Aaliyah: Siapa Yang Kau Cinta?
Ibu Rini mengambil beberapa kebutuhan rumah tangganya dan memasukkan kedalam keranjang belanjaan di sebuah minimarket yang tidak jauh dari rumahnya. Ia tidak menyadari sepasang mata dari seorang pemuda dua puluh tiga tahun yang terus mengawasinya. Dengan agak ragu-ragu pemuda tersebut mendekati Ibu Rini.
"Permisi bu, Ibu Rini ya?" tanya pemuda tersebut dengan hormat.
"Iya benar, kamu siapa ya nak?" Ibu Rini bertanya kembali sambil mengamati wajah pemuda tersebut berusaha mengingat-ngingat.
"Saya Angga bu, Anak Pak Hendrawan, sahabat keluarga Ibu Rini di Kalimantan dulu."
Ibu Tini pun terperangah, seakan tidak percaya ia berjumpa dengan siapa.
"Anggaaaa, itu kamu Nak? Sudah besar kamu sekarang," ujar Ibu Rini masih tidak percaya sambil melihati Angga dari atas hingga ke bawah.
"Iya betul saya Angga, Bude," Angga meyakinkan Ibu Rini.
Ingatan Ibu Rini kembali ke dua belas tahun yang lalu.
Almarhum Sutoyo suami Ibu Rini dan Hendrawan merupakan Bintara Polisi yang berasal dari jawa dan ditugaskan pada salah satu Polres di Pulau Kalimantan. Mereka berdua bersahabat sejak awal menjadi polisi.
Di Kalimantan, mereka tinggal di sebuah asrama polisi. Sutoyo memiliki anak tunggal perempuan bernama Aaliyah dan Hendrawan memiliki dua anak laki laki, Hadi dan Angga. Aaliyah dan Angga umurnya hampir sebaya dan merupakan teman main saat kecil.
**************
Flash Back On
Siang itu asrama polisi sedang sepi, karena sebahagian besar penghuninya berangkat bekerja dan anak-anak sedang bersekolah. Hanya Pak Hendrawan dan Pak Sutoyo polisi yang tinggal di asrama karena sedang lepas jaga.
Ibu Laela yang merupakan seorang guru, istri Pak Hendrawan, baru saja pulang mengajar. Hadi dan Angga masih berada di sekolah.
Ibu Rini istri Pak Sutoyo yang merupakan seorang Ibu Rumah Tangga sedang menjaga Aaliyah yang saat itu tidak masuk sekolah karena sedang demam.
Tiba-tiba Pak Sutoyo menerima telepon dari rekan kerjanya, bahwa ada sekelompok orang yang bergerak menuju asrama mencari Pak Hendrawan. Kelompok tersebut merupakan keluarga seorang perampok yang ditembak mati oleh Pak Hendrawan, dan berniat membalas dendam pada Pak Hendrawan.
Mendengar berita tersebut Pak Sutoyo langsung melompati tembok pembatas rumahnya dengan rumah Pak Hendrawan, dan masuk secepatnya ke rumah Pak Hendrawan. Pak Sutoyo menarik Pak Hendrawan ke Rumah Pak Sutoyo melalui pintu belakang, memasukkan ke kamar Pak Sutoyo dan menguncinya dari luar.
Pak Hendrawan yang kebingungan dengan tingkah Pak Sutoyo bertanya apa yang sedang terjadi karena tiba-tiba saja dikurung di kamar.
"Diam kamu disitu!" jawab Pak Sutoyo.
Pak Sutoyo juga mengamankan Ibu Laela di rumahnya. Kemudian Pak Sutoyo berdiri di depan rumah Pak Hendrawan dengan pistol yang terselip di pinggang menunggu kelompok yang akan menyerang Pak Hendrawan.
Tidak sampai satu menit, enam orang yang berboncengan sepeda motor datang bersenjata parang dan golok.
"Mana Hendrawan?" teriak salah satu diantaranya.
"Hendrawan tidak ada di sini, ada apa kalian mencari Hendrawan?" balas Pak Sutoyo.
"Jangan sembunyikan Hendrawan," ujar salah seorang lagi diantaranya melangkah maju ke Pak Sutoyo sambil menunjukkan parangnya.
Pak Sutoyo mengeluarkan pistolnya dan berkata "Jangan coba-coba maju kemari, satu langkah lagi saya tembak kamu."
Rupanya orang tersebut tidak mempedulikan ancaman Pak Sutoyo dan tetap maju ke arah Pak Sutoyo sehingga Pak Sutoyo pun melepaskan tembakan ke arah kakinya dan mengenai kaki kanan pria itu.
Melihat satu temannya tertembak, kelima orang yang lain berlompatan ke arah Pak Sutoyo dan mengeroyok Pak Sutoyo dengan membabi buta. Ibu Rini dan Ibu Laela berteriak histeris meminta pertolongan melihat Pak Sutoyo menghadapi lawan yang tidak seimbang.
Melihat orang-orang mulai berhamburan keluar akibat teriakan Ibu Rini dan Ibu Laela, kelima penyerang melarikan diri dengan sepeda motor mereka.
Penyerang yang tertembak kakinya tidak mampu mengejar rekannya dan ditinggalkan oleh rekan-rekannya.
