bab.3

Keesokan harinya, Erin kembali ke kota untuk mencari pekerjaan yang cocok dengannya. lalu, saat ingin menyebrang di jalan yang ramai, Erin kembali bertemu dengan laki-laki yang ia temui di taman bermain kemarin.

Agak bingung ingin bicara apa, Erin tidak bisa bicara duluan memulai pembicaraan. Tanpa disadari lampu sudah berwarna hijau waktunya bagi para pejalan kaki untuk menyeberang. Disaat Erin ingin menanyakan siapa nama laki-laki yang ia temui kemarin, ia sudah tidak ada dihadapannya. Yang terlihat hanyalah orang-orang yang lalu-lalang berjalan kesana kemari.

"Sudah hilang? Padahal aku ingin sekali menanyakan siapa namanya. Mungkin itu berarti lain kali saja ya"

Erin pun kembali mencari pekerjaan di kota besar itu, dan pada akhirnya juga ia kembali pulang kerumah tanpa hasil lagi. karena pihak perusahaan hanya memberi gaji pada Erin sebesar 2 jutaan saja

"Ah.... Tidak ada pekerjaan yang sesuai dengan ku. Haahh" kata Erin yang mengeluh akan hal itu

Erin pun kembali berjalan melewati taman bermain yang ia lewati kemarin. ia kembali mendengar suara alunan musik gitar yang sama. Tanpa ragu, Erin berjalan mengikuti alunan musik yang ia dengar itu dan setelah ia lihat, ternyata masih dengan suasana yang sama

"Sudah kuduga, Ia memang laki-laki yang kemarin. dia kembali"

Erin kembali melihat dan mendengar suara gitar yang dimainkan laki-laki itu "Apa tidak apa-apa, jika aku hanya melihatnya dari sini saja? Lalu bagaimana jika dia sudah punya istri dan istrinya kemari!!!?"

"Jangan khawatir, laki-laki itu belum memiliki seorang istri" terdengar suara seorang laki-laki yang ada di samping Erin. Disaat Erin menoleh ke kanan, ia sama sekali tak melihat apapun di sana.

"Rasanya tadi ada yang mengajakku bicara dan suaranya juga terdengar familiar. tapi siapa ya?" batin Erin

Dan ketika Erin melihat kearah kursi taman yang ada di sampingnya, ia melihat suaminya, Rangga yang dulu telah meninggal kini sedang duduk di kursi itu dan sudah berada disisinya saat itu juga

"Erin, apa kabar? Bagaimana keadaanmu dan anak kita sekarang?"

"R...Rangga? Kenapa? apa kamu kembali hidup?"

"tentu saja aku sudah tidak ada, di sini. kenapa kamu berpikir seperti itu?"

Erin yang terkejut melihat suaminya Rangga yang telah meninggal itu, sedang berbicara seperti biasa dengannya. Perlahan Erin menangis tak percaya Rangga telah kembali padanya.

"Lho? Kenapa menangis? Sekarang aku ada disini kan? jadi tidak perlu menangis"

****

"Apa saat ini, kamu benar-benar hidup kembali? Atau ini hanya imajinasi ku saja melihatmu bicara dengan ku seperti biasa?" Tanya Erin yang mulai heran dengan hal itu

"Saat ini, aku benar-benar sudah tidak ada jadi, bisa dibilang aku sudah tak memiliki jasad dan yang bisa melihatku hanyalah kau istriku"

"Lalu, untuk apa kamu datang menemuiku? Kenapa baru hari ini? Tidak di hari-hari sebelumnya?"

"Aku kemari hanya untuk memberi restu."

"Apa? Restu?"

"Kamu, ingin mencari pasangan yang lain lagi kan? Itulah sebabnya aku menemui mu hari ini."

"Aku, masih ragu untuk memilih lagi, Aku tidak yakin dengan orang lain disini. Aku bahkan berbohong pada Raka kalau kamu masih hidup dan sedang bekerja di luar negeri."

"Oh, jadi begitu ya. Aku mengerti kamu tidak ingin membuat Raka sedih, kan? Maka dari itu aku tak akan marah"

"Apa yang harus aku lakukan, Rangga!!? Jika aku baru berkata jujur hari ini, Raka akan membenci ku. Aku harus apa!?"

Setelah mengatakan itu, Erin terus menangis dan terus mengusapnya. Rangga suaminya ingin sekali menyentuh wajah Erin, istrinya tapi tidak bisa karena saat ini ia hanyalah hantu yang tidak bisa menyentuh manusia.

"Jangan menangis Erin."

"Apa?"

"Carilah pasangan yang lain dan jadikan ia suamimu, sebagai hadiah untuk anakmu dan aku. Aku yakin Raka tidak akan marah padamu"

"Entahlah, aku tidak bisa."

"Kenapa?"

"Aku tidak tahu, siapa yang cocok untuk menggantikan posisi mu saat ini"

"Bagaimana kalau laki-laki yang kamu temui tadi?"

"M... maksudmu dia?"

Ketika Erin menoleh kearah Rangga, ia sudah tidak ada disana dan tidak lagi duduk disampingnya.

"Jadi, itu benar ya, Rangga sudah tidak ada lagi"

Sekelompok anak kecil, berlarian di depannya dan salah satu dari mereka membawakan Erin dua buah tangkai bunga

"Kakak, terimalah bunga dariku. Ini bunga yang cantik"

"Ah, terimakasih. Ini memang bunga yang cantik sekali, ya" sambil menerima bunga itu.

"Oh iya, jika kakak mau, bunga yang satu lagi, bisa kakak berikan pada laki-laki yang ada di samping kakak "

"Eh? Di samping?"

"Yah, kalau begitu aku pergi dulu ya kakak"

"I..iya"

Erin pun menoleh kesamping dan melihat Rangga yang masih duduk di bangku sampingnya sambil tersenyum melihat anak kecil tadi

"Rangga? Kau masih disini?"

"Memangnya kenapa?"

"Kau bilang hanya aku yang bisa melihat mu saat ini, tapi kenapa anak itu tadi bisa melihatmu?"

"Mungkin itu karena, jiwa mereka masih suci. tanpa ada dosa didalamnya. Itulah yang membuat mereka bisa melihatku"

"Jadi, begitu ya"

"Ya "

"Aku pulang dulu." Merapikan barangnya dan beranjak dari tempat duduknya

"Eh? Kenapa mau pulang?"

"Sudah jam 5 sore. Ibu pasti khawatir"

"Oh, jadi begitu ya, Hati-hati dijalan. dan satu lagi ingat ya, jika kau merasa sendiri aku selalu ada disampingmu saat itu juga"

"Eh? Maksudnya apa!?" Ketika Erin kembali menoleh ke arah Rangga, ia sudah tidak ada disana

Terpopuler

Comments

Tri Susanti

Tri Susanti

masih nyimak

2021-02-04

0

Ani Widodo

Ani Widodo

Hihiii...hantu

2020-12-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!