Bab 5. Ayah Yang Terpukul (Rev 2)

Hadi menuruni tangga berjalan menuju ruang makan untuk sarapan. Di sana sudah ada Ayah, Ibu, Angga dan Adelia.

"Mas Hadi tumben telat?" sapa Adelia.

"Adel gak usah basa basi deh, pasti tau penyebabnya. Makanya kalau malam jangan terlalu berisik," Hadi menjawab pertanyaan Adelia sambil menyesap kopi yang telah disiapkan ibunya.

Ayah dan Ibunya tersenyum sudah tahu apa maksud ucapan Hadi. Membuat Adelia tersipu malu.

"Ayah, Hadi sudah memikirkan yang kita bicarakan tadi malam, dan maaf Ayah, Hadi nggak bisa meninggalkan Clarissa untuk Aaliyah." Tanpa kalimat pembuka, Hadi langsung ke inti yang ingin ia sampaikan.

Hadi tidak ingin berlama-lama memikirkan keinginan ayahnya, dan tidak ingin ayahnya terlalu berharap. Tidak perlu mengulur waktu untuk memikirkannya.

Gurat kekecewaan nampak di raut wajah ayahnya. Namun ayahnya diam saja tidak bereaksi.

Justru Angga yang terkejut mendengar apa yang baru dikatakan kakaknya, karena ia sama sekali tidak tahu apa-apa. Namun Angga sudah bisa menebak maksud ucapan Hadi.

"Hadi permisi, mau ke kantor dulu." Setelah meminum air putih, Hadi beranjak dari kursinya.

"Hadi kamu belum sarapan nak!" Ibunya tampak cemas melihat tingkah Hadi yang tidak biasanya.

"Hadi sarapan di kantor saja bu, sudah telat, nanti terlambat apel pagi."

Hadi kemudian meninggalkan meja makan menuju garasi.

Tidak lama setelah Hadi berangkat ke Kantor, Pak Hendrawan menyudahi sarapannya dan masuk ke kamar tidur.

Angga yang dari tadi penasaran bertanya pada ibunya apa yang terjadi.

"Hah Ayah mau menjodohkan Mas Hadi dengan Aaliyah!" Pekik Angga, "Ibu kan tau sendiri Mas Hadi sering main hati, jangan sampai nanti malah nyakitin hati Aaliyah saja."

Angga kurang setuju bila Hadi harus menikah dengan Aaliyah, karena ia tahu Kakaknya itu sudah memiliki seorang kekasih.

"Itu keinginan Ayahmu nak. Ayahmu juga tidak memaksakan. Penentunya tetap saja ke Hadi, dan kamu lihat sendiri kan Hadi tidak mau dijodohkan. Kalian lanjut sarapannya, Ibu mau lihat Ayah dulu di kamar," jawab Ibu Laela dengan gurat wajah cemas.

*****

Setelah kejadian pagi itu, Hadi sudah jarang pulang ke rumah lagi. Kadang ia menginap di luar atau pulang larut malam. Kadang juga di rumah tapi lebih banyak tinggal di kamar.

Hadi juga tidak bergabung di meja makan saat sarapan ataupun makan malam seperti biasanya. Semata-mata ingin menunjukkan sikap protesnya terhadap keinginan Ayahnya.

Ibunya yang mengamati perubahan sikap Hadi menemui putranya itu di kamarnya.

"Nak Hadi, kalau kamu gak mau sama Aaliyah ya nggak apa-apa. Ayah dan Ibu gak maksa kamu kok Nak. Tapi caranya jangan seperti ini. Bahkan kamu sepertinya tidak ingin bertemu dengan kami," kata Ibu Laela.

"Ibu, Hadi sudah dewasa. Tidak sepantasnya lagi Ayah ngatur dengan siapa Hadi mau menikah. Saya dan Clarissa sudah jalan dua tahun Bu. Kalau tiba-tiba saya tinggalkan dia, dimana tanggung jawab saya, Bu? Hadi nggak bisa menjalani pernikahan tanpa cinta," ujar Hadi sambil menyimpan ponselnya di atas nakas.

"Memang benar apa yang dikatakan mas Hadi, Bu." Tiba-tiba saja Angga muncul dari balik pintu.

Rupanya Angga menguping di balik pintu sedari tadi.

