Malam belum larut, Rai dan Ruby sedang berjalan menyusuri lorong menuju kamar Ken. Ruby punya hal mendesak yang ingin dia sampaikan kepada Ken. Dan Rai pergi untuk menemani nya.
Tok, tok, tok !!! Ruby mengetuk pintu bangunan kamar Ken, hening tanpa suara. Dia mencoba sekali lagi, tetap saja tidak ada jawaban.
" Mungkin dia sudah tidur " Ruby menebak asal.
" Mungkin saja " Rai mengedikkan bahu nya. Mereka memutuskan kembali ke kamar mereka.
Ruby pergi menemui teman lamanya beberapa hari yang lalu, yang dulu sempat hilang kontak dengannya. Kiki.
Mereka berpisah karena tiba-tiba Ruby menikah dengan Rai dan Kiki harus pergi keluar kota bersama dengan ibu nya.
Dan Kiki baru saja kembali beberapa minggu yang lalu, dia melihat Rai dan Ruby di berita media online bahwa mereka telah menikah. Jadi Kiki menghubungi Ruby.
Kiki bercerita bahwa selama pindah keluar kota, dia mengambil kuliah di universitas terbuka dan juga bekerja untuk membiayai kuliahnya, sedikit terlambat untuk memulai kuliah dengan umurnya, tapi cita-cita Kiki memang menjadi guru. Dan sekarang setelah mereka kembali lagi ke kota ini, Kiki butuh pekerjaan untuk membiayai kuliahnya.
Ruby yang merasa di mintai tolong oleh sahabatnya tentu saja tanpa pikir panjang akan menolongnya. Tapi dia bingung harus membantu Kiki bagaimana. Dan saat makan malam tadi Ken sedikit menyinggung tentang lowongan guru, baru lah Ruby terpikirkan Kiki. Pekerjaan sebagai guru tentu saja akan sangat membantunya untuk mendapatkan pengalaman mengajar untuk mendukung kuliahnya di universitas terbuka.
Tapi niat Ruby untuk mengajukan Kiki urung karena Ken tidak dapat di hubungi juga di temui. Ruby sangat khawatir begitu iklan sudah di pasang maka akan banyak kualifikasi dengan lulusan universitas terbaik yang akan melamar, mengingat sekolah yang membuka lowongan pekerjaan bukan sekolah biasa. Dan tidak mungkin Kiki, seorang yang masih berstatus mahasiswa telat akan bisa bersaing dengan pelamar lainnya.
Rai sendiri memberitahukan bahwa ayahnya sangat memperhatikan kualifikasi untuk perusahaan mereka, maka dari itu Rai juga tidak bisa memecat Ignes seenaknya karena kualifikasi yang dia miliki. Bisnis tetaplah bisnis, begitu motto ayahnya.
" Besok aku akan menemui Ken saat sarapan " Ruby memutuskan.
🍁🍁🍁🍁🍁
Pagi ini Ken bangun lebih pagi dari biasanya, semalam setelah memasang iklan lowongan pekerjaan di akun resmi sekolah Lord, dia menerima begitu banyak notifikasi pesan masuk yang mengirimkan cv melalui email.
Dan dia tidak akan mensia-siakan kesempatan ini untuk segera melakukan seleksi wawancara. Jadi dia bangun lebih awal dan berencana memulai seleksi hari ini.
Ken yang sedang di miskin kan oleh ayahnya bahkan terpaksa harus naik ojek online untuk sampai ke sekolah.
" Benar-benar tidak ada wibawa nya sama sekali " Ken bergumam memelas kepada dirinya sendiri.
Beruntungnya dia sampai saat sekolah masih belum buka, dia tidak akan kehilangan muka di depan semua guru-guru yang lain.
Setelah membayar ongkos ojek yang dia tumpangi, Ken segera memasuki gerbang. Tapi baru beberapa langkah dia masuk, seseorang memanggilnya.
" Permisi Tuan " Sapa suara wanita dari arah belakang.
Ken berhenti dan menoleh. Dia melihat wanita berambut pendek dengan kemeja putih dan rok hitam selutut. Tiba-tiba bayangannya kembali pada sosok wanita yang dia temui kemarin.
Apa dia wanita yang kemarin ? Apa dia datang untuk menagih hutang ? Tapi aku tidak melihat dengan jelas wajahnya kemarin.
Ken melamun sendiri menatap lekat wanita di depannya.
" Tuan " Panggil wanita itu lagi.
Ken terkesiap dan segera sadar dari lamunannya.
" Ya ada yang bisa ku bantu ? " Tanya Ken sopan.
" Aku datang untuk melamar pekerjaan, semalam aku melihat lowongan di situs resmi sekolah ini " Wanita itu menjelaskan, terpisah di antara gerbang.
" Baiklah, silahkan masuk " Ken mempersilahkan wanita itu masuk, dia membukakan gerbang untuknya, tapi reaksi wanita itu berlebihan. Dia mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak dari Ken. Membuat Ken juga ikut terkejut.
Kenapa dari kemarin setiap wanita yang ku temui selalu menghindar dan menjaga jarak.
Ken menggerutu dalam hati.
" Masuk lah nona, aku akan langsung mewawancarai mu " Ken menjelaskan tanpa basa basi, merasa risih dengan sikap yang di tunjukkan oleh wanita tersebut.
Wanita itu hanya mengangguk dan mengikuti Ken, dia mengedarkan pandangan ke setiap penjuru sudut yang mampu dia lihat. Mereka berjalan menuju ruang kepala sekolah. Ken membuka pintu dan mempersilahkan wanita itu untuk masuk. Tapi wanita itu bergeming, berdiri 2 meter jauhnya dari Ken. Membuat Ken menghela nafas kesal.
