NovelToon NovelToon

Run To Be A Champion (tamat)

Putri Alya Zahra Elvaro

"Cepat bangun!" Seorang wanita yang masih terlihat cantik menyipratkan air dingin ke wajah sang anak dengan rasa kesal.

"Mamah sudah berapa kali bilang sama kamu! Jangan begadang, jadinya begini, kan?!" bentak wanita tersebut yang bernama Rika Elvaro, ibu dari seorang perempuan cantik berhijab yang masih terbaring di atas ranjang, yaitu Putri Alya Zahra Elvaro atau biasa di sebut Alya.

"Iya, Mah," sahut Alya yang masih dengan mata tertutup.

"Kamu memang beda sama adik kamu, seharusnya kamu belajar dari dia!" Rika lalu meninggalkan kamar Alya dengan perasaan kesal.

"Mamah selalu begitu ... aku seperti bukan anak kandungnya saja," keluh Alya dan langsung berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Pagi semua," sapa Alya sambil mengambil roti di atas meja dan duduk dengan kaki berada di atas.

"Turunkan itu!" bentak Rika kepada anak sulungnya itu.

"Mamah udah cape, terus ngomelin kamu setiap hari, Alya! Lihat Vania, dia lebih baik dari kamu. Seharusnya kamu belajar dari Vania," celetuk Rika memuji Vania.

Vania Areta Elvaro adalah adik dari Putri Alya Zahra Elvaro. Keduanya tidak pernah sependapat dalam segala hal, karena Alya lebih menyukai apa yang seharusnya di sukai oleh para kaum Adam. Sementara Vania, prinsipnya penampilan adalah hal yang paling utama.

Mendengar perkataan Mamahnya tadi, hati Alya begitu sakit seperti di tusuk panah sampai panah itu menembus tubuhnya. Tapi Alya tetap sabar dan menurutnya itu memang salahnya.

"Kakak bareng sama kamu ya," ucap Alya, Vania langsung menatapnya tajam.

"Boleh," jawab Vania senyum manisnya terukir begitu indah di wajahnya.

Setelah selesai sarapan pagi, Vania dan Alya pergi bersama menuju kampusnya.

Tapi, saat sudah keluar dari kawasan rumah, Vania menghentikan langkahnya begitu saja.

"Mending Kakak naik angkut umum aja deh, itu lebih pantes untuk Kakak," kecam Vania, kedua tangannya di lipat di depan dada.

"Maksud kamu apa?" tanya Alya melihat adiknya itu bingung.

"Denger ya, Kak. Aku tuh malu punya Kakak kaya Kak Alya, udah tidurnya kesiangan terus, udah penampilan kaya gini, dan perilaku Kakak itu ... aku makin jijik sama Kakak! Kalau pacar aku sampai tau aku punya Kakak kaya Kak Alya, bisa-bisa dia jauhin aku, Kak!" maki Vania yang sudah tidak sanggup dengan kelakuan Kakaknya itu.

"Kok kamu ngomongnya gitu sama Kakak?" tanya Alya sambil memegang pundak Vania, tapi Vania malah menepis tangan Alya dan pergi begitu saja meninggalkan Alya sendirian.

"Alya! Dengerin Kakak dulu!" teriak Alya dan berlari mengejar adiknya itu yang sudah berada jauh di depannya.

"Kakak jangan ngikutin aku! Aku tuh capek kaya gini terus, Kak! Kakak setidaknya berubah dari penampilan, pasti aku akan suka sama Kakak!" Vania lagi-lagi memaki Alya dengan kata-kata yang membuat Alya sakit hati.

Tetapi sebagai seorang Kakak bagi adiknya, Alya tidak mau bertengkar cuman masalah seperti ini.

"Hai, Sayang," sapa seseorang dari dalam mobil.

"Hai, sayang," jawab Vania dengan bersemangat.

"Itu siapa?" tanya laki-laki itu sambil menatap remeh ke arah Alya.

"Aku–" Belum sempat Alya berbicara, Vania memotongnya dan berkata, "Biasa ... ini Fans aku. Kamu tau kan aku punya banyak fans," tukas Vania meyakinkan pacarnya itu.

"Oh fans kamu, aku kira dia Kakak kamu," tutur Andre, pacar Vania.

