Episode 4

Dua sohib Kevin sudah pulang dulu beberapa menit yang lalu. Suasana di parkiran mobil sudah agak sepi. Kevin sedang berada di dalam mobil, tapi dia enggan menyalakan mesin kendaraan roda empatnya itu. Dia sedang tak ingin pulang ke rumah. Dia sudah terlalu bosan dengan segala suasana sepi dan dingin yang selama beberapa tahun terakhir ini mengisi rumahnya.

Dulu saat segalanya masih sempurna, rumah besar yang dihuni keluarga Kevin terasa damai dan hangat. Ada tawa ceria Alice, adiknya. Juga senyum hangat Mona. Candaan-candaan Radit, ayahnya, di saat mereka makan bersama atau sekedar berkumpul di ruang keluarga juga mampu menambah suasana akrab yang tercipta. Namun, sekarang semua hanya bisa Kevin kenang. Kebersamaan yang pernah terasa begitu indah kini tak bisa lagi dia rasakan. Yang ada kini hanya kesepian yang menciptakan lubang menganga di dadanya. Kesepian itu juga yang selama ini membuatnya bertingkah sesuka hati di sekolah.

Sebenarnya dia tak pernah sengaja bertingkah seenaknya atau mengacau begitu saja. Dia hanya ingin melakukan hal-hal yang sekiranya bisa membuat lubang menganga itu tertutup kembali. Namun sejauh ini usahanya tak pernah berhasil. Semakin lama lubang itu justru semakin besar dan kesepian yang dia rasakan semakin mencekam.

Sudah hampir setahun Radit jarang pulang ke rumah. Dalam seminggu pria itu pulang hanya dua atau tiga kali, itu pun selalu diwarnai percekcokan dengan Mona. Sementara itu, Alice sudah dua bulan ini dirawat di rumah sakit karena leukemia. Entah kapan gadis itu bisa sembuh seperti sedia kala. Rumah besar yang Kevin tinggali dulunya begitu hangat, begitu hidup. Sekarang rumahnya hanya seperti bangunan gedung yang sepi, suram, dan kosong.

Kegembiraan yang dirasakan Kevin saat bersama dengan Ferro dan Dion selalu terasa singkat. Mereka mungkin bisa menemani Kevin di sekolah atau di rumahnya dalam beberapa jam. Namun, Kevin tak bisa meminta mereka untuk menemaninya lebih lama. Mereka bukan saudara kandungnya yang bisa selalu bersama dengannya seharian penuh. Mereka punya keluarganya sendiri di rumah. Dan Kevin tidak bisa egois.

Mungkin benar kata orang kalau harta paling berharga di dunia ini adalah keluarga. Hal kecil seperti kepribadian seseorang dibentuk pertama kali di dalam keluarga. Seseorang akan merasa hidupnya lengkap dan sempurna juga karena adanya keluarga.

Hanya di sekolah Kevin merasa hidupnya berwarna. Ketika berada di rumah kehampaanlah yang akan datang menyergapnya. Kevin bisa saja pulang ke tempat Ferro atau Dion, tapi dia tak ingin merepotkan. Mereka berdua masih ada bersamanya setelah segala perubahan yang terjadi dalam hidupnya saja sudah bagus. Ya, kamu pasti pernah dengar kisah tentang teman yang menjauh ketika satu temannya jatuh miskin atau sedang terjebak masalah, kan? Tapi, untungnya Dion dan Ferro bukan tipe teman yang seperti itu. Dan Kevin bersyukur memiliki mereka dalam hidupnya.

Entah sudah berapa menit Kevin menghabiskan waktu di dalam mobil ditemani lagu-lagu Maroon 5 yang mengalun dari tape. Parkiran sudah benar-benar sepi. Hanya ada beberapa mobil yang belum dibawa pergi oleh pemiliknya. Biasanya itu punya anak-anak yang sedang mengikuti ekstrakurikuler.

