Hadi menuruni tangga berjalan menuju ruang makan untuk sarapan. Di sana sudah ada Ayah, Ibu, Angga dan Adelia.
"Mas Hadi tumben telat?" sapa Adelia.
"Adel gak usah basa basi deh, pasti tau penyebabnya. Makanya kalau malam jangan terlalu berisik," Hadi menjawab pertanyaan Adelia sambil menyesap kopi yang telah disiapkan ibunya.
Ayah dan Ibunya tersenyum sudah tahu apa maksud ucapan Hadi. Membuat Adelia tersipu malu.
"Ayah, Hadi sudah memikirkan yang kita bicarakan tadi malam, dan maaf Ayah, Hadi nggak bisa meninggalkan Clarissa untuk Aaliyah." Tanpa kalimat pembuka, Hadi langsung ke inti yang ingin ia sampaikan.
Hadi tidak ingin berlama-lama memikirkan keinginan ayahnya, dan tidak ingin ayahnya terlalu berharap. Tidak perlu mengulur waktu untuk memikirkannya.
Gurat kekecewaan nampak di raut wajah ayahnya. Namun ayahnya diam saja tidak bereaksi.
Justru Angga yang terkejut mendengar apa yang baru dikatakan kakaknya, karena ia sama sekali tidak tahu apa-apa. Namun Angga sudah bisa menebak maksud ucapan Hadi.
"Hadi permisi, mau ke kantor dulu." Setelah meminum air putih, Hadi beranjak dari kursinya.
"Hadi kamu belum sarapan nak!" Ibunya tampak cemas melihat tingkah Hadi yang tidak biasanya.
"Hadi sarapan di kantor saja bu, sudah telat, nanti terlambat apel pagi."
Hadi kemudian meninggalkan meja makan menuju garasi.
Tidak lama setelah Hadi berangkat ke Kantor, Pak Hendrawan menyudahi sarapannya dan masuk ke kamar tidur.
Angga yang dari tadi penasaran bertanya pada ibunya apa yang terjadi.
"Hah Ayah mau menjodohkan Mas Hadi dengan Aaliyah!" Pekik Angga, "Ibu kan tau sendiri Mas Hadi sering main hati, jangan sampai nanti malah nyakitin hati Aaliyah saja."
Angga kurang setuju bila Hadi harus menikah dengan Aaliyah, karena ia tahu Kakaknya itu sudah memiliki seorang kekasih.
"Itu keinginan Ayahmu nak. Ayahmu juga tidak memaksakan. Penentunya tetap saja ke Hadi, dan kamu lihat sendiri kan Hadi tidak mau dijodohkan. Kalian lanjut sarapannya, Ibu mau lihat Ayah dulu di kamar," jawab Ibu Laela dengan gurat wajah cemas.
*****
Setelah kejadian pagi itu, Hadi sudah jarang pulang ke rumah lagi. Kadang ia menginap di luar atau pulang larut malam. Kadang juga di rumah tapi lebih banyak tinggal di kamar.
Hadi juga tidak bergabung di meja makan saat sarapan ataupun makan malam seperti biasanya. Semata-mata ingin menunjukkan sikap protesnya terhadap keinginan Ayahnya.
Ibunya yang mengamati perubahan sikap Hadi menemui putranya itu di kamarnya.
"Nak Hadi, kalau kamu gak mau sama Aaliyah ya nggak apa-apa. Ayah dan Ibu gak maksa kamu kok Nak. Tapi caranya jangan seperti ini. Bahkan kamu sepertinya tidak ingin bertemu dengan kami," kata Ibu Laela.
"Ibu, Hadi sudah dewasa. Tidak sepantasnya lagi Ayah ngatur dengan siapa Hadi mau menikah. Saya dan Clarissa sudah jalan dua tahun Bu. Kalau tiba-tiba saya tinggalkan dia, dimana tanggung jawab saya, Bu? Hadi nggak bisa menjalani pernikahan tanpa cinta," ujar Hadi sambil menyimpan ponselnya di atas nakas.
"Memang benar apa yang dikatakan mas Hadi, Bu." Tiba-tiba saja Angga muncul dari balik pintu.
Rupanya Angga menguping di balik pintu sedari tadi.