"Kakak aku? Mana mungkin, aku ini anak tunggal, mana mungkin aku punya kakak." Perkataan Vania membuat Alya semakin ingin menangis sejadi-jadinya.

Tiba-tiba Alya berlari menjauh dari keduanya sambil menangis.

"Dia kenapa?" tanya Andre melihat Alya terheran-heran.

"Mungkin dia malu kali, karena penampilannya kaya gitu," sahut Vania dan masuk ke dalam mobil tersebut.

"Kenapa Vania bilang aku fansnya? Apa ada yang salah denganku?" keluh Alya yang masih terisak menangis.

Alya mencoba memenangkan dirinya dan memilih untuk pergi ke kampus dengan berjalan kaki, karena kampusnya tidak jauh dari rumahnya.

"Inikah yang dinamakan kampus?" gumam Alya melihat kampus itu penuh kekaguman.

"Aku tidak akan menyia-nyiakan perjuangan ayah." Alya kemudian masuk ke dalam kampus tersebut menuju lapangan untuk penerimaan murid baru.

Flashback

Tepatnya sebulan sebelum mendaftar di Universitas YZ.

"Alya!" seru sang ayah dari kejauhan. Fahrul Elvaro, itulah namanya.

"Ada apa ayah?" tanya Alya yang sedang berbincang dengan teman-teman di telpon.

Semenjak kejadian di massa lalu, kini Alya mencari hobi baru yaitu membuat novel dan melukis.

"Lihat ini." Fahrul memberikan sebuah poster yang isinya pendaftaran di Universitas YZ.

"Ini bisa menjadi kesempatan untukmu, Alya. Ayah juga sudah mendaftarkan mu di sini," jelas Fahrul dengan senangnya.

"Tapi ayah. Bagaimana dengan biaya kuliahnya?" tanya Alya sedikit khawatir.

"Eh? Apa yang kau pikirkan ini? Kau sudah lulus dua tahun lalu bukan? Ayah mau kau melanjutkan sekolahmu dan menjadi orang sukses nanti," cerocos Fahrul dengan bersemangat.

"Kau tidak perlu khawatir, Ayah akan bekerja keras untuk itu. Yang terpenting sekarang adalah kau harus masuk ke universitas ini. Oke," kata Fahrul dan memberi tahu semua anggota keluarga yang ada di sana.

Flashback end

Menjadi murid baru tidaklah mudah, apalagi ini di universitas yang mungkin orang seperti Alya yang orang tuanya berpenghasilan serba kecukupan tidak bisa berkuliah di sini.

"Pertama-tama, aku kenalkan ketua senior di sini, yaitu Yuda Pranata." Yuda Pranata kemudian naik ke atas panggung dan menyapa semua murid baru di sana.

"Aku masih terpikir atas ucapan Vania tadi, apakah penampilan ku terlalu norak?" gumam Alya sambil menundukkan kepalanya sehingga tidak fokus pada pengumuman yang di berikan oleh seniornya.

"Hallo semuanya, perkenalkan saya Yuda Pranata, salah satu mahasiswa di universitas ini sekaligus sebagai ketua senior di ini. Semoga kita bisa kerja sama dalam kegiatan ini, terima kasih," jelas Yuda dengan gagahnya, sehingga membuat para kaum hawa terpesona melihat ketampanan Yuda.

"Baiklah, sekarang saya selaku wakil ketua dari senior di sini, akan membagi kelompok untuk nanti mengamati wilayah kampus dan yang di sebut namanya ke depan," tutur Zaki, yang tak lain adalah wakil ketua senior di universitas YZ.

"Putri Alya Zahra Elvaro!" Saat Zaki memanggil nama tersebut, ia sedikit terkejut.

"Putri Alya Zahra Elvaro? Apakah ada di sini?" tanya Zaki memastikan.

Semua orang tampak kebingungan dan berbisik satu sama lain.

"Putri Alya Zahra Elvaro? Kalau tidak ada, saya akan coret namanya di sini," ancam Zaki dan akhirnya Alya menyadarinya setelah orang yang ada di depannya memberi tahu bahwa namanya di panggil.

"Iya, Kak?" teriak Alya dengan polosnya.

"Kamu ini! Bud*g atau gimana? Cepet baris di depan!" omel Zaki yang kesal.

Setelah sudah mengelilingi kampus, Semuanya pun di bubarkan untuk istirahat sejenak.