"Aaliyah bukan tipe Mas Hadi, usianya juga terpaut jauh. Kalau pernikahannya dipaksakan jangan sampai malah berujung tidak baik. Dan ada salah satu pihak yang harus dikecewakan."

Hadi merasa senang mendapat pembelaan dari adiknya.

"Tapi kamu harus jaga perasaan Ayahmu Hadi. Melihat sikapmu seperti ini Ayahmu jadi terpukul."

Bagaimanapun sebagai seorang Ibu, Ibu Laela cemas melihat hubungan ayah dan anaknya yang menjadi dingin sejak pagi itu.

"Nanti juga baik sendiri bu. Ibu tak perlu cemas," Hadi meyakinkan ibunya.

*******

Malam ini Hadi Putra Hendrawan mengikuti kegiatan razia besar-besaran yang dilaksanakan oleh Polda setempat terkait maraknya aksi pembegalan yang mengusik ketenangan masyarakat.

Hadi memimpin beberapa anggotanya melaksanakan operasi skala besar yang fokus menyisir para pelaku begal.

Setelah pekerjaannya selesai, Ia mengemudikan kendaraannya menuju apartemen Clarissa.

Waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 Dini hari, tapi ia enggan pulang ke rumah. Hadi memilih menginap di apartemen Clarissa saja. Perasaan kecewa dengan keinginan orang tuanya belum sepenuhnya hilang.

Hadi bisa datang kapanpun ke Apartemen Clarissa karena memiliki access card untuk mengakses apartemen tersebut.

Malam ini memang Hadi tidak mengabarkan akan datang kepada Clarissa. Hanya saja ia sedang tidak ingin pulang ke rumah. Apalagi besok adalah hari sabtu, hari libur, ia bisa berlama-lama di apartemen Clarissa.

Clarissa sudah tidur saat Hadi masuk ke dalam kamarnya.

Sejenak Hadi berdiri di samping tempat tidur, memandangi wajah Clarissa yang sudah terlelap. Ia tidak ingin lagi menyakiti hati Clarissa setelah beberapa kali mengecewakannya.

Setelah itu, ia mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah mandi, hanya dengan menggunakan handuk yang melilit pada tubuh, ia berjalan keluar kamar mandi menuju lemari. Beberapa pakaiannya sudah tersimpan dengan rapi sejak lama di lemari pakaian Clarissa.

Saat sementara mengenakan pakaiannya, notifikasi ponselnya berbunyi. Ia menerima pesan dari Angga, adiknya.

ANGGA:

Mas Hadi pulang jam berapa? Ada yang perlu kita bicarakan.

HADI:

Aku gak pulang, sepertinya penting?

ANGGA:

Penting mas.

HADI:

lewat telpon aja.

Kemudian hadi menelpon adiknya Angga

HADI: Ada apa Angga?

ANGGA: Tadi Ayah minta dipesankan ticket ke Kalimantan untuk Ayah dan Ibu, katanya mereka ingin ziarah ke makam Ayahnya Aaliyah.

Aaliyah lagi gerutu batin Hadi

HADI: Ya udah, pesankan aja. Nanti saya ganti uangnya. Sepertinya Ayah memang butuh liburan.

ANGGA: Masalahnya bukan disitu mas, dari Kalimantan mungkin Ayah mau pulang ke Jember. Ayah sudah mengurus kepindahan ibu mengajar. Barang-barangnya juga sudah dipacking, mau dikirim ke Jember.

Jember merupakan kampung halaman Pak Hendrawan.

Mendengar ucapan adiknya Hadi terdiam beberapa saat, kemudian ia memutus percakapan secara sepihak dengan Angga.

Ada rasa bersalah yang mendera hatinya. Ayah, Ibunya dan Angga mengikuti Hadi sejak Hadi ditugaskan di Kota Bandung.

Hadi membeli rumah yang mereka tinggali sekarang untuk orang tuanya sebagai bentuk pengabdian karena ia ingin membahagiakan orang tuanya.

Hadi juga bukan typical anak yang sering melawan orang tuanya.

Kecuali kali ini.

Tanpa membangunkan Clarissa, Hadi mengambil pakaian seragam yang telah ia ganti tadi, tas dan kunci mobil. Lalu dengan langkah senyap agar Clarissa tidak terganggu istirahatnya, ia meninggalkan Apartemen Clarissa menuju ke rumahnya.

