"Stok darah dirumah sakit ini tinggal satu kantong yang cocok dengan darahnya pasien, Tuan," dengan suara bergetar Dokter berucap, "Jadi masih memerlukan darah lagi, secepatnya harus cari pendonor darah." menggenggam jari jemarinya untuk memperkuat dirinya.
"Bagaimana mungkin rumah sakit sebesar ini sampai kehabisan darah? Hah!" ucap sekretaris Ifan inotasi tinggi.
Ifan tau kalau Ray tak suka dengan penjelasan dokter.
Dokter menciut mendengar ucapan sekretaris Ifan yang sangat menakutkan sekali. apa yang dipikirkan ternyata benar, akan membuat amarah memuncak.
Rumor yang beredar, bahwa tuan Ray dan tuan Ifan. kalau sudah marah susah untuk di redakan, tiada ampun baginya. Siapa yang membuat dua harimau bangun, maka harus siap di santap.
"M--maaf, tuan. Akhir-akhir ini banyak yang mengalami kecelakaan hingga kekurangan darah. Membuat stok darah menipis, bahkan stok darah golongan O habis." jawab Dokter, ketakutan, bergemetar sudah badan sang dokter.
"Sudah, Fan! JAGA amarah mu. berterimakasih lah sama Dokter sudah membantu. Yang kita lakukan sekarang cari golongan darah yang sama untuk dia!" bentak Ray.
Ada angin apa yang lewat lalu masuk kebadan Ray? Sehingga tuan Ray bisa bijak untuk menghadapi masalah, tanpa amarah.
Dokter merasa lega sudah di bela Ray, tapi di sisi lain dokter juga masih merasakan aura yang tidak enak, panas.
"Golongan darahnya apa, dok?" tuan Ray panik.
"Go--golongan darah pasien A, Tuan " jawab dokter masih ketakutan.
"Huh ..." mengeluarkan napas secara kasar.
"Syukur lah. Kalau begitu ambil darah ku, dok. Golongan Darah ku, A." ucap tuan Ray dengan nada keras, merasa lega.
"Tuan yakin? " tanya sekretaris Ifan.
"Iya!" melotot "aku yakin! Apa yang buat tidak yakin? Hah!" memajukan kepalanya mendekat ke ke wajah Ifan. "Nyawa dia sedang terancam, dan nyawa dia lebih berharga di banding darahku! Apa kamu mau dia mati kekurangan Darah? Hah!" Bentak tuan Ray keras.
"Bukan begitu, tuan. Maksud Saya, saya akan berusaha secepatnya mencari golongan darah yang sama untuk dia, biar tuan tidak perlu mendonorkan darah. Andai darah saya A. Saya Rela mendonorkan darahnya untuk dia. Saya tidak mau terjadi apa-apa kepada tuan." Jawab Ifan tanpa memberi jeda lawan bicara menjawab.
***
Sebuah mobil mewah masuk kedalam halaman rumah mewah nan megah. Yang empunya mobil keluar lalu masuk kedalam rumah dengan terburu-buru. Membuat orang yang berada di ruang tamu keheranan.
"Kenapa kamu terburu-buru seperti itu?" geram ayahnya. "Apa kamu tidak lihat ada orang tua disini?" menunjuk ke ke lantai bawah. "Sapa dulu orang tua mu. Apa kamu tidak tahu sopan santun?"
"Aku lihat Ayah. Maaf, David lagi buru-buru," jawab David yang langsung lari ke arah kamar. David benar-benar sangat takut.
"Ada apa? Kenapa kau terburu buru? Padahal kamu baru pulang?" Teriak Pram yang tidak digubris oleh David. Membuat Pram geram.
"Sudahlah suamiku. Mungkin anak kita capek. Kan semalaman dia tidak pulang," memijat bahu Pram, ayahnya David. "Jadi terburu-buru saat masuk. Mungkin dia ngantuk." lanjut Ibu Yuni, menenangkan Pram. Yuni Ibunya David dan juga istrinya Pram.
"Anak yang keras kepala. Anak gak tahu diri." Pram masih geram dengan putranya. Meski sudah ditenangkan oleh istrinya.
"Sudahlah suamiku." memeluk lengan Pram. "Ayok duduk lagi. Habiskan kopinya." bu Yuni menarik tangan Pram untuk duduk Membuat Pram mematuhi.
***
Polisi sudah datang ke TKP, tempat kejadian dimana Killa tertabrak, begitu juga orang suruhan Ifan sudah datang. Sebagian polisi menuju ke rumah sakit melihat korban tabrak lari dengan ditemani satu orang suruhan Ifan, untuk mencatat identitasnya korban. Sedangkan sebagiannya lagi sibuk menyelidiki kasus tabrak lari ditempat TKP.
Polisi mendengarkan penjelasan dari para warga yang tadi melihat Killa tertabrak. Menyimaknya dengan baik-baik. Polisi mengumpulkan bukti. Dengan berbekal ucapan para warga, polisi juga melihat cctv yang terpasang dirumah salah satu warga, disekitar tempat kejadian.