Yuda Pranata

HAU SEMUANYA 👋😁

JANGAN LUPA LIKE, KOMEN, RATE 5 DAN VOTE JUGA YA 😁. DAN KLIK FAV JUGA AGAR TAU UPNYA KAPAN.

"Selamat pagi, Mih." Yuda mencium pipi ibunya yang sedang sarapan di meja makan.

"Pagi, Sayang," sapa Lusi, ibu dari Yuda Pranata.

"Papih kemana, Mih?" tanya Yuda yang tidak melihat ayahnya di rumah tersebut.

"Barusan pergi ke kantor, katanya ada meeting penting pagi ini," jelas Lusi yang sedang menyantap sarapannya.

"Ya udah, kalau gitu Yuda harus pergi juga. Soalnya sekarang ada penerimaan siswa baru di kampus. Yuda berangkat dulu, Mih. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Yuda termenung sejenak.. membayangkan kalau sang Ibu masih ada di sisinya. Yuda kembali sadar setelah benda yang melingkar di pergelangan tangannya berbunyi yang menunjukkan bahwa ia harus segera berangkat kuliah.

Yuda menutup pintu depan rumahnya dan mengambil mobilnya yang berada di garasi.

Ia pun melajukannya menuju rumah Zaky dan setelah itu langsung menuju kampusnya.

Setelah sampai di kampus, keluarlah dari mobil sport berwarna ungu dan biru seorang pria tampan yang memakai kacamata berwarna hitam.

"Yuda datang!" teriak seorang mahasiswi memberi kode kepada semua siswi yang berada di sana.

Semua bersiap menggenggam ponselnya masing-masing untuk mengambil foto pria tersebut. Bahkan ada yang di jadikannya wallpaper, atau hanya mengupload nya di sosmed.

Yuda Pranata. Itulah namanya, seorang pria tampan yang sudah tercatat di deretan pria tampan di dunia, ia bahkan sangat berkuasa di kampusnya. Tak heran jika semua mahasiswi si sana mengidolakannya.

Yuda mempunyai kekurangan, yaitu sikap jutek dan keras kepalanya yang kalau kita bertemu langsung dengannya, sikapnya itu nauzubillah luar biasa. 😂

Tak lama setelahnya, keluar sahabat karibnya yang tak kalah tampan darinya, yaitu Zaky.

Keduanya sudah terbiasa dengan reaksi semua mahasiswi ini terhadap keduanya.

Tiba-tiba, dari kejauhan datang seorang gadis cantik menghampiri Yuda dan Zaky.

Tak hanya mahasiswi yang berkumpul di sana, mahasiswa juga ikut berkumpul setelah melihat kecantikan dari Amelia, yaitu teman massa kecil Yuda.

Menurut rumor yang beredar di kampus itu, keduanya sedang menjalin hubungan asmara karena terlihat selalu romantis di depan semua orang. Keduanya tak segan mengupload foto kebersamaan mereka di sosmed.

"Kita ke kelas yu," ajak Amelia sambil menggandeng tangan Yuda menuju kelasnya.

Semua yang berada di sana tampak iri melihat keduanya begitu romantis.

"Mereka berdua emang cocok kalau jadi pasangan, iya gak?" sambut salah satu siswa, yang terdengar jelas di telinga Yuda dan Amelia.

"Iya bener," sahut siswa lainnya membenarkan perkataan temannya itu.

"Semua udah setuju kalau gue jadian sama Yuda. Gue tinggal nunggu kesempatan bagus untuk ungkapin perasaan gue ke Yuda," batin Amelia, hatinya begitu senang jika ia bersama Yuda.

Ketika berada di koridor kampus. Yuda, Amelia dan Zaky semakin di kerumunan banyak orang untuk memotret kebersamaan mereka, bahkan sampai ada yang ingin foto bersama ketiganya.

Karena setiap hari selalu begini, Yuda memerintahkan bodyguard nya untuk membantunya mengatasi para fans itu.

"Mending kita langsung ke lapangan, soalnya penerimaan murid baru akan segera di lakukan. Apalagi lo sebagai ketua, nanti akan berbicara di depan semua murid baru," bisik Zaky, keduanya langsung berjalan menuju lapangan. Sementara Amelia pergi ke kelasnya.