" Masuk lah nona, kita akan melakukan wawancara " Ken menjelaskan dengan sedikit kesal.
" Tapi suasana sekolah masih sepi, apa tidak sebaiknya kita menunggu yang lain ? " Jawab wanita itu ragu-ragu, dia semakin melangkah mundur begitu mendengar Ken mendengus kesal.
" Nona aku sengaja berangkat pagi-pagi karena yang mengirimku email sangat banyak, dan siapa yang datang lebih dulu akan di layani. Kalau kau ingin menunggu suasana ramai, silahkan. Aku tidak punya waktu untuk itu " Ken memutuskan kesal. Pekerjaannya sangat banyak dan dia sangat lelah. Sungguh awal yang buruk untuk memulai hari.
Ken memutuskan masuk ke dalam ruangannya meninggalkan wanita itu sendirian. Dia tidak punya waktu untuk membujuk seorang wanita yang jelas-jelas membutuhkannya.
Tok, tok, tok !!! Terdengar ketukan pintu. Ken menghela nafas kesal merasakan wanita yang sekarang berdiri di balik pintu itu.
Dasar wanita aneh, aku benci wanita seperti itu. Aku tidak akan menerima nya jadi guru disini.
" Masuk " Ken menjawab dengan keras dan nada kesal.
Wanita yang sedari tadi menunggu di luar dengan keras kepala itu akhirnya memutuskan untuk masuk dan memulai sesi wawancara nya. Dia masuk perlahan dengan wajah tertunduk.
" Duduk " Perintah Ken dingin. Dan wanita itu hanya diam menuruti saja.
" Mana cv mu ? " Tanya Ken ketus.
Wanita itu dengan tangan gemetar menyerahkannya. Dan begitu Ken menyentuh cv nya secepat itu pula dia menarik tangannya kembali. Menyembunyikannya di bawah meja.
Ken membuka map berisi data diri wanita itu.
" Nona Kiran ? " Tanya Ken memastikan.
" Ya " Jawabnya Kiran ragu-ragu.
" Kau tidak punya kualifikasi apapun, jadi maaf kau tidak bisa di terima " Ken memutuskan dengan cepat begitu melihat daftar riwayat hidup yang tertulis di sana. Hanya tertulis seorang mahasiswa di universitas terbuka.
" Baiklah " Kiran menjawab lemas, tetap menundukkan kepalanya.
Ken menutup map di tangannya dan mengulurkannya ke arah Kiran, tapi Kiran tidak segera menerima nya. Dia hanya memandangi map itu. Membuat Ken jengah dan kesal setengah mati. Dia meletakkan map itu kasar di atas meja, yang kemudian di ambil Kiran dengan tangan gemetaran.
Benar-benar wanita yang aneh.
Ken memaki dalam hati.
Kiran berdiri dan pergi keluar ruangan dengan wajah yang masih tertunduk. Membuka pintu dengan perlahan.
Dia duduk di kursi yang ada di dekat ruang kepala sekolah. Mengambil ponselnya. Sebuah pesan masuk di aplikasi whatsup nya.
Kiki aku akan memberi tahu Ken kalau kau akan melamar disana, jadi dia akan menerima mu. Tenang saja dia selalu menuruti ku.
Pesan teks dari Ruby.
Kiran menghela nafas, dia sudah di tolak, tidak ada gunanya bantuan Ruby sekarang.
Dia mengeluarkan sebuah buku sketsa kosong dari dalam tasnya. Mencari daftar lowongan pekerjaan yang dia tulis semalam.
Guru pembimbing dan konseling di sekolah Lord.
Kiran mencoret tulisan itu dari dalam daftarnya.
Tanpa dia sadari Ken sedang mengawasinya dari tadi di belakangnya.
" Ehem ehem " Ken berdehem untuk memberitahukan kehadirannya.
Deheman Ken sukses membuat Kiran terlonjak berdiri dan segera membuat jarak dengan Ken, sampai dia melupakan buku sketsa nya dan menjatuhkannya.
" Maaf Tuan " Kiran membungkuk meminta maaf dan segera lari ketakutan melihat Ken yang berdiri di hadapannya.
Apa aku hantu sampai dia sebegitu takutnya padaku ? Apa ini gara-gara berita heboh waktu itu ? Ini semua ulah kakak ipar. Dasar marimar durjana.
Ken menatap heran reaksi Kiran yang sangat berlebihan. Dia segera mengambil ponselnya untuk mengecek beritanya yang menjadi buronan. Sudah terhapus. Tapi Ken masih heran kenapa setiap wanita selalu berlari ketakutan saat bertemu dengannya.
" Aish pagi-pagi sudah bikin kesal, ini semua karena kakak ipar " Ken menggerutu, dia akan pergi kembali keruangannya namun langkahnya terhenti oleh sebuah buku sketsa yang tergeletak di lantai.
" Lihat saking takutnya bertemu dengan ku, dia sampai melupakan bukunya. Ya aku memang buronan, aku buronan " Ken memaki berteriak dan mengambil buku itu. Membawanya ke kantornya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Wil Da
apa kiran punya Trona thor
2023-04-21
0
Thata Ojob'e Allyy'exsogo
thorrr kalau inget kata ruby aku inget dengan gajahnya thorrrrr🤭🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-03-12
0
@ Teh iim🍒🍒😘
AQ selalu suka sama novelmu Thor... pasti ini jg ga kalah seru dari novel Rai dan Ruby...👍👍
2020-09-22
0