Run To Be A Champion (tamat)

Run To Be A Champion (tamat)

Putri Alya Zahra Elvaro

"Cepat bangun!" Seorang wanita yang masih terlihat cantik menyipratkan air dingin ke wajah sang anak dengan rasa kesal.

"Mamah sudah berapa kali bilang sama kamu! Jangan begadang, jadinya begini, kan?!" bentak wanita tersebut yang bernama Rika Elvaro, ibu dari seorang perempuan cantik berhijab yang masih terbaring di atas ranjang, yaitu Putri Alya Zahra Elvaro atau biasa di sebut Alya.

"Iya, Mah," sahut Alya yang masih dengan mata tertutup.

"Kamu memang beda sama adik kamu, seharusnya kamu belajar dari dia!" Rika lalu meninggalkan kamar Alya dengan perasaan kesal.

"Mamah selalu begitu ... aku seperti bukan anak kandungnya saja," keluh Alya dan langsung berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Pagi semua," sapa Alya sambil mengambil roti di atas meja dan duduk dengan kaki berada di atas.

"Turunkan itu!" bentak Rika kepada anak sulungnya itu.

"Mamah udah cape, terus ngomelin kamu setiap hari, Alya! Lihat Vania, dia lebih baik dari kamu. Seharusnya kamu belajar dari Vania," celetuk Rika memuji Vania.

Vania Areta Elvaro adalah adik dari Putri Alya Zahra Elvaro. Keduanya tidak pernah sependapat dalam segala hal, karena Alya lebih menyukai apa yang seharusnya di sukai oleh para kaum Adam. Sementara Vania, prinsipnya penampilan adalah hal yang paling utama.

Mendengar perkataan Mamahnya tadi, hati Alya begitu sakit seperti di tusuk panah sampai panah itu menembus tubuhnya. Tapi Alya tetap sabar dan menurutnya itu memang salahnya.

"Kakak bareng sama kamu ya," ucap Alya, Vania langsung menatapnya tajam.

"Boleh," jawab Vania senyum manisnya terukir begitu indah di wajahnya.

Setelah selesai sarapan pagi, Vania dan Alya pergi bersama menuju kampusnya.

Tapi, saat sudah keluar dari kawasan rumah, Vania menghentikan langkahnya begitu saja.

"Mending Kakak naik angkut umum aja deh, itu lebih pantes untuk Kakak," kecam Vania, kedua tangannya di lipat di depan dada.

"Maksud kamu apa?" tanya Alya melihat adiknya itu bingung.

"Denger ya, Kak. Aku tuh malu punya Kakak kaya Kak Alya, udah tidurnya kesiangan terus, udah penampilan kaya gini, dan perilaku Kakak itu ... aku makin jijik sama Kakak! Kalau pacar aku sampai tau aku punya Kakak kaya Kak Alya, bisa-bisa dia jauhin aku, Kak!" maki Vania yang sudah tidak sanggup dengan kelakuan Kakaknya itu.

"Kok kamu ngomongnya gitu sama Kakak?" tanya Alya sambil memegang pundak Vania, tapi Vania malah menepis tangan Alya dan pergi begitu saja meninggalkan Alya sendirian.

"Alya! Dengerin Kakak dulu!" teriak Alya dan berlari mengejar adiknya itu yang sudah berada jauh di depannya.

"Kakak jangan ngikutin aku! Aku tuh capek kaya gini terus, Kak! Kakak setidaknya berubah dari penampilan, pasti aku akan suka sama Kakak!" Vania lagi-lagi memaki Alya dengan kata-kata yang membuat Alya sakit hati.

Tetapi sebagai seorang Kakak bagi adiknya, Alya tidak mau bertengkar cuman masalah seperti ini.

"Hai, Sayang," sapa seseorang dari dalam mobil.

"Hai, sayang," jawab Vania dengan bersemangat.

"Itu siapa?" tanya laki-laki itu sambil menatap remeh ke arah Alya.

"Aku–" Belum sempat Alya berbicara, Vania memotongnya dan berkata, "Biasa ... ini Fans aku. Kamu tau kan aku punya banyak fans," tukas Vania meyakinkan pacarnya itu.

"Oh fans kamu, aku kira dia Kakak kamu," tutur Andre, pacar Vania.

"Kakak aku? Mana mungkin, aku ini anak tunggal, mana mungkin aku punya kakak." Perkataan Vania membuat Alya semakin ingin menangis sejadi-jadinya.

Tiba-tiba Alya berlari menjauh dari keduanya sambil menangis.

"Dia kenapa?" tanya Andre melihat Alya terheran-heran.

"Mungkin dia malu kali, karena penampilannya kaya gitu," sahut Vania dan masuk ke dalam mobil tersebut.