"Lo kemana aja? Sebentar lagi akan di mulai, sebaiknya lo siap-siap oke," kata salah satu anggota dari para senior.

"Tapi, semua sudah siap, kan?" tanya Yuda memastikan.

"Sip, pokonya." jawabnya sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, semua mahasiswa/i baru sudah berkumpul di lapangan tersebut.

"Gue ada urusan bentar, jadi gue gak bisa ikut kalian keliling kampus ini. Gue mengandalkan kalian," kata Yuda dan berjalan menuju ruang dosen.

Setelah semua selesai, semua mahasiswa/i beristirahat. Saat hendak beristirahat, tak sengaja para senior sedang lewat sontak semua mahasiswi berhamburan menghampiri para kakak senior tersebut sambil menjerit-jerit senang.

Alya yang sedang asik memainkan ponselnya sambil membawa cup minuman di tangan satunya, tak sengaja tertabrak sehingga ponsel dan air yang di pegangnya terpental, sampai air tersebut mengenai tepat di muka Yuda. Sontak semua temannya menertawakannya.

"Mati gue! Air yang tadi gue pegang kena ke kakak senior lagi!" batin Alya kesal pada dirinya sendiri.

"Kak, maaf. Aku gak sengaja, sekali lagi maaf!" Alya langsung menundukkan kepalanya tanpa melihat siapa yang ada di depannya.

"Jadi kamu yang siram saya pake ini! Kamu dendam apa sama saya!?" bentak Yuda kesal, seketika semuanya menjadi hening di sana.

"Saya nggak sengaja, tadi. Sekali lagi minta maaf." Alya semakin merasa bersalah atas tindakannya yang ceroboh.

"Maafin aja, dia udah bilang kalau itu gak sengaja. Lagi pula dia masih baru, mungkin gak tau siapa sebenarnya lo," bisik Zaky menenangkan sahabatnya itu.

Yuda mendengus perlahan ....

"Kali ini saya maafkan, angkat kepalamu." Yuda memegang kedua pundak Alya, saat Alya mengangkat kepalanya, tak sengaja kembali terjadi kesalahan, kepalanya mengenai dagu Yuda sampai Yuda terjatuh dan meringis ke sakitan.

"Aaaaa! Maaf ..." gumam Alya yang langsung berbalik badan takut untuk menatapnya.

Yuda pun di bantu oleh teman-temannya berdiri.

"Sekali lagi min–" Alya membalikkan badan dan tidak melanjutkan perkataannya setelah melihat siapa yang berada di depannya.

"Lo!" celetuk keduanya dan saling menatap tajam.

"Pertengkaran hebat akan di mulai ..." batin Zaky, perasaannya menjadi tidak enak. Sebab yang Zaky ingat, mereka adalah saling bermusuhan.

"Ngapain lo di sini?" tanya Yuda kesal.

"Lagi nyangkul! Ya bukanlah, gue mahasiswi di sini!" jawab Alya dengan lantangnya.

"Oh, jadi lo mahasiswi di sini, kenapa kampus ini bisa terima orang kaya lo di sini ya? Apa mereka gak tau ... kalau orang yang ada di hadapan gue ini, curang!" maki Yuda, keduanya ada masa lalu yang memang sulit di percaya. Tapi itulah kenyataannya.

"Kalau gue tau tadi yang gue siram itu lo. Gue mana mungkin mau minta maaf!" hardik Alya dan kemudian pergi dari tempat itu dengan perasaan kesal.

"Hey, curang! Tunggu!" seru Yuda, Alya menghentikan langkahnya dan menatap Yuda sinis.

"Ini ponsel lo, kan?" Yuda memperlihatkan ponsel milik Alya yang tadi terpental, dan tidak sengaja di temukan oleh Zaky.

"Lo mau apa emangnya?" tanya Alya dengan sombongnya. Tiba-tiba ponsel milik Alya di jatuhkan ke lantai, dan tak hanya itu ... Yuda kembali beraksi dengan menginjak ponsel tersebut sampai layar ponselnya menjadi rusak.

"Ponsel gue!" gumam Alya kesal saat melihat ponsel satu-satunya yang ia miliki di injak begitu mudahnya oleh Yuda.

"Lo apa-apaan sih!" Alya mendorong tubuh Yuda keras.

