Cinta Kembarku
Pembantu baru
Hai, kakak reader penggemar DUREN MANIS jumpa lagi kali ini di CINTA KEMBARKU. Waktu cepat banget berlalu ya. Si kembar udah dewasa aja nich. Masih kangen waktu mereka unyu-unyu dulu. Semoga kakak reader
sekalian makin betah mampir ke sequel DUREN MANIS kali ini.
*****
Rava dan Reva, putra kembar Alex dan Mia kini sudah tumbuh dewasa. Mereka sedang kuliah di salah satu universitas favorit di kota itu. Keduanya sudah semester 5 dan sebentar lagi magang kerja.
Alex dan keluarganya sudah pindah ke rumah baru mereka yang dekat dengan kantor Alex. Ia selalu menyempatkan diri pulang untuk makan siang bersama Mia dan anak-anaknya.
...Flash back on...
Alex yang merasa rumah lama mereka tidak cukup besar untuk seluruh keluarganya, diam-diam membangun sebuah rumah yang sangat besar untuk Mia.
Rumah impian Alex dengan 12 kamar tidur, kolam renang dan halaman yang luas untuk barberque. Alex menjual beberapa aset tanahnya untuk bisa mewujudkan rumah impian itu karena tidak mungkin dirinya memakai uang simpanannya. Mia tahu semua jumlah uang simpanan dan deposito mereka.
Ketika rumah itu akhirnya selesai, Alex memberinya kejutan dengan mengadakan pesta ulang tahun pernikahan mereka di rumah baru yang dikira Mia sebagai rumah baru milik Riri. Alex dan Mia datang kesana
sebagai tamu undangan open house rumah baru Riri.
Saat MC memanggil Mia ke depan untuk memberikan sesuatu, Mia maju ke depan dengan wajah bingung. Ia tersenyum pada semua orang yang hadir disana. “Ri, ada apa? Kenapa mama dipanggil ke depan?”
Riri menggeleng, “Tanya papa aja, mah.”
Ditengah kebingungan Mia, Alex tiba-tiba muncul sambil membawa sebuah kotak kecil di tangannya. Alex berlutut di depan Mia, menggenggam tangan wanita itu. “Mas ngapain?”tanya Mia bingung.
“Mia sayang, makasih sudah mau menemani Om tua ini selama 20 tahun kehidupan pernikahan kita. Memberiku dan anak-anak kita kebahagiaan yang melimpah. Apapun yang kumiliki tidak akan berarti kalau
hidupku tanpa kehadiranmu. Mia, terimalah kado pernikahan ini.”
“Kado pernikahan? Mas inget?”kata Mia dengan mata berkaca-kaca.
Sejak pagi suaminya itu mengabaikannya dengan pura-pura sibuk mau meeting sampai malam. Padahal hari itu adalah hari ulang tahun pernikahan mereka. Mia tidak pernah meminta terlalu banyak, ia akan sangat senang kalau mereka berdua bisa keluar makan makan sambil mengobrol saja.
Alex memberikan kotak dari beludru hitam itu pada Mia, ia menghapus air mata bahagia yang sempat menetes membasahi pipi Mia dengan ibu jarinya. “Mas, ini apa?”tanya Mia.
“Buka, sayang.”kata Alex. Kening Mia mengkerut melihat benda seperti cincin tapi bentuknya agak aneh. Mia mengeluarkan benda itu. “Kunci? Ini kunci apa, mas?”
Tak! Tak! Confeti bertebaran dimana-mana. “Surprise!!!”teriak seluruh keluarga Alex dan Mia bersamaan. Kain tipis yang tadinya menutupi dinding di belakang mereka terlepas dan menampilkan foto seluruh keluarga mereka yang terpasang disana.
Foto Mia berada di tengah dengan Riri dan Rio duduk mengapitnya. Rara duduk di samping Riri dan Alex duduk disamping Rio. Gadis tampak berdiri di belakang Rio. Elo berdiri di belakang Riri dan Arnold di belakang
Rara. Si kembar Rava dan Reva masing-masing tampak berdiri di belakang Mia dan Alex. Sedangkan cucu Mia dan Alex tampak berfoto dengan orang tua mereka masing-masing.
“Mas, ini...”kata Mia ragu.
“Rumah ini milik kita, sayang. Kamu ratuku, ibu dari anak-anakku, nyonya di rumah ini. Mulai sekarang kita tinggal disini.”kata Alex mendekatkan wajahnya pada Mia.
“Oh, mas. Uang darimana mas? Mas beli atau bangun?”tanya Mia.
“Aku jual beberapa tanah yang kubeli sebelum kita ketemu, sayang. Uangnya cukup untuk bangun rumah ini. Aku gak berani ambil uang simpanan kita, nanti kamu curiga. Trus kejutannya bubar dech.”jelas Alex.