Hadi yang baru saja pulang sekolah dari SMA Negeri Tiga, melihat dari jauh peristiwa tersebut. Dengan sangat marah ia berlari sekencang-kencangnya mengejar para penyerang yang bersepeda motor. Namun tenaganya tidak mampu menandingi kecepatan sepeda motor sehingga ia berhenti dengan terengah-engah sambil berterik
"Pengecut, kembali kalian kalau berani, lawan aku."
Kemudian Hadi berlari kembali ke arah Pak Sutoyo yang sudah terkapar bersimbah darah terkena tebasan parang.
Di sana, Ibu Rini dan Aaliyah memeluk Pak Sutoyo sambil menangis histeris.
Tidak jauh dari Pak Sutoyo, tampak seorang penyerang yang kakinya tertembak, sudah ditahan oleh warga. Hadi melompat kearah penyerang tersebut dan memukulnya berkali-kali sampai penyerang tersebut rebah ke tanah.
Tidak lama kemudian petugas kepolisian dan ambulance datang. Pak Sutoyo digotong oleh petugas naik ke ambulance, diikuti Ibu Rini dan Ibu Laela.
Sebelumnya, Ibu Rini menitipkan Aaliyah pada Hadi "Tolong jaga adikmu Nak!"
Hadi mengangguk, menerima Aaliyah dari Ibu Rini.
Ia menggendong Aaliyah sambil memandangi ambulance pergi membawa Pak Sutoyo dan Mobil Patroli Polisi membawa penyerang yang tertembak.
Setelah mobil ambulance lepas dari pandangan, Hadi menatap wajah bocah kecil yang berusia sembilan tahun di gendongannya. Bocah itu tidak berhenti menangis. Bajunya berlumuran darah ayahnya karena terus memeluk ayahnya sampai ambulance datang.
"Berhentilah menangis Aaliyah!" kata Hadi pada bocah itu. "Bapak dirawat di rumah sakit dulu. Besok bisa pulang kok," bujuknya pada Aaliyah.
"Aaliyah mau Ayah," ujar bocah itu sambil terus menangis.
"Sebentar lagi Ayah pulang, Ayah mau diobatin di Rumah Sakit. Aaliyah jangan nangis ya," kata Hadi sambil mengusap kepala bocah di gendongannya, kemudian menidurkan bocah itu dibahunya.
********************
Pak Sutoyo dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara dalam kondisi kritis. Sebelum meninggal beliau sempat memanggil sahabatnya dan berpesan,
"Kalau aku terlebih dahulu dipanggil Yang Maha Kuasa, aku titip Rini dan Aaliyah," ucap Pak Sutoyo dengan suara terbata-bata.
Sambil menangis Pak Hendrawan menjawab, "Kamu jangan khawatir, Aaliyah aku anggap sebagai anak sendiri. Kelak jikalau mereka sudah besar, akan kunikahkan Aaliyah dengan Angga."
Keesokan pagi setelah kejadian pengeroyokan, Pak Sutoyo menghembuskan nafas terakhirnya.
Pak Hendrawan merasa sangat berutang budi pada Pak Sutoyo, karena Pak Sutoyo meninggal karena melindunginya.
Flash Back Off
******************
"Bagaimana kabar orang tuamu nak Angga?" Ibu Rini bertanya kepada Angga.
Angga menjawab "Alhamdulillah, mereka sehat. Bude boleh minta alamat, saya akan bawa ayah dan ibu menemui Bude, mereka pasti akan sangat senang."
Ibu Rini memberikan alamatnya pada Angga dan Angga mencatat pada ponselnya.
"Bagaimana kabar Aaliyah, Bude?" Angga menanyakan kabar teman kecilnya pada Bu Rini.
"Aaliyah sehat. Umurnya sudah dua puluh satu tahun. Aaliyah masih kuliah. Nak Angga masih kuliah juga atau sudah kerja?" Bu Rini balik bertanya pada Angga.
"Angga sudah kerja bude di Bank Swasta. Kami semua pindah ke kota ini mengikuti Mas Hadi yang bertugas di sini," jawab Angga.
"Mas Hadimu sekarang sudah jadi perwira polisi ya? Apa sudah menikah dia?" Bu Rini menanyakan kabar Hadi pada Angga. Putra sulung Pak Hendrawan.
Dahulu sewaktu Bu Rini memutuskan untuk meninggalkan Kalimantan, pulang ke kampung halamannya, Hadi lulus dan sudah masuk ke Akademi Kepolisian.
"Belum, Bude. Mas Hadi belum menikah, masih pacaran terus. Malah Angga yang mau menikah dalam waktu dekat ini. Angga sudah bertunangan, Bude," terang Angga.
Angga menceritakan pada Ibu Rini bahwa ia sudah memiliki tunangan seorang karyawati bank swasta juga.
Angga sedang berada di minimarket tersebut untuk mengambil laporan penjualan dari minimarket milik kakaknya, Hadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Ira Suryadi
Assalamu'alaikum Ka Ina,,🥰Aku baca Ulang lgi Salah satu Karyamu Ka,,ini yg Ke-5x ny Aku baca,,,Pa'pol Hadi❤Aliyah
2025-01-03
1
VS
calon mantu buuu
2024-06-21
0
Ira Suryadi
Hai ka'Ina,,🤗Aku baca Ulang lgi yg ke-4x ny,,,mau Nostagia kangen sama Cerita Pa'pol Hadi❤Aliyah
2024-05-06
3