"Ini balasan dari gue untuk kejadian yang tadi!" sahut Yuda dan secepatnya pergi dari tempat itu.

"Awas aja lo Yuda!" gerutu Alya sambil menatap ponselnya yang sudah rusak karena ulah Yuda.

Selalu Salah (Visual Tokoh)

"Heh! Denger ya. Lo jangan so belagu deh di depan kak Yuda! Penampilan lo aja beda banget dari kita semua, so-soan caper di depan kak Yuda! Liat aja nanti, kalau lo ketahuan jelekin nama kak Yuda lagi. Jangan harap lo bisa ada di kampus ini lagi!" ancam salah satu fans panatik Yuda. Semua yang berada di sana menatap Alya tajam.

Alya hanya pasrah dan tidak sanggup untuk melawan mereka semua sendirian. Ia pun berjalan pelan menuju tempat di mana tidak banyak orang di sana.

"Kenapa hari ini sial terus ya? Tapi kalau masalah Vania sih, aku udah biasa .... Tapi, ini masalah sama Yuda! Kalau gak karena ayah aku di sini, gak mungkin aku mau ke sini!" keluh Alya yang berjalan sempoyongan sambil menunduk ke bawah melihat kedua kakinya.

Tiba-tiba tak sengaja Alya menabrak seorang sampai dirinya terjatuh.

"Aduh ...! Sakit," keluh Alya sambil memegang sikunya yang di gunakanya untuk menopang tubuhnya.

"Lo gak papa?" tanya seorang pria sambil mengulurkan tangannya ke hadapan Alya. Tapi Alya tidak membalas uluran tangan pria tersebut.

"Gak papa. Maaf tadi udah nabrak kamu," kata Alya meminta maaf sambil berdiri sendiri.

Tanpa menatap wajah pria itu, Alya begitu saja berjalan menjauh darinya. Baru beberapa langkah Alya berjalan, pria tersebut mencegah Alya dengan memegang pergelangan tangannya.

"Tunggu!"

"Maaf, tolong lepasin tangannya," ujar Alya sedikit memohon, karena ia tidak mau kalau orang menyangkanya. 'Berhijab, tapi kok kelakuannya gitu'. 'Di depan sih so alim, di belakang kelakuannya busuk!' dan lain sebagainya.

"Oh, maaf." pria tersebut dengan cepat melepaskan genggamannya dan berbalik ke arah Alya.

"Lo bukannya fansnya Vania tadi ya?" tanya pria tersebut memastikan. Alya di buat kaget dan langsung memandang wajahnya sekilas. Dan ternyata bener yang di duganya, pria yang ada di depannya itu adalah pacar adiknya yang ternama Andre.

"I– iya," jawab Alya gugup.

"Ternyata Lo siswi kampus ini juga? Oh ya, kenalin nama gue Andre." Andre kembali mengulurkan tangannya di hadapan Alya. Alya hanya diam dan mengatupkan kedua tangannya di depan dada.

"Namaku Putri Alya Zahra El–" Alya tiba-tiba menghentikan perkataannya dan berpikir sejenak.

"Kalau aku mengatakan pada Andre nama belakang keluargaku, pasti dia akan tau kalau aku adalah kakak Vania, bukan fansnya," batin Alya merasa gelisah.

"Putri Alya Zahra. Panggil aja Alya." Alya kembali mengatakan namanya dan berlalu pergi begitu saja. Sehingga ia tidak tau bahwa ada yang mengawasi dari kejauhan.

"Ada yang tidak beres," gumam Andre menatap Alya curiga.

Sementara itu, orang dengan tubuh kekar menghampiri tuan mudanya dan memberikan ponsel yang ia pegang tadi untuk menunjukkan sesuatu.

"Kerja bagus! Besok, ini akan menjadi berita besar di kampus ini," ujar pria tersebut tersenyum licik sambil menatap layar ponsel yang ia genggam tersebut.

Alya duduk di kursi perpustakaan, karena di sana lah tempat yang cocok untuk nya berpikir jernih dan yang paling terpenting adalah jauh dari keramaian.

Alya mengambil sebuah buku dari tas kecilnya dan menyimpannya di atas meja. Jelas tertulis di bagian awal buku 'BUKU HARIANKU'.