*******

Pagi hari Hadi bangun pagi agar dapat ikut sarapan bersama keluarganya. Ternyata sesampai di lantai bawah di ruang makan hanya ada asisten rumah tangga yang membersihkan sisa sarapan.

"Mau sarapan apa mas?" sapa Surti sang ART.

"Kopi dengan nasi goreng aja, Surti," jawab Hadi.

Hadi kemudian berjalan menuju halaman belakang rumah.

Ia yakin Ayahnya ada di sana.

Tepat dugaan Hadi. Ayahnya sedang memberi makan burung peliharaannya. Kegiatan ini merupakan rutinitas ayahnya sejak memasuki masa Purna Bakti.

Ibunya sendiri, Ibu Laela masih aktif mengajar di sebuah Sekolah Dasar.

Menyadari kehadiran Hadi, Ayahnya menyapa, "Eh sudah pulang kamu rupanya Hadi."

"Iya Ayah, tadi malam ada razia begal," sahut Hadi.

"Trus bagaimana, ada yang tertangkap?" Tanya Ayahnya.

"Ada beberapa yang tertangkap, Ayah," jawab Hadi.

"Kamu masuklah dulu sarapan, Ayah tadi sudah sarapan." Ayahnya kembali memberi makan burung piaraannya.

Ketegangan antara ayah dan anak itu sepertinya mulai mereda. Hadi masuk untuk sarapan. Di ruang makan ternyata sudah ada Angga.

"Kamu sudah pesankan Ayah ticketnya?" tanya Hadi pada adiknya

"Belum mas, Ibu mau minta izin ke Kepala Sekolahnya dulu karena rencananya mereka empat hari di sana," terang Angga.

"Oh ya, dimana Adelia?" tanya Hadi karena Adelia tidak nampak di rumah.

"Adelia ikut kelas yoga Mas," jawab Angga.

"Menurut kamu bagaimana dengan keinginan Ayah itu tentang Aku dan Aaliyah, sepertinya kamu kurang setuju?" Hadi meminta penjelasan Angga.

Angga berpikir sejenak kemudian menjawab "Melihat pacar Mas Hadi atau mantan-mantan Mas Hadi, sepertinya kriteria yang Mas Hadi suka tidak ada pada diri Aaliyah. Mas Hadi suka perempuan dewasa sedangkan Aaliyah kadang-kadang masih kekanak-kanakan. Sebenarnya sih aku cemasnya bukan disitu, tapi Mas Hadi bukan type laki-laki yang setia. Jangan sampai malah menyakiti hati Aaliyah."

"Jangan-jangan kamu cemburu ya?" Hadi menggoda adiknya karena tidak ada Adelia di sana.

"Ah Mas Hadi ngawur, aku pria yang setia, nggak seperti Mas Hadi," ujar Angga terkekeh membanggakan diri.

Ekspresi air muka Hadi berubah sewot karena begitu seringnya dicap pemain hati oleh adiknya

Terpopuler

Comments

Jong Nyuk Tjen

Jong Nyuk Tjen

hadi ternyata ud kumbo ya am pacarny clarissa? kl gitu jangan d jodohin dong ke aaliyah , kasian. Hadi jg tkng selingkuh kyny .

2023-10-27

0

Mega

Mega

ini awal kisahnya,ke egoisan ortu yg selalu memaksakan kehendak atas nama ke bahagiaan anak,dgn menjodoh2 kan anak tersebut.hanya para ortu yg bodoh yg sllu bgtu,itu ke egoisan ortu yg sellu mengata namakan ke bahgiaan anak dan timbal balik balas budi kpda ortu,,,, dan jagan salah kan anak kl sampai membangkang terhadap para ortu,dan sllu dan sllu mengancam dgn kematian buat para anak,,, udh basi he para irtu yg egois,kl buat ke bahagiaan anak itu biarkan si anak yg mencari dan tnggl si ortu yg menilai,jgn main jodoh2kan,,,,

