bab 15 masa lalu Romi dan azizah

Di halaman rumah yang penuh dengan rerumputan hijau, Azizah kecil duduk bersila di bawah pohon mangga yang rindang. Angin sore berhembus lembut, menggoyangkan anak rambutnya yang keluar dari kunciran. Dia memegang dua boneka kecil yang sudah mulai lusuh.

"Rom, main yuk!" seru Azizah dengan suara riang, matanya berbinar menatap sahabat kecilnya.

Romi yang sedang duduk di atas tanah dengan kaus lusuhnya menoleh dan menggaruk kepalanya. "Main apa, Zah?"

Azizah mengangkat boneka-bonekanya dengan semangat. "Main boneka-bonekaan!"

Romi mendengus, tapi akhirnya tersenyum. "Ya udah, ayo."

Azizah segera menyodorkan satu boneka kepada Romi. "Ini Luna, ini Tiko. Kamu jadi suami aku, aku jadi istri kamu, terus kita besarin anak kita sama-sama, ya?"

Romi mengangguk polos. "Ayo."

Azizah pura-pura menata dapur kecilnya dengan piring plastik dan cangkir-cangkir mini. "Sekarang kamu kerja dulu. Aku buatin teh dan jagain Tiko sama Luna."

Romi mengambil cangkul-cangkulan mainannya dan mulai mencangkul tanah di dekat Azizah. Debu-debu halus beterbangan, membuatnya sedikit batuk. Azizah, dengan tangan mungilnya, sibuk menuang air ke dalam cangkir kecil, seolah-olah sedang menyeduh teh sungguhan.

"Nih, Bang, teh manisnya udah jadi!" katanya dengan senyum lebar.

Romi menerima cangkir plastik itu dan berpura-pura meniupnya sebelum meneguk. "Hmm, enak banget!" katanya dengan mata berbinar.

Mereka tertawa bersama, tanpa menyadari bahwa waktu terus berjalan.

Lima belas tahun kemudian...

Di tepi danau kampus yang tenang, suara gemericik air terdengar lembut, berpadu dengan suara burung-burung yang sesekali berkicau di dahan pohon. Matahari senja mulai meredup, mewarnai langit dengan jingga keemasan. Azizah berdiri di tepi danau, jilbab merahnya berkibar tertiup angin sore. Dia menatap Romi dengan tatapan penuh tanya.

"Kenapa kamu ngajak aku ke sini, Rom?" tanyanya pelan.

Romi menghela napas dalam, menatap perempuan di hadapannya dengan penuh keraguan dan harapan. Tangannya perlahan mengeluarkan setangkai mawar merah dari balik jaketnya. Aroma mawar itu bercampur dengan semilir angin sore yang menusuk perasaan.

"Zah, gue cinta sama lu," ucap Romi, suaranya bergetar.

Azizah terdiam sejenak, lalu tersenyum kecil. "Maaf, Romi... Aku nggak bisa pacaran. Itu dilarang dalam agama."

Romi menatapnya, matanya penuh keyakinan. "Aku nggak ngajak kamu pacaran, Zah."

Azizah mengernyitkan dahi. "Terus apa?"

Romi menarik napas panjang sebelum mengucapkan kata-kata yang sudah lama tertahan. "Aku mau menikah dengan kamu, Zah."

Azizah terkejut. Ada keheningan yang panjang. Angin sore membawa aroma tanah basah, seolah-olah menambah beban dalam pikirannya. Dia menunduk, memainkan ujung jilbabnya dengan jari.

"Nggak bisa, Rom. Aku sudah punya calon," jawabnya lirih.

Jantung Romi seakan berhenti berdetak. "Siapa, Zah? Cuma aku yang pantas sama kamu. Aku mencintaimu sejak TK. Hanya kamu wanita yang aku cintai."

Azizah mengangkat wajahnya, menatap Romi dengan mata yang lembut, tapi tegas. "Tapi, Rom, menikah bukan hanya karena kita sudah kenal sejak kecil. Harus ada rasa."

"Jadi... kamu nggak punya rasa buat aku, Zah?" suara Romi terdengar rapuh.

