" Aku pulang " Seru seorang laki-laki dengan pakaian basah kuyup dan tubuh lemas, berjalan gontai memasuki rumah tanpa perduli kakinya meninggalkan jejak basah air hujan.
" Kenapa anda hujan-hujanan tuan Ken ? " Tanya pak Handoko heran.
" Kenapa ? " Dia bertanya dengan wajah memelas, sepertinya pertanyaan itu bagai air jeruk lemon yang di tumpahkan di atas luka hati nya, perih.
" Aku bisa apa lagi, ayah memblokir semua kartu kredit ku dan melarangku menggunakan mobil, dan dia tidak memberiku uang saku untuk pergi kerja hari ini " Ken menjelaskan dengan putus asa.
" Hei hei hei !! berisik sekali " Rai yang baru saja sampai di depan pintu utama mendengar keluhan Ken yang sepanjang jalan kenangan.
" Cih " Ken mencibir Rai.
" Ini semua ulah mu " Ken menatap kesal kakak nya dan segera pergi berlalu.
Dia berjalan melewati lorong yang menghubungkan bangunan utama mansion dengan bangunan kecil miliknya. Kamar pribadinya.
Ruangan itu sebenarnya terlalu besar untuk di sebut sebagai kamar, terdiri dari 2 ruangan terpisah, sebuah ruang tamu mini yang menyatu dengan bar kecil tempat untuk minum, dengan pintu sliding sebagai pembatas dengan ruang tidurnya yang asli. Di dalam ruang tidur itu hanya ada kasur ukuran jumbo yang sebenarnya muat untuk 4 orang tapi hanya dia sendiri yang tidur di atasnya, dengan sebuah lemari pajangan berisi berbagai macam action figure superhero dari berbagai belahan dunia. Dan ada 2 action figure yang dia letakkan di bagian paling atas, terpisah dari koleksinya yang lain. Di letakkan di tempat spesial agar jangan sampai rusak atau berdebu sedikitpun. Itu adalah action figure mini yang dia pesan langsung untuk di buatkan oleh pabriknya, hanya ada satu-satunya di dunia ini. Rai dan Regis.
Baginya mereka berdua adalah superhero yang sesungguhnya, dia sangat mengagumi dan menyayangi mereka berdua.
Dia segera menuju kamar mandi untuk berendam air hangat karena kedinginan setelah main hujan-hujanan.
" Semoga gadis itu tidak mengenali ku, karena hujan yang cukup deras tadi " Ken bergumam sendiri dan menikmati air hangat yang langsung menyelimuti tubuhnya.
Ken sedang duduk untuk makan malam bersama kakak dan kakak iparnya, juga tentu saja ayahnya. Dia berencana akan merayu ayahnya agar bisa menggunakan mobil lagi setidaknya.
" Ayah kau tau aku harus pulang dengan kehujanan tadi " Ken bercerita dengan memelas.
" Kenapa ? " Tanya Ruby penasaran.
" Karena aku sudah kehabisan uang, kalau tau akan di miskin kan seperti ini seharusnya aku mengambil semua uang di atm ku " Gerutu Ken sambil menyuapkan sesendok penuh makanan ke mulutnya.
" Kau sendiri yang membuat taruhan, dan sekarang kau kalah tapi tidak ingin menjalankan apa yang menjadi hasil taruhanmu " Regis menghentikan aktifitas makannya dan menoleh ke arah Ken
" Bersikaplah seperti laki-laki " Regis memerintah tegas.
" Aku mengerti, tapi setidaknya bisa kah kau memberiku ongkos untuk berangkat dan pulang kerja ? " Ken berusaha mencari celah.
" Baiklah, aku akan meminjami mu ongkos, dan harus kau bayar nanti saat gajian " Regis menyetujui permintaan anaknya.
" Daebak !! Ayah kau benar-benar tak tergoyahkan " Ken memuji ayahnya dengan sindiran.
" Terima kasih " Jawab ayahnya acuh tak acuh.
Sebenarnya nasib kakaknya juga tidak jauh berbeda dengannya, dia di miskinkan juga. Tapi kakak iparnya masih mempunyai beberapa simpanan uang untuknya ongkos berangkat dan pulang kerja, tentu saja sejak memulai masa hukumannya, Rai selalu bekerja dengan menggunakan pakaian casual dan masker besar untuk menutupi wajahnya.
" Bertahanlah ini hanya satu bulan " Ruby mencoba menghibur mereka berdua.
Sebenarnya Ken juga tidak masalah dengan hukuman yang di berikan ayahnya, tapi yang menjadi masalah adalah pekerjaannya saat ini. Kepala sekolah Lord telah berhenti di karenakan sakit keras, berusaha mencari kualifikasi yang tepat untuk memimpin sekolah khusus itu sangat lah sulit, jadi Regis ayah Ken memutuskan agar Ken yang menjadi kepala sekolah sementara.
Sekolah Lord adalah sekolah khusus yang didirikan oleh Regis sebagai bukti cinta nya pada Rai dulu sewaktu kecil, tapi pamor klan loyard menjadikan sekolah itu sebagai sekolah tujuan no 1 di negeri ini. Sekolah dengan fasilitas bergengsi dan terlengkap membuat sekolah itu menjadi sekolah swasta terbaik di negeri ini. Banyak orang berebut ingin memasukkan anak mereka ke sana, tapi tentu saja tes masuknya sangat sulit.