Alya memang selalu menulis semua kisah hidupnya di sana, bahkan sampai sekarang Alya masih menulis di buku tersebut. Sehingga buku tersebut menjadi barang yang paling berharga baginya.

Tak lama setelah menulis di buku hariannya itu, Alya segera pergi ke kelasnya karena jam istirahat sudah habis.

Begitu sampai kelasnya, semua mahasiswi perempuan menatapnya dengan tatapan tidak suka. Alya sudah mengerti dan tidak terlalu mempedulikannya dan langsung duduk di bangku paling belakang.

"Heh! Lo bisa aja sekarang bersikap gak peduli, nanti setelah lo sadar lo salah. Semua akan berubah!" pekik salah satu teman sekelasnya sambil memukul meja Alya keras.

"Terserah kalian mau ngomong apa tentang gue, tapi menurut gue ini semua bukan sepenuhnya salah gue kok." kata Alya yang masih terlihat santai duduk di kursinya.

"Kita liat aja nanti, siapa yang akan menang!" cewek itu menatap tajam Alya.

"Ada apa ini!" tanya dosen yang sempat mendengar perdebatan antara Alya dengan teman sekelasnya itu. Namanya adalah Nazwa.

"Ini, Pak. Alya ngehina saya dan orang tua saya. Saya gak terima dong, dan langsung ngelabrak dia," jelas Nazwa kesal.

"Alya! Apakah itu benar?" tanya dosen tersebut menatap Alya seperti ingin menerkamnya.

"Itu sama sekali gak bener, Pak. Dia yang ngelabrak duluan tanpa tau yang sebenarnya," sangkal Alya sambil berdiri.

"Alya bohong tuh Pak! Kita semua jadi saksinya kok, Alya yang duluan ngehina Nazwa," sergah siswa lainnya membela Nazwa.

"Alya! Ikut bapak ke ruang dosen!" Dosen tersebut marah dan langsung pergi meninggalkan kelas tersebut dengan perasaan kesal.

💮💮💮

Visual Para Tokoh

1. Putri Alya Zahra Elvaro

Keturunan asli Thailand dari ayahnya. Ia bercita-cita ingin menjadi seorang atlet lari yang hebat, tapi semua itu ia kurung di dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Dan di sisi lain, ibunya yang selalu membela sang adik yang lebih baik dari dirinya.

2. Vania Areta Elvaro

Adik dari Alya, ia keturunan asli Amerika dari ibunya. Ia sangat populer di sekolahnya sebab kecantikannya yang tidak ada duanya. Ia menjadi lebih populer setelah menjadi model di semua majalah remaja dan meskipun masih sekolah, Vania sudah masuk ke deretan wanita tercantik di dunia. Tak heran jika kaum Adam banyak menyukai Vania.

3. Yuda Pranata

Sama seperti halnya Vania, Yuda keturunan asli Amerika dari ayah dan ibunya, tak hanya itu ... Yuda juga pernah menjadi model di salah satu majalah remaja, tapi menurutnya itu tidak cocok untuknya, sehingga ia memundurkan diri untuk menjadi model. Ia juga anak dari seorang pengusaha yang terkenal di Asia dan perusahaan nya itu termasuk perusahaan terbesar di Asia.

4. Andre

Pacar Vania yang tak kalah tampan dari Yuda. Hubungannya dengan Vania sudah hampir setengah tahun di jalaninya. Tentunya banyak yang sakit hati ketika mendengar bahwa Vania sudah mempunyai pasangan, terutama para kaum pria.

5. Zaky

Sahabat Yuda yang selalu setia menemaninya di manapun dan kapanpun. Tidak hanya itu, Zaky selalu menasihati Yuda dan memberi arahan jikalau Yuda melakukan kesalahan ataupun hak lainnya.

6. Amelia

Tak kalah cantik dari Vania, Amelia sudah menjuarai lomba atlet di tingkat nasional dan menjadi terkenal karena hal itu. Ia juga sama seperti Zaky, yaitu sahabat masa kecil Yuda sampai sekarang. Yang membuatnya lebih terkenal, Amelia selalu menjadi perbincangan hangat di sosmed sebab selalu memposting kebersamaannya dengan Yuda.

💮💮💮

Jangan lupa klik fav yang ada di bawah ini, tinggalkan like, komen dan vote juga. Karena itu membuat author lebih semangat membuat ceritanya 😍

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!