5 tahun kemudian .....
Seorang perempuan, tumbuh menjadi seseorang yang lembut dan penuh perasaan pada semuanya termasuk satu anaknya itu pergi keluar rumah mencari hal baru, "Ibu aku berangkat dulu"
"Iya Erin, Cari kerja yang menurutmu bagus ya! Kerja yang benar!"
"Iya ibu dan juga aku menitipkan Raka pada ibu ya, Aku berangkat dulu!!"
"Hati-hati dijalan, Erin!!"
Namaku adalah Erin, Nadia Erin. Saat ini aku sudah ditinggalkan oleh suamiku yang aku nikahi 7 tahun lalu akibat kecelakaan dan kejadian itu bersamaan dengan lahirnya anakku yang saat ini masih berumur 6 tahun. Anak itu aku beri nama Raka, sesuai dengan yang suamiku katakan saat itu. Aku berencana untuk bekerja disebuah perusahaan di kota. Meskipun hanya lulusan SMA, aku harap aku bisa menafkahi anakku dan ibuku. Seluruh uang yang diberikan oleh perusahaan suaminya sudah diberikan pada sebuah panti asuhan anak yatim karena menurutnya percuma saja memiliki uang yang banyak jika tidak melakukan apapun yang membanggakan.
Direktur perusahaan bertanya pada Erin ketika melihat riwayat hidupnya, "Jadi, Nadia Erin ya namanya"
"I..iya pak direktur"
"Kamu hanya lulusan SMA saya tidak yakin akan memberimu gaji yang besar jika hanya lulusan SMA."
"Memang gaji saya berapa nantinya?"
"Ya, sekitar 2 jutaan sebulan"
"2 juta? Rasanya kecil sekali!?" batin Erin yang tidak berekpresi
"Jadi, apa kamu ingin menerima pekerjaan ini, meskipun gajinya kecil?"
"Ah...s....soal itu, mungkin aku akan kembali lagi besok!!!" Kata Erin yang gugup dan tiba-tiba berlari keluar dari ruangan itu
Di Taman. Rasanya ingin sekali aku menjadi sebuah awan yang ringan seperti tidak ada beban di dalamnya dan berkeliaran kemanapun sesuai arah angin. Kamu, pasti mengerti bagaimana cerita seseorang yang rela banting tulang dan berharap menjadi awan putih.
"Hah, menyebalkan sekali. Benarkah aku hanya digaji sebesar 2 juta saja. Tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan ku dirumah." Erin sambil bersandar di kursi taman dan memandangi langit diatasnya. Silau matahari menusuk matanya tidak bisa dilihat dengan jelas.
Erin bergumam sesaat, "Apa aku harus mencari, pasangan lagi ya? dan menuruti apa kata ibu. Tapi aku masih ingin suamiku yang dulu"
Terdengar suara orang yang memainkan gitar dan sedang bernyanyi bersama anak-anak di taman bermain. hal itu membuat Erin penasaran dengan suara itu
"Alunan gitarnya sangat bagus. lalu seperti ada nyanyian anak-anak yang mengiringinya. Suaranya dari taman bermain"
Erin pun berjalan ke arah taman bermain itu dan melihat seorang laki-laki dewasa yang seumuran dengannya sedang bermain gitar bersama anak-anak yang ada di taman bermain.
"Suara gitarnya terdengar bagus, dan suara dari anak-anak itu membuat suara itu terdengar sempurna. Siapa nama laki-laki itu ya, aku penasaran" kata Erin sambil melihat laki-laki itu
Laki-laki itu tiba-tiba berhenti memainkan gitarnya dan melihat Erin yang berdiri di depannya. tiba-tiba saja Laki-laki itu menangis begitu melihat Erin yang berdiri di depannya dan begitu pula anak-anak itu yang heran melihat laki-laki itu menangis.
"Kakak? Kenapa menangis?"
"Apa ada sesuatu yang membuat kakak sedih?" Tanya semua anak kecil yang masih terlihat polos
"Tidak apa-apa kok. Kakak hanya terharu mendengar nyanyian kalian yang merdu itu. Terimakasih ya, mau menemani kakak bermain gitar"
Laki-laki itu mengusap air matanya dan kembali tersenyum pada anak-anak itu, lembut sekali hingga membuat anak-anak itu senang.