Regis tidak membiarkan hanya anak orang kaya atau pejabat yang bersekolah disana, mereka harus melewati serangkaian tes masuk agar dapat bersekolah. Tak tanggung-tanggung, Regis juga memberikan sekolah gratis untuk anak kurang mampu yang lulus tes masuk.
Sekali menginjakkan kaki sebagai murid disana, maka jalan masa depanmu sudah terbuka lebar menuju cahaya cerah, begitu lah pemikiran para masyarakat. Karena tentu saja lulusan sekolah itu kemampuannya melebihi anak-anak sekolah pada umumnya.
Dan ini lah Ken sekarang, terjebak dengan para anak-anak remaja labil yang sedang giat-giatnya membuat masalah untuk mencari perhatian.
" Ayah aku butuh guru pembimbing konseling untuk sekolah, banyak sekali anak-anak yang suka membuat onar " Ken bercerita lebih lanjut.
" Kau urus saja semua nya, bukan kah itu sudah tugas kepala sekolah, aku mempercayakannya pada mu " Regis menjawab yakin.
" Aku akan memasang iklannya di internet kalau begitu " Ken menjelaskan kepada ayahnya.
" Lakukan lah hal yang menurut mu tepat " Regis menyetujui nya.
Selesai makan malam Ken lebih memilih beristirahat di kamarnya, pekerjaannya yang baru sebagai kepala sekolah adalah hal yang baru.
Memang selama ini kepala sekolah yang lama sudah tua, dan sekolah terasa aman terkendali, jadi tidak ada guru bimbingan konseling. Tapi begitu Ken menjabat sebagai kepala sekolah baru, setiap hari selalu saja muncul masalah, sehingga mau tidak mau Ken sendiri yang harus menghadapi para anak-anak nakal tersebut, dan kebanyakan dari mereka adalah perempuan.
" Aku tidak akan bertaruh aneh-aneh lagi dengan kakak, tidak saat ada siluman raja kerbau disini " Maki Ken kepada dirinya sendiri.
Dia kemudian membuka laptopnya untuk memasang iklan lowongan pekerjaan di internet, semakin cepat dia mendapatkan guru baru, maka akan semakin cepat juga dia terbebas dari gadis-gadis mengerikan versi Ken, yang selalu saja membuat onar dan berakhir di ruangannya. Begitu mereka memasuki ruangannya, mereka akan berubah 180 derajat menjadi anak kucing yang manis dan baik seperti tidak pernah melakukan kesalahan.
Ponsel Ken berbunyi, dia melihat layarnya. Tina. Ken menghela nafas panjang. Sejak pesta barbeque yang di adakan kakaknya ipar nya, Tina maju terus pantang mundur untuk mendekati Ken. Dia bahkan memohon-mohon agar bisa mendapatkan nomor ponsel Ken.
Tina bukan wanita yang buruk atau pun jelek, dia cukup cantik dan baik, tapi bukan tipe Ken. Dan lagi pula kakaknya tidak setuju Ken dengan Tina, menurut Rai apa jadinya kehidupan mereka kalau di isi dengan 2 menantu yang sama-sama bermulut ember, itu akan membuat rumah mereka seperti bom waktu yang siap meledak kapan pun tanpa peringatan lebih dahulu. Apalagi ada ayahnya disini, dan ayahnya selalu menuruti semua keinginan kakak iparnya Ruby, meskipun itu hal aneh di luar wajar.
Tidak, tidak, tidak.
Ken menggelengkan kepalanya mengusir bayangan Ruby dan Tina menjadi saudara ipar, mereka akan jadi saudara ipar terspektakuler sepanjang sejarah.
Tapi meskipun begitu Ken tidak bisa menolak Tina dengan kasar, dia dididik ibunya agar memperlakukan wanita dengan baik dan lemah lembut.
" Halo " Sapa Ken malas.
" Ken apa kau sudah pulang ? " Tanya Tina antusias.
" Ya aku sudah di rumah, dan harus bekerja saat ini, kalau tidak ada hal yang penting aku tutup dulu telefonnya, ok ? " Ken menolak dengan sopan.
" Ah begitu ya, aku ingin mengajak mu pergi untuk minum kopi di caffe " Tina mengutarakan maksudnya.
Gadis ini benar-benar seperti buldozer, tidak pernah menyerah.
Ken menghela nafas.
" Maaf Tina aku tidak bisa, aku masih harus beradaptasi dengan lingkungan baru, jadi aku butuh waktu lebih lama untuk sendiri " Ken menolak lagi.
" Begitu ya, baiklah aku akan menunggu mu besok, lalu besoknya lagi, besoknya lagi, besoknya lagi... " Tina terus mengoceh tapi Ken sudah menutup sambungan telefonnya.
Besoknya lagi, besoknya lagi, besoknya lagi..
Suara Tina terus terngiang-ngiang di telinga Ken, membuat jantungnya berdebar sangat kencang.
Ini kah perasaan squidward saat menghadapi spongebob squarepants ?
Ken jatuh tertidur lemas dengan mata melotot.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
sebegitunya ya.. stres nya.. sampai mata melotot.. 🤭😂😍
2023-12-09
0
Ar🧸
udh dr rai.. penasaran sama ken jd mampir disini sbil nunggu up. adakah cerita dylan dan dasya thor?
2020-11-22
1
Apriliani LagiLagi Cendriie
udh selesai baca cinta big bos thor
lanjut baca kesni
2020-10-11
0