Pihak polisi izin ke pemilik rumah untuk melihat cctv. Pemilik rumah dengan senang hati mengizinkannya. Di layar monitor laptop terlihat jelas plat mobil yang dikenakan oleh pelaku. Membuat polisi sangat mudah untuk melacak keberadaan pelaku.
Tidak butuh lama polisi berhasil melacak pemilik Mobil tersebut.
Polisi mendatangi alamat yang tertera dari hasil melacak mobil tersebut. Orang suruhan Ifan mengikuti mobil polisi dibelakangnya. Orang suruhan Ifan akan selalu mengikuti penyelidikan yang dilakukan Polisi sampai tertangkap pelakunya. seusai perintah Ifan.
Tepat didepan rumah mewah yang tak Lain milik Pram. Ayahnya David Pramudito, Polisi menghentikan perjalanannya. Rumah tersebut seperti alamat yang tertera. Polisi turun dari mobilnya lalu menyapa ke penjaga Rumah. Mempertanyakan, apakah ini benar Rumah David Pramudito? pemilik mobil XX berwarna putih dengan no plat XX? Penjaga mengiyakan. setelah itu Polisi ingin berjumpa dengan David.
Penjaga mengantar polisi sampai didepan pintu utama. Penjaga dengan hati-hati mengetuk pintu utama tersebut.
Pram dan Yuni yang masih berada di ruang tamu, Yuni dengan segera membuka lintu. Bu Yuni tercengang kaget melihat Penjaga rumahnya dengan polisi, dan orang yang berpakaian berjas hitam, berbadan kekar di luar pintu.
"Selamat siang, bu. Maaf mengganggu. Ini ada polisi yang ingin berjumpa dengan den David." Tutur penjaga Rumah. Polisi juga mengucapkan selamat siang ke bu Yuni.
Bu Yuni tak menghiraukan, dia masih kaget. mata membesar.
Pak Pram mendengar suara laki laki dan Istrinya tak kembali-kembali. Dia menghampirinya. "Ada siapa, istriku?"
Saat Pram sudah disamping istrinya dia pun ikut tercengang, kaget.
"Ada perlu apa, pak Polisi kemari? Apa ada yang bisa kami bantu?" Pak Pram berusaha memfokuskan diri. Dia harus bisa bersifat formal. Walau hatinya dipenuhi tanda tanya. Kenapa ada polisi di rumahnya?
Pram dan Yuni shock mendengar tuturan kata Polisi. Tak percaya jika anaknya akan ditangkap.
"Coba bapak cek lagi, mungkin salah mobil pak." ibu Yuni berusaha. Yuni tak percaya bahwa anaknya menjadi pelaku tabrak lari.
"Tidak buk, bukti sudah jelas, bahwa mobil XX berwarna putih atas nama pemilik David Pramudito itu yang menabrak." jelas salah satu polisi. "Izinkan saya menangkap anak Ibu, apakah tuan David berada di rumah?"
"Dia, tidak ada dirumah." Ibu berusaha menyembunyikan anaknya.
Pak Pram tak bertindak apa-apa. Dia hanya diam, saat polisi dan anak buah Ifan menerobos masuk ke rumahnya, mencari David. Ibu berusaha menahannya, tapi sia-sia usahanya.
Polisi tak percaya kalau David tidak ada dieumah, sedangkan mbil yang dipakai untuk menabrak, terparkir apik di halaman rumah.
Polisi berhasil meringkus David, yang saat itu David sedang Rebahan di kamarnya, yang terletak di lantai dua. David tak mendengar obrolan orang tuanya dengan polisi dibawah. Jadi tidak tahu kalau ada polisi yang sedang mencarinya.
David sempat mau kabur, tapi tidak bisa. Karena polisi menembakan peluru pistol ke udara, memberi peringatan ke David.
David yang mendengar suara pistol memperhentikan langkahnya. Dia mengakat kedua tanganya ke atas.
Menyerah.
Saat melihat anaknya sudah terborgol bu Yuni menjerit.
"Pak, jangan tangkap anak saya!" Menahan anaknya yang hendak dibawa.
"Maaf, bu. Anak ibu tetap kami bawa. Lebih baik untuk lebih jelasnya kita jelaskan di kantor bu."
Pak Pram menarik istrinya agar menjauh dari David. Membiarkan anaknya dibawa oleh polisi. Toh bukti sudah jelas bahwa anaknya bersalah.
Ibu Yuni menjerit histeris dia benar-benar tidak percaya Kalau anaknya dibawa ke kantor polisi.
Pak Pram berusaha menenangkan istrinya. Dia memberi saran untuk mengikuti David ke kantor polisi. Ibu Yuni pun menyetujui.
Sebelum berangkat ke kantor polisi, Pram menelpon anak pertamanya dan keduanya. Memberi tahu bahwa adiknya di tangkap polisi atas kasus tabrak lari. Dan korbannya masih koma di rumah sakit.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Atun Sdn
semangat thoorr
2020-09-13
1
Mariana
yang sabar ya Killa
2020-06-17
1
MULIA
smangat berkarya yah 😍😍
2020-06-07
1