2022-12-25

0

Kᵝ⃟ᴸуυℓ∂єρ

Kᵝ⃟ᴸуυℓ∂єρ

Buaya yg bikin klepek² 😁

2022-05-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kisah di Asrama Polisi (Rev 2)
2 Bab 2. Reuni Dua Keluarga (Rev 2)
3 Bab 3. Angga Wedding (Rev 2)
4 Bab 4. Janji Pak Hendrawan (Rev 2)
5 Bab 5. Ayah Yang Terpukul (Rev 2)
6 Bab 6. Memenuhi Keinginan Orang Tua (Rev 2)
7 Bab 7. Sebuah Permulaan (Rev 2)
8 Bab 8. Ketika Hadi Ditolak (Rev 2)
9 Bab 9. Mengapa Aku Malu (Rev 2)
10 Bab 10. Rasa Yang Tak Biasa (Rev 2)
11 Bab 11. Penyelidikan Dimulai (Rev 2)
12 Bab 12. Cinta Dari Mata Turun Ke Hati (Rev 2)
13 Bab 13. Yang Kau Berikan Pada Orang Tua (Rev)
14 Bab 14. Hubungan Tanpa Status
15 Bab 15. Cemburu
16 Bab 16. Cuman Becanda
17 Bab 17. Malam Yang Indah
18 Bab 18. Penolong
19 Bab 19. Antara Sayang dan Rindu
20 Bab 20. Tiga Perempuan
21 Bab 21. Bunga Terakhir
22 Bab 22. Yang Pertama
23 Bab 23. Manusia Bodoh
24 Bab 24. Yang Terpilih
25 Bab 25. Pertunangan
26 Bab 26. Sang Dewi
27 Bab 27. Suaranya
28 Bab 28. Ikuti dia
29 Bab 29. Pengakuan
30 Bab 30. Tidak Dapat Meninggalkannya
31 Bab 31. Pura-pura Tegar
32 Bab 32. Cincin Itu
33 Bab 33. Saatnya Melupakan
34 Bab 34. Pahitnya Penyesalan
35 Bab 35. Menunjukkan Tanggung Jawab
36 Bab 36. Seperti Senja
37 Bab 37. Adelia
38 Bab 38. Hukuman
39 Bab 39. Kembali Ke Nol
40 Bab 40. Langkah Yang Terhenti
41 Bab 41. Tentang Aquina
42 Bab 42. Benci Mas Hadi
43 Bab 43. Bila Jadi Ipar
44 Bab 44. Berbagai Serangan
45 Bab 45. Aaliyah Merindu
46 Bab 46. Cinta Butuh Perjuangan
47 Bab 47. Menjelang Perpisahan
48 Bab 48. Dapatkah senja selamanya?
49 Bab 49. Aaliyah Berulah.
50 Bab 50. Hadi Marah
51 Bab 51. Pasukan Hitam (Revisi)
52 Bab 52. Lebih Awal Jadi Istri (Rev)
53 Bab 53. Panggil Papa Mama
54 Bab 54. Memalukan
55 Bab 55. Ayam Penuh Perjuangan
56 Bab 56. Peluk Cium Vs Uang
57 Bab 57. Mendiamkan Aaliyah
58 Bab 58. Dua Negatif
59 Bab 59. Bawaan Bayi
60 Bab 60. Cemburu
61 Bab 61. Bayi Mungil
62 Bab 62. Sisain Untuk Papa
63 Bab 63. Prahara
64 Bab. 64. Jangan Pernah Ucapkan
65 Bab 65. Apa Aku Bisa?
66 Bab 66. Karena Layyanah
67 Bab 67. Testpack
68 Bab 68. Hadiah Ulang Tahun
69 Bab 69. Aaliyah atau Clarissa
70 Bab 70. Jangan Pernah Coba-coba
71 Bab 71. Tekanan Psikologis
72 Bab 72. Aurora
73 Bab 73. Menguras Uang Suami
74 Bab 74. Tidak Akan Pernah Melepas
75 Bab 75. Hadiah untuk Nyonya Hadi
76 Bab 76. Tuhan Menghukum Papa
77 Bab. 77. Jaga Perasaanku
78 Bab 78. Ruang Tunggu
79 Bab 79. Ketegangan di Bandara
80 Bab 80. Kembalikan Anakku
81 Bab 81. Aaliyah Mengamuk
82 Bab 82. Ikatan
83 Bab 83. Menunggu Aaliyah Pulang
84 Bab 84. Saat Dia Pergi
85 Bab 85. Ujian Yang Tak Berhenti
86 Bab 86. Saya Ingin Kembali Padamu
87 Bab 87. Aaliyah Ujian Cinta Hadi dan Clarissa
