Bu Yuni tak kuasa melihat anaknya mendekam dijeruji besi. Pram, dan kedua kakaknya David juga tak tega. Meski David anak yang ngeselin, tapi mereka tidak tega melihatnya masuk dijeruji besi. Tempat yang kumuh dan tidur hanya beralas tikar diruangan sempit dan ditempati beberapa orang, tidak tahu orang yang satu ruangan itu mau baik atau tidak ke David?
Mereka berempat mendengarkan penjelasan dari Polisi dengan serius. Setelah mendengar penjelasan dari Polisi mereka berempat berpikiran bahwa ini adalah model kejahatan baru. Dimana orang sengaja menabrakan diri lalu memeras sang penabrak.
***
Transfusi darah sudah berjalan dengan lancar dan sekarang Killa sudah dipindahkan di ruangan rawat VVIP.
Ray masih memakai pakaian rawat setelah mendonorkan darah. Karena baju yang ia kenakan terkena darah Killa saat mengakat tubuh Killa. Jadi Ray tidak mengganti baju rawatnya. Di biarkaan mekekat di tubuhnya.
Ray setia menemani Killa diruangan rawat. Seperti sepasang kekasih.
Duduk di samping ranjang Killa,
memegang lembut tangan Killa. Menatap wajah Killa lekat-lekat.
Sedangkan sekretaris setianya duduk disofa mengamati Tuanya. Dia tidak paham dengan kondisi Tuanya. Kenapa bisa seperhatian dan serapuh ini?
Ifan memainkan ponsel pintarnya ingin menghubungi seseorang untuk datang.
Ray tak kuasa melihat Killa yang belum sadar kan diri, terbaring lemah di ranjang kesakitan. Dengan dua infus yang menancap ditanganya. Hati Ray sakit melihatnya, seperti di cabik-cabik.
Maafkan aku gadis manis. Ini semua terjadi karena kebodohan ku. Maaf kan aku.
Aku mohon bangunlah. Aku mohon kamu sadar. Wahai gadis manis! Maafkan aku. andai sakit bisa ditransfer, aku mau kau transfer sakit yang kau rasa, aku tahu, apa yang kau rasa itu pasti sangat sakit.
Ray bergumam menggerutu dirinya sendiri dan merasa bersalah atas apa yang menimpa gadis dihadapannya.
***
"Selamat malam, Tuan," ucap seseoarang yang baru masuk ke ruangan Killa.
"Kau ...." Ray menyipitkan mata setelah menengok ke arah suara. "Kenapa kamu ada disini?"
"Maaf, Tuan. Saya yang menyuruh Frans kemari. Agar Tuan bisa tenang. Saya rasa jika gadis ini yang mengobati Frans, Tuan bisa sedikit tenang," timpal Ifan langsung.
"Bagus kamu, Fan. Tanpa disuruh kau sudah paham dengan kemauanku." ucap Ray memuji Ifan .
Frans adalah dokter pribadi keluarga Tuan Ray, juga sahabat dekat Tuan Ray. Frans akan memberi yang terbaik untuk Ray dan keluarga Ray.
Frans menyuruh Ray untuk pulang, agar mengistirahatkan diri dengan layak dan nyaman. Frans sudah dikasih tau sama Ifan, kalau Ray habis mendonorkan darah.
Ray menolak, tidak mau pulang. dia akan menemani Killa.
Ifan menimpali perkataan Frans. memberi saran juga agar Ray mau pulang, tapi hasilnya nihil. Ray kekeh tidak mau pulang.
"Jika kalian mau pulang ... pulang lah! Aku tidak masalah disini sendirian. Dan jangan tampakan batang hidung kalian lagi dihadapan aku setelah ini!" Ray kembali duduk di kursi samping ranjang.
Ifan dan Frans melemah, ketakutan. Dengar kata ancaman Ray.
Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk menginap bersama dirumah sakit. menemani Killa.
Ifan kembali menghubungi seseorang untuk datang kerumah sakit.
Beberapa menit kemudian dua Bodyguard datang. Yang satu membawa tentengan tas yang berisi pakaian Ray dan Ifan. Sedangkan yang satunya membawa makanan.
" Tuan, ganti baju dulu, ini pakain Tuan."
Ray yang merasa badanya lengket, dan tidak nyaman dengan pakaian rawat yang dipakai. merasa bahagia karna lagi-lagi Ifan mengerti apa yang di inginkan dirinya. Ray membersihkan diri ke kamar mandi diruangan rawat Killa. Habis Ray selesai membersihkan diri. Dilanjut Ifan juga membersihkan diri.
Setelah itu mereka bertiga menyantap makan malam, makanan yang dibawa oleh Bodyguardnya. Ray hanya makan dua suap. Ray tidak berselera makan. Membuat Ifan khawatir dan heran. Meski sudah dibujuk oleh Frans dan Ifan, Ray tetap tidak mau melanjutkan makan. Dia memilih beranjak lalu kembali duduk di kursi samping ranjang.
Bodyguard tidak langsung pulang. Dia berjaga di depan pintu ruangan Killa. Sesuai perintah Ifan. Menemani Bodyguard yang sudah dari tadi menjaga pintu kamar rawat Killa.