"Kenapa Vania bilang aku fansnya? Apa ada yang salah denganku?" keluh Alya yang masih terisak menangis.

Alya mencoba memenangkan dirinya dan memilih untuk pergi ke kampus dengan berjalan kaki, karena kampusnya tidak jauh dari rumahnya.

"Inikah yang dinamakan kampus?" gumam Alya melihat kampus itu penuh kekaguman.

"Aku tidak akan menyia-nyiakan perjuangan ayah." Alya kemudian masuk ke dalam kampus tersebut menuju lapangan untuk penerimaan murid baru.

Flashback

Tepatnya sebulan sebelum mendaftar di Universitas YZ.

"Alya!" seru sang ayah dari kejauhan. Fahrul Elvaro, itulah namanya.

"Ada apa ayah?" tanya Alya yang sedang berbincang dengan teman-teman di telpon.

Semenjak kejadian di massa lalu, kini Alya mencari hobi baru yaitu membuat novel dan melukis.

"Lihat ini." Fahrul memberikan sebuah poster yang isinya pendaftaran di Universitas YZ.

"Ini bisa menjadi kesempatan untukmu, Alya. Ayah juga sudah mendaftarkan mu di sini," jelas Fahrul dengan senangnya.

"Tapi ayah. Bagaimana dengan biaya kuliahnya?" tanya Alya sedikit khawatir.

"Eh? Apa yang kau pikirkan ini? Kau sudah lulus dua tahun lalu bukan? Ayah mau kau melanjutkan sekolahmu dan menjadi orang sukses nanti," cerocos Fahrul dengan bersemangat.

"Kau tidak perlu khawatir, Ayah akan bekerja keras untuk itu. Yang terpenting sekarang adalah kau harus masuk ke universitas ini. Oke," kata Fahrul dan memberi tahu semua anggota keluarga yang ada di sana.

Flashback end

Menjadi murid baru tidaklah mudah, apalagi ini di universitas yang mungkin orang seperti Alya yang orang tuanya berpenghasilan serba kecukupan tidak bisa berkuliah di sini.

"Pertama-tama, aku kenalkan ketua senior di sini, yaitu Yuda Pranata." Yuda Pranata kemudian naik ke atas panggung dan menyapa semua murid baru di sana.

"Aku masih terpikir atas ucapan Vania tadi, apakah penampilan ku terlalu norak?" gumam Alya sambil menundukkan kepalanya sehingga tidak fokus pada pengumuman yang di berikan oleh seniornya.

"Hallo semuanya, perkenalkan saya Yuda Pranata, salah satu mahasiswa di universitas ini sekaligus sebagai ketua senior di ini. Semoga kita bisa kerja sama dalam kegiatan ini, terima kasih," jelas Yuda dengan gagahnya, sehingga membuat para kaum hawa terpesona melihat ketampanan Yuda.

"Baiklah, sekarang saya selaku wakil ketua dari senior di sini, akan membagi kelompok untuk nanti mengamati wilayah kampus dan yang di sebut namanya ke depan," tutur Zaki, yang tak lain adalah wakil ketua senior di universitas YZ.

"Putri Alya Zahra Elvaro!" Saat Zaki memanggil nama tersebut, ia sedikit terkejut.

"Putri Alya Zahra Elvaro? Apakah ada di sini?" tanya Zaki memastikan.

Semua orang tampak kebingungan dan berbisik satu sama lain.

"Putri Alya Zahra Elvaro? Kalau tidak ada, saya akan coret namanya di sini," ancam Zaki dan akhirnya Alya menyadarinya setelah orang yang ada di depannya memberi tahu bahwa namanya di panggil.

"Iya, Kak?" teriak Alya dengan polosnya.

"Kamu ini! Bud*g atau gimana? Cepet baris di depan!" omel Zaki yang kesal.

Setelah sudah mengelilingi kampus, Semuanya pun di bubarkan untuk istirahat sejenak.

Terpopuler

Comments

₵ⱨɽł₴ ø₭₮₳vł₳

₵ⱨɽł₴ ø₭₮₳vł₳

mampir dong ke novel aku.

CEWEK CULUN BERUBAH MENJADI CEWEK CANTIK.

MOHON DUKUNGANNYA YA,DENGAN CARA VOTE,LIKE,DAN BERI TANGGAPAN YANG MENARIK YA.

THANKS

2021-02-19

0

IG : Chocollacious

IG : Chocollacious

aku ketinggalan byk amat😑

maaf baru mampir😥

2021-01-12

1

ATHOR SYUKRI »HFN«👻🎍

ATHOR SYUKRI »HFN«👻🎍

semangat afwa

2021-01-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!