Tuan Reva
“Maksud mama, dia pembantu baru kita?”tanya Reva
menaikkan satu alisnya.
Reva menatap tajam gadis manis yang masih betah
menatapnya dengan judes. *”Cantik tapi judes banget. Aku suka...”* batin Reva.
“Iya, Reva. Kamu harus baik-baik sama dia ya. Tugas
Flora bersih-bersih aja. Kamu tetep harus bawa pakaian kotormu ke bawah
sendiri. Ngerti?”kata Mia yang selalu cerewet menyuruh kedua putranya mandiri.
Reva cuma mengangguk gak mau debat sama mamanya
karena dia pasti kalah, Reva beranjak kembali duduk di tempat semula. Kantuknya
sudah sepenuhnya hilang sekarang. Ia tersenyum licik melihat sosok mungil Flora
yang kembali melakukan kegiatannya tadi. Mia kembali ke dapur karena belum
selesai masak.
“Heh, kamu. Kamu masih sekolah?”tanya Reva. Flora
melirik Reva dengan bibir manyun. Ia tidak menjawab pertanyaan Reva.
“Hei!”panggil Reva lagi. Tapi Flora masih mengacuhkannya. “Cih, budeg
ternyata.”desis Reva.
“Iya, aku masih sekolah.”balas Flora akhirnya. Ia
berharap Reva tidak mengganggunya lagi. Ia sudah cukup kesal dengan pria itu
sejak tadi pagi.
....Flash back on...
Flora sudah bersiap berangkat ke sekolah yang
letaknya tidak jauh dari rumah besar Alex. Ia bisa berjalan kaki kesana
meskipun Mia menawarkan kalau Flora bisa membawa motor atau sepeda. Saat ia
sedang jalan santai, tiba-tiba sebuah motor melintas di sampingnya. Motor itu
menyipratkan lumpur ke rok abu-abu Flora.
“Woii!!!”teriak Flora kesal. Ia menunduk menatap
roknya yang kotor. Lewat celah rambutnya, ia melihat motor itu berhenti dan
pemiliknya menoleh menatapnya.
“Sory, gue buru-buru. Bye.”kata Reva saat itu tanpa
ada niat bertanggung jawab. Ia memacu motornya lagi dengan kecepatan tinggi.
“Dasar &^E@##@@!$#$%^%&!!!”umpat Flora
dengan bahasa yang bikin telinga panas tapi tidak didengar Reva. Ia harus
kembali lagi ke rumah Alex untuk mengganti rok-nya. Akibatnya ia terlambat
masuk sekolah pagi itu dan kena hukuman berdiri di depan kelasnya.
....Flash back on...
“Kelas berapa?”tanya Reva lagi masih penasaran.
Flora sudah memasang head set kembali ke
telinganya. Ia tidak ingin bicara dengan Reva lagi atau dirinya tidak akan
tahan untuk memaki anak majikannya itu. Reva yang dicuekin Flora, jadi tidak
sabaran. Ia menendang kaki Flora yang berdiri di dekatnya.
“Hei, aku ngomong sama kamu.”kata Reva.
“Apa sich?! Jangan ganggu aku!”bentak Flora sambil
melepas head set-nya.
“Kamu kelas berapa?”tanya Reva.
Flora menarik nafas panjang, “Kelas 3.”sautnya
sambil menyeret mesin penyedot debu menjauh. Ia sudah selesai dengan tugasnya
di lantai bawah. Tinggal ke lantai atas sekarang. Reva yang melihat Flora
menaiki tangga sambil membawa mesin penyedot debu, menyusulnya keatas.
Dilihatnya Flora masuk ke kamar Reva.
Nguungg! Nguuuggg! Terdengar lagi suara mesin
penyedot debu ketika Flora menghidupkan mesin itu lagi. Ia membersihkan kamar
Reva dengan teliti. Reva ikut masuk ke kamarnya lalu duduk di sofa. Flora hanya
melirik sekilas sebelum ia mematikan mesin itu, “Bisa gak kamu keluar dulu? Aku
mau bersihin kamar ini.”
“Kamu, kamu. Panggil aku tuan Reva.”kata Reva
sambil menatap tajam Flora.
Flora mencebikkan bibirnya, ia tidak menanggapi
Reva. Diambilnya kain bersih dari ember yang ia bawa juga. Flora membungkuk
membersihkan dibawah meja tempat TV dan game Reva berada. Glug! Reva menelan
salivanya melihat pantat bahenol Flora menungging dibawah sana.
“Heh! Ngapain kamu dibawa sana! Awas kalo kabelnya
sampe putus.”ketus Reva menyembunyikan hasratnya yang mulai bangkit.