***
Keluarga David datang ke rumah sakit, saat sudah di depan ruangan keluarga David geram saat lihat didepan ruangan korban (penipu) ada penjaga, berpakaian berjas hitam berbadan besar kekar dan tegap. Tidak mungkin kan itu Polisi? jika polisi tidak mungkin berpakaian seperti itu. Andai berpakaian seperti itu, pasti membawa senjata, tapi kenapa ini enggak? jadi jelas itu bukan polisi!
"Ayah, yakin mau ngasih uang ke mereka? menurut Ibu lebih baik kasus ini bawa saja ke pengadilan, biar ****** orangnya. Dia bakal kalah telak juga nanti di pengadilan, Yah." usul Ibu Yuni.
"Iya, Yah, masa kita bantu orang yang melakukan kejahatan." Timpal Daffa.
"Betul kata kalian, sebaiknya kita temui dulu korbannya. Kita cari celah dan bukti untuk menjatuhkan mereka di pengadilan. Pesan Ayah, kita harus pasang wajah baik. kalian mengerti."
***
Pram dan Istrinya dan juga anaknya meminta izin ke penjaga yang berada didepan pintu ruangan korban ingin bertemu dengan Killa, pasien yang berada didalam ruangan kamar. karena tidak diizinkan untuk masuk membuat mereka menciptakan keributan.
"Maaf, kalian siapa? Dan ada keperluan apa, kalian kemari?" Bodyguard menjalankan tugasnya, tidak membolehkan orang asing masuk ke ruangan rawat Killa.
"Kami, kalian tidak perlu tahu siapa kami, kami hanya ingin ketemu dengan Syakilla, pasien yang dirawat didalam," jawab Pram. Wajah Pram dibuat seakan akan seramah mungkin.
"Maaf Tuan dan Nona, kami diberi tugas tidak boleh memasukan siapapun untuk masuk ke kamar ini. Kami hanya menjalankan tugas, mohon pengertiannya." Bodyguard masih menghalangi agar Pram dan keluarganya tidak masuk. Karena Pram dan keluarganya memaksa keras untuk masuk.
"Kami hanya ingin melihat kondisi korban!" Teriak Daffa, Anak pertama Pram. "Apa tidak boleh! Kami keluarga pelaku yang menabrak orang yang dirawat didalam!" Dafaa tidak bisa mengendalikan diri sampai tak sadar mengaku siapa dirinya.
Keributan yang tercipta membuat tiga pria yang berada didalam ruangan keluar. Ray nampak sangat marah, raut wajahnya terlihat jelas orang yang marah. Membuat orang yang melihat ketakutan. Bahkan raut wajah Ifan lebih seram dibanding Ray. keributan itu membuat suara nyaring, Ray marah karena takut menggangu Killa yang belum sadarkan diri.
Keluarnya Ray, Ifan dan Frans membuat Keluarga David kaget, takut. Bahkan saling tatap dan saling bertanya melalui tatapan mata. Bahkan Dzafina kaka perempuannya David, antara kaget, takut, dan bahagia menjadi satu, gimana tidak bahagia ... Ini pertama kalinya Dzafina melihat Ray dengan jarak dekat.
Ini bener kan? Kamarnya korban kecelakaan yang David tabrak? apa salah kamar? Kompak berempat berfikir seperti itu.
"Apa yang kalian lakukan? Apa kalian tidak tahu ini rumah sakit!" Mimik wajahnya saja sudah membuat takut, ditambah dengan bentakan membuat badan semangkin tambah lemas, karena ketakutan. Yuni dan Dzafina saling berpegangan tangan untuk memperkuat tenaga, tenaga yang seakan-akan hilang separuh. Dan jantung seakan berhenti berdetak. Napas pun jadi sulit untuk bernapas.
"Maaf Tuan kami tidak sengaja membuat keributan ini, dan kami sudah berusaha mengusir mereka secara halus agar tidak menciptakan keributan. Tapi mereka malah bersuara keras." Meski bukan salah Bodyguard, tapi bukanya ini tugas Bodyguard. Harus menjaga dan tidak menciptakan kebisingan atau keributan.
"Mau apa kalian?" bentak Ifan.
"Maaf Tuan, maafkan kami, sepertinya kami salah kamar, maaf sudah menggangu. Sekali lagi kami berempat minta maaf, kami permisi, Tuan." Segera mungkin Pram menarik istrinya dan anaknya untuk segera pergi.
"Kalian tidak salah kamar! Ini kamar yang kalian cari." berempat serempak berhenti melangkah, "bukanya kalian kemari ingin bertemu dengan korban tabrak lari, dan sang penabrak itu Tuan David yang tidak berprilaku kemanusiaan?" suara Ifan badai petir. Ifan sudah tahu yang menabrak Killa salah satu anggota keluarga dari Pramudito.
"Mati! ternyata benar ini kamarnya, berarti kalau begitu sang korban orang terdekatnya Tuan Ray." suara lirih Pram, yang belum membalikan tubuhnya, Pram dan istrinya dan kedua anaknya bergeming, mereka masih berdiri mematung
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments