Rasa Penasaran Lastri

Perjalanan menuju kontrakan Lastri kami tempuh menaiki mikrolet. Lastri mengajakku mengelilingi kota ini, mengenalkanku pada dunia luar yang tak aku bisa rasakan selama ini. Sesekali kami berbincang mengenai pengalamanku pagi ini, aku tahu arah pembicaraan lastri. Dia penasaran dengan apa yang terjadi pagi ini.

"Sar, aku masih penasaran bagaimana kamu tahu dimana surat wasiat itu?"

"Apa kamu punya kekuatan supranatural?"

"Apa kamu bersekutu dengan mereka?"

Pertanyaan lastri sontak membuatku tertawa geli.

"Kamu apa-apaan sih tri, pertanyaanmu itu loh ada-ada saja"

"Jawab dulu pertanyaan aku, aku penasaran sekali dengan hal itu tahu" ujar lastri menampakkan wajah cemberutnya

"Iya iya.. aku jawab nih dengerin ya tapi jangan merinding" ujarku sambil menakuti lastri

Terlihat keraguan lastri mendengar ceritaku, tapi rasa penasarannya mengalahkan ketakutannya.

"Aku sebenarnya bisa melihat hantu sejak kecil tri. Wanita yang kita rias itu sudah mendatangi kita sejak pagi setelah aku bangun tidur. Dia juga berdiri disamping ranjangmu saat aku mau membangunkanmu"

"Se..serius kamu sar, kenapa kamu gak bilang dari tadi pagi"

"Aku gak mau kamu ketakutan sar"

"Aku jadi takut tidur sendirian, aku tidur dikamarmu ya malam ini. Kan kamu suka berdoa, hantu takut kan sama doa-doa"

"Kamu lucu tri .. andai saja kamu tahu ketika mereka datang lidahmu langsung kelu untuk berdzikir" ujarku dalam hati

"Kamu tidak perlu khawatir tri, tidak akan terjadi apa-apa, mereka juga datang kamu tidak bisa melihat. Mereka gak akan mengganggu jika tidak kita usik kecuali karena mereka ingin menyampaikan pesan"

"Syukurlah kalau begitu sar. Ehh.. bang bang kiri yaa. Hampir aja kita kebablasan sar"

Kami berdua terkekeh sendiri.

****

Sesampainya dirumah, aku langsung mandi dan mencuci baju, pikirku supaya tidak ada baju kotor yang menumpuk.

Kulihat lastri dia mengeluarkan beberapa camilan yang kami beli, menatanya didalam toples.

Ketika aku menjemur baju, kudengar dari arah ruang tv sangat ramai. Seperti suara 1 keluarga yang mengobrol disana. Tapi tak kudengar suara lastri menimpali obrolan itu.

Aku menaruh ember kekamar mandi dan mendekati lastri. Kulihat lastri duduk sendirian didepan tv.

"Kemana tamu-tamu itu? cepat sekali mereka pergi" gumamku dalam hati

"Tri, tadi ada tamu ya, kok aku dengar dari belakang seperti ada obrolan dari ruangan sini?"

"Aku sendirian dari tadi nonton tv dan tak ada yang berkunjung kerumah ini."

"Jangan-jangan..."

Raut wajah lastri sudah memerah dan keringatnya mulai bercucuran dipelipisnya. Aku menepuk pundak lastri, sontak ia loncat ke atas kursi"

"Kamu apaan sih tri, gak ada, aku gak lihat hantu kok. Paling aku salah mendengar, mungkin suara tetangga sebelah. Kan rumah disini saling berhimpitan" ku coba menenangkan lastri

"Aku duduk disini deh kita nonton tv bareng"

"Enak juga cookies yang kita beli ya, tau gitu aku beli setengah kilo untuk stok kita ngemil"

"Iya enak banget sar. Ehh.. aku ganti channel berita ya. Bosen aku nonton sinetron"

"Berita terkini, telah terjadi perampokan dan pembunuhan dikawasan cempaka. Tidak ada yang menyangka pembunuhan diperumahan elite ini mengambil nyawa 1 keluarga. Pembunuhan yang menewaskan 5 orang ini ditemukan di tempat yang berbeda didalam rumah. Diduga motif pembunuhan keluarga ini adalah balas dendam. Polisi mengidentifikasi perampokan ini hanya sebagai modus pengalihan karena barang berharga yang diambil sangat sedikit. Dugaan kuat merujuk pada keluarga dekat korban"

"Astaghfirullahaladzim, ada orang tega membunuh seperti itu. Apapun kesalahannya membunuh bukan penyelesaian yang tepat" gumamku dalam hati

"Eh sar, rezeki nomplok nih kalau salah satu keluarganya meminta mereka merias mereka" ujar lastri terkekeh

Aku tidak menanggapi omongan lastri. Karena aku merasa bulu kudukku merinding. Kulihat dua anak kecil mengelilingi aku dan lastri.

"Ya allah, ada kejutan apa malam ini?"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***