“Uhuk! Uhuk!”Flora terbatuk-batuk ketika debu
mengenai wajahnya. “Debunya dibawah sini banyak sekali. Masa kamu gak liat? Ini
apa lagi?”tanya Flora sambil menepuk-nepuk buku di tangannya. “Hii...!”pekik
Flora ketika melihat gambar pada sampul buku itu. Ia melemparkan buku itu pada
Reva dengan kuat. Reva melihat buku apa yang dilemparkan Flora tadi, wajahnya
memerah seketika.
“Cih, kelakuanmu tuch. Dasar cabul.”desis Flora
sebelum keluar dari kamar Reva dengan terburu-buru.
Reva menekuk buku yang berisi gambar dewasa di
dalamnya. Ia memang punya beberapa koleksi buku seperti itu tapi Reva jarang
melihatnya. Kebanyakan teman-temannya yang memberikannya untuk menggoda Reva
yang masih perjaka. Status aja playboy cap buaya darat tapi Reva tidak pernah
menyentuh perempuan yang dipacarinya melebihi ciuman dan pelukan.
Sekarang Flora sudah terlanjur men-cap buruk
dirinya karena kepergok punya buku dewasa seperti itu. Reva membuka lemarinya
yang selalu ia kunci. Di taruhnya buku itu di tumpukan buku paling bawah
sebelum ia menutup lemarinya lagi.
Reva keluar dari kamarnya, sudah waktunya makan
siang. Ia bertatapan dengan Flora yang baru keluar dari kamar Rava. Kembarannya
itu tampak duduk di atas tempat tidurnya dengan buku ditangannya.
“Va, turun udah waktunya makan. Ntar keburu
dipanggil papa.”panggil Reva.
“Hmm. Ya.”saut Rava meletakkan bukunya.
Kedua saudara kembar itu melangkah menuruni tangga
dengan Flora mengikuti mereka dari belakang. Sampai di ujung tangga, Flora
tidak melihat anak tangga terakhir. Ia terjatuh menabrak Rava yang langsung
menahan tubuhnya. Flora dan Rava saling pandang mengabaikan Reva yang tertimpa
mesin penyedot debu dan ember yang dibawa Flora tadi.
“Wooii!!!!”teriak Reva kesal. Ia menarik ember dari
kepalanya dan memergoki Flora asyik pelukan dengan Rava. “Pembantu sialan! Lo
mau balas dendam apa sich? Apa salah gue?!!”lengking Reva sambil melempar lap
ke wajah Flora.
Rava menegakkan tubuh Flora dengan cepat, mengambil
lap yang tadi mengenai wajah gadis itu.
“Reva, gak boleh kasar.”tegur Rava.
Flora dan Rava menatap Reva yang masih terduduk di
lantai dengan mesin penyedot debu diatas perutnya. Keduanya terkikik geli
melihat posisi Reva yang mengenaskan.
“Malah ketawa! Cepetan ambil nich mesin!”bentak
Reva.
Flora mengambil mesin penyedot debu itu sebelum
dihancurkan Reva. Reva mengulurkan tangannya berharap Flora akan membantunya
berdiri, tapi gadis itu malah menatap Rava lagi.
“Makasih, kak.”kata Flora dengan manis. Ia berlalu
ke belakang meninggalkan Reva yang dongkol setengah mati.
“Sama lo bisa gitu dia manis banget. Lah sama gue
kayak kucing garong. Salah gue apa sich?”tanya Reva bingung.
“Muka lo emang nyebelin tau.”saut Rava memeletkan lidahnya.
“Muka lo ama muka gue kan sama, tapi muka lo lebih
nyebelin.”balas Reva gak mau kalah.
“Lo mau sampe kapan duduk di bawah, mau ngesot lo
ke meja makan?”
Reva mengulurkan tangannya pada Rava yang menarik
Reva bangun, mereka berjalan ke meja makan tempat Alex sudah menunggu mereka. “Siang,
pah.”ucap mereka berdua kompak.
“Anak papa. Happy? Kaori mana?”tanya Alex.
Alex selalu bertanya dimana Kaori, ia paling
menyayangi cucunya yang satu itu. Sejak Kaori tinggal bersama mereka, bisnis
dan investasi Alex berkembang sangat pesat. Investasi apapun yang ia lakukan
pasti menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit.
*****
Makasih udah mampir, jangan lupa tinggalkan jejakmu
rate bintang 5, like, komen, dan yang paling penting vote, vote, vote. Ty.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Martini
lanjut thor
2022-01-01
0
Rian Cappuchino
Kak mampir yuk kenovelku.Judulnya "Ray stardust."
Kutunggu kedatanganmu.
Terima kasih
2021-01-31
1
Blqisalfyh
yg bikin hoki bukan kaori aja kan thor,, Renata juga
2020-10-21
0