"Melihatnya bermain dengan anak-anak itu, memperlihatkan kelembutannya. kebetulan sekali Aku sedang mencari ayah untuk anakku. aku harap dia bisa menjadi ayah dari anakku saat ini"
Malam harinya, Erin tidur bersama anak satu-satunya dan harta terakhir yang ia punya saat ini sambil mengusap-usap kepala anaknya "Ibu, seperti apa wajah ayah sekarang? lalu kenapa aku tidak pernah melihatnya?" kata Raka
"Kenapa, Raka penasaran?" Sambil memegang kepala anaknya yang masih kecil itu
"Raka ingin sekali melihat wajah ayah. Soalnya Raka belum melihat wajahnya sama sekali. Raka juga ingin melihat sifat ayah termasuk sifat busuknya pada ibu."
"Ayah orang yang memiliki sifat lembut dan baik. Wajahnya tampan seperti wajah Raka. Senyumnya juga manis seperti senyuman Raka." Kata Erin sambil tersenyum
"Lalu, kapan aku bisa bertemu dengan ayah? Raka tidak sabar!"
"Saat ini ayah masih belum pulang. Ayah sangat sibuk, jadi sabar sedikit lagi ya"
"Aku hanya sabar sedikit lagi kan? Itu berarti aku akan bertemu dengan ayah dan melihat wajahnya?" Tanya Raka dengan wajah polosnya itu sambil tersenyum
"Ah, iya Raka. Sebentar lagi ya."
"Wah!! Aku senang sekali.... Aku akan bertemu dengan sosok orang yang akan aku sebut ayah dan memperlihatkan pada teman-teman. Raka senang sekali"
"Nah, ibu keluar ya, jangan sampai mimpimu buruk ya"
"Iya ibu"
Erin keluar dari kamar Raka dan melihat ibunya yang sepertinya sejak tadi sudah mendengar pembicaraan mereka "Ibu? Kenapa ada disini?"
"Ibu sudah mendengar semua pembicaraan kalian. Erin! Kau tega sekali berbohong pada anakmu sendiri. Kenapa kamu tidak mengatakan apa yang sebenarnya terjadi saja, pada suamimu yang dulu, kalau ia telah meninggal saat Raka lahir?" tanya ibu
"Maaf ibu, aku rasa aku belum bisa berkata jujur pada anakku sendiri. Jika aku jujur padanya, pasti ia akan menangis. Aku sangat tidak ingin ia menangis, sangat tidak ingin menyia-nyiakan air matanya hanya untuk ayahnya." Setelah mengatakan hal itu Erin menangis dan bersujud di kaki ibunya
"Apa yang kau lakukan Erin?"
"Maaf, a...aku belum bisa jujur pada Raka anakku sendiri dan juga cucu ibu. Aku tidak ingin melihat Raka menangis tidak ingin ia dibuat kecewa oleh kebohonganku itu. Aku putus asa, aku bahkan tidak bisa menjadi tulang punggung kalian. Maaf .....maaf ..... Aku memang tidak bisa diandalkan. aku juga tidak layak menjadi ibu dari Raka."
"Erin, ibu mohon jangan seperti itu. Erin! Bangunlah!!" kata ibu sambil mencoba membangunkan Erin
Ibu memegang kedua bahu Erin dan menangis dihadapan Erin saat itu "Tak perlu seperti itu Erin. Ibu paham dengan apa yang kamu rasakan. Ibu sudah bilang kan? kamu boleh mencari orang untuk menggantikan posisi suamimu yang sudah meninggal itu. Jika kamu tidak ingin melihat Raka menangis. Carilah laki-laki yang menurutmu baik dan bisa diandalkan, Ibu sudah ikhlas"
"Ibu..."
"Nah, sekarang jangan menangis lagi ya, Erin anakku"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Widi Widurai
uang dikasih alasan tdk melakukan yg berarti?? lah buat masa depan anak kan bisa. anehh..
2024-11-06
0