
51
BERTANGGUNG JAWAB
52
CERITA TENTANG CINTA
53
TANGISAN SAMANTHA
54
PELUKAN YANG MENENANGKAN
55
KEMANA LEVI?
56
MENGAMBIL TINDAKAN
57
SUDAH BISA PULANG
58
CINTA YANG BESAR
59
AKHIR PEKAN
60
AKHIR PEKAN PART 2
61
SUASANA ROMANTIS
62
WAKTU TERASA BERHENTI
63
MENGORBANKAN PERASAAN
64
SURAT PERPINDAHAN LAGI?
65
TAKDIR MEMPERMAINKANNYA
66
KEJADIAN LIMA TAHUN YANG LALU
67
SALING MENCINTA
68
TIDAK AKAN PERGI
69
SENYUM MENGGODA
70
SEMUA DILUAR DUGAAN
71
TERLALU SAKIT
72
LEVI TIDAK ADA KABAR
73
KEDIAMAN GEORGE
74
MASA LALU
75
TAK BERUBAH
76
KEBENARAN TERUNGKAP
77
BEBAN TERASA HILANG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!