Alya berjalan lesuh setelah keluar dari ruang dosen. Tiba-tiba seseorang memanggilnya dan Alya langsung berbalik badan ke arah suara itu.
"Lo kenapa?" tanya Andre melihat Alya kebingungan.
"Nggak. Gue harus pergi dulu soalnya buru-buru," sahut Alya dan pergi begitu saja, sehingga membuat Andre semakin penasaran terhadapnya.
"Aku harus jauhin Andre gimanapun caranya," batin Alya, saat dirinya menghilang dari pandangan Andre, tiba-tiba ada yang menariknya dari samping, sehingga membuatnya kaget dan melawan.
"Lepa–" bentak Alya, tapi terlebih dulu mulutnya di bekam oleh orang tersebut.
"Diam! Nanti ketahuan," bisik orang tersebut, dari suaranya seperti laki-laki, tapi Alya belum memastikan apakah itu laki-laki atau perempuan.
Orang tersebut melihat sekeliling dan menurutnya situasi sudah aman dan tidak ada seorang pun yang lewat.
"Lepasin!" Alya langsung memukul perut orang tersebut dengan sikunya.
"Ini gue, Al," kata orang tersebut sambil memegang perutnya yang sangat sakit.
"Yoga! Ngapain di sini? Bukannya kamu bukan mahasiswa di sini ya?" tanya Alya kebingungan sekaligus merasa bersalah.
Yoga adalah teman massa kecil Alya, mereka dulu sangatlah akrab dan selalu bermain bersama. Sehingga Alya menganggap Yoga sebagai kakaknya, Yoga memang bukan mahasiswa di sini, yang Alya tau ... Yoga sekolah di salah satu kampus yang jauh dari tempat tinggal Alya.
"Memang, aku mau liat keadaan kamu aja. Tapi malah kamu pukul aku," sahut Yoga yang masih memegang perutnya yang sakit.
"Oh iya, maaf aku gak sengaja. Kamu sih, bikin aku kaget aja!" omel Alya dan membawa Yoga ke kantin.
"Gimana keadaan keluargamu?" tanya Yoga memastikan, ia memang sudah lama tidak pulang ke rumahnya beberapa bulan ini.
"Alhamdulillah sehat, nenek juga udah sehat sekarang," jawab Alya tersenyum senang.
"Benarkah? Kalau begitu, nanti setelah kamu pulang, aku akan ke rumahmu ya," usul Yoga, Alya hanya mengangguk.
"Al maaf, aku gak bisa lama-lama di sini. Soalnya ada yang harus aku urus," jelas Yoga, seketika raut wajahnya berubah drastis menjadi cemberut.
"Baru juga duduk di sini, udah pergi aja. Emang urusan kamu itu sepenting apa sih?" tanya Alya penasaran.
"Pokonya penting, nanti aku ceritain oke, sampai jumpa nanti di rumah." Yoga dengan sengaja mencubit pipi mulus Alya dengan gemas dan berlalu pergi dengan senyum puas.
"Awas aja nanti!" teriak Alya kesal karena Yoga selalu saja begitu setelah menemui Alya kesekian lamanya.
Alya hanya duduk melamun di kursi tersebut dan sendirian. Ia tidak ingat kalau hari ini ada jam kelas.
Setelah hampir setengah jam duduk di sana sambil memainkan ponselnya, Alya melihat jam di layar ponselnya, ternyata sudah waktunya pulang.
"Sekarang kan ada jam pelajaran! Aduh gimana ini, aku ke asinan. Eh kok ke asinan sih, maksudnya keasikan main hp jadi gak ingat ada jam kelas," ujar Alya berbicara pada dirinya sendiri.
"Aku malah seperti gadis nakal dan bukannya gadis imut dan menggemaskan," Alya terkekeh sendiri mengingat kata hatinya yang entah itu pujian atau ejekan.
Akhirnya Alya tidak ada pilihan lain dan mengikuti pulang bersama yang lainnya.
Saat dirinya sedang berada di parkiran, di belakangnya tiba-tiba terdengar suara klakson mobil sehingga membuatnya kaget.
"Hey! Cewek curang minggir!" titah Yuda yang menonjolkan kepalanya dari jendela kaca mobilnya.
Karena Alya tidak ingin bertengkar, ia langsung menuruti perkataan Yuda untuk menepi.
"Perasaan aku jalan di pinggir, kenapa harus di klakson?" pikir Alya, ia baru sadar kalau Yuda telah mempermainkannya.