Azizah tersenyum kecil, namun ada kesedihan di matanya. "Maaf, Rom... Aku hanya menganggapmu sebagai sahabat, tidak lebih."

Tanpa menunggu balasan, Azizah melangkah pergi, meninggalkan Romi yang berdiri kaku di tempatnya. Angin sore bertiup lebih dingin, membawa serta aroma danau yang tiba-tiba terasa lebih sepi. Mawar merah di tangannya perlahan layu, seiring dengan hancurnya harapan di hatinya.

Azizah, kenapa lu tinggalin gue, Zah?" suara Romi lirih, penuh kesedihan.

"Bos... bos, bangun!" suara David menggema, mengguncang bahu Romi.

Mata Romi terbuka. Nafasnya memburu. Ah, ternyata tadi hanya mimpi. Mimpi yang tak pernah terwujud.

Ia memijit pelipisnya dan menatap David dengan kesal. "Kalau saja lu nggak kompeten, udah gue pecat lu," gerutunya, kesal karena mimpi indahnya terganggu.

David hanya bisa tersenyum kecut, sementara Romi kembali menatap kosong, seakan masih terjebak di masa lalu yang tak bisa ia ubah.

..

"Ada apa lagi sih, lu bangunin gue?"Romi mengerjapkan mata, suaranya berat oleh kantuk. Ia mengusap wajahnya dengan kasar, enggan beranjak dari tempat tidur.

"Biasa, Bos. Ada meeting, Bos,"jawab David, berdiri tegap di ambang pintu, ragu sejenak sebelum bicara.

"Emang lu nggak bisa handle apa?"Romi mendengus, matanya masih setengah tertutup.

"Ini pertemuan penting, Bos. Andi Pratama juga hadir,"kata David dengan nada lebih hati-hati.

"Alah, ngapain lagi itu orang datang?"Romi langsung membuka mata lebar-lebar, rahangnya mengeras.

"Bos, kenapa kamu benci banget sama keluarga Pratama?"David akhirnya mengutarakan rasa penasarannya.

"Udah. Jangan tanya tentang Pratama."Nada suara Romi turun satu oktaf, dingin dan penuh peringatan.

Berikut versi yang lebih showing, dengan tambahan monolog untuk memperkuat emosi dan konflik batin Romi:

Romi Aditama menghela napas pelan. Setiap kali nama itu disebut, bayangan Azizah selalu datang tanpa diundang. Dan setiap kali Azizah hadir di kepalanya, luka lama kembali menganga, semakin dalam, semakin menyakitkan. Inilah alasan sebenarnya mengapa ia menjaga jarak dari keluarga Pratama—tidak bersaing, tidak juga bekerja sama. Hanya menghindar.

Ia melirik ke luar jendela kantornya, memandangi gedung-gedung tinggi yang membentang luas. Dulu, ia tidak pernah membayangkan dirinya duduk di posisi ini—pewaris tunggal keluarga Aditama, CEO di usia yang masih muda. Sejak kecil, ia bukanlah anak yang mudah diatur. Bandel, urakan, sering terlibat tawuran. Teman-temannya dulu bilang, Romi bukan sekadar berani—dia gila. Pernah dengan sengaja mencari gara-gara hanya untuk merasakan bagaimana rasanya dipenjara. Dan ketika akhirnya benar-benar masuk sel untuk pertama kalinya, bukannya kapok, ia malah tertawa.

Tapi ada satu hal yang selalu berbeda. Azizah Pratama.

Cinta pertamanya. Obsesinya. Luka yang tak pernah benar-benar sembuh.

Ia masih bisa mengingat senyum gadis itu, suara tawanya yang dulu akrab di telinganya. Azizah yang dulu begitu dekat, begitu hangat, begitu… miliknya. Sampai akhirnya, ia memilih menikah dengan orang lain. Saat itulah, Romi merasakan sesuatu dalam dirinya mati. Sejak hari itu, ia membenci Azizah. Membenci semua hal yang berkaitan dengannya.

Namun, anehnya… di balik kebenciannya, ia tetap diam-diam mengawasi perempuan itu.

