bab.5

"Erin, ibu kembali.." kata ibu Erin sambil membuka pintu kamarnya

"Ibu lama sekali."

"Ya, maaf Erin. tadi ibu belanja dulu di pasar."

"Kalau begitu, ya sudah tidak apa-apa"

"Mana Raka? Disini kau sendirian?"

"Raka sedang bermain dengan Renaldi. Ditaman belakang"

"Jadi, kau sudah bertemu dengan Renaldi ya?"

"Memangnya kenapa?"

"Tidak kok, hanya saja ia seperti calon ayah yang baik untukmu Erin dan juga ia sama seperti Rangga."

"Eh? M... maksud Ibu apa?"

"Kau tahu, selama kau koma. Renaldi selalu meminta maaf pada ibu sampai-sampai ia mencium kaki ibu dan bersujud karena penyesalannya. Padahal ibu sudah memaafkannya tapi dia masih saja menangis"

"Ya, tadi juga ia bersikap seperti itu."

"Apa kalian sudah kenal dekat? Ibu hanya bertanya"

"Ah....s...soal itu tidak juga sih"

"Ibu senang kau sudah mengenalnya dengan baik. Dia seperti seorang ayah yang baik meskipun ia belum membentuk keluarga disana."

"Iya, aku juga sering melihatnya bermain dengan anak kecil ditaman bermain"

"Benarkah?"

"Tidak juga sih, kalau kebetulan aku lewat di taman bermain itu"

"Ibu akan senang, jika Renaldi itu adalah calon suami barumu"

"Ah....!?" Erin hanya bisa diam saja dan terkejut mendengarnya, bingung tidak tahu harus menjawab apa.

Malam harinya.....

Erin tidak bisa tidur karena memikirkan apa yang ibunya katakan sambil melihat keluar jendela. Raka dan ibu sudah tertidur lelap di kursi yang ada di samping pintu masuk kamarnya

"Apa yang akan aku lakukan ya? Apa pemikiran ibu sama seperti pemikiran Rangga saat ini? tapi Rangga bilang, tidak apa-apa jika aku mencari suami yang baru"

Saat Erin duduk di kamarnya dan masih menatap keluar jendela, tiba-tiba saja Rangga juga ikut duduk disampingnya

"Apa yang saat ini kau pikirkan, Erin?"

" eh? Sejak kapan kau ada disini, Rangga?" tanya Erin yang terkejut melihatnya

"Sejak tadi. Kau sepertinya sedang bingung ya untuk memilih seseorang yang akan menggantikan posisiku saat ini?"

"Entahlah, aku juga bingung tentang itu. Menurutmu bagaimana?"

"Menurutku laki-laki yang datang kemari tadi siang lumayan juga. jika kamu sudah mengenalnya pasti kau akan menyukainya juga"

"Maksudmu Renaldi?"

"Ya, sepertinya dia sudah mapan. Kamu sering melihatnya kan? dia begitu dekat dengan anak kecil. Bahkan Raka sangat senang pada laki-laki itu." kata Rangga dengan kepala yang agak menunduk dan terlihat tidak senang

"Wajahmu terlihat sedih, Apa kau tidak menyetujuinya?"

"Jika itu, hal yang terbaik untuk istriku, maka aku akan merelakannya. Lebih baik melihat istri ada anakku bahagia dengan orang lain daripada sedih karena kehilangan seseorang. saat ini, aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk kalian. jadi aku minta maaf."

"kenapa kau malah meminta maaf?"

"tidak apa-apa. jadi, intinya adalah... cobalah untuk mendekati laki-laki itu, jika kau takut ia sudah menikah, tenang saja dia belum memiliki seorang istri"

"Tapi, bagaimana jika ia tidak suka?"

Erin menoleh ke arah Rangga dan sudah tak melihat Rangga yang duduk disampingnya.

"Rangga sudah tidak ada disini. aku selalu penasaran, selama ini Rangga sudah kemana saja ya?" kata Erin sambil menutup jendela kamarnya

Keesokan harinya.....

Renaldi kembali menjenguk Erin dirumah sakit dengan membawa kue bolu coklat kesukaan raka

"Wah....ibu kak Aldi kembali.." Raka berlari ke arah Renaldi dan langsung memeluknya.

"Kakak selamat datang ...." kata Raka dengan senyum polosnya itu

"Ah, iya terimakasih Raka hari ini kau terlihat senang. oh, iya ini kue coklat untukmu" sambil memberikan bingkisan yang berisi kue itu

"Wah ....kenapa kakak bisa tahu kalau aku menyukai kue coklat!? aku senang sekali" kata Raka sambil melompat-lompat kegirangan

"Tidak kok, kakak hanya menebak saja. Oh iya, bagaimana keadaan mu Erin? Apa masih ada yang sakit?"

"Tidak, aku sudah merasa baikan. Terima Kasih sudah bertanya"

Renaldi duduk di kursi samping kasurnya dan memegang dahi Erin sambil melihat langsung wajahnya

"Eh? Ada apa?" tanya Erin yang begitu heran melihatnya

"Sepertinya demamnya sudah turun. Kemarin dokter bilang kau sempat demam lho"

"Benarkah? Tapi aku tak merasakan apa-apa kemarin."

"Mungkin karena Erin orang yang kuat jadi, demam biasa tidak terasa."

"begitu ya. Oh iya, apa kau tidak masalah jika terus menjengukku disini?"

"Tidak kok tidak apa-apa. lagipula orang tuaku tidak marah tentang ini"

"Lalu bagaimana dengan pekerjaanmu sekarang??" Tiba-tiba saja Erin menjadi gugup setelah Renaldi tersenyum padanya

"Aku memiliki sebuah kafe kecil yang ada di pinggir jalan, jadi yang mengurus kafe ku hari ini adalah ayahku. Dia juga tidak keberatan jika menjaga kafe terus karena ia orang yang tidak tahan diam. dan juga dia selalu bersemangat ketika aku bilang kalau ingin menjenguk seorang perempuan"

"begitu ya, Ternyata berbanding terbalik denganku"

"Heh? Memangnya kenapa?"

"Yah, bisa dilihat aku malah tidak bisa mencari pekerjaan padahal aku sudah janji akan menafkahi ibu dan Raka. Yah, karena hanya lulusan SMA saja aku diberi gaji juga cukup kecil dan tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari." Kata Erin sambil sedikit tertawa

"Kalau begitu, lain kali apa kau mau membantuku untuk menjaga kafe dari pagi sampai sore? Tenang saja nanti akan aku bayar dengan bayaran lebih"

"Eh? Memangnya tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa kok. Ibuku dan ayahku pasti akan senang jika aku memiliki kenalan perempuan dan mengajaknya untuk bekerja bersama."

"Wah ..... Terima Kasih!!"

Erin sangat senang hingga memeluk Renaldi dengan erat dan tak ingin melepasnya.

Terpopuler

Comments

Kanza Teodora

Kanza Teodora

aku mampir dan maraton

2022-08-25

0

ᶬ⃝𝔣🌺siti khotijah

ᶬ⃝𝔣🌺siti khotijah

tertarik dengan ceritanya .....ditunggu up nya yg banyak .....semangat yaaa

2019-12-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!