88 Bab 88. Mengapa Terlalu Sayang
89 Bab 89. Kemana Aaliyah?
90 Bab 90. Ancaman Clarissa
91 Bab 91. Semua Telah Pergi
92 Bab 92. Cukup Aaliyah Jadi Pelajaran
93 Bab 93. Harus Terima
94 Bab 94. Menyempurnakan Dudanya
95 Bab 95. Agenda Pribadi
96 Bab 96. Hidup Tak Pernah Berpihak
97 Bab 97. Yang Lama Dirindukan
98 Bab 98. Poligami
99 Bab 99. Memantik Emosi Hadi
100 Bab 100. Ibu Fathan dan Ibu Layyanah
101 Episide 101. Saat Bertemu
102 Bab 102. Bilamana Kamu Tak Kembali
103 Bab 103. Karena Layyanah
104 Bab 104. Aaliyah
105 Bab 105. Papa Nabila
106 Bab 106. Toilet Menjadi Alasan
107 Bab 107. Terjebak Dalam Masa Lalu
108 Bab 108. Tidak Boleh
109 Bab 109. Iblis
110 Bab 110. Maafkan Mama
111 Bab 111. Saat Pindah
112 Bab 112. Tawaran Hadi
113 Bab 113. Itu Tujuanku
114 Bab 114. Sekarang Kamu Bebas
115 Bab 115. Galau
116 Bab 116.Penjaga
117 Bab 117. Clarissa dan Aaliyah
118 Bab 118. Hadi PMS
119 Epilog. Perempuan dalam pelukan
120 Extra Part. Menjadi Kembar
121 Extra Part. Rindu Nabila
122 Extra Part. Lay
123 Extra Part. Shopping
124 Extra Part. Baby Pink
125 Extra Part 6. Gen yang Lebih Dominan
126 Extra Part 7. Kekuatan Alam
127 Extra Part 8. Curahan Hati Aaliyah
128 Extra Part 9. Saat Hadi Cemburu
129 Extra Part 10. Bayi Gendra
130 Survey
131 Extra Part 11. My Aaliyah
132 Extra Part 12. Takkan Ada Cinta Yang Lain
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Bab 1. Kisah di Asrama Polisi (Rev 2)
2
Bab 2. Reuni Dua Keluarga (Rev 2)
3
Bab 3. Angga Wedding (Rev 2)
4
Bab 4. Janji Pak Hendrawan (Rev 2)
5
Bab 5. Ayah Yang Terpukul (Rev 2)
6
Bab 6. Memenuhi Keinginan Orang Tua (Rev 2)
7
Bab 7. Sebuah Permulaan (Rev 2)
8
Bab 8. Ketika Hadi Ditolak (Rev 2)
9
Bab 9. Mengapa Aku Malu (Rev 2)
10
Bab 10. Rasa Yang Tak Biasa (Rev 2)
11
Bab 11. Penyelidikan Dimulai (Rev 2)
12
Bab 12. Cinta Dari Mata Turun Ke Hati (Rev 2)
13
Bab 13. Yang Kau Berikan Pada Orang Tua (Rev)
14
Bab 14. Hubungan Tanpa Status
15
Bab 15. Cemburu
16
Bab 16. Cuman Becanda
17
Bab 17. Malam Yang Indah
18
Bab 18. Penolong
19
Bab 19. Antara Sayang dan Rindu
20
Bab 20. Tiga Perempuan
21
Bab 21. Bunga Terakhir
22
Bab 22. Yang Pertama
23
Bab 23. Manusia Bodoh
24
Bab 24. Yang Terpilih
25
Bab 25. Pertunangan
26
Bab 26. Sang Dewi
27
Bab 27. Suaranya
28
Bab 28. Ikuti dia
29
Bab 29. Pengakuan
30
Bab 30. Tidak Dapat Meninggalkannya
31
Bab 31. Pura-pura Tegar
32
Bab 32. Cincin Itu
33
Bab 33. Saatnya Melupakan
34
Bab 34. Pahitnya Penyesalan
35
Bab 35. Menunjukkan Tanggung Jawab
36
Bab 36. Seperti Senja
37
Bab 37. Adelia
38
Bab 38. Hukuman
39
Bab 39. Kembali Ke Nol
40
Bab 40. Langkah Yang Terhenti
41
Bab 41. Tentang Aquina
42
Bab 42. Benci Mas Hadi
43
Bab 43. Bila Jadi Ipar