Sungguh sial. Romi bahkan tak tahu apakah ia masih mencintai atau benar-benar membenci. Yang jelas, semakin ia berusaha melupakan, semakin kuat bayangan Azizah menghantuinya. Seperti luka yang selalu kembali berdarah setiap kali hendak sembuh.

Sejak hari pernikahan itu, Romi berubah drastis.

Dulu ia hangat, periang, penuh candaan. Sekarang, ia dingin, gila kerja, dan tak kenal belas kasihan. Tapi satu hal yang tetap tak berubah—ia menghargai kerja keras. Karyawan yang berprestasi selalu digajinya dua kali lipat, bukan karena iba, tapi karena ia tahu, kerja keras harus dihargai.

Romi menutup matanya sejenak. Lalu menghela napas panjang.

"Bos, dia sekarang tinggal di keluarga Pratama," ujar seorang informan dengan suara hati-hati.

"Oke." Romi menjawab datar, tanpa ekspresi.

Tapi dalam hatinya, gelombang emosi mulai bergejolak.

Azizah… oh, Azizah…

Kenapa kamu selalu hadir dalam benakku? Kenapa aku tak bisa melupakanmu? Sudah bertahun-tahun, tapi bayanganmu tetap ada. Menyiksa. Menghantuiku di setiap waktu senggang, di setiap malam sunyi.

Sekarang kamu pasti disia-siakan suamimu. Aku tahu itu. Aku tahu tak ada yang bisa membahagiakanmu selain aku. Sudah aku bilang, hanya aku yang bisa. Hanya aku yang akan.

Tapi kamu malah memilih orang lain.

Romi mengepalkan tangan, rahangnya mengeras.

Haruskah aku kembali padamu?

Tapi… kamu sudah jadi milik orang lain. Kamu bekas orang lain. Apakah aku mau menerima itu?

Ia menghela napas panjang, matanya menerawang kosong.

"Bos… Bos!"David memanggil sambil mengetuk meja kerja Romi.

Romi tersentak, lalu menatap David dengan tatapan kesal. "Lagi-lagi lu! Kenapa sih selalu bikin kaget gue?"

David menyilangkan tangan di dada, matanya menyipit penuh selidik. "Bos, lu kenapa sih akhir-akhir ini sering ngelamun?"

Romi mendengus, menyandarkan tubuh ke kursinya. "Kenapa sih lu kepo banget sama gue?"

David menyeringai. "Jelas gue harus kepo, Bos. Gue ini sekretaris lu yang paling baik."

"Berisik banget lu!"Romi melirik tajam, tapi David tetap santai.

"Bos, Nyonya Laras dari tadi nelpon gue. Katanya nelpon ke lu nggak diangkat-angkat."

Romi mendesah panjang. "Terus? Mau ngapain nyokap gue nelpon?"

David memainkan ponselnya sebelum akhirnya menatap Romi dengan ekspresi geli. "Keluarga Wijaya dari kota seberang malam ini datang ke rumah, Bos. Kayaknya sih… mau jodohin lu."

Romi menatapnya tajam, dahinya berkerut. "Astaga, emang gue nggak laku apa sampai harus dijodohin segala?"

David mengangkat bahu santai. "Maaf, Bos. Itu emang fakta."

Mata Romi menyipit tajam. "Sekali lagi lu ngomong gitu, gue lempar lu dari lantai sepuluh. Mau lu?"

David tertawa kecil, mengangkat tangan seolah menyerah. "Uset, gitu doang marah. Makanya buktiin kejantanan lu! Kayak gue dong, tiap minggu ganti pasangan."

Romi meliriknya penuh jijik. "Makanya lu penjahat kelamin. Kalau gue? Laki-laki sejati."

David menahan tawa. "Laki-laki sejati kok nggak punya cewek?"