"Aaliyah bukan tipe Mas Hadi, usianya juga terpaut jauh. Kalau pernikahannya dipaksakan jangan sampai malah berujung tidak baik. Dan ada salah satu pihak yang harus dikecewakan."
Hadi merasa senang mendapat pembelaan dari adiknya.
"Tapi kamu harus jaga perasaan Ayahmu Hadi. Melihat sikapmu seperti ini Ayahmu jadi terpukul."
Bagaimanapun sebagai seorang Ibu, Ibu Laela cemas melihat hubungan ayah dan anaknya yang menjadi dingin sejak pagi itu.
"Nanti juga baik sendiri bu. Ibu tak perlu cemas," Hadi meyakinkan ibunya.
*******
Malam ini Hadi Putra Hendrawan mengikuti kegiatan razia besar-besaran yang dilaksanakan oleh Polda setempat terkait maraknya aksi pembegalan yang mengusik ketenangan masyarakat.
Hadi memimpin beberapa anggotanya melaksanakan operasi skala besar yang fokus menyisir para pelaku begal.
Setelah pekerjaannya selesai, Ia mengemudikan kendaraannya menuju apartemen Clarissa.
Waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 Dini hari, tapi ia enggan pulang ke rumah. Hadi memilih menginap di apartemen Clarissa saja. Perasaan kecewa dengan keinginan orang tuanya belum sepenuhnya hilang.
Hadi bisa datang kapanpun ke Apartemen Clarissa karena memiliki access card untuk mengakses apartemen tersebut.
Malam ini memang Hadi tidak mengabarkan akan datang kepada Clarissa. Hanya saja ia sedang tidak ingin pulang ke rumah. Apalagi besok adalah hari sabtu, hari libur, ia bisa berlama-lama di apartemen Clarissa.
Clarissa sudah tidur saat Hadi masuk ke dalam kamarnya.
Sejenak Hadi berdiri di samping tempat tidur, memandangi wajah Clarissa yang sudah terlelap. Ia tidak ingin lagi menyakiti hati Clarissa setelah beberapa kali mengecewakannya.
Setelah itu, ia mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah mandi, hanya dengan menggunakan handuk yang melilit pada tubuh, ia berjalan keluar kamar mandi menuju lemari. Beberapa pakaiannya sudah tersimpan dengan rapi sejak lama di lemari pakaian Clarissa.
Saat sementara mengenakan pakaiannya, notifikasi ponselnya berbunyi. Ia menerima pesan dari Angga, adiknya.
ANGGA:
Mas Hadi pulang jam berapa? Ada yang perlu kita bicarakan.
HADI:
Aku gak pulang, sepertinya penting?
ANGGA:
Penting mas.
HADI:
lewat telpon aja.
Kemudian hadi menelpon adiknya Angga
HADI: Ada apa Angga?
ANGGA: Tadi Ayah minta dipesankan ticket ke Kalimantan untuk Ayah dan Ibu, katanya mereka ingin ziarah ke makam Ayahnya Aaliyah.
Aaliyah lagi gerutu batin Hadi
HADI: Ya udah, pesankan aja. Nanti saya ganti uangnya. Sepertinya Ayah memang butuh liburan.
ANGGA: Masalahnya bukan disitu mas, dari Kalimantan mungkin Ayah mau pulang ke Jember. Ayah sudah mengurus kepindahan ibu mengajar. Barang-barangnya juga sudah dipacking, mau dikirim ke Jember.
Jember merupakan kampung halaman Pak Hendrawan.
Mendengar ucapan adiknya Hadi terdiam beberapa saat, kemudian ia memutus percakapan secara sepihak dengan Angga.
Ada rasa bersalah yang mendera hatinya. Ayah, Ibunya dan Angga mengikuti Hadi sejak Hadi ditugaskan di Kota Bandung.
Hadi membeli rumah yang mereka tinggali sekarang untuk orang tuanya sebagai bentuk pengabdian karena ia ingin membahagiakan orang tuanya.
Hadi juga bukan typical anak yang sering melawan orang tuanya.
Kecuali kali ini.