44
Bab 44. Berbagai Serangan
45
Bab 45. Aaliyah Merindu
46
Bab 46. Cinta Butuh Perjuangan
47
Bab 47. Menjelang Perpisahan
48
Bab 48. Dapatkah senja selamanya?
49
Bab 49. Aaliyah Berulah.
50
Bab 50. Hadi Marah
51
Bab 51. Pasukan Hitam (Revisi)
52
Bab 52. Lebih Awal Jadi Istri (Rev)
53
Bab 53. Panggil Papa Mama
54
Bab 54. Memalukan
55
Bab 55. Ayam Penuh Perjuangan
56
Bab 56. Peluk Cium Vs Uang
57
Bab 57. Mendiamkan Aaliyah
58
Bab 58. Dua Negatif
59
Bab 59. Bawaan Bayi
60
Bab 60. Cemburu
61
Bab 61. Bayi Mungil
62
Bab 62. Sisain Untuk Papa
63
Bab 63. Prahara
64
Bab. 64. Jangan Pernah Ucapkan
65
Bab 65. Apa Aku Bisa?
66
Bab 66. Karena Layyanah
67
Bab 67. Testpack
68
Bab 68. Hadiah Ulang Tahun
69
Bab 69. Aaliyah atau Clarissa
70
Bab 70. Jangan Pernah Coba-coba
71
Bab 71. Tekanan Psikologis
72
Bab 72. Aurora
73
Bab 73. Menguras Uang Suami
74
Bab 74. Tidak Akan Pernah Melepas
75
Bab 75. Hadiah untuk Nyonya Hadi
76
Bab 76. Tuhan Menghukum Papa
77
Bab. 77. Jaga Perasaanku
78
Bab 78. Ruang Tunggu
79
Bab 79. Ketegangan di Bandara
80
Bab 80. Kembalikan Anakku
81
Bab 81. Aaliyah Mengamuk
82
Bab 82. Ikatan
83
Bab 83. Menunggu Aaliyah Pulang
84
Bab 84. Saat Dia Pergi
85
Bab 85. Ujian Yang Tak Berhenti
86
Bab 86. Saya Ingin Kembali Padamu
87
Bab 87. Aaliyah Ujian Cinta Hadi dan Clarissa
88
Bab 88. Mengapa Terlalu Sayang
89
Bab 89. Kemana Aaliyah?
90
Bab 90. Ancaman Clarissa
91
Bab 91. Semua Telah Pergi
92
Bab 92. Cukup Aaliyah Jadi Pelajaran
93
Bab 93. Harus Terima
94
Bab 94. Menyempurnakan Dudanya
95
Bab 95. Agenda Pribadi
96
Bab 96. Hidup Tak Pernah Berpihak
97
Bab 97. Yang Lama Dirindukan
98
Bab 98. Poligami
99
Bab 99. Memantik Emosi Hadi
100
Bab 100. Ibu Fathan dan Ibu Layyanah
101
Episide 101. Saat Bertemu
102
Bab 102. Bilamana Kamu Tak Kembali
103
Bab 103. Karena Layyanah
104
Bab 104. Aaliyah
105
Bab 105. Papa Nabila
106
Bab 106. Toilet Menjadi Alasan
107
Bab 107. Terjebak Dalam Masa Lalu
108
Bab 108. Tidak Boleh
109
Bab 109. Iblis
110
Bab 110. Maafkan Mama
111
Bab 111. Saat Pindah
112
Bab 112. Tawaran Hadi
113
Bab 113. Itu Tujuanku
114
Bab 114. Sekarang Kamu Bebas
115
Bab 115. Galau
116
Bab 116.Penjaga
117
Bab 117. Clarissa dan Aaliyah
118
Bab 118. Hadi PMS
119
Epilog. Perempuan dalam pelukan
120
Extra Part. Menjadi Kembar
121
Extra Part. Rindu Nabila
122
Extra Part. Lay
123
Extra Part. Shopping
124
Extra Part. Baby Pink
125
Extra Part 6. Gen yang Lebih Dominan
126
Extra Part 7. Kekuatan Alam
127
Extra Part 8. Curahan Hati Aaliyah
128
Extra Part 9. Saat Hadi Cemburu
129
Extra Part 10. Bayi Gendra
130
Survey
131
Extra Part 11. My Aaliyah
132
Extra Part 12. Takkan Ada Cinta Yang Lain

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!