Konsentrasi Kevin pada musik yang dia dengar buyar ketika mendengar suara ketukan keras di kaca mobilnya. Ketika menoleh ke jendela mobil, dia mendapati Angga sedang menatapnya dengan tatapan tak bersahabat. Kevin mengembuskan napasnya kasar lalu mengalihkan pandangannya ke depan lagi. Ini bukan pertanda baik. Kedatangan Angga, Tommy, atau Edo selalu akan menghasilkan keributan. Sudah berkali-kali Tommy atau Angga, bahkan Edo sendiri muncul tanpa diduga-duga begitu. Namun, tentu saja Kevin tak akan menghindar. Dia tak suka dianggap pecundang oleh musuh bebuyutannya itu.

Kevin melirik malas pada Angga lalu mengalihkan pandangannya ke kaca depan mobil lagi. Entah apa lagi yang cowok berambut keriting itu inginkan. Yang pasti kali ini juga berhubungan dengan Edo.

Karena Angga tak kunjung beranjak pergi dan ketukannya di kaca mobil semakin keras, akhirnya Kevin menurunkan kaca jendela mobil. Dengan gusar dia lantas bertanya, “Ngapain lo?”

Angga tersenyum masam. “Dicariin Edo,” jawabnya.

Akhirnya Kevin pun turun lalu mengikuti Angga berjalan ke mobil Edo. Dia disambut Tommy dan si pemilik mobil. Mereka berdua bersandar pada kap mobil sambil memasang tampang sengak yang menyebalkan.

“Apaan lagi?” tanya Kevin jutek ketika dia telah berdiri tepat di hadapan Edo.

Bukannya menjawab, Edo malah berdiri tegak lalu melayangkan tinjunya ke perut Kevin. Kevin, yang memang memiliki refleks cepat terhadap serangan, segera membalas pukulan Edo dengan melayangkan bogemnya ke wajah cowok itu. Tak terima leader-nya diserang, Tommy ikut memukul Kevin. Dilayangkannya tinju ke wajah lawannya tersebut. Pukulan Tommy itu membuat gejolak panas di dada Kevin meletup. Dia lantas balik memukul wajah Tommy. Tak mau kalah, Edo ikut menyerang. Dia menendang perut Kevin hingga cowok itu mundur beberapa langkah ke belakang. Namun seolah tak peduli dengan sakit yang dirasakan, Kevin maju beberapa langkah, bermaksud membalas Edo. Tetapi belum sempat dia melancarkan serangan, Angga lebih dulu memukul bagian punggungnya dengan kedua siku. Akibatnya dia menghentikan langkah dan mengerang kesakitan. Kesempatan itu Edo gunakan untuk menyerang Kevin secara bertubi-tubi. Dia layangkan tinjunya ke perut dan dada Kevin berkali-kali. Terakhir, dia menendang perut Kevin hingga cowok itu ambruk.

Kevin pasti menang kalau berkelahi satu lawan satu dengan seseorang dari mereka bertiga karena dia punya ilmu silat. Pernah suatu ketika Edo datang sendirian dan menghajarnya seperti orang kesetanan. Namun, akhirnya tetap Kevin yang berhasil menang. Mungkin untuk mengantisipasi, jadi sekarang Edo selalu main keroyokan.

Sebenarnya Kevin tak mengerti apa motif Edo melakukan semua ini padanya. Dulu waktu duduk di bangku SMP mereka adalah dua orang saudara sepupu yang sangat akrab. Tak ubahnya saudara kandung. Keadaanya mulai berubah sejak awal mereka duduk di bangku kelas sepuluh. Suatu sore ketika Kevin tengah bermain bola di halaman rumah, Edo menghampirinya dan menghajarnya habis-habisan. Tak hanya itu, Edo juga memaki Kevin dengan kata-kata yang menyakitkan. Dia bilang Kevin saudara *******. Saudara laknat. Bahkan kerapkali Edo berkata kalau dia ingin melihat Kevin mati. Waktu itu Kevin tak membalas perlakuan Edo. Cowok itu bahkan diam saja saat Edo menatapnya dengan tatapan seperti ingin membunuh.