"Sabar Alya ... harus tetap sabar ...." Alya mengelus-elus dadanya perlahan.
"Alya!" seru seorang pria dari dalam mobil yang tak kalah bagus dengan mobil yang dimiliki Yuda. Setelah Alya menoleh ke arah suara, ternyata itu Andre.
"Apa?" tanya Alya ketus.
"Pulang bareng gue yu," ajak Andre dan tanpa basa-basi ia turun dari mobilnya dan langsung menarik tangan Alya untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Jangan sentuh! Apa lo gak malu? Lo udah punya pacar dan sekarang lo jalan sama kakak pacar lo sendiri! Itu artinya lo mempermainkan perasaan gue sama Vania, Dre!" bentak Alya, semua yang berada di sana menatap tajam ke arah Alya.
"Tu cewek gak tau diri banget jadi orang! Udah tadi ngejelekin nama baik kak Yuda, sekarang malah ngebentak wakil senior. Gak tau banget diri bener gak tuh?" bisik salah satu siswi yang sedang menyaksikan perdebatan antara Alya dan Andre.
"Iya bener tuh! Gue gak suka kalau tidak cewek ada di kampus ini. Jangan-jangan nanti dia ngerusakin nama baik kampus ini juga!" sahut siswi lainnya menatap tidak suka ke arah Alya.
"Jadi maksud lo ... lo adalah kakaknya Vania? Jadi bener dugaan gue tadi, ada yang gak beres dari sikap lo!" sahut Andre menatap Alya curiga.
"Nggak bukan gitu– maksud gue gini. Vania udah gue anggap saudara sendiri, jadi jangan anggap serius ucapan gue tadi," dalih Alya, nadanya menurun beberapa oktaf dari sebelumnya.
"Sekarang mending kita pulang aja, katanya tadi lo mau anter gue pulang." Tanpa harus di paksa kembali, Alya langsung masuk ke dalam mobil Andre.
"Gue harus cari lebih dalam mengenai Alya!" batin Andre dan tanpa mengulur waktu lagi, ia berjalan masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya menuju jalan raya.
Tidak ada satu patah katapun yang keluar dari mulut keduanya, sehingga membuat Andre merasa tidak nyaman dan akhirnya membuka mulutnya.
"Rumah lo di mana?" tanya Andre memecahkan keheningan di antara keduanya.
"Anter aja gue ke tempat dimana lo pertama kali liat gue," jawab Alya tanpa memandang ke arah Andre dan hanya memandang ke arah jendela luar mobil melihat pemandangan jalan raya yang ramai di penuhi kendaraan umum maupun pribadi.
"Ok." Andre melajukan mobilnya menuju tempat yang Alya maksud.
"Makasih." Alya langsung turun dari mobil Andre setelah sampai di tempat awal ia bertemu dengan Andre.
Setelah keluar dari mobil Andre, Alya berdiri di samping mobil Andre sampai Andre meninggalkan tempat itu duluan.
"Ngapain lo masih di sini?" tanya Andre heran.
"Rumah gue ada di sebrang sana, jadi setelah mobil lo pergi dari sini gue baru akan nyebrang jalan," jelas Alya yang masih tetap tidak memandang Andre.
"Nggak. Gue akan nungguin di sini sampai lo bener-bener selamat sampai rumah lo," sangkal Andre. Akhirnya Alya langsung menyebrang jalan tersebut dan berjalan menuju gang kecil dan berdiri diam di sana untuk menunggu mobil Andre meninggalkan tempat itu.
"Tak menunggu waktu lama, Alya keluar dari gang tersebut dan menyebrangi jalanan itu kembali. Alya dengan cepat berjalan menuju rumahnya yang masuk ke gang yang cukup besar.
Setelah sampai di rumahnya Alya tidak lupa menyalami ibu dan neneknya. Ayahnya tidak ada di rumah karena masih bekerja.
Alya langsung merebahkan dirinya di atas kasur sampai terlelap karena kelelahan.
Jangan lupa klik fav yang ada di bawah ini, dan tinggalkan likez rate 5, juga vote. Karena itu akan membuat author semakin bersemangat dalam membuat cerita ini 😉. Mohon dukungannya dari kalian semua 😊.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Caramelatte
eyo kakak author! Ku mampir nih!🤭 Semangat yaa upnya! 🤗
2021-01-12
0
IG : Chocollacious
yuda kasar amat sih jd cowok😑
2021-01-12
1
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Bom like mendarat kak, salam dari May I Love For Twice, semangat 😊
2020-11-07
1