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

lanjut

2025-04-11

0

lihat semua
Episodes
1 menantu tak dianggap
2 bab 2 harga sebuah permintaan
3 Bab 3: Semakin jomblo semakin punk
4 bab 4 perhatian cindy
5 bab 5 setelah azizah tidak ada
6 Bab 6: setelah azizah tidak ada
7 Bab 7 kehidupan aziza setelah keluar dari rumah
8 bab 8 pulang ke rumah
9 Bab 9: Kebimbangan Raka
10 bab 10 butuh pembantu
11 bab 11 pembantu datang
12 bab 12 rencana sari
13 bab 13 Romi aditama
14 bab 14 Andi pratama
15 bab 15 masa lalu Romi dan azizah
16 bab 16 susan warseno
17 bab 17 ambisi susan
18 bab 18 nona zee
19 bab 19 Luna wijaya
20 bab 20 kekacauan raka dan ketenangan aziza
21 bab 21 beci dan cinta hadir bersama
22 Susan dan raka
23 23 Aziza melahirkan
24 24 biar suaminya yang jaga bayinya
25 SURYA VS JAYADI
26 BAYINYA NYAMAN SAMA AYAHNYA
27 BAYIKU KETERGANTUNGAN
28 SUSAN MAU .
29 Raka memutuskan menikah dengan susan
30 suaraku lebih indah darimu
31 DIA BAHKAN TIDAK MEMILIH ANAKNYA
32 PERNIKAHAN RAKA SUSAN
33 MUHAMAD AZZAM
34 JADIKAN SUAMIMU SIMPANANMH
35 KEHIDUPAN RAKA DI RUMAH SUSAN
36 bertemu lagi
37 AZIZA MENGUGAT CERAI
38 gedung Prama grup
39 NYONYA ZEE ADALAH AZIZAH
40 Sumarni betemu nyonya zee
41 PERMAINAN TAKDIR
42 menjelang sidang
43 sidang cerai
44 pasca sidang
45 Azizah khawatir
46 kehancuran raka
47 AZZAM SAKIT
48 Raka menang??
49 RAKA INI MANUSIA BUKAN
50 jangan kritis lagi
51 sari di talak
52 Raka jatuh
53 kesadaran
Episodes

Updated 53 Episodes

1
menantu tak dianggap
2
bab 2 harga sebuah permintaan
3
Bab 3: Semakin jomblo semakin punk
4
bab 4 perhatian cindy
5
bab 5 setelah azizah tidak ada
6
Bab 6: setelah azizah tidak ada
7
Bab 7 kehidupan aziza setelah keluar dari rumah
8
bab 8 pulang ke rumah
9
Bab 9: Kebimbangan Raka
10
bab 10 butuh pembantu
11
bab 11 pembantu datang
12
bab 12 rencana sari
13
bab 13 Romi aditama
14
bab 14 Andi pratama
15
bab 15 masa lalu Romi dan azizah
16
bab 16 susan warseno
17
bab 17 ambisi susan
18
bab 18 nona zee
19
bab 19 Luna wijaya
20
bab 20 kekacauan raka dan ketenangan aziza
21
bab 21 beci dan cinta hadir bersama
22
Susan dan raka
23
23 Aziza melahirkan
24
24 biar suaminya yang jaga bayinya
25
SURYA VS JAYADI
26
BAYINYA NYAMAN SAMA AYAHNYA
27
BAYIKU KETERGANTUNGAN
28
SUSAN MAU .
29
Raka memutuskan menikah dengan susan
30
suaraku lebih indah darimu
31
DIA BAHKAN TIDAK MEMILIH ANAKNYA
32
PERNIKAHAN RAKA SUSAN
33
MUHAMAD AZZAM
34
JADIKAN SUAMIMU SIMPANANMH
35
KEHIDUPAN RAKA DI RUMAH SUSAN
36
bertemu lagi
37
AZIZA MENGUGAT CERAI
38
gedung Prama grup
39
NYONYA ZEE ADALAH AZIZAH
40
Sumarni betemu nyonya zee
41
PERMAINAN TAKDIR
42
menjelang sidang
43
sidang cerai
44
pasca sidang
45
Azizah khawatir
46
kehancuran raka
47
AZZAM SAKIT
48
Raka menang??
49
RAKA INI MANUSIA BUKAN
50
jangan kritis lagi
51
sari di talak
52
Raka jatuh
53
kesadaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!