Kejadian sore itu yang mencadi titik awal perkelahian Edo dan Kevin di hari-hari berikutnya.

Awalnya Kevin selalu ingin bertanya apa motif Edo. Namun belum juga sempat berbicara, Edo selalu lebih dulu menyerang. Karena terpancing emosi, Kevin melupakan keinginanya mencari akar dari semua. Dia jadi ikut benci dengan Edo dan akan dengan senang hati melawan jika cowok itu mulai meyerangnya.

Kevin mencoba bangun, mengabaikan rasa sakit yang dia rasakan di sekujur tubuh. Melihat lawannya belum menyerah, tendangan keras Edo layangkan ke perut cowok itu. Akibatnya tubuh Kevin terbaring lagi. Seolah tak puas, Angga menambahkan pukulan keras ke wajah Kevin. Tak mau ketinggalan, Tommy ikut melayangkan tendangannya ke perut Kevin.

“Mau lo sebenarya apa, Do?” tanya Kevin pelan ketika Edo berlutut di sampingnya dengan senyum puas, senyum ejekan yang di dalamnya tersirat kebencian begitu besar. Mengapa hanya Edo yang Kevin beri pertanyaan? Karena Kevin merasa kalau ini merupakan dendam pribadi Edo. Setiap mereka berkelahi, tatapan membunuh itu hanya terpancar dari mata Edo, bukan dari kedua temannya yang lain.

“Gue ... mau ... lo ... mati,” jawab Edo pelan dan penuh penekanan. Dia memberi jeda pada setiap kata ketika mengucapkan kalimat itu. Sengaja. Agar terdengar lebih jelas di telinga Kevin.

“Apa salah gue ke lo?” tanya Kevin pelan. Dia berusaha mengabaikan rasa sakit yang menyergap tubuhnya.

“Apa salah lo?” Edo tersenyum sinis sejenak kemudian melanjutkan kalimatnya dengan bentakan, “LO YANG MULAI SEMUANYA, VIN! LO YANG MULAI!”

Tatapan kebencian dan tatapan ingin membunuh itu lagi-lagi terpancar dari mata Edo. Dan Kevin tidak mengerti apa maksudnya. Memangnya dia sudah memulai apa? Selama ini setiap kali mereka ribut, Edo tak pernah mengucapkan kalimat apa pun. Baru kali ini cowok itu mengungkapkan kalimat demikian seolah Kevin adalah biang kerok dari permusuhan tak berujung ini. Padahal jelas-jelas dari awal Edolah yang mulai menyerang.

Beberapa tinju Edo layangkan lagi di wajah Kevin—di pipi, mata, dan rahangnya—dengan kecepatan tak terkontrol. Menyadari Kevin mungkin bisa benar-benar mati atau masu rumah sakt kalau membiarkan Edo, Angga dan Tomi segera menarik tubuh leader-nya ke belakang. Alih-alih menurut, Edo justru memberontak tak terima. “Dia harus mati, Guys!” katanya di sela gerakan tangan dan tubuhnya yang terus berusaha melepaskan diri dari cekalan Tommy dan Angga.

Kevin memejamkan matanya ketika Edo dan kedua temannya sudah pergi. Rasa nyeri luar biasa merambat di sekujur tubuh dan wajahnya. Jawaban Edo atas pertanyaannya tadi benar-benar tak bisa dicerna otaknya.

Terpopuler

Comments

mawar merah

mawar merah

seru ceritanya 😍
terua semangat ya 💪

2020-04-17

0

Jukyung_Limau

Jukyung_Limau

hemmm masih aja dibikin penasaran..next lah

2020-04-05

0

Yanti Suryanti

Yanti Suryanti

gk tkt tuh ktauan phk skolh....?!!!!

2020-02-23

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!