Songket

"Hei bangun, udah jam 3 kamu belum tahajud"

Slalu ada suara yang mengingatkan aku untuk melaksanakan sholat, aku pun sampai sekarang tidak tahu siapa pemilik suara itu, karena dari kecil aku sudah terbiasa mendengar suara itu aku tidak merasa takut.

Cepat-cepat aku beranjak dari tempat tidur untuk mengambil air wudhu. Setelah sholat aku berdzikir seperti biasa, pintu kamar sengaja aku buka agar udara kamar tidak pengap.

Di saat dzikir terakhir "La hawla wa la quwwata illa billah" yang ke 99 kali, tiba-tiba sosok wanita itu muncul kembali, dia diam mematung didepan pintu kamar, tapi kali ini rambut tidak menutupi wajah dan perutnya tidak berdarah. Sedetik aku melihatnya dan kemudian dia pergi.

Lalu aku melanjutkan dzikir dan membaca al-quran sampai adzan subuh berkumandang. Setelah selesai sholat subuh, aku kedapur memanaskan makanan yang kubawa dan bersiap untuk mandi.

Ketika aku melewati kamar Lastri yang tidak ditutup, kulihat wanita itu berdiri disamping ranjang dekat kepala Lastri, ketika aku melihatnya wanita itu pergi.

Tak bisa kupungkiri, walaupun aku terbiasa melihat hal ghaib aku masih saja merasa tak nyaman. Aku pun bertanya-tanya dalam hati, ada gerangan apa wanita itu terus-menerus menampakkan diri.

Seketika aku sadar, aku belum memanaskan makanan. Sambil memanaskan makanan aku menanak nasi di magiccom, menaruh makanan diatas meja dan kuraih handuk dikursi makan untuk mandi.

Kulihat jam menunjukkan pukul 6 pagi, setelah berganti pakaian aku membangunkan Lastri untuk mandi.

Ketika aku masuk kekamar Lastri, lagi-lagi aku melihat perempuan itu berdiri dipojok ranjang Lastri dekat lemari. Kali ini kulihat wajahnya tertutup dengan rambutnya. Dia menangis dan tertawa cekikikan.

"hihihi hihi"

Tolong aku... huu hu

hihihi hihi

Aku terpaku, terdiam seperti terhipnotis melihat wanita itu. Tiba-tiba wanita itu mendekati wajahku dan ..

"Astaghfirullah haladzim" pekikku pelan

Kubuka mataku dan wanita itu menghilang. Cepat-cepat aku bangunkan Lastri.

"Lastri bangun udah pagi. Tri.. tri bangun udah jam setengah 6"

"Hah udah setengah 6, kenapa kamu gak bangunin aku dari tadi Sar"

"Aku tidak enak membangunkanmu, aku lihat tidurmu sangat pulas"

"Hoammm.. iya aku capek banget, tidurku juga sangat nyenyak. Kamu udah mandi? Hemm.. kamu udah masak ya, ada bau nasi dan rendang semalam"

"Iya aku udah mandi dan masak nasi. Sana mandi dulu, nanti kita makan bareng-bareng"

Kulihat Lastri berjalan malas menuju kamar mandi, aku pun kekamar untuk memoles wajahku dengan bedak dan lipstik tipis.

Kami pun makan dan Lastri sibuk sambil menelpon ojek langganannya untuk mengantar kami. Kalau naik angkot atau bis umum sudah dipastikan kami akan datang terlambat.

Lastri memberi tahu pak Jono dan Joni alamat yang dimaksud, karena menggunakan motor, perjalanan yang kami tempuh hanya 30 menit.

Sesampai dirumah kediaman, kami disambut bapak Chris dan suami almarhumah. Kamipun bersalaman dan berbincang sedikit. Mataku mengedar keseluruh ruangan kulihat banyak orang menggunakan setelan jas, karangan bunga didinding dan foto.

Ya foto. Wanita difoto itu mirip sekali dengan wanita yang datang kekontrakan Lastri.

"Ternyata kamu memberi tahuku, kalau itu kamu. Tapi kenapa kamu bersedih dan meminta tolong padaku?" gumamku dalam hati

"Sar.. sar ayo masuk kekamar, kok bengong"

Lastri membuyarkan lamunanku tentang wanita itu.