Tanpa membangunkan Clarissa, Hadi mengambil pakaian seragam yang telah ia ganti tadi, tas dan kunci mobil. Lalu dengan langkah senyap agar Clarissa tidak terganggu istirahatnya, ia meninggalkan Apartemen Clarissa menuju ke rumahnya.
*******
Pagi hari Hadi bangun pagi agar dapat ikut sarapan bersama keluarganya. Ternyata sesampai di lantai bawah di ruang makan hanya ada asisten rumah tangga yang membersihkan sisa sarapan.
"Mau sarapan apa mas?" sapa Surti sang ART.
"Kopi dengan nasi goreng aja, Surti," jawab Hadi.
Hadi kemudian berjalan menuju halaman belakang rumah.
Ia yakin Ayahnya ada di sana.
Tepat dugaan Hadi. Ayahnya sedang memberi makan burung peliharaannya. Kegiatan ini merupakan rutinitas ayahnya sejak memasuki masa Purna Bakti.
Ibunya sendiri, Ibu Laela masih aktif mengajar di sebuah Sekolah Dasar.
Menyadari kehadiran Hadi, Ayahnya menyapa, "Eh sudah pulang kamu rupanya Hadi."
"Iya Ayah, tadi malam ada razia begal," sahut Hadi.
"Trus bagaimana, ada yang tertangkap?" Tanya Ayahnya.
"Ada beberapa yang tertangkap, Ayah," jawab Hadi.
"Kamu masuklah dulu sarapan, Ayah tadi sudah sarapan." Ayahnya kembali memberi makan burung piaraannya.
Ketegangan antara ayah dan anak itu sepertinya mulai mereda. Hadi masuk untuk sarapan. Di ruang makan ternyata sudah ada Angga.
"Kamu sudah pesankan Ayah ticketnya?" tanya Hadi pada adiknya
"Belum mas, Ibu mau minta izin ke Kepala Sekolahnya dulu karena rencananya mereka empat hari di sana," terang Angga.
"Oh ya, dimana Adelia?" tanya Hadi karena Adelia tidak nampak di rumah.
"Adelia ikut kelas yoga Mas," jawab Angga.
"Menurut kamu bagaimana dengan keinginan Ayah itu tentang Aku dan Aaliyah, sepertinya kamu kurang setuju?" Hadi meminta penjelasan Angga.
Angga berpikir sejenak kemudian menjawab "Melihat pacar Mas Hadi atau mantan-mantan Mas Hadi, sepertinya kriteria yang Mas Hadi suka tidak ada pada diri Aaliyah. Mas Hadi suka perempuan dewasa sedangkan Aaliyah kadang-kadang masih kekanak-kanakan. Sebenarnya sih aku cemasnya bukan disitu, tapi Mas Hadi bukan type laki-laki yang setia. Jangan sampai malah menyakiti hati Aaliyah."
"Jangan-jangan kamu cemburu ya?" Hadi menggoda adiknya karena tidak ada Adelia di sana.
"Ah Mas Hadi ngawur, aku pria yang setia, nggak seperti Mas Hadi," ujar Angga terkekeh membanggakan diri.
Ekspresi air muka Hadi berubah sewot karena begitu seringnya dicap pemain hati oleh adiknya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Jong Nyuk Tjen
hadi ternyata ud kumbo ya am pacarny clarissa? kl gitu jangan d jodohin dong ke aaliyah , kasian. Hadi jg tkng selingkuh kyny .
2023-10-27
0
Mega
ini awal kisahnya,ke egoisan ortu yg selalu memaksakan kehendak atas nama ke bahagiaan anak,dgn menjodoh2 kan anak tersebut.hanya para ortu yg bodoh yg sllu bgtu,itu ke egoisan ortu yg sellu mengata namakan ke bahgiaan anak dan timbal balik balas budi kpda ortu,,,, dan jagan salah kan anak kl sampai membangkang terhadap para ortu,dan sllu dan sllu mengancam dgn kematian buat para anak,,, udh basi he para irtu yg egois,kl buat ke bahagiaan anak itu biarkan si anak yg mencari dan tnggl si ortu yg menilai,jgn main jodoh2kan,,,,
2022-12-25
0
Kᵝ⃟ᴸуυℓ∂єρ
Buaya yg bikin klepek² 😁
2022-05-16
0