Mia merangkul leher Alex, mereka mendekat dan berciuman di depan semua orang. Tepuk tangan riuh mulai memenuhi ruangan pesta itu. Mia dan Alex berpelukan setelah ciuman mereka.
Satu persatu Rara, Arnold, Riri, Elo, Rio, Gadis maju ke depan untuk memberi ucapan selamat pada Mia dan Alex.
...Flash back off...
Siang itu, sepulang si kembar dari kuliah, Reva meletakkan tasnya di atas karpet ruang keluarga. Ia menjatuhkan dirinya di tumpukan bantal. Rava yang menyusul masuk, menendang kaki Reva.
“Woi, jangan tidur disini. Ganti baju dulu di kamar, sana. Ntar papa dateng, kelar lo.”kata Rava.
“Iya, ntar. Gue ngantuk. *****.”kata Reva balas menendang kaki Rava.
“Begadang dah trus, habisin tuch game.”
“Berisik! Udah sana.”usir Reva yang hampir molor.
Semilir angin dari kipas angin dan rimbunnya pepohonan di samping jendela ruang keluarga membuat suasana mendukung untuk tidur. Semakin menenggelamkan Reva ke dalam alam mimpi. Laki-laki tampan itu
mengambil posisi yang paling nyaman membawanya semakin terlelap.
Nguungg! Nguuuggg! Suara mesin penyedot debu mengganggu Reva yang hampir mimpi. “Argghh!! Sapa sich?!”seru Reva ngamuk.
Matanya mengerjap melihat sesosok gadis mungil sedang menggunakan mesin penyedot debu di dekat Reva tidur. Ditelinganya ada headset yang tersambung ke ponselnya. Ia menggerakkan kepalanya bersamaan
dengan irama musik yang didengarnya.
“Woi!! Berisik!”teriak Reva pada gadis itu.
Gadis itu masih asyik mengerjakan pekerjaannya, ia tidak mendengar teriakan Reva. Reva yang kesal, menekan tombol di mesin penyedot debu hingga mesin itu mati. Gadis itu kebingungan sendiri kenapa
mesinnya tiba-tiba mati. Ia berbalik dan menabrak Reva yang berdiri di belakangnya.
“Aduch!”pekik gadis itu memegangi hidungnya yang menabrak dada bidang Reva. “Punya mata gak sich! Eh... kamu!!”teriak gadis itu. Gadis itu menarik headset di telinganya.
Serr! Darah Reva berdesir melihat wajah cantik gadis mungil di hadapannya. ”Gila! Dia cantik banget. Eh, kok kayaknya pernah liat dimana ya?” Reva menatap tak berkedip pada gadis yang sedang melotot padanya.
“Siapa kamu?”tanya Reva. “Siapa namamu?”
“Ish, udah buat salah, gak minta maaf lagi. Sekarang malah minta kenalan.” gerutu gadis itu.
“Maaf? Buat apa? Bukannya kita baru ketemu sekarang?” Jiwa playboy Reva langsung menggeliat melihat tingkah gadis di depannya.
“Kamu lupa? Bisa gitu kamu lupa gitu aja? Dasar kurang ajar!” maki gadis itu.
Kening Reva mengkerut, ”Lupa apa? Emangnya aku ada salah sama dia?” “Emang kita pernah ketemu sebelumnya?”tanya Reva masih penasaran.
Gadis itu malah memasang headsetnya lagi dan menghidupkan penyedot debu lagi. Reva menarik lengan gadis itu, ia menarik lepas headset dari telinga gadis itu.
“Aku masih ngomong sama kamu. Siapa namamu? Kita pernah ketemu dimana?” kejar Reva.
Gadis itu menarik lengannya, ia menendang tulang kering Reva dengan sadis. “Addoww!! Sialan! Sini kamu!” teriak Reva mengejar gadis itu. Mereka berkejar-kejaran di sekitar ruang keluarga itu.
“Eh, ada apa ini? Flora, Reva, kenapa kalian main kejar-kejaran?” tanya Mia yang baru keluar dari dapur.
“Mah, siapa sich dia? Dia berani nendang kakiku.” adu Reva dengan wajah kesal.
“Reva, kenalin ini Flora. Dia ponakannya mb Roh. Mulai sekarang dia tinggal dan kerja disini.” jelas Mia.
“Maksud mama, dia pembantu baru kita?”tanya Reva menaikkan satu alisnya.
*****
Makasih udah mampir, jangan lupa tinggalkan jejakmu rate bintang 5, like, komen, dan yang paling penting vote, vote, vote. Ty.
Visual si kembar Rava dan Reva
Visual Flora
Visual Papa Alex
Visual Mama Mia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Witri Yanti
nyimak thor.
2021-11-21
0
Erni Fitriana
lopeee pyllll visualnyah author😘
2021-04-12
0
Mariyani
nazar
2021-02-26
0