"Eh iya, maaf aku melamun tri"

Jujur ini pertama kalinya aku melihat prosesi pengurusan jenazah selain agamaku. Aku melihat wanita itu terbujur kaku dengan tangan disedekapkan didada, dengan baju dress putih panjang model fancy brokat lengkap dengan sepatu putih.

Tiba-tiba ada yang berbisik ditelingaku.

"Pakaikan aku dengan baju songket pernikahanku dulu. Aku ingin memakainya. Aku ingin baju itu melekat abadi ditubuhku. Tolong bantu aku, beritahukan keluargaku. Aku menuliskan surat wasiat dibawah baju pestaku"

"Tri, wanita ini berpesan, temukan surat wasiat dibawah baju pestanya"

"Kamu ngomong apa sih Sar, kita itu harus buru-buru merias wanita ini, jangan ngomong yang aneh-aneh ahh"

"Tolong percaya sama aku tri, ntar pulang dari sini aku jelasin"

Kemudian Lastri mendekati suami dari wanita ini dan menjelaskan. Kulihat suami wanita itu mengernyitkan dahinya dan tak percaya dengan apa yang dibilang Lastri. Lalu dia menaiki tangga meninggalkan lastri.

"Tunggu sebentar sar, suaminya sedang mencari apa yang kamu maksud. Tapi aku masih penasaran, siapa yang memberi tahumu perihal surat wasiat itu" ujar lastri sambil mengusap-ngusap dagunya

"Wanita itu sendiri tri yang memberitahuku, pasti kamu gak percaya kan?"

"Jelas aku gak percaya sar, selama 7 tahun aku bekerja gak pernah sedikitpun aku mengalami hal mistis"

Tiba-tiba suami wanita itu masuk kekamar mendekati kami dengan kain songket warna merah ditangannya. Dia menunjukkan surat wasiat dan membenarkan ucapan lastri. Lastri pun melihatku dengan tatapan bengong seolah tak percaya.

Kami disuruh keluar sebentar dari kamar, kulihat sebelum pintu ditutup wanita itu tersenyum kepadaku.

"Silahkan masuk jenazahnya siap dirias"

Kami pun duduk disamping jenazah itu. Ada raut bahagia terpancar dari wajahnya tak seperti yang kulihat saat ia mengenakan pakaian sebelumnya. Aku pun mengeluarkan beberapa item dari peralatan make up. Kusapu wajahnya dengan foundation dan primer dibawah kantung matanya. Walaupun wanita ini berusia 40 tahun, tapi wajahnya masih sangat kencang dan terawat. Sembari Lastri merias mata, aku pun memberi bronze dan lipstik untuk wanita.

"Sempurna.. kamu memang cekatan, gak salah aku mengajakmu sar"

"Kamu yang hebat tri, riasan matanya sangat hidup dan cantik"

"Terimakasih telah membantuku, aku suka dengan riasannya"

Wanita itu mengucapkan terima kasih kepada aku dan lastri. Aku pun merasa lega karena hari ini berjalan dengan baik.

Ketika kami keluar dari kamar, suami wanita itu memberikan amplop kepada Lastri.

"Terima kasih bu Lastri dan Sarti sudah memberikan yang terbaik untuk istri saya. Saya akhirnya tenang, karena sebelumnya saya selalu bermimpi tentang istri saya, tapi saya tidak mengerti maksudnya apa. Semoga ibu berkenan menerimanya"

"Terima kasih kembali pak, tapi sepertinya amplop ini kebanyakan" ujar lastri

"Ini gak seberapa dengan apa yang udah dilakuin bu lastri dan bu sarti, anggap aja ini rezeki"

Aku dan lastri bertatapan, saling melempar senyum.

Tiba-tiba wanita itu muncul kembali disamping suaminya, sambil menggandeng tangan suaminya dia tersenyum.

Mungkin anda tidak melihatnya pak, tapi anda harus yakin istri anda sudah tenang di alam sana.

Terpopuler

Comments

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Owalah suruh bantu to,kirain Lastri ada salah🤣🤣

2024-08-15

0

Caroline Adam Adamfey

Caroline Adam Adamfey

2...lanjuuuuut

2020-08-25

0

Saniia Azahra Luvitsky

Saniia Azahra Luvitsky

aduhhhh serem juga ya

2020-08-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!